Runi Asmaranto
Unknown Affiliation

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Analisis Keruntuhan Bendungan Raknamo Kabupaten Kupang Menggunakan Software HEC-RAS Yehezkiel Christian Purnomo; Runi Asmaranto; Dian Sisinggih
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2022.002.02.29

Abstract

Raknamo Dam is a hydraulic structure built on the Noel Puames River to store and control its flow by forming a reservoir in the upstream area. Raknamo Dam, which is categorized as non-homogeneous (zoned) earth dam, was developed to supply water for domestic purposes, irrigation, micro-hydropower, recreational object, and flood control. The essential goal of this study is to discover probable failure scenarios for Raknamo Dam. Based on the hypothetical scenarios, there are two major causes of dam failure: overtopping and piping. Dam-break analysis was carried out via HEC-RAS 5.0.7 Software using various scenarios. Overtopping Scenario produces the largest inundation area that stretches up to 5030.79 hectares. The flash flood triggered by the dam failure had devastating effects on downstream areas: affected 10200 people, damaged 2682 buildings, inundated 3340 hectares cultivated land, 140.512 kilometres roads impassable, and several others followed. The downstream area suffered Rp 1,124,903,589,268.22 loss according to the assessment via Ina-SAFE approach.Bendungan Raknamo merupakan struktur hidrolis yang dibangun pada ruas Sungai Noel Puames untuk menampung dan mengatur aliran air dengan membentuk waduk di sisi hulu bendungan. Bendungan yang dikategorikan dalam jenis bendungan urugan tanah non-homogen (zonal) ini dikembangkan dalam rangka memenuhi pasokan air domestik, pemenuhan kebutuhan air irigasi, pembangkit listrik tenaga mikro-hidro, prasarana wisata, dan pengendalian banjir. Tujuan utama penelitian ini ialah mengetahui skenario kegagalan yang mungkin terjadi pada Bendungan Raknamo. Berdasarkan hipotesis, terdapat dua skenario utama yang menyebabkan Keruntuhan Bendungan Raknamo, yaitu overtopping dan piping. Analisis keruntuhan bendungan dilakukan pada Software HEC-RAS 5.0.7 dengan berbagai pendekatan skenario. Skenario Overtopping menimbulkan genangan dengan luasan terbesar yang membentang seluas 5030.79 hektar. Banjir bandang yang dipicu kegagalan bendungan meimbulkan dampak buruk pada daerah hilir: 10200 penduduk terdampak, 2682 bangunan rusak, 3340 hektar lahan cocok tanam tergenang, 140.512  kilometer ruas jalan tidak dapat dilalui, dan beberapa lainnya. Kerugian pada daerah di hilir Bendungan Raknamo diestimasikan mencapai Rp 1,124,903,589,268.22 hasil penilaian kerugian tersebut dilakukan dengan menggunakan Metode InaSAFE.
Studi Evaluasi Saluran Drainase Terhadap Genangan Banjir di Kelurahan Blimbing Menggunakan Model EPA SWMM 5.1 Pramesti, Mutiara Yavza; Runi Asmaranto; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.041

Abstract

Akibat perubahan penggunaan lahan dan dimensi saluran, Desa Blimbing, Kecamatan Blimbing, dan Kota Malang menjadi sebagian tempat sering terjadi banjir. Contoh solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan melakukan desain ulang pada saluran drainase. Penting bagi studi menggunakan program Storm Water Management Model (SWMM) 5.1 mengkaji Intensitas Hujan Rencana selama ulang 5 tahun dan 10 tahun. Hasil dari analisa menggunakan aplikasi SWMM 5.1 pada Kelurahan Blimbing, terdapat 170 saluran drainase dimana 10 diantaranya tidak dapat menampung debit intensitas curah hujan pada kala ulang 5 tahun sebesar 112,48 mm/hari yaitu saluran C99, C103, C106, C110, C111, C112, C76, C146, C151, dan C158. Kemudian, untuk debit intensitas curah hujan kala ulang 10 tahun sebesar 117,09 mm/hari, diperoleh 11 saluran yang meluap yaitu saluran C94, C99, C103, C106, C110, C111, C112, C76, C146, C151, dan C158. Sehingga untuk saluran yang meluap tersebut, perlu dilakukannya evaluasi pelebaran dimensi yang disesuaikan dengan kondisi pada lokasi studi.
PENGENDALIAN BANJIR DI SUB DAS JEROAN KABUPATEN MADIUN vindha bagus devianto; Donny Harisuseno; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.317 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.4

