cover
Contact Name
Sofyan Mahfudy
Contact Email
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Phone
+6281329446085
Journal Mail Official
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Editorial Address
LPPM, UIN Mataram, Jl. Pendidikan 35 Mataram 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : 18583571     EISSN : 25809628     DOI : 10.20414/transformasi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 243 Documents
Pelatihan pembuatan pakan gel berbasis bahan lokal sebagai pakan alternatif budidaya lobster di Pulau Lombok Muhsinul Ihsan; Bayu Priyambodo; Handa Muliasari
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 16 No. 1 (2020): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v16i1.2106

Abstract

[Bahasa]: Komponen biaya terbesar dari usaha budidaya lobster adalah pakan. Pakan buatan diyakini merupakan salah satu solusi berkelanjutan bagi pengembangan industri budidaya yang ramah lingkungan. Dengan demikian, inovasi formulasi dan pembuatan pakan buatan harus terus dilakukan. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan keterampilan kepada pembudidaya lobster untuk memproduksi pakan buatan berbentuk gel berbasis bahan lokal di Dusun Telong-Elong Jerowaru Lombok Timur. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR). Peserta pelatihan menginisiasi, menyiapkan, dan mempraktekkan langsung cara pembuatan pakan dengan dibimbing oleh pengabdi. Evaluasi pakan yang dihasilkan meliputi tiga hal yaitu: tekstur (kelenturan), attractabilty (daya tarik), dan water stability (ketahanan dalam air). Melalui pelatihan yang difasilitasi oleh Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR), pembudidaya berhasil memproduksi pakan buatan dengan karakteristik sebagai berikut: tekstur pakan yang dihasilkan menyerupai tekstur daging udang; daya tarik pakan sangat bagus; dan pakan mampu tidak hancur di dalam air selama 24 jam sebelum dimakan oleh lobster. Kelemahan pakan yang dihasilkan adalah tidak bisa bertahan lama ketika dimastikasi oleh lobster. Hal ini menyebabkan sebagian nutrien dalam pakan larut dalam air. Secara umum, pakan yang dihasilkan telah memenuhi sebagian besar kriteria yang diperlukan bagi pakan buatan lobster. Kombinasi binder perlu dikaji ulang untuk mengatasi kelemahan dalam pakan. Kata Kunci: pelatihan, pakan buatan, lobster, budidaya [English]: The major cost of lobster aquaculture is in the feed. The artificial feed is one of the viable solutions for development of aquaculture industry as it is environmentally friendly. Therefore, the innovation in formulating and producing the artificial feed shall be pursued. The purpose of this community service program is to equip the lobster farmers with the skills in producing artificial feed using local ingredients in Lombok Island. Participatory Action Research (PAR) method was used in this program. The participants initiated, prepared, and practiced the skills directly guided by the trainers. Artificial feeds produced by the participants were then evaluated including the texture, attractability, and water stability. Through this training facilitated by the Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR), lobster farmers succeeded in producing artificial feed with the characteristics: the texture is similar to the texture of shrimp meat, the attractability is very good, and cannot be destroyed in water for 24 hours before being eaten by lobsters. The disadvantage of artificial feed is that it is unstable when masticatied and eaten by lobsters. This cause some of nutrients in the feed dissolve in water. In general, the artificial feed produced by lobster farmers have fulfilled the criteria of lobster feed. Binder combination is need to be reviewed to overcome weakness in artificial feed. Keywords: training, artificial feed, lobster, aquaculture
Pendampingan pembuatan media pembelajaran Powtoon bagi guru Sekolah Dasar Gugus 1 Kota Bogor Elly Sukmanasa; Lina Novita; Aries Maesya
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 16 No. 1 (2020): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v16i1.2140

