cover
Contact Name
Muh. Nurjati Hidayat
Contact Email
jurnalpengairan@ub.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
anggara.wws@ub.ac.id
Editorial Address
Jurnal Teknik Pengairan Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 20861761     EISSN : 24776068     DOI : 10.21776
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Pengairan is a scientific journal published regularly twice per year by Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya. The paper submitted in this journal covers the fields of Water Resources Information System, Water Resources Conservation, Water Resources Utilization and Efficiency, Water Structure Engineering Planning and Water Resources Engineering Basic Knowledge. The submitted paper can be a summary of research reports or scientific literature review. The language used in this journal is either English or Indonesian.
Arjuna Subject : -
Articles 374 Documents
UPAYA KONSERVASI LAHAN BERDASARKAN INDIKATOR EROSI DAN SEDIMEN DI DAS JRAGUNG taufiq, muhamad; Andawayanti, Ussy; Purwati, Endang
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.087 KB)

Abstract

ABSTRAK: Daerah Aliran Sungai (DAS) Jragung terletak pada Wilayah Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. Pertambahan penduduk di DAS Jragung wilayah hulu menyebabkan perubahan pada fungsi lahan. Studi Upaya Konservasi Lahan Berdasarkan Indikator Erosi dan Sedimen di DAS Jragung sangat diperlukan untuk meminimalkan permasalahan di DAS Jragung. Pendugaan laju erosi dan sedimentasi dihitung dengan model AVSWAT 2000. Hasilnya menunjukkan besarnya limpasan permukaan, erosi dan sedimentasi sebesar 707,519 mm/thn, 168,51 ton/ha/th dan 229.806,089 ton/th. DAS Jragung memiliki indeks bahaya erosi rendah sebesar 40,19%, sedang sebesar 25,66%, tinggi sebesar 14,63%, dan sangat tinggi sebesar 19,52% terhadap luas DAS jragung Upaya konservasi secara vegetatif dapat mereduksi erosi sebesar 38,19% dan secara mekanis dapat mereduksi sedimen sebesar 48,09%. Kata-kata kunci: Limpasan permukaan, erosi, sedimentasi, AVSWAT 2000 ABSTRACT: Jragung Watershed (DAS) located in BBWS Pemali Juana. The population increase that occurred in the upper reaches Jragung watershed cause many changes in land use. The study of land conservation efforts based on indicators of erosion and sediment in Jragung watershed is necessary to minimize the problems that exist in Jragung watershed. The estimation of the rate of erosion and sedimentation is calculated by the model approach AVSWAT 2000. The results showed that the amount of surface runoff, erosion and sedimentation on the current state of each of 707.519 mm / yr, 168.51 tons / ha / year and 229.806,089 tons / year. Jragung watershed have erosion hazard index was lower by 40.19%, currently at 25.66%, higher by 14.63%, and was very high at 19.52% of the area jragung watershed. Conservation efforts for vegetatif erosion can reduce the amount of 38.19% and mechanically reduce sediment of 48.09%. Key words: surface runoff, erosion, sedimentation, AVSWAT 2000
PENGELOLAAN DRAINASE SECARA TERPADU UNTUK PENGENDALIAN GENANGAN DI KAWASAN SIDOKARE KABUPATEN SIDOARJO Guntoro, Dani Eko; Harisuseno, Donny; Cahya, Evi Nur
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.55 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.06

