cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 332 Documents
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN KOMPUTER BAGI MAHASISWA FKIP PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH Aulia Novemy Dhita
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 2, Agustus 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v4i3.4348

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran bahasa pemrograman komputer bagi mahasiswa FKIP program studi pendidikan sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research & Development (R&D) yang mengadopsi dari model pengembangan Dick and Carey. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan sejarah yang mengikuti mata kuliah Pembelajaran Berbasis IT (Informasi dan Teknologi). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan analisis kebutuhan diketahui bahwa sebagai calon guru sejarah memerlukan materi bahasa pemrograman untuk dapat menciptakan permainan mereka sendiri sehingga menghasilkan media belajar yang tepat untuk diterapkan; (2) dihasilkannya prototipe bahasa pemrograman komputer bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya dan tervalidasinya media pembelajaran bahasa pemrograman komputer oleh ahli bahasa, media cetak, materi dan desain pembelajaran.Kata kunci: Media, Bahasa Pemrograman Komputer, Pendidikan Sejarah
HIZBUT TAHRIR DI MAKASSAR, 1994-2012 Nurhidayat .
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2323

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan latar belakang masuknya pengaruh atau pemikiran-pemikiran, perkembangan, serta dampak adanya Hizbut Tahrir di Makassar, 1994-2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa gerakan ini bertujuan untuk mewujudkan syariah Islam dibawah satu bendera, yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Gerakan sosial yang digunakan Hizbut Tahrir di Makassar adalah dengan melakukan pengkaderan secara intensif kepada calon anggota Hizbut Tahrir dan melakukan penyadaran tentang wajibnya penerapan syariah Islam dibingkai dengan Khilafah kepada semua elemen masyarakat diluar Hizbut Tahrir dengan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan dan menyebarkan pemikiran-pemikirannya. Sementara infiltrasi gerakannya, Hizbut Tahrir mengarahkan pencarian kontak kader baru di masjid-masjid, kampus, sekolah, kalangan dosen, tokoh masyarakat dan tokoh agama, majelis taklim, dan sebagainya yang dinilai strategis untuk mengembangkan pemikiran-pemikirannya. Media yang dijadikan corong untuk memperkenalkan pemikirannya menggunakan media cetak dan elektronik dengan memanfaatkan jaringan internet.
Bulukumba di Tengah Pergolakan DI/TII 1952-1965 Widia Astuti Ansar; Ahmadin Ahmadin; M. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 3, Desember 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.185 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i1.6679

Abstract

This paper discusses the background of the DI/TII in Bulukumba, the activity of the DI/TII, as well as the impact of the existence of the DI/TII to the community Bulukumba for a period of 1952-1965. The results showed the existence of the DI/TII in Bulukumba be supported by the state of the geographical area Bulukumba the part of the hills and forests so thick. The demographic with the majority of the Islamic and are strong among the public and DI/TII the factors the existence of the DI/TII in the region. In this study were presented also factor in the Bulukumba in motion DI/TII the leadership of the Kahar Muzakkar. During its existence, a variety of activities be done, among others, kidnapping, robbery on the ground and at sea, the burning of the people's houses, facilities and infrastructure of government, as well as acts of sabotage in the form of the destruction of the bridge, felling trees, digging the road to hamper the mobility which is “enemy” of DI/TII. The impact of the DI/TII in Bulukumba to its velocity of the economy because the closing of the access between “town and village”, education did not good well because most of the teachers and school students were abducted by a gang of DI/TII, the removal of the social strata and activities that deviate from the teachings of Islam. The method used in this study the method of historical research with through four stages, namely : heuristics, the criticism, an interpretation, and historiography. Heuristik is an activity of collecting the history associated with the topic of discussion through research library and an interview. Criticism of the form of criticism external and criticism of internal matters in order to get an authentic. Then the interpretation or the provision of the meaning of the data obtained as to be compiled into the historical facts, which was written into works of history are arranged in chronological order. 
PERLAWANAN RAKYAT TOPOKA DI LUWU (1914) Harpita Sapitri; Muh. Rasyid Ridha; Ahmadin Ahmadin
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 2 April - Juni 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i2.8423

