cover
Contact Name
ANDIKA SETIAWAN
Contact Email
andika.setiawan@umj.ac.id
Phone
+6281283964089
Journal Mail Official
konstruksia@umj.ac.id
Editorial Address
Gedung Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jl. Cempaka Putih Tengah 27, Jakarta Pusat
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Konstruksia
ISSN : 20867352     EISSN : 2443308X     DOI : http://dx.doi.org/10.24853/jk.12.2.14-23
Core Subject : Engineering,
Lingkup Jurnal 1. Struktur 2. Keairan 3. Manajemen Proyek dan Konstruksi 4. Material 5. Transportasi 6. Geoteknik
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025" : 16 Documents clear
Peran Kontrak dalam Mencegah dan Menyelesaikan Sengketa Konstruksi Syafrie, Hambali; Sami’an, Sami’an; Hardjomuljadi, Sarwono
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.1-10

Abstract

Sengketa dalam suatu kontrak kerja konstruksi adalah suatu hal yang jamak terjadi. Standar kontrak pekerjaan konstruksi menentukan mekanisme penyelesaian sengketa karena masing-masing standar kontrak memiliki tahapan waktu dan proses penyelesaian sengketa yang berbeda. Penyelesaian sengketa kontrak juga dipengaruhi oleh sistem hukum yang menjadi acuan negara setempat, dimana Indonesia menganut sistem hukum Civil Law. Hasil analisis dan perbandingan penyelesaian sengketa antara standar kontrak Pemerintah dan standar kontrak FIDIC, ditemukan dua perbedaan utama yang berkaitan dengan pengaturan waktu peyelesaian sengketa dan tahapan/prosedur penyelesaian sengketa, dimana standar kontrak Pemerintah tidak mengatur secara jelas durasi waktu penyelesaian, serta proses penyelesaian sengketa masih sebagai suatu pilihan bukan tahapan sehingga tidak relevan dengan ketentuan didalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Urutan tahap penyelesaian sengketa tersebut adalah dengan cara melakukan musyawarah untuk mufakat, tahapan berikutnya adalah melalui proses mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Pelaksanaan mediasi dan konsiliasi juga dapat digantikan dengan pembentukan Dewan Sengketa.
Akibat Hukum Terminasi Kontrak Konstruksi Pada Pekerjaan yang Dibiayai Oleh Negara Rizal, Rizal; Sami’an, Sami’an
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.11-25

Abstract

Terminasi kontrak atau pemutusan kontrak adalah hal yang biasa terjadi apabila salah satu pihak melakukan penghentian kontrak yang disebabkan adanya kegagalan dalam memenuhi kewajibannya atas dasar kontrak yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui penyebab terjadinya terminasi kontrak dan bagaimana akibat hukum dari terminasi kontrak konstruksi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini secara umum adalah bersifat empiris yaitu dengan cara mengamati secara langsung permasalahan pemutusan kontrak yang dihadapi oleh obyek penelitian. Pemutusan kontrak dilakukan oleh Institusi Auditor Perwakilan Provinsi Banten terhadap Penyedia Barang/Jasa PT. Jaya Karya yang disebabkan terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh Penyedia dalam Pembangunan Gedung Instansi Auditor Perwakilan Banten, dimana rencana pembangunan yang seharusnya 57,9% namun realisasinya hanya mencapai 16,8% atau terjadi deviasi sebesar -41%. Sebelum melakukan pemutusan kontrak terlebih dahulu dilakukan SCM (Show Case Meeting) terdiri dari SCM ke-1, 2 dan ke-3, akibat dari pemutusan kontrak tersebut PT. Jaya Karya dikenakan sanksi yaitu terkait dengan; jaminan pelaksanaan, sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia atau jaminan uang muka dicairkan dan dikenakan Sanksi Daftar Hitam. Selanjutnya PT. Jaya Karya melakukan gugatan kepada Instansi Auditor Perwakilan Banten melalui PTUN, namun gugatan oleh PT. Jaya Karya ditolak oleh Pengadilan Negeri.
Evolusi Penelitian Angkutan Umum Pedesaan Setiawan, Asep
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.26-35

