cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
Diglossia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan diterbitkan oleh Fakultas Bahasa dan Sastra Unipdu
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
Louis Vuitton: Advertising Without a Word Eka Pratiwi Desak Putu; Sulatra I Komang
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 14 No. 1 (2022): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v14i1.3018

Abstract

  Abstract Visual communication, especially body language, play a compelling role in communications. People deliver information and messages over their body and accept them from others during the communication process. This study aims at identifying body language shown by the model of the advertisement, as well as discovering the meaning and the roles of body language in Louis Vuitton advertisements.  Louis Vuitton, is a French luxury fashion house and company founded in 1854 by Louis Vuitton. The data was collected by observation method. The researchers watched the advertisement repeatedly and noted important findings related to the research questions. Then, the researchers classified the data based on types of body languages performed by the models, such as eye contact, facial expressions, gestures, postures, and other interesting body movements like touching and dancing. Qualitative method was used to analyze the collected data.  In analyzing the data, the researchers used theory of body signs proposed by Danesi (2004) as the main theory and supported by theory of body language by Pease (2004).  The finding shows that Louis Vuitton perfume video advertisement uniquely deliver messages in a mysterious way without using any promising words.  Keywords: body language, non-verbal communication, meaning, Louis Vuitton   Abstrak Komunikasi visual, khususnya bahasa tubuh, memainkan peranan penting dalam komunikasi.  Orang-orang mengirimkan informasi dan pesan melalui tubuhnya dan sebaliknya menerima informasi dan pesan dari orang lain juga melalui tubuhnya, selama proses komunikasi berlangsung.  Penelitian ini bertujuan  untuk menelaah bahasa tubuh yang digunakan oleh model iklan Louis Vuitton dan menemukan makna serta peranannya dalam periklanan.  Louis Vuitton merupakan rumah mode mewah di Perancis dan sebuah perusahaan yang didirikan pada tahun 1854 oleh Louis Vuitton. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi.  Peneliti menonton iklan Louis Vuitton berulang kali dan mencatat temuan-temuan penting yang berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.  Kemudian, peneliti mengklasifikasikan data berdasarkan jenis-jenis bahasa tubuh yang digunakan oleh model iklan, seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur, postur, dan gerakan tubuh lainnya yang menarik seperti sentuhan atau tarian. Peneliti menggunakan medote kualitatif dalam menganalisis data, dengan menggunakan teori dari Danesi (2004) tentang bahasa tubuh sebagai teori utama dan teori dari Pease (2004) sebagai teori pendukung.  Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa video iklan parfum Louis Vuitton memiliki cara unik untuk menyampaikan pesan tanpa menggunakan kata-kata yang menjanjikan. Kata kunci: bahasa tubuh, komunikasi non-verbal, makna, Louis Vuitton  
KOMPETISI INTRASEKSUAL DI ANTARA TOKOH-TOKOH PEREMPUAN DALAM DONGENG CENDRILLON KARYA TAHAR BEN JELLOUN Tania Intan; Endang Ikhtiarti
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 13 No. 1 (2021): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2156

Abstract

Cendrillon, atau dikenal dengan nama Cinderella, merupakan salah satu dongeng yang berasal dari tradisi lisan Eropa yang diperkenalkan kembali oleh Charles Perrault, sastrawan Perancis dari abad ke XVII. Tahar Ben Jelloun, pengarang ternama frankofon pada abad XX pun mereka ulang kisah tersebut secara oriental dengan konteks kultur Arab-Islam sebagai latar sosial cerita. Sekalipun terjadi sejumlah deviasi, Jelloun masih mempertahankan struktur dasar dari dongeng tersebut, termasuk sekuen-sekuen persaingan di antara tokoh Cendrillon dengan kedua saudari tirinya. Penelitian ini ditujukan untuk menguraikan kompetisi intraseksual di antara tokoh-tokoh perempuan dalam dongeng Cendrillonyang terdapat di dalam kumpulan cerpen Mes Contes de Perrault(2014) karya Tahar ben Jelloun. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra dan kritik sastra feminis. Data dikumpulkan melalui teknik simak-catat setelah melalui pembacaan tertutup. Data dalam bahasa Perancis tersebut kemudian diterjemahkan, diklasifikasi, diinterpretasi, dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada dua pihak yang berkompetisi, yaitu Cendrillon, yang dibantu oleh Lalla Aïcha sebagai ibu peri, melawan kedua saudari tirinya yang dibantu oleh ibu mereka, Fatma. Kompetisi intraseksual di antara perempuan dalam dongeng Cendrillondidasari oleh motif pencarian pasangan. Bentuk kompetisi yang terungkap adalah promosi diri, penghinaan pada lawan, dan agresi secara langsung atau tidak langsung. Dampak dari kompetisi intraseksual adalah langgengnya nilai-nilai patriarki dan menetapnya posisi subordinat pada perempuan-perempuan yang bertikai.
Madurese Women and the Politics of Marriage: A concept of Marriage in the Globalization Era Miftahur Roifah
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 13 No. 1 (2021): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2194

