cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. purworejo,
Jawa tengah
INDONESIA
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
ISSN : 23030631     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal ADITYA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo sebagai media publikasi hasil karya ilmiah. Terbit dua kali setahun tiap bulan November dan Mei. Redaksi menerima artikel dari kalangan mahasiswa, budayawan, ahli sastra maupun praktisi pendidikan.
Arjuna Subject : -
Articles 523 Documents
ANALISIS SEMIOTIK DALAM SERAT PEPELING LAN PAMRAYOGA KARYA JAGAWIGATA Rochi mansyah; Taufik Suhardi
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Serat Pepeling lan Pamrayoga sebagai salah satu karya sastra tulis mengandung nilai-nilai kehidupan. Hal ini dipengaruhi oleh masyarakat Jawa yang masih menjunjung tinggi keluhuran budi atau nilai-nilai kehidupan. Tidak mengherankan jika karya sastra yang ada dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada zaman ketika karya itu diciptakan. Cara yang paling mudah menyampaikan informasi adalah menggunakan bahasa. Bahasa sebagai bahasa komunikasi yang dianggap paling praktis. Akan tetapi, tidak semua karya sastra yang ada dapat dimaknai secara mudah. Bahasa sebagai sebuah sistem tanda dalam teks sastra menyaran kepada sistem makna tingkat pertama (first order semiotic system) dan sistem makna tingkat kedua (second order semiotic system). sajak (karya sastra) timbul dari arti bahasa karena pemakaian bahasa yang sesuai dengan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti tambahan berdasarkan konvensi-konvensi sastra dan teori yang mengemukakan bahwa dalam menganalisis puisi melalui pendekatan semiotik dapat mengikuti langkah pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Teks Serat Pepeling lan Pamrayoga ditemukan banyak penyimpangan frasa (kata) dan kalimat (sintaksis) yang disebabkan oleh penggunaan konvensi guru lagu, guru gatra dan guru wilangan, sehingga pembacaan heuristik dianggap sangat membantu pembaca dalam memaknai teks tembang tersebut. Namun hasil pembacaan heuristik yang dilakukan dengan pengembangan frasa dan kalimat belum dapat memaknai teks secara lengkap, karena dalam teks terdapat makna yang lebih luas yang disebabkan konvensi bahasa kiasan sarana retorika dan gaya bahasa pada umumnya, sehingga diperlukan analisis pembacaan hermeneutik. Makna yang didapatkan dari isi teks tersebut adalah pentingnya menjadi manusia yang selalu waspada, konsisten, rukun, jujur, adil, dan pantang menyerah dalam mengusahakan kemajuan organisasi ataupun kemajuan negara. Kata-kata kunci : heuristik, hermeneutik, tembang
KAJIAN FEMINISME DALAM LAYANG PANUNTUN KAMULYANING BOCAH WADON KARYA RADEN WIRAWANGSA Herlina Setyowati; Djoko Sulaksono; Apriliani Ekaningsih
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep fundamental Jawa mengenai kedudukan seorang wanita di masyarakat masih menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Keberadaan karya sastra yang adapun, sedikit banyak terpengaruh oleh feminism atau konsep kesetaraan gender. Begitupun karya sastra tulis Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon karya Raden Wirawangsa. Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon diartikan sebagai buku penuntun kemuliaan bagi anak perempuan. Teks sastra ini berisi nasehat pengarang mengenai pentingnya memuliakan anak perempuan agar menjadi wanita yang mandiri. Sebagai salah satu teks sastra klasik yang menyampaikan kebangkitan wanita Jawa dalam status sosial budayanya, Layang Panuntun Kamulyaning Bocah Wadon menjadi bukti bahwa teks sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang atas pengaruh situasi sosial budaya pada masa itu. Bagaimanapun juga, karya sastra merupakan perpaduan harmonis antara lingkungan dan faktor kehidupan pengarang. Kata Kunci : Feminisme, Relevansi, Layang
