cover
Contact Name
Amirullah
Contact Email
amirullah8505@unm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.pattingalloang@unm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pattingalloang : Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan
Jurnal Pattigalloang adalah Publikasi Karya Tulis Ilmiah dan Pemikiran Kesejarahan dan ilmu-ilmu sosial.
Articles 332 Documents
PETANI TAMBAK UDANG DI KECAMATAN MINASATE’NE KABUPATEN PANGKEP (2010-2015) Mansyur, Khumairah; ., Najamuddin; ., Jumadi
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 1, April 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.47 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v4i2.3870

Abstract

Artikel ini membahas tentang petani tambak udang di Kecamatan Minasate’ne. Faktor yang mendorong dilakukannya usaha tambak udang di Kecamatan Minasate’ne dikarenakan kondisi lingkungan di Kecamatan Minasate’ne sangat mendukung karena cukup banyak lahan tambak. Keberadaan tambak udang di Kecamatan Minasate’ne dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat petani tambak, terbukti dengan terjalinnya kerjasama terhadap perusahaan-perusahan kawasan industri yang berada di kota, daerah luar Sulawesi bahkan sampai ke luar negeri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa petani tambak juga mampu memberikan dampak positif bagi Kabupaten Pangkep, dengan kemajuan tambak udang di Kecamatan Minasate’ne mampu membawa nama Kabupaten Pangkep menjadi kabupaten penghasil udang yang cukup besar serta patut diperhitungkan dalam bidang perikanan khususnya dibidang pertambakan.Kata kunci : Petani Tambak Udang di Kecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkep   
PERLAWANAN RAKYAT TABULAHAN DAN BAMBANG MENENTANG KEHADIRAN BELANDA DI PITU ULUNNA SALU (1908) Budiharjo, Budiharjo
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 1 Januari - Maret 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2.165 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i1.8412

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum kedatangan colonial Belanda di Pitu Ulunna Salu, masyarakat Tabulahan dan Bambang hidup dalam tatanan Ada’ Pemali Appa’ Randanna. Pada masa colonial Belanda, kedua daerah ini melakukan perlawanan dengan alas an kedatangan Belanda akan menggangu tatanan kepemimpinan local serta tatanan kehidupan dalam Ada’ Pemali Appa Randanna. Para pejuang dari kedua daerah ini melakukan penyerangan terhadap patrol Belanda diwilayah Pote’Leha. Namun karena kalah dalam siasat dan persenjataan,  maka daerah ini dapat dikuasai. Sepanjang perlawanan ini berlangsung,  banyak  yang  menjadi korban baik dipihak Tabulahan dan Bambang maupun dipihak Belanda. Tabulahan dan Bambang dimasukkan dalam pemerintahan Afdeling Mamuju tahun 1908 dan dijadikan daerah pekabaran Injil sejak tahun 1920. Akan tetapi,  karena bukan merupakan pusat pemerintahan maka tidak banyak perubahan yang didapatkan; justru Tabulahan dan Bambang menjadi terasing dalam sejarah local Pitu Ulunna Salu.Masyarakat Tabulahan dan Bambang telah berjuang keras untuk menolak kehadiran Belanda namun, nampaknya persenjataan  yang maju menjadi kunci sebuah kemenangan.  Setelah daerah tersebut dikuasai Belanda Masyarakat tidak lagi sepenuhnya hidup dalam tatanan Pemali Appa’ Randanna melainkan tatanan politik kolonial. Kata Kunci: Perlawanan Rakyat Tabulahan dan Bambang Menentang Belanda di Pitu Ulunna Salu
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI YANG DEMOKRATIS, HARMONIS DAN PARTISIPASI DI INDONESIA A. Aco Agus, A. Aco Agus
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 4 Oktober - Desember 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.267 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i4.3222