Abstract

Di berbagai negara, evolusi angkutan pedesaan menunjukkan pola yang beragam namun memiliki tujuan serupa yaitu meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas penduduk pedesaan. Penelitian SLR (Systematic Literature Review) dalam konteks evolusi pada penelitian mengenai angkutan umum pedesaan memiliki urgensi dan signifikansi yang tinggi karena alasan fragmentasi pengetahuan yang ada tentang praktik-praktik transportasi pedesaan diberbagai negara perlu diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif. Sampel pada penelitian ini berupa artikel publikasi yang diperoleh dari database dimensions menggunakan kata kunci “Angkutan Umum Pedesaan (Rural Public Transport)” berdasarkan pada judul dan abstrak. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan minat penelitian dalam bidang angkutan umum pedesaan selama tiga dekade terakhir, dengan percepatan yang signifikan dalam dekade terakhir. Hasil analisis visualisasi overlay kerjasama antar negara menunjukkan terjadi pola evolusi penelitian berupa pergeseran geografis dari Eropa-sentris ke jaringan global dengan peningkatan keterlibatan negara berkembang, dan munculnya hub regional baru. Hasil analisis pengelompokan kata kunci menunjukkan terjadi transformasi metodologis penelitian berupa peningkatan penggunaan big data, adopsi pendekatan multi-disiplin, dan integrasi teknologi digital dalam penelitian. Terjadi evolusi penelitian perubahan fokus dari infrastruktur ke layanan, dari sistem konvensional ke smart mobility, dan penekanan pada keberlanjutan.
Legal Binding Opinion untuk Mencegah Terjadinya Sengketa (Studi Kasus pada Kontrak Konstruksi) Indrayana, Mohamad; Sami’an, Sami’an; Hardjomulyadi, Sarwono
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.36-43

Abstract

Perbedaan pendapat dalam suatu pelaksanaan kontrak merupakan sesuatu yang tak terhindarkan. Perlu dilakukan suatu mekanisme penyelesaian yang sesedikit mungkin menyebabkan terjadinya gangguan pelaksanaan kontrak dalam penyelesaian perbedaan pendapat tersebut. Legal Binding Opinion merupakan salah satu solusi dalam penyelesaian masalah sebelum terjadinya sengketa, dengan biaya lebih murah dan waktu lebih cepat, tanpa mengurangi substansi keadilan dan kepastian hukum dari produk “legal binding opinion“ tersebut. Ketika musyawarah telah dinyatakan berakhir, serta mediasi maupun konsiliasi telah dilakukan, atau diperkirakan tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan para pihak, sebelum melangkah ke arbitrase, saatnya dikaji alternatif penyelesaian masalah melalui “legal binding opinion“. Makalah ini mengkaji berbagai aspek dari “legal binding opinion“, termasuk implementasinya pada suatu kontrak konstruksi, untuk memberikan pemahaman yang positif dari manfaat “pendapat hukum yang mengikat“ tersebut dalam menyelesaikan permasalahan pada kontrak konstruksi.
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau Pembangunan RSUD Tanjung Redeb Berau Habibi, Rahmat; Carlo, Nasfryzal; Rahmat, Rahmat
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.44-52

Abstract

Pemanasan global merupakan akibat dari kerusakan lingkungan yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Hal ini ditandai dengan meningkatnya suhu rata-rata di atmosfer, laut, dan daratan bumi. Dampaknya, termasuk perubahan iklim, semakin parah dan mengancam kehidupan semua makhluk, terutama manusia. Salah satu cara untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan adalah dengan menerapkan konsep BGH (Bangunan Gedung Hijau) yang menekankan penggunaan energi nol serta pemanfaatan sumber energi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana penerapan prinsip bangunan hijau selama tahap konstruksi, mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Peraturan ini menetapkan kriteria penilaian yang menghasilkan poin untuk menentukan apakah bangunan layak mendapatkan sertifikasi Pratama, Madya, atau Utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, dan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Tanjung Redeb memperoleh skor sebesar 90,78 poin atau setara dengan 55,02%, sehingga berhasil mendapatkan sertifikat BGH tingkat Pratama.
Penerapan Prinsip Kesetaraan Bagi Para Pihak Dalam Kontrak Baku Lannyati, Niniek; Harjomulyadi, Sarwono; Taufiq, Taufiq
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.53-63