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 2 KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO Aris Hidayat; Gusti Surawening Pradanasiwi
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa Jawa pada hakekatnya merupakan identitas dan sebagai pembentuk budi pekerti orang Jawa. Bahasa Jawa memiliki unggah-ungguh bahasa yang khas. Unggah-ungguh adalah tata cara berbahasa sesuai dengan tata krama, yakni tata cara berbicara terhadap orang lain dan tindak tanduk serta tingkah laku yang baik dan tepat. Sekolah atau pendidikan formal menjadi salah satu cara menanamkan pendidikan karakter bagi para peserta didik. Akan tetapi, keterbatasan waktu belajar di sekolah menuntut peran serta orang tua dalam membantu pembentukan karakter peserta didik, tingkat pendidikan formal orang tua mempengaruhi cara mendidik dan membentuk karakter peserta didik. Karakter peserta didik yang baik dapat terlihat dari sopan santun dan cara bicara peserta didik. Sopan santun keseharian peserta didik di sekolah mencerminkan kebiasaan peserta didik dalam keluarga.   Kata-kata kunci : pendidikan karakter, peserta didik, unggah-ungguh bahasa Jawa
PENCITRAAN TOKOH WANITA DALAM NOVEL CINTRONG PAJU-PAT KARYA SUPARTO BRATA Aris Aryanto; Catur Handayani
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Catur Handayani. Pencitraan Tokoh Wanita dalam Novel Cintrong Paju Pat  Karya Suparto Brata. Skripsi.  Purworejo.  Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Bahasa dan sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo.2012. Permasalahan yang dibahas adalah  (1) bagaimana  struktur pembangun novel,  (2) Bagaimana  citra tokoh  utama wanita, dan (3) Bagaimana  perjuangan tokoh utama dalam novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata. Sesuai dengan judul dan permasalahan  penelitian  ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur pembangun novel, citra wanita dan perjuangan tokoh utama wanita dalam novel Cintrong Paju-Pat Karya Suparto Brata. Teori yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural,teori feminisme  dan  gender. Wijaya Heru (2009)  teori struktural, bahwa unsur-unsur struktur, karya sastra terdiri dari tema,  tokoh dan penokohan, alur,  latar. Teori feminisme menurut sugihastuti (2002), adalah sebuah teori yang menyangkut dua hal pokok, yakni citra diri dan citra sosial, sedangkan  gender memperjuangkan untuk mendapatkan pekerjaan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik analisis isi, teknik pustaka,dan observasi. teknik pustaka adalah menggunakan sumber-sumber tertulis untuk mengumpulkan data. Teknik observasi adalah teknik yang dilakukan dengan membaca secara kritis dan teliti seluruh teks. Teknik analisis data menggunakan analisis feminis, mengkaji dan membahas unsur strukutur, citra tokoh utama wanita dan perjuangan  tokoh wanita dalam novel  Cintrong Paju-Pat  Karya Suparto Brata. Dari hasil analisis yang diperoleh bahwa, novel Cintrong Paju-Pat  terdiri dari:(1) Tema, cinta segi empat dan perjuangan wanita. Tokoh, yakni tokoh utama wanitanya Abrit  (sebagai tokoh  antagonis),  dan  Lirih  (sekaligus sebagai tokoh protagonis).  Alurnya maju atau lurus.  Latar meliputi: latar tempat, waktu dan sosial. (2) Citra pribadi wanita dapat digambarkan melalui, Citra fisik wanita yang ditunjukan dalam novel  yaitu  wanita  yang  cantik,  sederhana dan cerdas. Menunjukan citra perilaku. Citra psikis wanita adalah wanita  yang mandiri, dan tanggung jawab. Citra sosial wanita  adalah  seorang selebritis (wanita karir). (3)  Perjuangan diri  tokoh utama (Lirih), yakni wanita  yang memperjuangkan  untuk mendapatkan suatu pekerjaan.   Kata kunci : struktural, citra wanita dan perjuangannya.