Abstract

Masyarakat madani (Civil Society) adalah masyarakat berperadaban yang memiliki kebebasan untuk merefleksikan kreatifitas dan dinamikannya secara egaliter dan kompetitif, memiliki etos kerja, mandiri, sejahtera dalam suasana berkeadilan dilandasi oleh iman   dan taqwa menuju cita kehidupan yang telah disepakati serta di atur oleh norma hukum dengan sistem yang transparan. Perwujudan masyarakat madani ditandai dengan karakteristik masyarakat madani yaitu : wilayah publik yang bebas (Free publik sphere), demokrasi, toleransi, kemajemukan (pheralism), keadilan sosial. Strategi membangun masyarakat madani di Indonesia dapat dilakukan melalui integrasi nasional dan politik, reformasi sistem politik, demoktrasi, pendidikan dan penyadaran politik. Kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia yaitu : publikfrust clientelisme yang melekat dalam interaksi antara pemerintah dan pengusaha, kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata, masih rendahnya pendidikan politik masyarakat, tingginya angkatan kerja yang belum sterserapi karena lapangan kerja yang terbatas.
PEREDARAN GANJA DI MAKASSAR (2005-2014) Awaluddin Awaluddin
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 2 April - Juni 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.772 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i2.7097

Abstract

Penelitian ini bersifat  desktiptif analisis dengan menggunakan metode historis melalui tahapan: heuristik atau pengumpulan data, kritik, interpretasi, dan tahap penulisan atau historiografi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berbagai instansi pemerintah gencar melakukan usaha penanggulangan seperti Badan Narkotika Nasional Propinsi dan Badan Narkotika Kota Makassar yang melakukan penyuluhan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan penindakan serta usaha yang dilakukan Polrestabes Makassar seperti pembinaan, pencegahan, dan penindakan.
Objek Wisata Ke’te Kesu’ (1975-2017) Lidya Arni Barumbun; Muh. Rasyid Ridha; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 5, No. 1, April 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.653 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i2.8466

Abstract

Kajian ini menunjukkan bahwa latar belakang dijadikannya Perkampungan Adat Ke’te Kesu’ sebagai objek wisata tidak terlepas dari datangnya peneliti-peneliti yang merupakan peserta Konfrensi PATA (Pacifik Area Travel Association). Sehingga pada tahun 1975 pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Pariwisata, Susilo Sudarma mengusulkan untuk menjadikan kampung adat Ke’te Kesu menjadi objek wisata. Kemudian dalam perkembangan setiap tahunnya menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dapat dilihat dari jumlah sarana dan prasarana yang memadai setiap tahunnya selain itu dapat dilihat dari jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke objek wisata Ke’te Kesu’ setiap tahunnya semakin meningkat, terbukti dari data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara dari tahun 2008 (mulai terbentuknya Kabupaten Toraja Utara) jumlah pengunjung wisatawan yang datang berjumlah 27.203 orang, sampai tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan asing maupun domestik mencapai 105.221 orang. Keberadaan objek wisata Ke’te Kesu’ memberikan dampak bagi kehidupan perekonomian, baik bagi masyarakat sekitar pada khususnya dan Kabupaten Toraja Utara pada umumnya dan juga memberikan dampak pada aspek lainnya seperti sosial budaya, lingkungan dan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik intern dan ektern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Kata Kunci : Perkampungan Adat Ke’te Kesu’, Perkembangan Objek Wisata, dan Kabupaten Toraja UtaraAbstractThe finding of this study indicates that the background of Ke'te’ Kesu as one of tourist attractions in Toraja has strong relation to the first arrival of some researchers in 1975who are participants of the PATA Conference (Pacifik Area Travel Association). The central government in this occasion represented by the Minister of Tourism, Susilo Sudarma used this opportunity to establish the traditional village of Ke'te Kesu which then become one of well-known tourist attractions in Indonesia. Since then, there has been shown a very significant development annually that was proven by the number of facilities and infrastructure that began to be adequate. The existence of Ke'te’ Kesu's tourism also has an impact on the economic life, both for the surrounding communities in particular, and for the government as well as the societies in Toraja Utara in general. It also impacts on other aspects such as social culture, environment and education. This research uses a historical research method consisting of four stages: heuristic (searching and collecting resources), source criticism (internal and external criticism), interpretation (source interpretation) and historiography (historical writing).                                                                     Keyword : Traditional Village of Ke’te’ Kesu’, Tourist Development, and Toraja Utara district 
Bendung Lamasi di Kabupaten Luwu Tahun 1979-2017 Nurhanisa Nurhanisa; Patahuddin Patahuddin; Ahmadin Ahmadin
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.217 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8539