Abstract

[Bahasa]: Pembelajaran abad 21 menuntut guru untuk memahami, mengenali, dan mampu menggunakan teknologi dengan baik. Sejalan dengan itu proses pembelajaran Kurikulum 2013 juga memerlukan kemampuan guru dalam bidang teknologi terutama dalam pembuatan media pembelajaran yang menarik. Salah satu permasalahan yang terjadi di sekolah Gugus 1 Kota Bogor adalah keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah pelaksanaan pendampingan pembuatan media Powtoon kepada guru-guru Sekolah Dasar (SD) melalui pemberian materi secara teoritis, praktek pembuatan Powtoon, sampai kepada evaluasinya. Tujuan program pengadian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk melakukan pendampingan pembuatan media pembelajaran Powtoon pada pembelajaran kurikulum 2013 tematik kelas V SD Gugus 1 Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah ceramah dan drill practice. Tahapan kegiatan diawali dengan penyampaian materi pentingnya media, pengenalan media Powtoon, dan dilanjutkan dengan drill practice yang mendorong peserta melakukan praktik pembuatan media Powtoon tersebut. Hasil pelatihan PKM ini menunjukkan sebanyak 91,2% peserta belum pernah mendengar tentang media Powtoon dan sebanyak 97,2% peserta belum pernah membuatnya dalam pembelajaran. Setelah dilaksanakannya PKM ini sebanyak 82,4% peserta mampu membuat media Powtoon dengan baik. Kegiatan PKM ini efektif membantu guru untuk merancang pembelajaran berbasis teknologi khususnya media pembelajaran Powtoon. Kata Kunci: pembelajaran abad 21, pendampingan, media Powtoon [English]: The 21st-century learning requires teachers to understand, recognize, and be able to use technology properly. In this case, the 2013 Curriculum (K13) learning process also requires teachers’ technological ability to make attractive learning media. One of the problems found in the Cluster 1 Schools in Bogor is the limited ability of teachers to use technology-based learning media. The alternative to this problem is the training in making Powtoon to elementary school (SD) teachers through theoretical material delivery, practice, and evaluation. The purpose of the community service program is to provide assistance in making Powtoon for thematic learning in grade V Cluster 1 Bogor City. The method used was lecture and drill practice. It started with the presentation of the importance of media in learning, the introduction of Powtoon, and following by drill practice that encourages participants to practice the making of Powtoon. The results showed that 91.2% of participants had never heard of Powtoon media and 97.2% of participants had never made it in learning. After the implementation of PKM, 82.4% of the participants were able to make Powtoon. This program is effective in helping teachers to design technology-based learning, especially Powtoon. Keywords: 21st-century learning, accompaniment, Powtoon media
Pemberdayaan masyarakat untuk merintis kampung Inggris di Desa Kalipakem Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang Afif Ikhwanul Muslimin
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 16 No. 1 (2020): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v16i1.2144

Abstract

[Bahasa]: Pertumbuhan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi dunia yang cukup pesat, menyebabkan mobilisasi manusia semakin tinggi. Bergulirnya AFTA (Asia Free Trade Agreement) dan bergaungnya era revolusi industri 4.0 membuat masayarakat Indonesia harus memiiki daya saing Internasional. Sehingga, tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan kompetensi bahasa asing komunitas berbasis Desa dengan pembentukan kampung Inggris untuk meningkatkan daya saing masyarakat. Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Kalipakem, Kecamatan Donomulyo, kabutapen Malang dengan metode PAR (Participatory Action Research). PAR adalah metode penelitian aksi partisipatoris, dengan tujuan untuk mengetahui masalah yang dihadapi subyek penelitian dan menjadikanya sebagai target untuk dipecahkan sesuai kebutuhan subjek yang diteliti. Pengabdian ini melibatkan tokoh penggerak masyarakat Desa Kalipakem dan masyarakat desa yang meliputi remaja dan ibu-ibu jamaah kemasyarakatan. Metode ini dilakukan untuk memahamkan masyarakat Donomulyo terhadap: a) kelemahan-kelamahan yang dialami dan dimilikinya, b) keinginan-keinginan masyarakat untuk mengatasi kekuranganya, c) menyusun strategi dan metode untuk memecahkan masalahnya dan d) membantu masyarakat mengatasi, memecahkan, dan menemukan jalan keluarnya. Berdasarkan implementasi pengabdian, diketahui bahwa 1) masyarakat Desa Kalipakem memberikan dukungan maksimal melalui antusiasme partisipasi dan pemfasilitasan kegiatan pengabdian, 2) materi pelatihan pengabdian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat mendorong antusiasme pelatihan bahasa Inggris, dan 3) optimisme keterwujudan kampung Inggris di Desa Kalipakem sangatlah tinggi yang ditunjukkan dengan keseriusan setiap pihak dalam mengikuti proses pengabdian. Kata Kunci: kampung Inggris, Participatory Action Research, komunitas, desa [English]: The rapid growth of science, technology, and the world economy has caused human mobilization to increase. The implementation of the AFTA (Asia Free Trade Agreement) and the reverberation of the industrial revolution 4.0 require Indonesian people to boost international competitiveness. Thus, the aim of the present community service was to increase the international language competence ??in village-based communities by establishing English villages to increase community competitiveness. This program was carried out in the village of Kalipakem, Donomulyo sub-district, Malang using the PAR (Participatory Action Research). PAR is a participatory action research method which aims at finding out the problems faced by research subjects and making them targets to be solved according to the needs of the subjects being studied. It involved community leaders in Kalipakem Village and village communities, including teenagers and community worshipers. This method was utilized to make the community: a) understand experienced and possessed weaknesses, b) understand desires of the community to overcome weaknesses, c) develop strategies and methods to solve the problem, and d) help the community to overcome, to solve, and to find a way out. Based on community service implementation, it was found that 1) Kalipakem villagers provided maximum supports through the enthusiasm of participations and facilitating the community service activities, 2) dedicated training materials that fitted the needs of the community encouraged enthusiasm for English language training, and 3) optimism for the realization of the British kampung in the village of Kalipakem is very high shown by the seriousness of each party in following the activities. Keywords: English village, Participatory Action Research, community, village
Bermain bunga kamboja sambil berhitung pada anak usia 5-6 tahun Abdurrahman Abdurrahman; Ni Ketut Alit Suarti; I Made Gunawan
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2195