Abstract

ABSTRAK: Banjir dan genangan di Kabupaten Sidoarjo telah menjadi permasalahan tahunan yang serius. Penelitian ini mengkaji mengenai pengelolaan drainase secara terpadu untuk pengendalian banjir dan genangan di Kawasan Sidokare, dengan pola kombinasi tertentu, yang meliputi desain saluran drainase, kolam tampungan dan pompa. Kawasan Sidokare terbagi menjadi tiga DTA, yaitu DTA Pintu Air Sepande, DTA Rumah Pompa Sidokare dan DTA Pintu Air Jl. Diponegoro. Rumus Mononobe digunakan untuk menghitung intensitas hujan dengan kala ulang tertentu. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log Pearson Tipe III. Dari hasil analisis, banjir historis di Kawasan Sidokare disebabkan oleh curah hujan kala ulang 1,01 tahun dengan intensitas hujan 17,55 mm/jam. Upaya penanganan melalui pengelolaan drainase secara terpadu pada masing-masing Daerah Tangkapan Air (DTA) di Kawasan Sidokare, dapat mereduksi banjir hingga 100%. Penanganan untuk DTA Pintu Air Sepande meliputi kombinasi saluran drainase eksisting dan kolam tampungan, DTA Rumah Pompa Sidokare menggunakan kombinasi saluran drainase eksisting, kolam tampungan dan pompa banjir eksisting, sedangkan DTA Pintu Air Jl. Diponegoro dilakukan dengan kombinasi saluran drainase eksisting, saluran tersier baru dan pompa banjir baru. Kata kunci: pengelolaan drainase secara terpadu, banjir,  genangan, reduksi banjir. ABSTRACT: Flood and inundation in Sidoarjo Regency had become an annual serious problem. This research has an objective to apply an integrated drainage management to controlling flood and inundation at Sidokare Region, which consists of drainage channel  design, retarding pond, and pump design. Sidokare Region is divided into three catchment area, which is Sepande Sluice catchment area, Sidokare Pump House catchment area and Jl. Diponegoro Sluice catchment area. Mononobe formula was used to analyze rainfall intensity during historical floods with several return periods. Design rainfall was analyzed with Log Pearson Type III method. From the analysis, the historical floods in Sidokare Region caused by rainfall with return period of 1,01 years, showed  the rainfall intensity of 17,55 mm/hour. The implementation of the integrated drainage management at each catchment area of Sidokare Region, can reduce flood up to 100%. The inundation management for Sepande Sluice catchment area comprise with combination of existing drainage channel and a detention pond, Sidokare Pump House catchment area using combination of existing drainage channel, detention pond and the existing flood pump, whereas Jl. Diponegoro Sluice catchment area with a combination of existing drainage channel, a new tertiary channel  and the new flood pump. Keywords: an integrated drainage management, flood, inundation, flood reduce.
Kajian Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Pada Daerah Rawan Air Di Desa Sumbersih Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar Rohmaningsih, Elin; Sholichin, Moh.; Haribowo, Riyanto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.431 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.05

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji usaha pengembangan sistem penyediaan air bersih di Desa Sumbersih, pada aspek hidrolika, kualitas air, dan ekonomi. Analisa hidrolika dan kualitas air dilakukan memakai program WaterCAD V8i. Analisa ekonomi untuk menentukan harga air, dilakukan dengan skenario pengoperasian pompa menggunakan listrik dan solar cell. Hasil analisa hidrolika menunjukkan bahwa kondisi hidraulis jaringan perpipaan masih pada batas persyaratan teknis yang ditentukan, dengan kecepatan 0,03-0,97 m/dt, headloss gradient 0,09-14,45 m/km dan tekanan 11,18-69,31 mH2O. Kemudian, model hidrolika tersebut digunakan untuk analisa sisa klorin. Penginjeksian klorin dilakukan pada tandon sebesar 0,4 mg/l secara konstan. Sisa klorin yang dihasilkan memenuhi persyaratan yaitu 0,34-0,39 mg/l. Hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa skenario dengan solar cell memberikan harga air lebih rendah yaitu Rp 6.550,00/m3. Berdasarkan kemampuan membayar masyarakat Rp. 4.200,00/m3, dapat diketahui bahwa nilai subsidi pemerintah yang diperlukan sebesar Rp. 685.400.000,00.
EFEKTIFITAS GROUNDSILL TERHADAP PENYEBARAN SEDIMEN SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN Budi, Susilo; Dermawan, Very; Yuliani, Emma
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.544 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.11