Abstract

Secara historis, penggunaan perjanjian baku telah menjadi praktik umum dalam berbagai kontrak, khususnya seiring dengan perkembangan sektor konstruksi yang menuntut efisiensi dalam hal biaya, waktu, dan tenaga. Namun demikian, perjanjian baku kerap kali tidak mampu merefleksikan prinsip keadilan dan kesetaraan antara para pihak yang terlibat. Ketidakseimbangan kekuatan dalam proses negosiasi menyebabkan terjadinya “tawar-menawar semu”, yang mencerminkan posisi tawar yang tidak setara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prinsip kesetaraan dalam perjanjian baku disektor konstruksi. Pendekatan yang digunakan adalah metode yuridis normatif, dengan fokus pada norma-norma hukum yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Penelitian ini mengandalkan data kualitatif dan dianalisis secara deskriptif-analitis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ketidaksetaraan dalam kontrak umumnya muncul akibat perbedaan signifikan dalam kekuatan ekonomi antar pihak. Kesetaraan dalam kontrak tidak hanya ditentukan oleh posisi formal para pihak, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh penerapan prinsip itikad baik. Untuk mewujudkan kesetaraan kontraktual, diperlukan perimbangan dalam tiga aspek utama: perilaku para pihak, substansi klausul perjanjian, serta implementasi dari isi perjanjian tersebut. Dengan demikian, keberpihakan terhadap prinsip keadilan dalam pelaksanaan kontrak menjadi indikator utama dalam menentukan sejauh mana para pihak terlibat secara setara.
Pengaruh Soil Nailing Terhadap Stabilitas Lereng Menggunakan Software LEM Dan Perhitungan Manual Sefrina, Ani; Solin, Dian Purnawati; Farichah, Himatul
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.97-106

Abstract

Stabilitas lereng merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya longsor, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal (kekuatan tanah) maupun eksternal (aktivitas manusia). Salah satu metode yang sering digunakan untuk memperkuat lereng adalah teknik soil nailing, yang memberikan solusi perkuatan lereng yang efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perkuatan soil nailing terhadap stabilitas lereng dengan membandingkan nilai faktor keamanan sebelum dan sesudah perkuatan, menggunakan perhitungan manual (metode Fellenius) serta perangkat lunak LEM. Hasil perhitungan manual menunjukkan bahwa lereng tanpa perkuatan memiliki faktor keamanan sebesar 1,123, sedangkan analisis dengan software LEM menghasilkan nilai 1,352, dimana nilai faktor keamanan dari kedua metode tersebut di bawah batas aman yaitu SF ≥ 1,5, sehingga lereng dinyatakan kritis dan berpotensi longsor. Setelah penerapan soil nailing, faktor keamanan meningkat signifikan: secara manual menjadi 1,792 dan dengan software LEM menjadi 1,858. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa soil nailing efektif dalam meningkatkan faktor keamanan terhadap keruntuhan global, penggeseran, serta kestabilan internal terhadap kegagalan tarik dan cabut tulangan. Dengan demikian, penerapan soil nailing dapat dianggap sebagai solusi yang aman dan efektif untuk meningkatkan stabilitas lereng sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI 8460:2017.
Drainase Bawah Permukaan (Subsurface Drainage ) Pada Pembangunan Gardu Induk (GI) PLN Di Kawasan Industri Terpadu Batang – Jawa Tengah Rosytha, Anna; Yuliastuti, Dayat Indri; Huda, Miftachul
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.64-72