Abstract

[Bahasa]: Pelaksanaan pengabdian bagi Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang manfaat bunga kamboja dapat menjadikan anak cerdasa dalam berhitung di lingkungan masyarakat, Kota Mataram NTB. Diharpkan melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan media ajar serta perkembangan anak hususnya pada kecerdasan berhitung (logic matematik) yang diterapkan sejak dini. Pelaksanaan pengabdian ini direncanakan akan berjalan dengan sasaran utama adalah masyarakat/orang tua, anak didik sekolah PAUD di lingkuangan masyarakt. Metode pelaksanaan kegiatan ini melalui sosialisai, persiapan kegiatan, penyuluhan, pelatihan serta pendampingan. Sedangkan prosedur kegiatan yakni perencanaan (planning), Pelaksanaan (actuating) yang meliputi (tahap I, II, dan III) dan pengawasan (controlling), serta diadakan evalusi dan keberlanjutannya dengan menggunakan instrumen yang sudah disiapkan. Hasil dari kegiatan ini adalah pemahaman orang tua tentang media ajar serta perkembangan berhitung anak. Kata Kunci: pelatihan, media ajar dengan tanah liat, kemampuan berhitung anak
Penguatan konsep parenting bagi masyarakat/orang tua murid Raudhatul Athfal Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah Ahmad Zohdi
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2196

Abstract

[Bahasa]: Pola asuh pada tahap awal sangat menentukan sifat, watak dan karakter anak pada masa yang akan datang. Kebanyakan orang tua sering melupakan pola asuh anak, tidak berfikir pentingnya keamanan, kenyamanan, pengaruh sosial, dan lingkungan anak. Kesalahan pola asuh orang tua bagi anak usia dini akan berakibat fatal seperti anak akan mengalami kelemahan mental, pendiam, penakut, keras, brutal, dan sebagainya. Disinilah pentingnya penguatan Konsep Parenting bagi masyarakat khusunya bagi wali murid yang memiliki anak usia dini agar dapat melewati masa kritis dan memanfaatkan masa golden age (usia keemasan) anak usia dini. Kata Kunci: karakter, parenting, golden age
Pelatihan manajemen organisasi kepemudaan dalam upaya penguatan idealisme kepemudaan guna menangkal paham radikalisme Bahrur Rosyid
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2198