Abstract

ABSTRAK: Sungai Grindulu memiliki potensi bahan galian berupa pasir yang dimanfaatkan sebagai material pembangunan prasarana fisik. Penambangan pasir sungai menyebabkan penurunan dasar sungai yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur umum. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penurunan dasar sungai adalah pembangunan groundsill. Penelitian ini menganalisis penyebaran sedimen di sungai Grindulu sebelum dan sesudah pembangunan groundsill serta pengaruh penambangan pasir terhadap perubahan dasar sungai menggunakan bantuan perangkat lunak HEC-RAS 4.1.0. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tanpa groundsill, dasar sungai mengalami degradasi rata-rata 0,602 m dan agradasi rata-rata 0,505 m. Dengan groundsill tanpa penambangan pasir, terjadi degradasi rata-rata 0,659 m dan agradasi rata-rata 0,483 m. Dengan groundsill dan penambangan pasir, terjadi degdarasi rata-rata 1,017 m dan agradasi rata-rata 0,627 m. Direkomendasikan lokasi penambangan baru dengan kapasitas produksi 65 m3/hari. Dalam periode 5 dan 10 tahun yang akan datang, simulasi angkutan sedimen berdasarkan rekomendasi lokasi dan kapasitas penambangan pasir baru menunjukkan bahwa terjadi degradasi  rata-rata 0,569 m dan 0,846 m. Sedangkan agradasi yang terjadi rata-rata sebesar 0,487 m dan 0,545 m. Kata kunci: sedimen, HEC-RAS, penambangan pasir, degradasi, agradasi ABSTRACT: Grindulu river has potential minerals of sand that used as material of physical infrastructure construction. River sand mining causes riverbed degradation that result damage of public infrastructure. One of the efforts made to control riverbed degradation is construction of groundsill. This study analyze sediment distribution in Grindulu river before and after groundsill construction and the effect of sand mining on riverbed changes using HEC-RAS 4.1.0 software. The simulation result shows that without groundsill, the average of riverbed degradation is 0.602 m and average of aggradation is 0.505 m. With groundsill and without sand mining, the average of riverbed degradation is 0.659 m and average of aggradation is 0,483 m. With groundsill and sand mining, the average of riverbed degdaration is 1,017 m and average of aggradation is 0.627 m. New site of sand mining recommended with production capacity of 65 m3/day. In the period of next 5 and 10 years, sediment transport simulations based on recommended location and capacity of new sand mining site show that the average of riverbed degradation is 0.569 m and 0.846 m. While the average of aggradation is 0.487 m and 0.545 m. Keywords: sediment, HEC-RAS, river sand mining, degradation, aggradation
ANALISIS GENANGAN BANJIR AKIBAT LUAPAN BENGAWAN SOLO UNTUK MENDUKUNG PETA RISIKO BENCANA BANJIR DI KABUPATEN BOJONEGORO Asep Sulaeman; Ery Suhartanto; Sumiadi Sumiadi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.501 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.1

Abstract

ABSTRAK: Jumlah kejadian banjir di kabupaten Bojonegoro sebanyak 105 kejadian dari kurun waktu 1815 sampai dengan 2016 (BNPB, 2016). Kejadian banjir di Bojonegoro umumnya diakibatkan oleh luapan Bengawan Solo. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisi genangan banjir di Kabupaten Bojonegoro akibat terjadinya luapan air dari Bengawan Solo. Simulasi model genangan banjir dilakukan dengan model 1D/2D menggunakan program HEC RAS 5. Sedangkan untuk analisa daerah terdampak menggunakan ARC GIS 10. Hasil dari studi didapatkan bahwa luas genangan hasil simulasi pada masing-masing kala ulang di Kabupaten Bojonegoro adalah 250,3260 km2, untuk debit dengan kala ulang 100 tahun. Berturut-turut luas genangan simulasi di Kabupaten Bojonegoro untuk debit kala ulang 50, 20, 10, 5, 2 tahun adalah 246,3696  km2, 240,6218 km2, 225,6909 km2, 169,2282 km2, dan 126,4757 km2. Tingkat ancaman banjir banjir di Kecamatan Kanor, Malo dan Trucuk memiliki tingkat ancaman tinggi dengan nilai lebih dari 0,7 pada debit kala ulang 2 tahun sampai 10 tahun. Tingkat ancaman pada daerah permukiman yang paling luas adalah di Kecamatan Bojonegoro.
ANALISA KAPASITAS TAMPUNG SALURAN DRAINASE AKIBAT PENGARUH LIMPASAN PERMUKAAN KECAMATAN KOTA SUMENEP Eva Resmani; Ussy Andawayanti; Evi Nur Cahya
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.615 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.7