ANALISIS STRUKTURAL DAN NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM SULUK SUKSMA LELANA KARYA RADEN NGABEHI RANGGAWARSITA Priska Tias Deswari
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Deswari, Priska Tias. 2011, “Nilai Pendidikan Moral Dalam Suluk Suksmalelana Karya Raden Ngabehi Ranggawarsita (Tinjauan Struktural Sastra)” (Skripsi). Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian ini membahas permasalahan pokok, yaitu: 1) Apa sajakah jenis nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita? 2) Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita dengan kehidupan masa sekarang? 3) Bagaimanakah struktur cerita yang terdapat dalam Suluk Suksma Lelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita?. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai pendidikan moral dan mengetahui struktural sastra serta menemukan jenis-jenis nilai pendidikan moral yang terkandung dalam Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis konten atau analisis isi, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dari objek penelitian, yaitu Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita yang diterbitkan oleh Paheman Radya Pustaka Surakarta pada tahun 1970. Subjek dalam penelitian ini adalah naskah Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Objek dari penelitian ini adalah nilai pendidikan moral (tinjauan struktural sastra) yang terkandung dalam naskah Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Data penelitian ini diperoleh dari Suluk Suksmalelana karya Raden Ngabehi Ranggawarsita. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya struktural sastra, yang meliputi: 1)Tema, 2) Tokoh dan penokohan, 3) Alur, 4) Latar, dan adanya nilai pendidikan moral, yaitu: 1) Nilai pendidikan moral hubungan antara manusia dengan Tuhan, meliputi: a) Percaya pada Kekuasaan dan Keagungan Tuhan, b) Percaya pada takdir Tuhan, c) Percaya pada Sifat-sifat baik Tuhan, d) Memohon ampunan pada Tuhan, 2) Nilai pendidikan moral hubungan antara manusia dengan sesama manusia, meliputi: a) Moralitas anak terhadap orang tua yaitu mematuhi perintah orang tua dengan mengabulkan keinginan orang tua, sayang dan patuh pada orang tua, b) Moralitas guru dengan memberikan nasihat kepada pengikut atau muridnya. 3) Nilai pendidikan moral hubungan antara manusia dengan alam sekitar. 4) Relevansi nilai moral dengan kehidupan sekarang.   Kata kunci: Struktural, Nilai Pendidikan Moral
VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 Zuly Qurniawati; Santi Ratna Dewi S.
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Majalah merupakan bagian dari kebudayaan manusia, dimana bahasa dan budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Majalah Djaka Lodhang merupakan salah satu contoh penyampaian bahasa secara tertulis, sebagai salah satu media massa cetak berbahasa Jawa. Melalui majalah Djaka Lodhang selain memuat tentang bahasa juga memuat tentang sastra dan budaya. Tidak mengherankan jika pengkajian yang mendalam banyak dilakukan untuk mengungkap berbagai hal yang sangat luas. Dalam hal ini terkait dengan perubahan-perubahan dari pembentukan suatu kata dan perubahan makna kata (verba denominal). Perubahan bentuk kata verba denominal bahasa Jawa terdapat tiga perubahan, yaitu: (a). Perubahan kata jadian yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya, yaitu dengan memperoleh afiksasi atau imbuhan berupa prefiks, sufiks, konfiks, dan afik gabung. (b).  Perubahan bentuk kata ulang yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya. Dalam penelitian ini ditemukan dwipurwa, ulang afiks, dan ulang semu. (c). Perubahan bentuk kata majemuk yang diturunkan dari bentuk kata dasarnya. Dalam penelitian ini ditemukan majemuk berafiks. Setiap pembentukan kata pada proses morfologi menimbulkan nosi atau arti baru akibat dari adanya proses tersebut. Perubahan makna kata verba denominal bahasa Jawa berdasar gradasi kadar pembentuk verba. verba denominal bahasa Jawa pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2008 kurang produktif. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian pada kesimpulan yang hanya ditemukan adanya 3 macam perubahan bentuk, dan terdapat 37 macam perubahan makna kata.   Kata kunci: Majalah Djaka Lodhang, verba denominal.