Abstract

[Bahasa]: Dalam kaidah bahasa Qurani pemuda atau yang disebut “asy-syabab”didefinisikan dalam ungkapan sifat dan sikap seperti: 1). berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak, 2). memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan, seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua. 3). seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Peran penting dari seorang pemuda adalah pada kemampuannya melakukan perubahan. Perubahan menjadi indikator suatu keberhasilan terhadap sebuah gerakan pemuda. Perubahan menjadi sebuah kata yang memiliki daya magis yang sangat kuat, sehingga membuat gentar orang yang mendengarnya, terutama mereka yang telah merasakan kenikmatan dalam iklim status quo. Tujuan pengabdian pada masyarakat dengan pengambilan tema dalam kegiatan ini adalah Untuk melatih Pemuda dalam meningkatkan Idealismenya guna menangkal Paham Radikalisme dalam sebuah Wadah Organisasi Kepemudaan, untuk Membentuk Wadah Organisasi Kepemudaan dalam hal ini adalah Karang Taruna, sebagai lembaga penghimpun dan menyalurkan bakat dan minat masing-masing pemuda, harapannya supaya pemuda di Lingkungan Gegutu Timur terarah dan tepat menyalurkan minat dan bakatnya, sehingga akan terbentuk idealisme pemudanya secara kuat dan kokoh guna menangkal paham Radikalisme. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat di antaranya : Peningkatan pemahaman dan kesadaran Pemuda tentang pemberdayaan diri dengan potensi yang ada melalui Wadah Organisasi Kepemudaan, Dengan adanya Wadah Organisasi Kepemudaan ini dapat menjadi wadah menyalurkan potensi, minat dan bakat berikut mengolalanya tentunya dengan proses pendampingan secara kontinue dan dievaluasi pada ahir kegiatan, sehingga kedepannya akan tercipta rasa aman dan tentram dalam kehidupan bermasyarakat, dengan Pemuda yang punya Inisiatif tinggi untuk melaksankan perubahan, tentunya perubahan ini didasari dengan jiwa kreatif dan inovatif, maka akan terjawab bahwa pemuda merupakan tulang punggung kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kata Kunci: kepemudaan
Pelatihan manajemen taman pendidikan Al-Qur’an Nurul Hidayah Getap Barat Kelurahan Cakranegara Selatan Kec. Cakranegara Kota Mataram Subki Subki
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2199

Abstract

[Bahasa]: Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang berdampak pada semakin menjamurnya lembaga pendidikan, baik swasta maupun negeri, baik lembaga pendidikan formal maupun non formal, mulai dari perkotaan sampai [edesaan dan bahkan pelosok sekalipun, menuntut kepada semua penentu kebijakan baik pemerintah dan terlebih lagi bagi para pemangku kepentingan atau penentu kebijakan strategis pada masing-masing lembaga pendidikan yang bersangkutan untuk terus berbenah diri. Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Nurul Hidayah Getap Barat hadir di tengah-tengah masyarakat Getap Barat yang berada di wilayah kecamatan Cakranegara sebagai pusat perekonomian warga Mataram khususnya dan provinsi Nusa Tenggara Barat umumnya, sebagai wadah untuk membekali generasi muda dalam menghadapi perkembangan zaman dan teknologi serta informasi yang disajikan melalui media masa baik cetak maupun eketronik. Keberadaan sebuah lembaga pendidikan di tengah menjamurnya lembaga pendidikan di berbagai penjuru mulai dari perkotaan sampai pedesaan dan bahkan pelosok kampung terpencil sekalipun, akan dapat eksis manakala lembaga pendidikan yang bersangkutan dikelola dan ditata dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan pengabdian ini difokuskan pada pelatihan manajerial Taman Pendidikan al-Qur’an Nurul Hidayah getap Barat, dengan mengundang narasumber yang mumpuni di bidang manajemen. Kegiatan pengabdian tersebut dilaksanakan dengan menerampakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas atau latihan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 15 orang peserta, dengan rincian seorang kepala, tiga orang wakil (kesiswaan, kurikulum, dan sarana –prasarana), seorang Bendahara dan 10 orang guru. Materi yang disampaikan pada saat pelatihan berkisar pada fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Masing-masing fungsi tersebut diperkuat oleh narasumber dengan memberikan ruang tanyajawab dan latihan sederhana kepada peserta. Kata Kunci: fungsi manajemen, lembaga pendidikan, maju dan terkemuka
Pelatihan “Co-Fe (Microsoft Office)” sebagai upaya pembekalan Soft Skill di bidang ilmu komputer bagi pemuda pasca lulus SLTA Desa Keselet, Sakra, Lombok Timur Muhammad Nurman
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2200