Abstract

Penelitian ini membahas tentanglatar belakang pembangunan Bendung Lamasi, peranan dan fungsi Bendung Lamasi dan dampak keberadaan Bendung Lamasi di Kabupaten Luwu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pembangunan Bendung Lamasi di Kabupaten Luwu yaitu untuk mengairi areal persawahan yang sebelumnya masih menggunakan aliran free inteke.Selain itu juga digunakan sebagai tempat tambang pasir.Dampak dari pembangunan Bendung Lamasi yaitu meningkatkan hasil produksi pertanian bagi petani.Disamping itu dengan adanya Bendung Lamasi beserta jaringan irigasinya terjadi pengalihan fungsi lahan dari yang hanya digunakan sebagai lahan kurang produktif seperti hutan dan perkebunan, menjadi lahan yang produktif seperti persawahan. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Bendung Lamasi di Kabupaten Luwu terjadi peningkatkan hasil pertanian di empat kecamatan yang menggunakan air yang bersumber dari Bendung Lamasi yaitu Kecamatan Walenrang, Walenrang Timur, Lamasi dan Lamasi Timur, sesuai dengan program pemerintah pada masa Orde Baru yaitu Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).Kata kunci : Bendung, Pertanian, Kabupaten Luwu  
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU WAHDAH ISLAMIYAH MAKASSAR (2002-2014) Adhan .
PATTINGALLOANG Vol. 3 No. 1 Januari - Maret 2016
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pattingalloang.v3i1.2350

Abstract

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang berdirinya Sekolah Menengah Pertama Wahdah Islamiyah Makassar adalah untuk menampung lulusan dari SD Wahdah Islamiyah yang merupakan putra putri dari pengurus Wahdah Islamiyah. pada awal terbentuknya jumlah siswa yang diterima berjumlah 23 orang. Pada tahun 2006 dan 2007 sekolah tersebut menambah gedung baru untuk menampung siswa yang setiap tahunnya meningkat. Guru dan staf ditingkatkan kemapuannya melalui diklat. Pada awalnya Sekolah Menengah Pertama Wahdah Islamiyah Makassar terakreditasi B kemudian meningkat menjadi Akreditasi A. kurikulum yang digunakan Kurikulum Mulok berbasis Agama dan Kurikulum Nasional. Keberadaanya memberikan dampak positif dibidang pendidikan, ekonomi, sosial dan agama sehingga menciptakan manusia yang intelektual, spiritual dan berjiwa sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, keberadaan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Wahdah Islamiyah Makassar dengan metode halaqah tarbiyahnya telah berhasil mencetak generasi Islam yang kuat, cerdas, dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya.
Menjaga Tanah Leluhur: Aliansi Masyarakat Adat Nusantara di Sulawesi Selatan 2003-2016 Kamaruddin Kamaruddin; Najamuddin Najamuddin; Patahuddin Patahuddin
PATTINGALLOANG Vol. 4, No. 3, Desember 2017
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.177 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i1.6726