Abstract

Perubahan alih fungsi lahan dari lahan hijau menjadi lahan pemukiman pada menyebabkan terjadinya limpasan permukaan di beberapa lokasi di Kota Sumenep. Kondisi eksisting saluran membutuhkan perubahan dimensi yang mampu menyalurkan limpasan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas saluran drainase yang ada (eksisting) terhadap curah hujan dengan debit rencana kala ulang 5 tahun dan menentukan pengendalian banjir yang dapat dilakukan di Kota Sumenep. Pemodelan dengan SWMM membandingkan kondisi jaringan drainase sebelum dan sesudah penerapan rehabilitasi saluran. Pada perhitungan kalibrasi model diperoleh nilai RMSE sebesar 0,139. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai parameter yang digunakan dalam pemodelan mendekati variasi nilai observasi. Dari hasil perhitungan diperoleh kapasitas outlet 1 = 3,53 m3/dt; outlet 2 = 2,75 m3/dt; outlet 3 = 2,52 m3/dt; outlet 4 = 1,21 m3/dt; outlet 5 = 4,65 m3/dt; outlet 6 = 6,20 m3/dt; outlet 7 = 1,47 m3/dt; outlet 8 = 0,60 m3/dt; outlet 9 = 4,49 m3/dt. Jaringan drainase sekunder outlet 3 dan 7 mampu menampung limpasan curah hujan, sedangkan untuk jaringan drainase sekunder outlet 1, 2, 4, 5, 6 dan 8 tidak mampu menampung curah hujan dengan debit rencana kala ulang 5 tahun. Untuk mengurangi genangan tersebut, dibutuhkan rencana rehabilitasi saluran drainase sekunder pada masing-masing outlet dan alternatif pengalihan debit limpasan. Berdasarkan perbandingan antara tinggi muka air Sungai Marengan dan outlet saluran, outlet 4, 5, dan 6 mengalami arus balik (backwater) dari Sungai Marengan. Dimensi saluran baru yang telah direncanakan tidak hanya mampu menampung limpasan air hujan, tapi juga mampu menampung limpasan debit akibat dari pengaruh arus balik.  
ANALISA SEBARAN TEKANAN AIRTANAH PADA CAT BRANTAS DAN UPAYA KONSERVASI DI KOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR Mario Thadeus; Moh. Sholichin; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2478.265 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.1

Abstract

PDAM Kota Blitar memiliki 19 sumur bor yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air baku masyarakat Kota Blitar. Saat ini, hanya 6 sumur bor yang masih berfungsi yaitu SD 5, SD 10, SD 14, SD 17, SD 18, sedangkan 13 sumur lainnya sudah tidak berfungsi karena terjadi penurunan muka airtanah yaitu SD 1, SD 2, SD 3, SD 4, SD 6, SD 7, SD 8, SD 9, SD 11, SD 12, SD 13, SD 15, dan SD 16. Penelitian mengenai penurunan muka airtanah pada daerah studi menggunakan analisa FEMWATER pada paket program Groundwater Modelling System (GMS) 4.0. dimana output dari program GMS 4.0. adalah sebaran nilai pressure head, total head, dan kedalaman muka airtanah. Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah simulasi tiap periode pembangunan sumur bor, simulasi kemampuan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air baku di Kota Blitar hingga tahun 2029, dan simulasi untuk mencari debit optimal dari masing-masing sumur bor yang sebaiknya dikeluarkan. Pada periode pembangunan sumur bor tahun 1996, sebaran pressure head dan total head serta kedalaman muka airtanah pada sumur SD 1, SD 2, SD 3, dan SD 4 berada pada kedalaman yang mendekati screen bawah sumur sehingga menyebabkan tidak berfungsinya lagi keempat sumur tersebut. Penurunan kedalaman muka airtanah tersebut terjadi akibat adaya pembangunan sumur baru yaitu sumur SD 7 dan SD 8. Untuk pemenuhan kebutuhan air di tahun 2029, diambil asumsi sumur yang sudah tidak berfungsi lagi dapat diperbaiki dan difungsikan kembali. Dari 13 sumur yang rusak, hanya 10 sumur yang dapat diperbaiki, 3 lainnya tidak dapat diperbaiki karena lubang sumur yang sudah tidak ada. Hasil simulasi menunjukan, terdapat 10 sumur yang memiliki nilai pressure head di bawah screen bawah sumur yaitu sumur SD 1, SD 8, SD 9, SD 12, SD 13, SD 14, SD 15, SD 16, SD 18, dan SD 20. Tentunya membutuhkan tindakan konservasi terhadap airtanah sedini mungkin yaitu pengamanan daerah resapan sebagai daerah imbuhan di bagian hulu pada daerah studi.
KAJIAN OPTIMASI SKEMA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HYDRO RANTAU SULI di KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI Adhe Indra Nurprayogo; Widandi Soetopo; Emma Yuliani
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.356 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.6