Abstract

[Bahasa]: Tujuan pengabdian ini untuk membekali ilmu berupa soft skill di bidang komputer terutama menggunakan microsoft office yang dapat menunjang kemampuan masyarakat sehingga mempunyai modal untuk bekerja dan bisa bersaing di dunia kerja. Metode pemecahan masalah yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah dengan menggunakan metode: ceramah, diskusi dan praktek. Melalui gabungan metode-metode tersebut diharapkan mampu mempraktekan microsoft office. Agar program ini berjalan maksimal, maka diperlukan perencanaan atau persiapan, diantaranya: (a) Survei tempat pelaksanaan kegiatan, (b) Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan tempat atau lokasi pengabdian masyarakat, (c) Pembuatan modul pelatihan MS Word dan MS Excel, (d) Pembuatan atau pencarian video tutorial MS Word dan MS Excel (d) Perbanyakan modul sesuai dengan jumlah peserta. (e) Penentuan nara sumber. Hasil pelaksanaan kegiatan: (1) Kegiatan Desa Binaan yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan Co-Fe (Microsoft Office) ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar, meskipun tidak terlepas pula dari beberapa hambatan dan keterbatasan di lapangan. (2) Warga binaan memiliki keterampilan praktis sehingga menjadi bekal memasuki dunia kerja. (3) Warga binaan atau peserta pelatihan memiliki keterampilan life skill yang dapat dijadikan modal untuk mengikuti persaingan pada era dimana keterampilan dibidang komputer sangat dibutuhkan. (4) Warga binaan atau peserta pelatihan tidak asing lagi dengan istilah-istilah komputer yang mana selama ini mereka beranggapan bahwa komputer itu adalah suatu barang yang aneh bagi mereka dan tidak mungkin mereka dapat mengoperasikannya. Kata Kunci: pelatihan, soft skill , komputer, Co-Fe (Microsoft Office)
Penguatan kompetensi guru dalam mendesain media pembelajaran interaktif dengan program autoplay di MI Al-Ikhlasiyah Perampuan Nuruddin Nuruddin
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2201

Abstract

[Bahasa]: Media memiliki peran vital dan strategis dalam memastikan praktek pembelajaran berjalan dengan baik. Pengabdian ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu mengembangkan dan menguatkan kompetensi guru. Salah satu bentuk penguatan kompetensi tersebut adalah dengan pelatihan guru mendesain media pembelajaran interaktif dengan program Autoplay. Pelatihan ini dilaksanakan dalam lima tahapan yaitu; (1) Observasi Dan Pengenalan Madrasah; (2) Sosialisasi Program dan FGD; (3) Pelatihan mendesain media pembelajaran dengan software autoplay; (4) Pendampingan penguatan guru dalam pembelajaran dengan software autoplay tahap pertama; (5) Pendampingan penguatan guru dalam pembelajaran dengan software autoplay tahap kedua; (6) monitoring evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terjadi perubahan mindset guru tentang inovasi pembelajaran ditambah lagi dengan peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dengan software autoplay. Hasil kegiatan Pengbdian menunjukkan bahwa pengetahuan guru dalam mengoperasikan program tersebut semakin mengalami peningkatan dan dapat dimanfaatkan, dipraktikkan sebagai media pembelajaran di dalam kelas. Kata Kunci: kompetensi guru, media interaktif, autoplay
Sosialisasi tentang dampak putus sekolah di Desa Sekotong Timur Lembar Lombok Barat NTB Saimun Saimun
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 2 (2017): Transformasi Juli
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i2.2202

Abstract

[Bahasa]: Sosialisasi dampak putus sekolah di Desa Sekotong Timur Lembar Lombok Barat bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan akan pentingnya pendidikan formal atau sekolah bagi anak-anak usia sekolah di Desa Sekotong Timur yang telah memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena berbagai faktor, baik faktor ekonomi, minat anak yang kurang, perhatian orang tua yang rendah, factor budaya, fasilitas belajar kurang, ketiadaan sekolah/sarana, dan cacat atau kelainan jiwa. Kegiatan sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Desa Sekotong Timur, utamanya bagi anak-anak putus sekolah di desa tersebut. Melalui sosialisasi dampak putus sekolah ini, anak-anak di Desa Sekotong Timur diharapkan melanjutkan sekolah atau pendidikan ke tahap selanjutnya sehingga memiliki kecakapan dan pengetahuan yang cukup baik guna meningkatkan tarap sumber daya manusia yang optimal dan mengurangi prosentase jumlah anak yang putus sekolah. Kegiatan sosialisasi dampak putus sekolah diselengarakan di Desa Sekotong Timur, bertempat di AULA Diniah Miftahul Falah Sekotong Timur Lembar Lombok Barat pada hari Sabtu, tanggal 30 September 2017. Kegiatan ini dibuka dengan sambutan yang disampakan oleh pengabdi dan Bapak Zohri sebagai wakil dari Desa Sekotong Timur. Selanjutnya materi kegiatan sosialisasi dibawakan oleh seorang narasumber dan diakhiri dengan pembentukan tim pendampingan sebagai faktor penguatan keberhasilan dari kegiatan sosialisasi. Kata Kunci: sosialisasi, putus sekolah, usia sekolah

Page 8 of 25 | Total Record : 243