Abstract

Gardu Induk (GI) termasuk dalam kategori objek strategis Nasional, PT. PLN (Persero) membangun Gardu Induk (GI) 150 kV dengan kapasitas 2 x 60 Mega Volt Ampere (MVA) untuk mendukung pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang mana merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).  Luas lahan Gardu Induk ini adalah 2 Ha yang berada didalam areal Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Drainase kawasan merupakan salah satu infrastruktur penting didalam GI yang berfungsi untuk mengurangi risiko banjir dan genangan, melindungi struktur bangunan dan jalan, serta menjaga kualitas lingkungan. Salah satu sistem drainase pada pembangunan GI adalah drainase bawah permukaan (Subsurface Drainage) yang berfungsi untuk melindungi bangunan yang berada di dalam tanah seperti Cable Duct. Dari hasil analisa hidrologi didapatkan curah hujan rencana (R) sebesar 30,10 mm, direncanakan menggunakan pipa perforated dengan diameter pipa 6 in dengan jarak antar pipa 4 meter dan panjang pipa 50 meter, Debit yang dialirkan masing-masing pipa sebesar 1,835 ltr/dt dengan kapasitas debit penampang saluran pipa sebesar 3.69 ltr/dt dan kecepatan aliran air dalam pipa sebesar 0.405 m/dt. Direncanakan kolam retensi berbentuk long storage dengan dimensi 75 x 1.80 x 0.7 m dan kapasitas tampungan sebesar 94.50  m3
Pengaruh Beban Gempa Terhadap Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Dinding Penahan Tanah Tipe Kantilever Ramadhan, Arya Galih; Firmansyah, Yerry Kahaditu; Farichah, Himatul
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.107-117

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap gempa bumi akibat posisinya pada zona pertemuan tiga lempeng tektonik utama. Salah satu wilayah yang terdampak adalah Tulungagung, Jawa Timur, yang menjadi lokasi proyek pembangunan Jalan Lintas Selatan Lot 1A pada segmen STA 4+550. Pada lokasi ini, terdapat lereng di sisi bawah bahu jalan yang diperkuat menggunakan dinding penahan tanah tipe kantilever. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban gempa terhadap stabilitas lereng yang diperkuat dengan dinding penahan tanah tipe kantilever tersebut. Analisis stabilitas lereng eksisting dilakukan secara manual, kemudian untuk dengan beban gempa dilakukan menggunakan program bantu GeoStudio. Parameter tanah yang digunakan diperoleh dari hasil uji borelog yang kemudian dikorelasikan berdasarkan standar korelasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan buku oleh Das. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi tanpa beban gempa, lereng eksisting memiliki faktor keamanan yang memenuhi persyaratan SNI 8460:2017, yaitu potensi penggulingan, penggeseran, dan keruntuhan daya dukung masing-masing mendapatkan nilai sebesar 4,93; 6,04; dan 9,72. Namun, setelah mempertimbangkan beban gempa dengan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) sebesar 0,4643g dan percepatan gempa terkoreksi (PGAM) sebesar 0,557g, faktor keamanan global lereng menurun menjadi 0,891, yang mengindikasikan nilai angka keamanan bawah batas minimum yang dipersyaratkan sebesar 1,1. Hal ini menunjukkan bahwa lereng tidak aman terhadap beban gempa dan diperlukan evaluasi terhadap desain dinding penahan tanah tipe kantilever untuk memastikan stabilitas lereng sesuai standar keamanan yang berlaku.  Dilakukan penambahan geotekstil pada area timbunan menghasilkan peningkatan nilai faktor keamanan terhadap beban gempa, dari 0,897 menjadi 1,186. Peningkatan ini mengindikasikan bahwa lereng tersebut telah memenuhi persyaratan keamanan terhadap beban gempa sebagaimana ditetapkan dalam standar, yaitu dengan nilai minimum sebesar 1,1.
Studi Muka Air Tanah dan Kemiringan Lereng terhadap Faktor Keamanan Isnaniati, Isnaniati; Darmawan, Zainal Riki; Hutama, Dio Alif
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.73-82