Abstract

Banjir merupakan peristiwa alam yang dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk serta korban jiwa. Kondisi tersebut terjadi di sub DAS Jeroan di Kabupaten Madiun, dimana berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa selama 12 tahun terakhir, banjir terbesar terjadi pada tahun 2007. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa upaya pengendalian banjir di sub DAS Jeroan. AVSWAT 2000 digunakan untuk menghitung debit puncak banjir akibat pengaruh perubahan tataguna lahan, sedangkan debit banjir rancangan digunakan HSS Nakayasu dengan verifikasi dilakukan berdasarkan data debit banjir historis AWLR Jeroan. Untuk mengetahui kapasitas tampungan sungai Jeroan dilakukan analisis profil muka air dengan bantuan HEC-RAS 5.0.1. Hasil kajian simulasi pemodelan AVSWAT 2000 menunjukkan terjadi fluktuasi debit puncak banjir berdasarkan perubahan tataguna lahan tahun 2006, 2009, 2012 dan 2015. Debit kala ulang banjir yang mendekati debit historis (AWLR) adalah debit kala ulang 25 tahun sebesar 296,967 m3/dt. Dengan simulasi HEC-RAS 5.0.1 kapasitas sungai Jeroan tidak dapat menampung debit kala ulang 25 tahun di beberapa patok yang mengakibatkan genangan di lahan sebesar 5.169.952 m3. Pengendalian banjir dilakukan dengan pembuatan bendungan di 2 (dua) lokasi di hulu sub DAS Jeroan dan normalisasi sungai serta pembuatan tanggul sungai di hilir Sub DAS Jeroan.  
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN AIR DAERAH IRIGASI KEDUNG PUTRI GUNA MENINGKATKAN INTENSITAS TANAM PADI Isna Dinul Muiz; Donny Harisuseno; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1025.616 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.5

Abstract

Pada musim kemarau DI. Kedungputri mengalami kekeringan terutama pada daerah bagian hilir. Intensitas tanam pada kondisi eksistingpun kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi intensitas tanam serta kebutuhn air irigasi di DI. Kedungputri. Dari hasil evaluasi, membuat rencana pola tanam dengan meningkatkan intensitas tanam padi serta menghitung kebutuhan air. Pada kajian ini menggunakan metode SCH (Stagnant Constant Head) dan metode SRI (Sytem of Rice Intensification). Intensitas tanam rerata padi gadu tidak ijin mencapai 73,05% pada tahun 2009-2014. Metode SRI lebih hemat air 68,55 % - 75,45% dibandingkan metode SCH. Apabila menggunakan metode SCH, pemberian air secara gilir mencapai 83,33%. Metode SRI dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil produksi gabah kering yaitu 180,52%.    
ANALISA KERUNTUHAN BENDUNGAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK Pradoko Indra Purwanto; Pitojo Tri Juwono; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1402.027 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2017.008.02.8

Abstract

Bendungan Tugu yang termasuk dalam sistem pengaliran sungai Keser dan berlokasi di Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur telah disimulasikan runtuh dengan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS 5.0.1. Sebaran banjir yang terjadi akibat keruntuhan Bendungan Tugu dengan skenario overtopping memiliki dampak yang lebih besar daripada skenario akibat piping atas. Pada skenario piping atas karakteristik banjir di lokasi terpilih yang paling parah adalah Desa Nglinggis pada jarak 500 meter dengan kedalaman banjir 7.26 meter, kecepatan aliran banjir 12.44 meter/detik, dan waktu tiba banjir 40 detik sedangkan pada skenario overtopping karakteristik banjir di lokasi terpilih yang paling parah adalah Desa Nglinggis pada jarak 500 meter dengan kedalaman banjir 7.94 meter, kecepatan aliran banjir 12.44 meter/detik, dan waktu tiba banjir 40 detik. Sehingga dalam analisa sebaran banjir digunakan skenario keruntuhan bendungan akibat overtopping yang secara administratif mencakup 14 Desa, 4 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Trenggalek dengan jumlah penduduk yang terkena resiko diperkirakan mencapai 59.925 jiwa. Berdasarkan SK Dirjen SDA PU, tahun 2011 Bendungan Tugu diklasifikasikan Bahaya Sangat Tinggi. Keruntuhan bendungan mempunyai dampak yang sangat besar, sehingga diperlukan upaya pencegahan keruntuhan bendungan. Dari hasil analisa, Bendungan Tugu mempunyai potensi overtopping sehingga dapat memicu keruntuhan bendungan. Rekomendasi pencegahan dengan cara teknis yaitu dengan membuat emergency spillway sebesar 6 meter atau meninggikan tubuh bendungan sebesar 1 meter. Sedangkan keruntuhan bendungan akibat piping dapat dicegah dengan cara menurunkan muka air waduk dibawah elevasi kerusakan bendungan.
ANALISA SEBARAN TEKANAN AIRTANAH PADA CAT BRANTAS DAN UPAYA KONSERVASI DI KOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR Mario Thadeus; Moh. Sholichin; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2478.265 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.1