Abstract

Dengan semakin menurunnya ketersediaan bahan bakar fosil maka perlu adanya energi alternatif pengganti yang baru dan terbarukan (Anonim, 2013).Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu alternatif energi yang relatif lebih stabil untuk memenuhi akan kebutuhan energi listrik. Dalam studi ini dilakukan optimasi terhadap skema PLTM Rantau Suli yang dilakukan dengan cara menentukan besar tinggi jatuh optimal, diameter pipa pembawa yang optimal dan pemilihan turbin yang tepat. Selain itu penentuan grafik flow duration curvejuga sangat berpengaruh kepada simulasi energi yang dihasilkan. Hasil dari studi ini didapatkan skema dengan tinggi jatuh 110,1 meter dan panjang pipa pembawa adalah 1957 meter merupakan skema terbaik, dengan grafik FDC dari pembangkitan metode F.J. Mocksehingga dapat menghasilkan energi listrik tahunan sebesar 11,92 GWHyang dibangkitkan menggunakan turbin Francis dengan nilai biaya energi yang terendah yaitu sebesar Rp. 532,3 per kwh. PLTM Rantau Suli direncanakan berumur selama 30 tahun yang memiliki IRR sebesar 14,46%.
EVALUASI DAN SIMULASI POLA OPERASI BENDUNG GERAK TEMPE PROVINSI SULAWESI SELATAN Rifai, A; Dermawan, Very; Sisinggih, Dian
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.122 KB)