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Latar belakang terjadinya Perlawanan Rakyat Topoka di Luwu, jalannya perang Topoka di Luwu sebagai bentuk perlawanan rakyat terhadap Belanda, dan akhir perang Topoka terhadap rakyat dan Pemerintah Hindia Belanda di Luwu. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang melalui beberapa tahapan yaitu terdiri dari  pengumpulan sumber (Heuristik) dengan cara wawancara dan sumber buku, kritik (kririk internal dan kritik eksternal), interpretasi (penafsiran), dan penulisan (historiografi). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa : 1) Belanda memaksa rakyat membuat jalanan dan jembatan-jembatan untuk memperlancar roda jajahannya. Paksaan itu berlaku paling keras dan kejam di Kecamatan Suli. Bukan saja pembuatan jalanan dan jembatan. Selain itu, sistem pemungutan pajak yang bersifat sewenanng-wenang memperparah kondisi rakyat. 2) Belanda mengetahui bahwa penduduk yang membangkang berkumpul di Topoka, Asisten Residen Luwu berangkat ke Topoka dan bermaksud menangkap penduduk yang melawan dan merampas senjatanya. Di tempat itu akhirnya terjadi perkelahian antara pasukan Belanda dengan penduduk Topoka. Kemudian serangan balasan dilakukan penduduk Topoka terhadap barak pasukan Belanda dipinggir sungai Suli yang sementara dibuat jembatan. 3) Awal dari perlawanan menyebabkan kurang lebih dari 10 orang pihak Topoka Tewas, dan 2 orang dari pihak Belanda. Akhir dari Perlawanan Topoka yang menyebabkan , lebih 20 orang Belanda yang luka-luka dan 1 orang dari Belanda tewas, sedangkan dari pihak Topoka, kira-kira 40 orang luka-luka dan 10 orang tewas. Dan penangkapan terhadap tokoh-tokoh penting yang dianggap terlibat dari perang perlawanan tersebut.Kata Kunci: Perlawanan Rakyat Topoka Di Luwu (1914)
Transportasi Kereta Api Rute Makassar- Takalar (1922- 1930) Fadli Nasrul; Najamuddin Najamuddin; Asmunandar Asmunandar
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.332 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8514

Abstract

 Tulisan ini mengkaji tentang Transportasi Kereta Api Rute Makassar – Takalar 1922 – 1930. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transportasi kereta api sangat penting bagi kalangan masyarakat pribumi dan Hindia – Belanda. Kereta api di Hindia – Belanda resmi dibuka untuk umum pada tahun 1867 di Semarang, Pembangunan jalur kereta api pertama di Jawa sepanjang 25 kilometer yang dilakukan oleh perusahaan Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij ini nantinya juga berhasil menghubungkan beberapa kota di Jawa. Keberhasilan NISM membangun jaringan kereta api dalam perjalanannya juga berhasil menarik minat perusahaan lain dan juga pemerintah Hindia Belanda sendiri untuk ikut membangun jaringan kereta api. Selain Jawa, jaringan kereta api juga dibangun di Sumatera dan Sulawesi. Adapun di Sulawesi Selatan jalur perkerata apian resmi dibuka pada tahun 1922 yang menghubungkan Makassar – Takalar sepanjang 47 Km. Tercatat 20 tempat pemberhentian resmi. Pemberhentian tersebut terdiri dari 8 halte (stasiun) dan 12 stopplats (halte). Pembuatan jalur kereta api ini selain untuk kepentingan perekonomian dengan mengangkut berbagai komoditi yang laku di pasaran, juga untuk kepentingan politik, dan militer.   Hal itu dapat dilihat dari keberadaan jalur dan transportasi kereta api yang mengangkut serdadu Belanda guna meredam gerakan I Tolok Dg. Magassing. Penelitian ini digolongkan dalam sejarah transportasi karena ruang lingkup pembahasan berkaitan dengan perkembangan moda transportasi dan juga hubungan moda transportasi tersebut dengan aspek ekonomi, politik, dan militer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode sejarah yang terbagi atas tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi arsip dan studi pustaka.Kata Kunci : Transportasi, Kereta Api, Makassar - Takalar This paper examines Railway Transportation Route Makassar - Takalar 1922 - 1930. The results of this study indicate that railroad transportation is very important for the indigenous and Indies - Dutch circles. The train in the Indies - the Netherlands was officially opened to the public in 1867 in Semarang. The construction of the first 25 kilometer railway line in Java carried out by the Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij company later succeeded in connecting several cities in Java. The success of NISM in building the railroad network on its journey also succeeded in attracting the interest of other companies and also the Dutch East Indies government itself to join in building the railroad network. In addition to Java, railway networks are also being built in Sumatra and Sulawesi. Whereas in South Sulawesi the railway lane officially opened in 1922 which connected Makassar - Takalar along 47 km. Recorded 20 official stops. The stop consists of 8 stops (stations) and 12 stopplats (stops). The making of this railroad is not only for the sake of the economy by transporting various commodities that sell well in the market, but also for political and military interests. This can be seen from the existence of railroad lines and transportation that transported Dutch soldiers to reduce the movement. I Tolok Dg. Magassing. This research is classified in the history of transportation because the scope of the discussion relates to the development of modes of transportation and also the relationship of modes of transportation with economic, political and military aspects. The method used in this study is a historical method which is divided into stages: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The method of data collection is done by means of archival studies and literature studies.Keywords: Transportation, Railways, Makassar - Takalar
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DI KELAS XII IPS SMA NEGERI I MANGKUTANA. Ervan Budianto
PATTINGALLOANG Vol. 1 No. 1 Januari - Maret 2014
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v1i1.823

