cover
Contact Name
Sofyan Mahfudy
Contact Email
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Phone
+6281329446085
Journal Mail Official
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Editorial Address
LPPM, UIN Mataram, Jl. Pendidikan 35 Mataram 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : 18583571     EISSN : 25809628     DOI : 10.20414/transformasi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 243 Documents
Peningkatan kompetensi profesional guru melalui metode pendampingan Wildan Wildan
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 1 (2019): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.716 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i1.1024

Abstract

[Bahasa]: Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk: (1) guru memperoleh informasi yang memadai tentang kurikulum 2013; (2) guru menguasai teori dan praktik dalam mengembangkan perangkat pembelajaran; (3) guru terampil dalam mengembangkan perangkat pembelajaran; (4) guru memiliki dokumen perangkat pembelajaran yang memadai untuk setiap mata pelajaran. Metode yang digunakan adalah penggalian permasalahan, menetapkan permasalahan, dan menyusun rancangan kegiatan pengabdian. Strategi yang digunakan adalah dua bentuk kegiatan yaitu workshop dan pendampingan. Hasil yang diperoleh adalah (1) guru memiliki informasi yang memadai dan meningkatnya pemahaman guru tentang kurikulum 2013 khususnya pemahaman konsep dalam mengembangkan perangkat pembelajaran; (2) guru-guru peserta telah memahami dalam mengembangkan perangkat (RPP) dengan model format RPP yang disepakati bersama sesuai dengan kurikulum 2013; (3) guru memiliki keterampilan yang cukup khususnya dalam menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran; (4) guru-guru memiliki perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik untuk guru kelas, mata pelajaran agama, dan mata pelajaran umum. Hasil dari pendampingan ini diharapkan menjadi acuan bagi madrasah dalam melakukan tindak lanjut untuk mengembangkan perangkat lainnya seperti pengembangan media pembelajaran, bahan pembelajaran, instrumen penilaian dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Kata Kunci: kurikulum 2013; profesionalisme guru; perangkat pembelajaran [English]: The purposes of this community engagement program are that teachers (1) get adequate information about Curriculum 2013; (2) have mastery of theory and practice in developing learning tools; (3) are skillful in developing learning tools; (4) have prepared learning tools for each subject. The methods used consisted of identifying the problem, determining the problem, and designing the program. The program was held in the form of workshop and mentoring. The results are that the teachers (1) have adequate information and increasing understanding of Curriculum 2013, specifically understanding in developing learning tools, (2) understand and are able to develop learning plans which meet the criteria of Curriculum 2013, (3) have sufficient skills in designing and developing learning tools, (4) have thematic learning plans for classroom teachers, religious subject, and general subjects. The results of this program are expected to be a reference for the schools to have follow-up programs which support the teachers in developing other learning tools such as learning media, learning materials, assessment instrument, and students’ worksheets. Keywords: curriculum 2013; teacher professionalism; learning tools
Pelatihan pembuatan bahan ajar untuk pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik Indonesia Iis Juniati Lathiifah; Fitri Apriani; Putri Cahyani Agustine
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2019): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.434 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i2.1255