Abstract

Bangunan diatas lereng rentan terjadinya kelongsoran. Hal ini dikarenakan sudut lereng semakin besar maka semakin besar komponen gaya gravitasi yang bekerja sejajar dengan permukaan lereng yang menyebabkan longsor dan tegangan geser yang  bekerja pada permukaan lereng yang mengakibatkan longsor juga semakin besar.  Kemiringan lereng dan tinggi Muka Air Tanah (MAT) akan mempengaruhi stabilitas lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya kelongsoran. Kondisi tersebut diperlukan evaluasi untuk mengetahui faktor keamanan lereng. Faktor keamanan merupakan suatu cara untuk mendefinisikan  stabilitas lereng. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pengaruh muka air tanah dan sudut kemiringan lereng terhadap kestabilan lereng yang diwujudkan berupa nilai faktor keamanan atau Safety factor (Fs). Di dalam menganalisis stabilitas lereng digunakan program bantu Geostudio 2012 dengan memberikan variasi sudut kemiringan lereng (30°, 45°, 60°) dan variasi tinggi muka air tanah (+4m; +2m; 0m; -2m). Hasil perhitungan menunjukkan angka Fs semakin besar terjadi pada elevasi MAT yang semakin rendah atau mendekati dasar timbunan (berturut-turut MAT= +4m; +2m; 0m), sedangkan saat elevasi MAT berada dibawah timbunan (MAT= -2m) tidak terjadi perubahan Fs atau praktis nilai Fs tetap. Hal ini dikarenakan saat elevasi MAT berada dibawah timbunan tidak ada perubahan kuat geser tanah maupun gaya yang menyebabkan longsor. Kemiringan lereng  (o) yang semakin curam dengan sudut lereng berturut-turut (30o; 45 o; 60 o) menunjukan adanya penurunan nilai faktor keamanan. Hal ini dikarenakan semakin curam sudut lereng semakin beresiko terjadinya longsor.

Page 1 of 2 | Total Record : 16


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025 Vol 16, No 1 (2024): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 1 Tahun 2024 Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 2 Tahun 2024 Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 1 Tahun 2023 Vol 14, No 2 (2023): Jurnal Konstruksia Vol 14 No. 2 Tahun 2023 Vol 14, No 1 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 14 No. 1 Tahun 2022 Vol 13, No 2 (2022): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 2 Tahun 2022 Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021 Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 12 No. 2 Tahun 2021 Vol 12, No 1 (2020): Jurnal Konstruksia Vol 12 No. 1 Tahun 2020 Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Konstruksia Vol 11 No. 2 Tahun 2020 Vol 11, No 1 (2019): Jurnal Konstruksia Vol 11 No. 1 Tahun 2019 Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Konstruksia Vol 10 No. 2 Tahun 2019 Vol 10, No 1 (2018): Jurnal Konstruksia Vol 10 No. 1 Tahun 2018 Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Konstruksia Vol 9 No. 2 Tahun 2018 Vol 9, No 1 (2017): Jurnal Konstruksia Vol 9 No. 1 Tahun 2017 Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Konstruksia Vol 8 No. 2 Tahun 2017 Vol 8, No 1 (2016): Jurnal Konstruksia Vol 8 No. 1 Tahun 2016 Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Konstruksia Vol 7 No. 2 Tahun 2016 Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 7. No. 1 Tahun 2015 Vol 7, No 1 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 7. No. 1 Tahun 2015 Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 6. No. 2 Tahun 2015 Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Konstruksia Vol 6. No. 2 Tahun 2015 Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 6 No. 1 Tahun 2014 Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 6 No. 1 Tahun 2014 Vol 5, No 2 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 2 Tahun 2014 Vol 5, No 2 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 2 Tahun 2014 Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 1 Tahun 2013 Vol 5, No 1 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 1 Tahun 2013 Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 2 Tahun 2013 Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 2 Tahun 2013 Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 1 Tahun 2012 Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 1 Tahun 2012 Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 3 No. 2 Tahun 2012 Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 3 No. 2 Tahun 2012 Vol 3, No 1 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 3 No. 1 Tahun 2011 Vol 3, No 1 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 3 No. 1 Tahun 2011 Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 2 Tahun 2011 Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 2 Tahun 2011 Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 1 Tahun 2010 Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 1 No. 1 Tahun 2010 Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 1 No. 1 Tahun 2010 Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2001) More Issue