Abstract

Globalization has contributed to the intensification of worldwide social relations that continuously increases the interconnectedness of people from diverse cultures. Its implication creates possibilities in spreading new or certain ideas through accessible telecommunication and the internet. It is undeniable that Madura is also affected by globalization particularly its cultural practices. Madurese people have frequently been confronted with a problematic phenomenon in their marriage tradition because arranged marriage and early marriage are still commonly practiced and have been passed down over generations for a long time. Both of the practices give unfair treatment to women since they violate their autonomy and independence. As globalization opens access to a new perspective of life, as people can experience another culture by traveling or connected through the internet, it provides a huge influence on the way people think, reacts, and responds to their own culture or tradition. In connection with this phenomenon, this study is going to elucidate how young Madurese women who have been exposed to the use of media and the internet conceptualize their marriage ideas, whether they still follow the old tradition or they have constructed a new concept of marriage. By applying a qualitative method, this study will conduct an interview and distribute a questionnaire to young Madurese women studying at the University of Trunojoyo Madura. The results indicate that globalization to some extent constructs the new perception of marriage for young Madurese women and builds a variety of interpretations based on what and how they connect themselves with the world outside their community. 
Rekonstruksi Mitologis dalam Novel Putri Cina Karya Sindhunata Arif Hidayat; Diana Tri Rahayu
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 13 No. 1 (2021): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2291

Abstract

Dalam membaca novel Putri Cina karya Sindhunata dihadapkan pada dua persoalan yang membelit pikiran. Pertama, melihat novel ini sebagai novel yang memuat persoalan kehidupan dalam kurun sejarah hingga sekarang dalam usaha untuk mendelegitimasi sejarah. Persoalan pertama ini sudah saya pahami sebagai sebuah pesan dan pengetahuan yang dimunculkan di dalam karya sastra. Kedua, diharuskan untuk melihat gambaran persoalan masyarakat yang penuh dengan mitos. Mitos-mitos itu sendiri pun bermain bebas, juga meloncat-loncat dan masih dipercaya oleh masarakat Indonesia hingga kini.
Strategi Pendefinisian Makna dalam Karya Sastra Bergenre Fiksi Ilmiah InterWorld dan Terjemahannya Rizkana Aprieska
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 13 No. 1 (2021): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2416

Abstract

Fokus penelitian ini adalah melihat strategi pendefinisian makna pada kata, istilah, maupun konsep baru kreasi pengarang dalam karya sastra fiksi ilmiah dan bagaimana penerjemah menerjemahkannya. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah 1) memaparkan strategi pendefinisian makna kata, istilah, atau konsep yang digunakan penulis dalam novel InterWorld dan 2) memaparkan strategi pendefinisian makna yang digunakan penerjemah pada terjemahan novel Interworld. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah novel InterWorld dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Pengumpulan data menggunakan metode simak catat. Hasil penelitian ini memperlihatkan 1) strategi yang digunakan oleh penulis adalah strategi genus dan diferensiasi serta strategi berdasarkan konteks atau contoh khusus, dan 2) tidak ada perubahan ataupun penambahan kata yang dilakukan penerjemah untuk membantu memperjelas makna kata dan istilah yang dibuat penulis.Kata kunci: semantik, strategi pendefinisian makna, fiksi ilmiah, penerjemahan fiksi ilmiah
Penari dan Budaya Patriarki dalam Novel Gelang Gendhuk Centini Karya Nurul Swandari Wahyuning - Afifah; Adi Setijowati
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 13 No. 1 (2021): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2479

Abstract

Artikel ini membahas tentang objektifikasi para perempuan penari padepokan Rahasna dalam novel Gelang Gendhuk Centini. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis melalui pembacaan mendalam pada objek penelitian yang berbentuk novel. Data-data berupa kata, frasa, dan kalimat kemudian dianalisis menggunakan teori struktur naratif dari A.J Greimas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi yang ada dalam novel tersebut bermuara pada kesimpulan tentang objektifikasi pada perempuan melalui tindakan pelecehan dalam bentuk verbal maupun fisik. Pelecehan ini dilakukan tanpa adanya perlawanan yang menggambarkan ketertundukkan perempuan-perempuan penari terhadap kuasa laki-laki demi mendapatkan ketenaran.   
Refleksi Sosial dan Kontemplasi Pendidikan Karakter dalam Novel Sampah di Laut, Meira karya Mawan Belgia Devi Laila Maghfiroh; Arif Mustofa
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 14 No. 2 (2023): April
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v14i2.2077