KAJIAN FOLKLOR TRADISI MERTI DHUSUN DI DUSUN TUGONO DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Amalia Septi Puspitasari
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Amalia Septi Puspitasari. Kajian Folklor Tradisi Merti Dhusun di Dusun Tugono  Desa Kaligono  Kecamatan Kaligesing  Kabupaten Purworejo. Skripsi.  Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2012. Penelitian ini mendeskripsikan permasalahan (1) Prosesi tradisi merti dhusun di dusun Tugono, (2) Fungsi tradisi  merti dhusun  di dusun Tugono, (3) Makna  simbolik yang terkandung dalam  ubarampe  yang digunakan dalam tradisi  merti dhusun di dusun Tugono. Penelitian “Kajian Folklor Tradisi  Merti Dhusun  di Dusun Tugono, Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo” dilakukan dengan metode pendekatan  emik, dimana peneliti budaya mendasarkan pada sudut pandang partisipan (informan setempat). Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah kepala desa Kaligono, kepala dusun Tugono, sesepu dusun Tugono, warga dusun Tugono, dan warga sekitar dusun Tugono. Objek penelitian adalah prosesi tradisi merti dhusun di dusun Tugono, fungsi tradisi merti dhusun  di dusun Tugono, makna simbolik yang terkandung dalam  ubarampe  yang digunakan dalam tradisi merti dhusun di dusun Tugono. Lokasi penelitian berada di dusun Tugono, desa Kaligono, kecamatan Kaligesing, kabupaten Purworejo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) prosesi tradisi merti dhusun di  dusun Tugono yaitu (a) membersihkan dusun dan bersih kubur, (b) ziarah kubur, (c) tayub siang, (d) mengumpulkan jolen, (e) kirab dilanjutkan hiburan tayub sampai pagi hari. (2) Fungsi tradisi merti dhusun  di dusun Tugono antara lain (a) Fungsi Sosial, (b) Fungsi Ritual, (c) Fungsi Pelestarian Tradisi, (d) Fungsi Hiburan, (e) Fungsi Pendidikan, (f) Fungsi Ekonomi. (3)  Ubarampe  yangmemiliki makna simbolis, meliputi: (a) Tumpeng robyong, (b) Tumpeng tunjung,  (c) Tumpeng  rasul dan ayam ingkung, (d) Bonang baning, (e) Jenang abang putih, (f) Sega golong lima, (g) Ambeng kalih, (h) Sekul sepuh, (i) Jajan rakan, (j) Jajan pasar.   Kata kunci: Folklor, Tradisi , Merti Dhusun
ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL LINTANG PANJER RINA KARYA DANIEL TITO DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Diyah Agustiyan
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 1, No 1 (2012): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DiyahAgustiyan. 2012. “Analisis Deiksisdalam Novel  Lintang Panjer Rina Karya Daniel Tito danPembelajarannya di SMA. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan macam-macam deiksis  yang terdapat dalam novel  Lintang Panjer Rinakarya Daniel Tito ; (2)  mendeskripsikan pembelajaran sastra khususnya deiksis dalam novel Lintang Panjer Rina karya Daniel Tito di SMA. Subjek penelitian ini adalah novel Lintang Panjer Rinakarya Daniel Tito yang diterbitkan oleh Yayasan Sasmita Budaya Sragen merupakan arsip pada tahun 2002dengan tebal 115 halaman.Objek penelitian ini adalah analisis deiksis dan juga pembelajarannya. Fokus penelitian ini adalah macam-macam deiksis serta pembelajarannya di SMA. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kepustakaan, oleh karena itu pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi. Penelitian ini penulis menggunakan teknik penyajian data informal. Jadi, penyajian hasil penelitian, penulis menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa (1) ada tiga macam deiksis yang terdapat pada novel  Lintang Panjer Rina karya Daniel Tito  yaitu deiksis persona yang dalam penelitian ini berupakata:  dheweke, Panambang –e, Bocah-bocah mau, panambang –mu,  panambang –ku,  aku, bocah loro,  kowe,  bocah-bocah kuwi,  wadon tuwa iki,  loro-lorone,  sampeyan,  dhik,  mas,  bulik  ,  wong loro; deiksis  waktu meliputi: wayah mengkono, mau, mengko,  saiki,  yah mene,  sesuk, wingi,  sore iki, wengi iki,  sewelas dina kepungkur, mengko bengi, awan kuwi, dina iki, emben,  wengi kuwi,  wektu semana,  biyen,  sesuk bengi,  pirang-pirang dina iki,  telung dina kepungkur,  wulan ngarep,  wiwit kuwi,  lebaran wingi,  telung sasi sadurunge,sore iku,  minggu cendhake;deiksis tempatmeliputi:  kono,  ing kana,  kene, njero gedung, panambang –e, dhaerah kuwi, dhaerah kono, mrono, kantor,  mrene; (2) Pembelajaran novel Lintang Panjer Rina karya Daniel Tito terdiri dari  tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan  pembelajaran berdasarkan Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang  tertuang dalam silabus. Pembelajaran novelLintangPanjerRinakarya Daniel Tito  menggunakan model pembelajaranJigsaw.Metode yang digunakan yaitu, ceramah,  Tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Evaluasi berupa soal uraian.   Kata kunci:analisis, deiksis, novel, dan pembelajaran.
STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA Rita Setyawati
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 3, No 1 (2013): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.539 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka yang meliputi: tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, dan gaya bahasa (2) nilai religiositas, nilai  kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, dan nilai tanggung jawab. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian berupa novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka dan buku tentang teori sastra, buku tentang nilai pendidikan budi pekerti serta referensi lain, sedangkan datanya berupa deskripsi-deskripsi kalimat tentang struktur dan nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam novel Kerajut Benang Ireng. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik pustaka. Instrumen penelitian yang digunakan nota pencatat data, pensil, buku tulis, dan penulis. Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik content analysis. Teknik penyajian hasil analisis yang digunakan ialah teknik informal. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa (1) struktur novel Kerajut Benang Ireng terdiri atas tokoh dan penokohan dengan pelaku utama Bayu  Wisaksono yang mempunyai sifat jujur, berani mengakui kesalahan, hormat terhadap orang tua, dan pemberani, alur yang digunakan adalah alur maju (lurus), latar tempat berada di ruang istirahat, ruang tamu, perkebunan kopi, Salon Monalisa, Anjar Manik, desa Blitar selatan, rumah pak Taun, er-te-lima, makam, penginapan kamar no. 12, sal rumah sakit, rumah sakit Budi Rahayu, hutan Karangsono, latar waktunya jam delapan, 22 tahun yang lalu, jam sepuluh lebih delapan menit, malam minggu, jam 11.25 wib, jam satu siang, pagi hari Novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka berlatar sosial Jawa, sudut pandang novel Kerajut Benang Ireng pengisahan ceritanya mempergunakan sudut pandang persona ketiga gaya ‘dia’, tema novel adalah pencarian jati diri, gaya bahasa yang terdapat dalam novel Kerajut Benang Ireng antara lain: simile, metafora, personifikasi dan sinekdoke, (2) nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang terdapat dalam novel Kerajut Benang Ireng karya Harwimuka meliputi: nilai religiositas, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, dan nilai tanggung jawab.   Kata kunci: struktur novel, nilai pendidikan
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS VIII A MTs AL-MU’MIN SEMBIRKADIPATEN KEBUMEN Ani Elys Qomaria
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 3, No 1 (2013): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.153 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) langkah-lang-kah pembelajaran berbicara pengalaman pribadi dengan peta konsep; (2) pengaruh peta konsep terhadap aktivitas belajar; dan (3) peningkat-an keterampilan berbicara pengalaman pribadi siswa kelas VIIIA Mts Al-Mu’min Sembirkadipaten Kebumen. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru bahasa Jawa MTs Al-Mu’min Sembirkadipaten Kebumen. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, angket, observasi, rekaman, dan penilaian berbica-ra. Teknik analisis data menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran berbicara pengalaman pribadi dengan teknik peta konsep siswa kelas VIII A MTs Al-Mu’min Sembirkadipaten Kebumen terdiri dari lima pertemu-an, yaitu pratindakan satu pertemuan, siklus I dua pertemuan, dan siklus II dua pertemuan. Peningkatan aktivitas belajar, terlihat dari siswa yang lebih konsentrasi, antusias, aktif bertanya, dan aktif memberikan penilai-an terhadap teman. Peningkatan pada produk pembelajaran, dapat dili-hat dari perolehan rata-rata skor siswa. Pada tahap pratindakan nilai ra-ta-rata siswa 57,3. Pada siklus I hasil mencapai 62,6, dan pada siklus II  meningkat menjadi 77,8. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan berbicara pengalaman pribadi siswa kelas VIII A MTs Al-Mu’min Sembir-kadipaten Kebumen mengalami peningkatan, baik secara proses mau-pun hasil setelah diberi tindakan dengan teknik peta konsep. Kata kunci: peningkatan, berbicara, peta konsep

Page 5 of 53 | Total Record : 523