Abstract

[Bahasa]: Salah satu unsur konkrit yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah peningkatan mutu pendidikan. Namun kenyataannya guru kurang mengembangkan kreativitas untuk merencanakan, menyiapkan, dan membuat bahan ajar secara matang yang kaya inovasi sehingga menarik bagi siswa. Kebanyakan aktivitas pembelajaran matematika hanya menyajikan permasalahan dan rumus-rumus saja tanpa memperhatikan penanaman konsepnya. Melihat banyaknya CPNS calon guru pada tahun 2019 ini, terdapat peluang untuk merubah sistem belajar di sekolah agar lebih bervariatif. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman dan pengalaman bagi calon guru tentang pembuatan bahan ajar mengunakan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam pembelajaran matematika dan mengahasilkan bahan ajar menggunakan konteks kehidupan sehari-hari. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam bentuk pelatihan (workshop) yang mengedepankan praktik dengan metode on the job training dimana peserta pelatihan langsung bekerja di bawah bimbingan narasumber. Hasil kegiatan ini adalah produk bahan ajar berupa LKS menggunakan konteks kehidupan sehari-hari yang kemudian dibukukan dan diajukan Hak Ciptanya sehingga dapat digunakan oleh guru sekolah Dasar (SD). Setelah diadakan pelatihan diperoleh bahwa calon guru CPNS 2019 memiliki kemampuan yang sangat baik dan memilki berbagai ide kreatif dalam menyusun bahan ajar dengan konteks kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: pelatihan; bahan ajar; PMRI; CPNS 2019 [English]: One of the essential aspects to improve the quality of human resources is to improve the quality of education. But in reality, the teachers are less creative in planning, preparing, and make rich and innovative teaching contents which attract the students. Mostly, mathematics learning activities only present problems and formulas without regard to the inculcation of the concepts. Considering the number of prospective teachers in 2019, there is an opportunity to change the learning approach in schools to be more varied. The purpose of this community service activity is to provide an understanding and experience for prospective teachers about making teaching materials using the Indonesian Realistic Mathematics Approach (PMRI) in learning mathematics and producing teaching materials using the context of everyday life. This community service is carried out in the form of workshops that prioritizes practice, employing the on the job training method in which the training participants directly work under the guidance of experts. The results of this activity are teaching material in the form of student worksheets using the context of daily life which are then recorded and submitted for copyright so that they can be used by elementary school teachers widely. After the training, it was found that pre-service teachers had very good abilities and a variety of creative ideas in compiling teaching materials in the context of daily life. Keywords: training; learning material; PMRI; CPNS 2019
Peningkatan kemampuan berhitung dengan metode jarimatika di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Neonbat Nusa Tenggara Timur Cecilia Novianti Salsinha; Eva Binsasi; Elinora Naikteas Bano
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2019): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.813 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i2.1302

Abstract

[Bahasa]: Salah satu metode pembelajaran yang cocok digunakan untuk operasi perkalian adalah metode jarimatika. Metode ini diberikan kepada siswa SD di Kefamenanu mengingat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kefamenanu telah memiliki empat perguruan tinggi namun masih banyak siswa yang belum memiliki kemampuan berhitung cepat. Kelebihan metode jarimatika adalah tidak memerlukan alat peraga dan hafalan karena perhitungan dilakukan dengan memanfaatkan jari tangan sehingga diharapkan operasi hitung perkalian dapat lebih mudah dipahami, menyenangkan, dan tidak membebani memori otak siswa. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa sekolah dasar. Kegiatan ini dilaksanakan di SDN Neonbat Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan subyek pengabdian seluruh siswa kelas V yang berjumlah 60 orang. Pengabdian dilaksanakan dalam bentuk workshop yang dibagi menjadi 2 hari. Pelaksanaan hari pertama fokus pada review kemampuan dasar siswa yang meliputi perkalian 1-5 dan dilanjutkan dengan perkenalan teknik berhitung cepat dengan jarimatika untuk perkalian 6-10 dan 11-15. Pengabdian dilanjutkan pada hari kedua yaitu review materi pada hari sebelumnya dan penyampaian teknik berhitung cepat untuk kelompok 16-20 yang diakhiri dengan pemberian latihan. Kegiatan pengabdian tidak hanya berhenti pada workshop tetapi dilanjutkan dengan pendampingan terhadap siswa yang dipilih sebanyak 20 orang. Kegiatan pendampingan ini memberikan dampak positif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata pada pre-testsebesar 55,84 dan pada post test sebesar 75. Kata Kunci: berhitung cepat; metode jarimatika; perkalian; sekolah dasar [English]: One of the appropriate methods to learn multiplication is Jarimatika. It was given to elementary school students in Kefamenanu which, based on data from statistical central agency (BPS), has four colleges but there are still many students who do not have rapid counting skills. The advantage of this method is not requiring learning tools and memorization because calculations are done by utilizing the fingers so that the expected counting operation of multiplication can be more easily understood, enjoyable, and does not overload students’ memory. The purpose of this community service program was to improve the counting skills of elementary school students. It was held at SDN Neonbat Kefamenanu, East Nusa Tenggara (NTT) involving 60 5th-grade students. The program was carried out in two-day workshop. The first day focused on the review of students ' basic ability which includes multiplication 1-5 and continued with the introduction of quick counting techniques with Jarimatika for multiplication 6-10 and 11-15. The second day was to review the previous day and introduce the rapid counting technique for multiplication 16-20. This program did not only end with the workshop but also continued with the assistance of 20 selected students. This assistance provided a positive impact on the results students get which can be seen from the increasing average score: 55,84 in the pre-test then increased to 75 in the post-test. Keywords: fast counting; jarimatika method; multiplication; elementary school
Pendampingan ekstrakurikuler merajut untuk mengembangkan kreativitas dan kesiapan berwirausaha siswa MA Miftahul Ulum Kalirejo Pasuruan Ana Ahsana El-Sulukiyyah; Jihadti Renovani Puji Lestari; Mariyah Mariyah
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2019): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.2 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i2.1427