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengupas bentuk refleksi sosial yang terkandung dalam novel Sampah di Laut, Meira berdasarkan perspektif Ian Watt; (2) menginterpretasikan kontemplasi pendidikan karakter yang terkandung dalam novel Sampah di Laut, Meira. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dan studi pustaka. Sumber data utama penelitian ini adalah novel Sampah di Laut, Meira karya Mawan Belgia. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra perspektif Ian Watt. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan teknik catat. Teknik validasi data melalui tahapan peningkatan ketekunan, triangulasi, dan diskusi. Hasil penelitian dalam novel Sampah di Laut, Meira yaitu: (1) bentuk refleksi sosial terdiri atas sembilan bentuk masalah sosial, yaitu kemiskinan, kriminalitas, disorganisasi keluarga, pencemaran, kenakalan remaja, disekuilibrium gender, kasta dalam hukum, stigma/labelling negatif, dan kebodohan; (2) kontemplasi pendidikan karakter menunjuk pada karakter peduli lingkungan dengan melihat dari perspektif agama, kesejahteraan, bahasa, ruang lingkup, tanggung jawab, dan sastra.
Variasi Bahasa pada Masyarakat Tutur Kota Jakarta Selatan Nada Hanifah; Akifah Humaira Salsabila; Nur yani
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 14 No. 2 (2023): April
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v14i2.2885

Abstract

DKI Jakarta merupakan daerah ibukota negara Indonesia yang terkenal dengan arus transmigrasinya yang besar. Oleh karena iu, banyak budaya dan bahasa yang mengisi daerah ini. Dengan melakukan penelitian di Jakarta Selatan, peneliti berhasil meneliti variasi bahasa Indonesia di kota tersebut. Ditemukan bahwa variasi tingkat tutur bahasa Indonesia klasifikasi kesopanan di Jakarta Selatan ditandai dengan pemilihan diksi kata ganti orang. Kata ganti Saya-Anda lumrah digunakan sebagai variasi sopan yang diterapkan di lingkup pekerjaan dan akademik; kata ganti Aku-Kamu lumrah digunakan sebagai variasi biasa yang diterapkan di lingkup keluarga atau percintaan; sedangkan kata ganti Lu-Gua lumrah digunakan sebagai variasi kasar yang diterapkan di lingkup pertemanan akrab. Selain itu, tidak ditemukan pembedaan diksi yang menentukan tingkat tutur seseorang dalam hal kesopanan pada variasi bahasa Indonesia di Jakarta Selatan.
The Reflection of Japanese Culture in Snow Country by Yasunari Kawabata Meria Zakiyah Alfisuma; Eka Susylowati; M. Masqotul Imam Romadlani; Achmad Fanani
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 14 No. 2 (2023): April
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v14i2.3081

Abstract

Yasunari Kawabata is a Japanese writer who won the Nobel Prize in literature. One of his most popular novels entitled Snow Country is full of Japanese cultural values. The purpose of this study is to examine the extent to which the novel Snow Country reflects the life and culture of Japanese society. The method used is descriptive qualitative which describes and analyzes the collected data taken from the quotations of the novel. In analyzing the data, the writers use the mimetic approach and the concept of culture by Hammersley (2019) to reflect aspects of Japanese culture in literary works based on reality. The result of the study proves that the cultural depiction in Snow Country is in accordance with the cultural reality that exists in Japan, and based on the concept of culture by Hammersley, the culture found in this novel are divided in the form of Japanese cultural tools, cultural environment and the life of Geisha. The Japanese cultural tools including traditional drink ‘Sake’, traditional clothes/dress ‘Kotatsu, Kimono and Yukata’, art ‘Kabuki’ and music ‘Shamisen’, art or mode of Japanese houses in Daimyo Period, Traditional Japanese Houses ‘Shouji Sliding Doors’ and ‘Tatami’. Japanese cultural environments are found by the depiction of situations in Hot Springs ‘Onsen’, habits of Japanese society in autumn and winter. The last, one of the cultures of Japanese is also depicted by the art of Geisha, that is the life of Geisha and Geisha house “Okiya”, Keywords: mimetic, novel, culture, and Japan
Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Drama Korea “Squid Game” Ni Gusti Ayu Dhyana Widyadewi; Ranti Julita; Nani Sunarni
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol. 14 No. 2 (2023): April
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v14i2.3263

Abstract

Penelitian ini membahas pelanggaran maksim prinsip kerja sama yang terjadi di dalam drama Korea “Squid Game”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelanggaran maksim-maksim prinsip kerja sama yang terjadi pada tuturan yang diujarkan oleh tokoh-tokoh dalam drama Korea “Squid Game” beserta implikatur-implikatur yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan pelanggaran maksim prinsip kerja sama pada setiap data tuturan yang ditemukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu simak bebas libat dan catat dengan data berupa tuturan-tuturan yang melanggar maksim prinsip kerja sama. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasilnya ditemukan 22 data yang melanggar prinsip kerja sama, yang terdiri dari 5 data melanggar maksim kuantitas, 4 data melanggar maksim kualitas, 13 data melanggar maksim relevansi, dan 3 data melanggar maksim cara. Pelanggaran terbanyak terjadi pada maksim relevansi dan paling sedikit pada maksi cara. Selain pelanggaran maksim, ditemukan juga berbagai implikatur yang terkadung di dalam tuturan-tuturan yang disampaikan yaitu berupa implikatur untuk menyatakan meminta, berbohong, memberikan informasi, menyatakan, menyindir, menjelaskan, penolakan, dan menuduh.

Page 2 of 19 | Total Record : 183