Abstract

PDAM Kota Blitar memiliki 19 sumur bor yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air baku masyarakat Kota Blitar. Saat ini, hanya 6 sumur bor yang masih berfungsi yaitu SD 5, SD 10, SD 14, SD 17, SD 18, sedangkan 13 sumur lainnya sudah tidak berfungsi karena terjadi penurunan muka airtanah yaitu SD 1, SD 2, SD 3, SD 4, SD 6, SD 7, SD 8, SD 9, SD 11, SD 12, SD 13, SD 15, dan SD 16. Penelitian mengenai penurunan muka airtanah pada daerah studi menggunakan analisa FEMWATER pada paket program Groundwater Modelling System (GMS) 4.0. dimana output dari program GMS 4.0. adalah sebaran nilai pressure head, total head, dan kedalaman muka airtanah. Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah simulasi tiap periode pembangunan sumur bor, simulasi kemampuan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air baku di Kota Blitar hingga tahun 2029, dan simulasi untuk mencari debit optimal dari masing-masing sumur bor yang sebaiknya dikeluarkan. Pada periode pembangunan sumur bor tahun 1996, sebaran pressure head dan total head serta kedalaman muka airtanah pada sumur SD 1, SD 2, SD 3, dan SD 4 berada pada kedalaman yang mendekati screen bawah sumur sehingga menyebabkan tidak berfungsinya lagi keempat sumur tersebut. Penurunan kedalaman muka airtanah tersebut terjadi akibat adaya pembangunan sumur baru yaitu sumur SD 7 dan SD 8. Untuk pemenuhan kebutuhan air di tahun 2029, diambil asumsi sumur yang sudah tidak berfungsi lagi dapat diperbaiki dan difungsikan kembali. Dari 13 sumur yang rusak, hanya 10 sumur yang dapat diperbaiki, 3 lainnya tidak dapat diperbaiki karena lubang sumur yang sudah tidak ada. Hasil simulasi menunjukan, terdapat 10 sumur yang memiliki nilai pressure head di bawah screen bawah sumur yaitu sumur SD 1, SD 8, SD 9, SD 12, SD 13, SD 14, SD 15, SD 16, SD 18, dan SD 20. Tentunya membutuhkan tindakan konservasi terhadap airtanah sedini mungkin yaitu pengamanan daerah resapan sebagai daerah imbuhan di bagian hulu pada daerah studi.
KAJIAN OPTIMASI ENERGI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO KANZY I DI KABUPATEN PASURUAN Riska Karunia Ellanda; Pitojo Tri Juwono; Runi Asmaranto
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.106 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.3

Abstract

Keterbatasan jumlah pembangkit ternyata tidak dapat mengimbangi pertumbuhan industri maupun tingkat sosial ekonomi masyarakat. Dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional dan menurunkan tingkat karbondioksida (CO2), pemanfaatan sumber energi baru terbaharukan untuk kepentingan ketenagalistrikan naisonal harus diutamakan. Dalam studi optimasi PLTMH Kanzy I ini bertujuan untuk melihat bagaimana debit aliran di tahun kering, normal dan basah sehingga potensi daya disetiap kondisi dapat terlihat. Pada PLTMH Kanzy I memakai aliran Sungai Welang dengan menggunakan debit andalan Q32 pada tahun basah (tahun 2010) sebesar 22,75 m3/dt dan energi tahunan yang dihasilkan sebesar 21.681.469,97 kWh. Pada debit andalan Q56 pada tahun normal (tahun 1987) sebesar 4,63 m3/dt dan energi tahunan yang dihasilkan sebesar 8.167.878,92 kWh. Dan pada debit andalan Q80 pada tahun kering (tahun 2007) sebesar 0,022 m3/dt dan energi tahunan yang dihasilkan sebesar 59.211,41 kWh.
Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner - Schlumberger Untuk Analisis Rembesan Pada Maindam Waduk Greneng, Kabupaten Blora Dian Chandrasasi; Runi Asmaranto; Ni Made Candra Partarini
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol. 9 No. 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1161.317 KB) | DOI: 10.21776/ub.pengairan.2018.009.02.5