Abstract

[Bahasa]: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan)-STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Pasuruan didampingi oleh Dosen Pembina Lapangan di MA (Madrasah Aliyah) Miftahul Ulum Kalirejo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan ekstrakurikuler merajut yang sebelumnya hanya menghasilkan topi rajut atau kupluk tanpa dipasarkan dan hanya disimpan di lemari penyimpanan. Metode yang digunakan terdiri dari tiga tahap yakni tahap persiapan, tahap pendampingan, dan praktek serta tahap pemasaran. Setelah melalui beberapa tahapan kegiatan tersebut terdapat peningkatan yang dicapai antara lain: (a) meningkatnya pengetahuan para siswi peserta workshop tentang teknik dasar merajut, (b) meningkatnya pengetahuan para siswi peserta pendampingan akan perbedaan teknik merajut yang biasa dipakai di Indonesia, (c) meningkatnya pengetahuan tentang macam-macam jenis merajut, (d) meningkatnya keterampilan siswi peserta pendampingan dalam berkreasi membuat hasil rajutan yang bervariasi, (e) meningkatnya kemampuan para siswi peserta pendampingan dalam mebuat hasil rajutan yang rapi, padu padan warna yang indah dan layak jual, (f) meningkatnya pengetahuan siswi peserta pendampingan akan pemasaran yang tidak hanya melalui pasar offline tetapi juga dapat melalui pasar online, dan (g) terdapatnya akun media sosial bagi para siswi untuk memasarkan hasil rajutannya yakni akun instagram madrasah merajut. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini telah berhasil meningkatkan kreativitas dan kesiapan para siswinya untuk memulai kegiatan berwirausaha. Kata Kunci: ekstrakurikuler; kreativitas; merajut; pendampingan; wirausaha [English]: This community service is carried out by KKN STKIP-STIT PGRI Pasuruan team supported by supervising lecturer at MA Miftahul Ulum Kalirejo. It aimed to develop an extracurricular program (knitting) that previously only produced knitted hats or skullcaps without being marketed and only stored in a storage cabinet. The method used in this program consist of three-step were the preparation step, the mentoring step, and the practice and marketing step. After going through several stages of the program, several improvements were achieved by the participants on: (a) knowledge of basic knitting techniques, (b) knowledge on the different knitting techniques commonly used in Indonesia, (c) knowledge of the different types of knitting, (d) skills in creating various knitting, (e) making neat, unified, beautiful color matching, and worth selling knitting, (f) knowledge in marketing strategy, either offline or online, and (g) social media (Instagram) account to market their knitwear, called madrasah merajut. To conclude, this community service has succeeded in increasing the creativity and readiness of the students to start entrepreneurship activities. Keywords: extracurricular; creativity; knitting; coaching; entrepreneur
Peningkatan keterampilan bahasa Inggris masyarakat pegunungan di Desa Betao Kabupaten Sidrap Andi Febriana Tamrin; Yanti Yanti
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2019): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.159 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i2.1673