Abstract

Abstrak: Bendung Gerak Tempe yang berada dihilir Danau Tempe diperuntukkan untuk menjaga elevasi muka air Danau Tempe. Elevasi muka air yang harus dipertahankan pada Danau Tempe adalah elevasi +5,00 m.  Dari hasil evaluasi dan simulasi, bulan Januari sampai dengan bulan Agustus rata-rata muka air Danau Tempe dan Bendung Gerak adalah lebih tinggi dari elevasi +5,30 m, sehingga Pintu utama dan pintu navigasi dibuka penuh sehingga banjir tidak membahayakan daerah hulu Bendung Gerak Tempe. Sedangkan pada bulan September sampai dengan bulan Desember muka air pada Danau Tempe dan Bendung Gerak lebih rendah dari elevasi +5,00 m, sehingga muka air perlu dinaikkan sesuai yang harus dipertahankan yaitu pada elevasi +5,00 m, dengan jalan melakukan pengoperasian (penutupan) Pintu Utama maupun Pintu Navigasi. Kata Kunci: Bendung Gerak Tempe, Pintu Sorong, Danau Tempe, Banjir, Simulasi HEC-RASAbstract: Tempe Barrage is located on the  downstream of Lake Tempe that it functioned to maintain water level of Lake Tempe. Water levels of Tempe Lake to be maintained at elevation of +5.00 m. The results of evaluation and simulation shown that from January to August the average water level of Lake Tempe and Tempe Barrage is higher than the elevation of +5,30 m, main gate and the navigation gate was fully opened to control flooding at upstream area of Tempe Lake. Furthermore, on September until December the water level on Tempe Lake and Tempe Barrage is lower than the elevation of +5,00 m, so that the water level should be increased to maintain the elevation of +5,00 m, by closed the  Main Gate and Navigation Gate.Keyword: Tempe Barrage, Sluice Gate, Tempe Lake, Flood, HEC-RAS Simulation
ANALISIS PENGELOLAAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN DANAU TONDANO Rares, Johan Peter; Sholichin, Moh.; Yuliani, Emma
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1267.784 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan kualitas air Danau Tondano berdasarkan hasil pengambilan sampel parameter-parameter kualitas air dan pemodelan AVSWAT 2000, WASP. Wilayah lahan DAS Danau Tondano memiliki potensi tinggi penghasil bahan pencemar masuk ke perairan danau. Lahan DAS hulu, Das Kanan, DAS kiri secara berurut memiliki rerata potensi pencemaran: kadar organik N sebesar 0,038 kg/Ha/hari,0,025 kg/Ha/hari, 0,057 kg/Ha/hari, nilai organik P sebesar 0,005 kg/Ha/hari, 0,003 kg/Ha/hari, 0,004 kg/Ha/hari, nilai NO3 sebesar 0,002 kg/Ha/hari, 0,001 kg/Ha/hari, 0,051 kg/Ha/hari. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kondisi kesuburan Danau Tondano berada pada level eutrofik, dimana inflow polutan tertampung di perairan danau Tondano khususnya untuk parameter Total N dan Total P adalah sebesar 0,03 kg/m2/tahun dan 0,003 kg/m2/tahun dimana telah mencapai level eutrofik berturut-turut untuk Total N dan Total P yaitu sebesar 0,0625 kg/m2/tahun dan 0,0033 kg/m2/tahun. Penyimpangan hasil simulasi AVSWAT 2000, terhadap debit pemodelan dan lapangan, nilai R2 = 0.9303,  level signifikan ≤ 10. Hasil penelitian ini mengusulkan upaya penanganan, yaitu penanganan di DAS: Penataan kawasan DAS dan menghambat laju transpor polutan sungai menuju Danau Tondano dengan menempatkan cek dam di sungai-sungai bagian hulu Danau Tondano, perlindungan lereng dengan membuat talud-talud untuk lahan-lahan yang memiliki kelerengan yang besar, bertujuan untuk menghambat laju erosi lahan, dan pembangunan wetland sebagai bangunan pemurnian air sebelum masuk ke Danau Tondano. Sedangkan untuk penanganan di perairan terdiri dari penertiban KJA, pengadaan pipa apung sebagai pembatas penyebaran eceng gondok pada Danau Tondano,  serta pengadaan tanaman air sepanjang pinggir Danau Tondano. Kata Kunci: Daya tampung beban pencemar , mesotrofik, eutrofik, kesuburan danau, debit pemodelan ABSTRACT: This study reviews the Tondano lake water quality management based on the results of sampling of water quality parameters and modeling AVSWAT 2000, WASP. Lake Tondano watershed has a high potential for producing pollutants enter the lake. Upstream, right, and left watershed average sequentially potential contamination of: the organic N content of from 0,038 kg/ha /day, 0,025 kg/ ha/ day, 0,057 kg/ha/day, organic P value of 0,005 kg/ha/day,0,003 kg/ha/day, 0,004 kg/ha /day, NO3 value of from 0,002 kg/ha/day, 0,001 kg/ha/day, 0,051 kg/ha/day. The results of this study show that the fertility conditions Tondano lake level eutrophic, where the inflow of pollutants from land upstream accomodated in aquatic of Lake Tondano, especially in Total N and Total P parameters is 0,03 kg/m2/year and 0,003 kg/m2/year, where have reach  the eutrophic level of both Total N and Total P respectively at values of 0,0625 kg/m2/year and 0,0033 kg/m2/year. Deviations simulation results of AVSWAT 2000 discharge model due to field discharge, the value of R2 = 0.9303, a significant level ≤10. The results of this study suggest treatment effort; Structuring the watershed  and and inhibits the rate of transport of pollutants rivers toward Lake Tondano  by placing checkdams in the rivers upstream side of the lake, slope protection by making retaining walls  for lands that have a large slope, aiming to inhibit the rate of soil erosion, and wetland construction as the building water purification before entering into Lake  Tondano.  As for handling in the waters, consist of curbing KJA (Floating Fish Cage) , building  floating pipes as for limiting the spread of water hyacinth on the lake, as well as the provision of water plants along the edge of Lake Tondano .  Keywords: Pollutant load capacity, mesotrophic, eutrophic, fertility, discarge modelling