Abstract

Bendungan Greneng yang berusia hampir 100 tahun terindikasi terjadi rembesan pada tubuh bendungan yang terlihat dari longsoran pada dinding tumpuan hilir bendungan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui rembesan secara visual pada tubuh Bendungan Greneng dan untuk mengetahui posisi pola rembesan di lereng tubuh dan pondasi Bendungan Greneng dengan Geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger. Secara visual terdapat 6 (enam) spot rembesan dimana, satu spot rembesan diduga sebagai akibat aliran air tanah. Adapun indikasi posisi rembesan tersebut keseluruhannya terletak pada hilir tubuh bendungan. Hasil pengukuran alat Geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger dengan pengolahan aplikasi RES2DINV diperoleh hasil posisi rembesan yang diwakili oleh nilai resistivitas paling rendah dengan gradasi berwarna biru. Hasil keempat garis kerja dapat diperhatikan bahwa setiap Line menunjukan adanya potensi rembesan yang berbeda-beda namun, dapat diketahui terdapat potensi aliran rembesan pada setiap daerah Main Dam Waduk Greneng yang ditandai dengan adanya resistivitas rendah yang ditandai dengan warna biru.
Pengaruh Angin Terhadap Dimensi Rip-rap Bendungan (Studi Kasus Bendungan Sutami) Faizah, Nasya Shafa'; Runi Asmaranto; Jadfan Sidqi Fidari
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.019

Abstract

Rip-rap Bendungan Sutamiberfungsi sebagai peredam energi yang dapat mereduksi hempasan ombak agar tidak terjadi penggerusan tanah pada lereng bendungan. Studi ini bertujuan menganalisa potensi terjadinya kerusakan material pada rip-rap Bendungan Sutamiberdasarkanperbedaan nilai dimensi rip-rap yang dihitung dari pembangkitan gelombang menggunakan perhitungan kecepatan angin 10 tahun terakhir dengan nilai yang sebenarnya. Pembangkitan gelombang dan dimensi rip-rap dihitung menggunakan metode perhitungan angin terkoreksi (UA) danmetode perhitungan angin desain (VMPH).Data yang dibutuhkan yaitu kecepatan angin bulananuntuk menghitung kecepatan angin koreksi (UA), data arah anginyang digunakan untuk menentukan nilai panjang fetch (F), data berat jenis batuan dan slope rip-rap bendunganuntuk menghitung berat masing –masing fragmen batuan (W50), serta data berat median rip-rap sebenarnya untuk analisa terjadinya potensi kerusakan.Dari hasil kajian menunjukkan bahwa dari semua metode yang digunakan mendapatkan hasil tinggi gelombang yang sangat kecil. Hal tersebut disebabkan karena fetch Bendungan Sutami pendek atau > 1 km, yang mempengaruhi hasil dari pembangkitan gelombang dan dimensi batuan rip-rap yang didapatkan. Maka, dapat disimpulkan angin area penelitian tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kekuatan material rip-rap pada Bendungan Sutami atau masih dikatakan aman dari pengaruh angin dan gelombang.
Analisis Keruntuhan Bendungan Cipanas Kabupaten Sumedang Melalui Simulasi HEC-RAS dan InaSAFE Tinambunan, Calvin Orniel; Dian Sisinggih; Runi Asmaranto
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2023.003.02.025

Abstract

Bendungan Cipanas Terletak di Kabupaten Sumedan merupakan salah satu bendungan yang direncanakan akan selesai pada tahun 2022 Bendungan Cipanas memiliki tampungan efektif sebesar 81 juta m3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan maksimum di daerah tangkapan air Bendungan Cipanas, memperkirakan sebaran banjir akibat runtuhnya Bendungan Cipanas berdasarkan simulasi HEC-RAS dan tingkat bahayanya, menentukan klasifikasi dan memperkirakan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh runtuhnya Bendungan Cipanas berdasarkan InaSAFE. Pada studi ini dilakukan analisis debit banjir rancangan menggunakan metode HSS Nakayasu dan Snyder. Hasil dari analisis ini didapatkan debit PMF menggunakan HSS nakayasu sebesar 1346,844 m3/detik. Berdasarkan simulasi HEC-RAS dari ketiga skenario tersebut, diperoleh sebaran terluas genangan banjir akibat keruntuhan Bendungan Cipanas seluas 534.010 km2 yaitu pada kondisi piping atas. Berdasarkan luasan sebaran banjir dan ketinggian maksimum banjir yang disimulasikan pada aplikasi InaSAFE, keruntuhan Bendungan Cipanas tergolong sebagai bahaya tingkat tinggi. Perkiraan kerugian ekonomi akibat keruntuhan Bendungan Cipanas berdasarkan simulasi InaSAFE sebesar Rp. 797,090,878,500,00.