Abstract

[Bahasa]: Pentingnya softskill bagi generasi muda menjadi dasar atas penyusunan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini. Fokus dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan minat belajar bahasa inggris masyarakat pegunungan berbasis buku cerita rakyat lingkungan/alam sekitar serta peningkatan softskill mitra Karang Taruna Desa Betao Kecamatan Pituriawa Kabupaten Sidrap. Tujuan khusus dalam PKM ini adalah dalam rangka untuk peningkatan minat belajar serta peningkatan ketrampilan Bahasa Inggris (soft skill). Beberapa metode yang digunakan dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah metode tanya jawab dan diskusi untuk mengidentifikasi pengetahuan dan teknologi pendukungnya. Metode ceramah digunakan pada saat proses belajar dan pemahaman teoritis bahasa inggris. Hasil pengabdian masyarakat yang telah dilatih menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris berbasis buku cerita bertema alam lebih mudah di mengerti oleh siswa yang diajar. Dengan menggunakan metode ini, terjadi peningkatan yang cukup baik bagi peserta didik. Selain itu, hasil lain yang diperoleh adalah para pemuda dan anak-anak lebih cepat menyerap materi pembelajaran Bahasa Inggris dan kegiatan ini juga menjadi awal untuk kegiatan lainnya. Kata Kunci: Bahasa Inggris; buku bergambar; soft skill [English]: The importance of soft skills for the young generation is the rationale for this community service program. The focus of the present program is to increase the interest of learning English for highlanders based on environmental/natural folklore books and soft skill enhancement for Karang Taruna in Betao Village, Pituriawa District, Sidrap. The specific purpose is to enhance learning interest and improve English (soft skills). The methods used in the program are the question and answer and discussion to identify knowledge and supporting technology. The lecturing method was used during the learning process and theoretical understanding of English. The results showed that English learning based on natural-themed storybooks is easier for students to understand. Using the book, the students have considerable improvement. In addition, another result was that young people and children could rapidly learn English and become the beginning of other activities. Keywords: English; picture book; soft skill
Pendampingan ekstrakurikuler menjahit untuk meningkatkan soft skill dan kesiapan berwirausaha siswa Madrasah Aliyah (MA) Sunan Ampel Keraton Pasuruan Suchaina Suchaina; Dwi Kartika; Khurotul Ayunin; Fitriyah Fitriyah
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2019): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.478 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i2.1722

Abstract

[Bahasa]: Kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bagian dari program kegiatan tim KKN STKIP STIT PGRI Pasuruan yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di MA Sunan Ampel Keraton Pasuruan. Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan soft skill menjahit dan memberi bekal kesiapan bagi siswa untuk berwirausaha siswa melalui pengembangan ekstrakurikuler menjahit. Metode yang digunakan terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) tahap persiapan berupa observasi untuk mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan untuk kegiatan ekstrakurikuler menjahit, (2) tahap pelaksanaan kegiatan pendampingan ekstrakurikuler menjahit bersama siswa yang terpilih melalui seleksi, (3) tahap evaluasi kegiatan pendampingan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pendampingan ini adalah: (1) meningkatnya kemampuan memahami teknik mengayuh mesin jahit, (2) siswa dapat menjahit dengan rapi, (3) meningkatnya kemampuan memotong bahan jahitan sesuai dengan model, dan (4) meningkatnya kemampuan menjahit kain yang dikombinasi. Akan tetapi program ini belum dapat mengembangkan kesiapan berwirausaha siswa. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah program pendampingan ekatrakurikuler mampu meningkatkan life skill siswa meskipun belum bisa mengembangkan kesiapan berwirausaha siswa. Kata Kunci: ekstrakurikuler; menjahit; life skill; wirausaha [English]: This community service program is a part of KKN STKIP – STIT PGRI Pasuruan programs supported by supervising lecturer at MA Sunan Ampel Keraton Pasuruan. It was aimed to improve students' soft skills and prepare them to have entrepreneurship skills through sewing extracurricular. The method used in this program were: (1) preparation step through observation to identify extracurricular needs, (2) the implementation step with selected students through selection process, (3) evaluation of the program. The results showed that (1) understanding of the techniques of operating sewing machine was improved, (2) students were able to sew tidily, (3) students’ ability to cut the cloth based on the model was increased, (4) students’ ability to sew combined cloth was improved. However, this program could not yet develop students’ readiness in entrepreneurship. In conclusion, this program improved students' skills but has not prepared the students for entrepreneurship practices. Keywords: extracurricular; sewing; life skill; entrepreneurship
Penyuluhan upaya penanggulangan dan pemeriksaan cacingan sebagai implementasi program pesantren sehat Atwazzah Taisir; Ria Hapsari; Iman Surya Pratama; Siti Rahmatul Aini; Galuh Tresnani; Bambang Fajar Suryadi
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2019): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.533 KB) | DOI: 10.20414/transformasi.v15i2.1789