Abstract

This study reveals that the background of the awakening of indigenous peoples in South Sulawesi, due to the marginalization of the state policy with agrarian resources pengulaaan that began in 1811 in the colonial period and the 1999 era of reform that led to agrarian conflicts. Indigenous peoples in South Sulawesi formed a strength by organizing their groups into AMAN formed in 2003. The organizational development has experienced three successive organizational leaders namely MahirTakaka at the beginning of the formation of 2003-2008 which was appointed Sirajuddin at the first muswil 2008-2013 and then SardiRasak on the second muskil 2013-2016. In making AMAN a struggle organization, the strategy of struggle by taking three paths of organizational education, political struggle and lane of litigation. This research is a historical research with historical methodology that has stages, heuristics (data collection), criticism (verification), interpertasi (interpretation) and historiography (historical writing). This research is a historical research with historical methodology that has stages, heuristics (data collection), criticism (verification), interpertasi (interpretation) and historiography (historical writing).
SEJARAH SOSIAL DESA SALAJO KAB. GOWA (1993-2013) Muh Rizal; Mustari Bosra; Najamuddin Najamuddin
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 2 April - Juni 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i2.8430

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paada tahun 1993 Salajo resmi menjadi desa definitif. Kehidupan ekonomi masyarakat Salajo banyak mengalami perubahan terutama dibidang pertanian yang sebelumnya hanya menggunakan alat tradisional dan mengandalkan sawah tadah hujan, kini telah menggunakan peralatan modern seperti traktor dan mesin pompa air yang digunakan ketika musim kemarau. Begitupun bidang agama, pengaruh Muhammadiyah dan dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah di Desa Patani membawa pengaruh besar pada masyarakat Salajo dan telah meninggalkan kepercayaan nenek moyang. Begitupun dengan pertumbuhan penduduk di Desa Salajo yang dalam lima tahun terakhir terus berkembang, walaupun tidak sedikit warga yang urbanisasi ke daerah lain, namun ini dapat diimbangi dengan tingginya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian serta banyaknya pernikahan warga Salajo dengan warga dari desa lain yang menetap di Salajo.Kata Kunci: Definitf, Madrasah, Urbanisasi, Animisme
Lembaga Bantuan Hukum Makassar: Napak Tilas Perlindungan Hukum Kaum Marginal (1983-2016) Andi Alauddin; Patahuddin Patahuddin; Muh. Rasyid Ridha
PATTINGALLOANG Vol. 5 No. 2, Agustus 2018
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.753 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v5i3.8518

Abstract

Penelitian mengakaji tentang Lembaga Bantuan Hukum Makassar sejak 1983 sampai pada 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ide pendirian Lembaga Bantuan Hukum Makassar (LBH Ujung Pandang) telah ada sejak tahun 1983, namun baru resmi didirikan di Tahun 1983 oleh sebuah tim yang terdiri dari advokat Peradin cabang Ujung Pandang. Rumusan tim dari Peradin (Persatuan Advokat Indonesia) selanjutnya diusulkan kepada Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan mendapatkan sambutan baik. Adnan Buyung Nasution, SH. Selanjutnya melantik M. Ilyas Amin, SH. Sebagai direktur LBH Makassar pertama di Balai Wartawan jalan Pasar Ikan pada tanggal 23 September 1983. Dalam perjalanannya LBH Makassar menyadarkan masyarakat untuk melihat permasalahan hukum yang menimpa bukan hanya kasus hukum semata melainkan didalamnya sudah tersandung aspek non hukum. Sehinggga pola bantuan hukum tidak hanya melihat dari aspek hukum positif tapi melihat dari berbagai aspek lainnya (politik, ekonomi, social,budaya dan lainnya). Misalnya kasus sengketa lahan dikelurahan Kass’-Kassi’ yang dimenangkan oleh masyarakat bukan hanya mengandalakan Peradilan semata, tapi dengan melibatkan masyarakat untuk turut serta menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. Konsep tersebut adalah bantuan hukum structural.  Perjalan LBH Makassar selama tiga dekade sarat akan nilai perjuangan untuk memberi bantuan hukum cuma-cuma kepada masyarakat marginal (baik dalam konteks sosiologi, ekonomi dan politik). Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelitian pustaka, penelitian lapangan (wawancara) dan dokumentasi.  Kata Kunci: Lembaga, Hukum, Makassar

Page 9 of 34 | Total Record : 332