Abstract

AbstrakPenelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dimana dalam penelitian ini di laksanakan sebanyak dua siklus dan masing-masing siklus di laksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Prosedur penelitian yang di gunakan meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa keas XII IPS 6 SMA Negeri I Mangkutana yang berjumlah 28 siswa yag terdiri 12 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan, Tahun ajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan motivasi belajar hal ini dapat di lihat dari hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dan Siklus II. Hasil observasi pada siklus I pertemuan ke 1 diperoleh 58.33% berada dalam kategori rendah, pertemuan ke 2 diperoleh 70% berada dalam kategori sedang dan pertemuan ke 3 diperoleh75% berada dalam kategori tinggi, Sedangkan hasil observasi pada siklus II pertemuan ke 1 diperoleh 60% berada dalam kategori sangat sedang, pertemuan ke 2 diperoleh 83.33% berada dalam kategori tinggi dan pertemuan ke 3 diperoleh 91.66% berada dalam kategori sangat tinggi. Hasil angket yang diperoleh pada siklus 1 adalah skor total 2578 menghasilkan presentase rata-rata motivasi belajar 73.65% dengan kategori cukup sedangkan hasil angket pada siklus II diperoleh skor total  2898 dan menghasilkan presentase rata-rata motivasi belajar 82.8% berada dalam kategori tinggi.  Kata kunci : Motivasi Belajar, Pelajaran Sejarah dan Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri I Mangkutana
PASAR SAYUR SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG (2004-2015) Marini .; Jumadi .; Najamuddin .
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 1, April 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.416 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v4i2.3871

Abstract

Artikel ini membahas tentang awal mula berdirinya Pasar Sayur Sub Terminal Agribisnis di Kabupaten Enrekag. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasar sayur sub terminal agribisnis dibangun tahun 2004 dan mulai digunakan setelah diresmikan tahun 2007. Berdasarkan hasil penelitian, pembangunan pasar sayur sub terminal agribisnis di Kabupaten Enrekang memiliki potensi yang sangat besar di sektor agribisnis sayuran dan hingga kini menjadi pemasok kebutuhan produk-produk sayuran, berbagai produk agribisnis sayuran seperti wortel, kubis, kentang, bawang merah, daun bawang dan lain-lain yang mengalir ke berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan luar pulau Sulawesi Selatan. Awalnya pasar sayur sub terminal agribisnis di kelolah oleh perusahaan daerah kemudian di gantikan oleh dinas pertanian. Karena pada saat itu perusahaan daerah tidak sanggup lagi mengelolah pasar sehingga memberikan pengelolaan kepada dinas pertanian. Untuk memperlancar pengelolaan pasar pemerintah mengeluarkan peraturan daerah tentang pengelolaan pasar sub terminal agribisnis Kabupaten Enrekang nomor 8 tahun 2010.  Kata Kunci : Pasar, Sayur Sub Terminal Agribisnis, Sumillan, Kabupaten Enrekang.
BIOSKOP DI KOTAMADYA UJUNG PANDANG (1971-1999) Rahmatia Rahmatia
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8413

Abstract

Bioskop di Kotamadya Ujung Pandang telah ada pada abad ke-30 yang di bawah oleh orang Belanda. Yang kemudian di ikuti oleh orang Cina sebagai suatu kebanggan untuk menyambut orang-orang Belanda. Kemudian terjadi penggolongan Bioskop yang diakibatkan oleh faktor ras, ekonomi, jenis film, dan fasilitas gedung. Pada tahun 1970-an jumlah Bioskop di Kotamadya Ujung Pandang sekitar 25 gedung Bioskop namun pada tahun 1990-an itu mengalami penurunan diakibatkan kerena adanya televisi, monopoly film oleh studio 21, serta adanya VCD dan DVD bajakan. periode emas dalam perbioskopan di Kotamadya Ujung Pandang adalah tahun 1970-an. Periode emas ini juga ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mengunjungi Bioskop sehingga kehadiran Bioskop menjadi sesuatu yang menghibur bagi masyrakat. Bioskop di Kotamadya Ujung Pandang memiliki banyak peranan diantaranya dijadikan sebagai usaha Bisnis, sebagai media hiburan bagi masyarakat, selain itu Bioskop juga di jadikan sebagai gaya hidup bagi masyarakat, dan yang paling penting bahwa Bioskop juga berperan dalam pendidikan utamanya sebagai pemberi informasi dan pengetahuan bagi masyarakat pada saat itu. Kata Kunci: Bioskop, Kotamadya Ujung Pandang
KOMUNITAS NELAYAN LAGGOPPO DI KABUPATEN BONE (1972-2010) Amirullah amirullah
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 1, April 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v4i2.3855

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana dinamika perkembangan komunitas nelayan Laggoppo Desa Massangkae Kec. Kajuara Kab. Bone tahun (1970-2010), bagaimana kondisi awal dan perkembangan serta dampak masuknya Modernisasi terhadap dinamika komunitas nelayan di Laggoppo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kondisi awal kehidupan komunitas nelayan di Laggoppo menjelang masuknya Modernisasi. (2) Menjelaskan perkembangan komunitas nelayan di Laggoppo setelah masuknya modernisasi. Penelitian ini bersifat deskriptif historis dengan menggunakan metode sejarah yakni heuristik dengan cara mengumpulkan sumber sebanyak-banyaknya, kritik yakni bertujuan untuk pengujian terhadap sumber-sumber, interpretasi yaitu penentuan kedudukan yang berdasarkan pada penganalisian sumber-sumber kemudian selanjutnya penulisan dan pengungkapan sejarah secara tertulis yakni  historiografi .Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa penggunaan tehnologi modern dalam usaha penangkapan ikan di Laggoppo di mulai sejak tahun 1972 dan terus mengalami perkembangan sampai sekarang yang telah membawa perubahan terhadap kehidupan komunitas nelayan baik dari segi pola kegiatan, hubungan kerja serta sistem bagi hasil dan membawa dampak yang sangat positif terhadap kehidupan komunitas nelayan di Laggoppo Desa Massangkae dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Kesemuanya ini tidak terlepas dari kemajuan dan penerapan tehnologi modern, dalam rangka meningkatkan produksi nelayan, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahtraan komunitas nelayan. Namun ada beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian yakni ketidak pekaan pemerintah dalam memberikan bantuan penyuluhan pada komunitas nelayan, baik dalam sistem pembagian hasil kerja dan kesadaran masyarakat nelayan akan arti penting pendidikan yang lebih tinggi bagi peningkatan kualitas pekerjaan sebagai nelayan.
PERJUANGAN ORANG-ORANG LIMBUNG DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI (1945-1949) Syamsul Bahri
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 2 April - Juni 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.815 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i2.7099

Abstract

ABSTRAKDari hasil yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan bahwa perjuangan orang-orang Limbung dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945-1949, dipelopori oleh beberapa tokoh masyarakat di Limbung seperti Pattola Bali, Sultan Daeng Mile, dan Baharuddin Sarro, dalam kelaskaran BUKA Limbung. Pattola Bali memiliki peran sebagai pimpinan ketua kelaskaran dengan tugas memimpin setiap penyerangan, mengatur strategi, memberikan instruksi, mengarahkan, mengkoordinasi setiap tindakan yang akan diambil dalam melakukan penyerangan terhadap pihak Belanda, KNIL. Sultan Mile berperan sebagai sekretaris, yang bertugas untuk mengurusi hal persuratan ketika akan melakukan hubungan atau memberi kabar/pesan kepada pejuang lainnya, selain itu Sultan Mile hanya mengikuti setiap perintah yang diamanahkan kepadanya. Sedangkan Baharuddin Sarro yang memiliki peran sebagai komandan pasukan yang bertugas menjalankan setiap instruksi atau perintah dari ketua kelaskaran, mengatur dan mempersiapkan pasukan yang akan digunakan dalam melakukan penyerangan. Limbung menjadi salah satu daerah pusat basis perjuangan rakyat dalam menggempur setiap serangan yang dilancarkan Belanda untuk melemahkan perjuangan masyarakat setempat. Perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia telah memberikan dampak tersendiri bagi para pejuang kemerdekaan hingga pada dampak yang diterima bagi pihak kolonial Belanda dalam mencoba ingin kembali berkuasa di Indonesia.

Page 11 of 34 | Total Record : 332