Abstract

[Bahasa]: Angka prevalensi cacingan nasional pada tahun 2015 sebesar 28,12%, dengan prevalensi daerah yang bervariasi hingga melebihi 50%. Survey cacingan pada sampel anak SD/MI di Kabupaten Lombok Barat pada tahun 2011 menunjukkan angka prevalensi 29,47%. Cakupan upaya penanggulangan yang masih terbatas mendorong peningkatan koordinasi lintas mitra salah satunya pesantren. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengimplementasikan upaya penanggulangan cacingan melalui penyuluhan dan demonstrasi indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada salah satu mitra pondok pesantren di daerah Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara semi terstruktur dan observasi pengetahuan siswa dengan lembar kuisioner. Berdasarkan pemeriksaan natif terhadap 38 sampel feses terdapat 3 orang cacingan (0.7 %) terdiri atas infeksi campuran cacing tularan tanah (Ascaris sp dan Trichuris sp) dan infeksi tunggal (Hymenolepis sp, Ascaris sp). Hasil pengabdian secara umum berkontribusi terhadap penguasaan indikator PHBS sederhana yang terdiri atas: Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), penggunaan alas kaki, serta pengukuran berat, dan tinggi badan secara berkala. Kata Kunci: cacingan; pesantren sehat; PHBS [English]: The national worm prevalence rate in 2015 was 28.12%, with regional prevalence varies over 50%. Worms survey in a sample of elementary school children in West Lombok Regency in 2011 showed a prevalence rate of 29.47%. The limited scope of prevention efforts has led to increased coordination across partners including pesantren. This community service program aimed to implement the prevention of intestinal worms through counseling and demonstration of clean and healthy behaviors (PHBS) indicators at one of the boarding schools in West Lombok. The methods used in this program is semi-structured interview and observation of students’ knowledge with questionnaire sheets. Based on the native examination of 38 feces samples, there were three students who have worms (0.7%) consisting of mixed infection of earthworm (Ascaris sp and Trichuris sp) and single infection (Hymenolepis sp, Ascaris sp). Generally, this program contributes to the mastery of simple PHBS indicators consisting of: handwashing with soap (CTPS), footwear use, and periodic weight and height measurements. Keywords: worm infestation; healthy boarding school; personal hygiene
Menuju desa tangguh bencana (di Desa Sirnoboyo) Agoes Hendriyanto; Nimas Permata
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 1 (2017): Transformasi Januari
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i1.1976

Abstract

[Bahasa]: Bencana alam rutin yang dialami oleh masyarakat desa Sirnoboyo adalah bencana banjir yang banyak sekali kerugiannya yang pertama berdampak terhadap hasil pertanian dan merusak infrastruktur jalan dan jembatan. Kerugian dapat dikurangi dengan jalan menjadikan desa Sirinoboyo menuju Desa Tangguh Bencana. Untuk menuju Desa Tangguh Bencana dibutuhkan dana dan keseriusan pemerintah dalam rangka merubah skema pemikiran masyarakat yang merasa bahwa pembangunan memerlukan suatu kerja keras, gotong royong dan kebersamaan. Tujuan yang ingin dicapai dalam pengabdian ingin melihat sejauh mana Bentuk kemandirian masyarakat Desa Sirnoboyo untuk mewujudkan Desa Tangguh bencana yang diwujudkan dalam Rencana Penanggulangan Bencana Desa Sirnoboyo Desa Tangguh Bencana di bagi menjadi 3 berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Sirnoboyo masuk katagori Desa tangguh Bencana Pratama dengan skor 31 dari 60 indikator. Untuk menuju Desa tangguh Bencana madya dan Utama memrlukan suatu perencanaan pembangunan dan kerja keras seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap arti pentingnya penaggulangan bencana. Rasa persaudaraan, kesetiakawanan, dan kekeluargaan masyarakat desa Sirnoboyo perlu ditingkatkan lagi guna mencapai Desa tangguh Bencana utama. Kata Kunci: desa, tangguh bencana
Penguatan kapasitas peran masjid sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Taman Sari Ampenan Kota Mataram Akhmad Asyari; Subhan Abdullah Acim
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 1 (2017): Transformasi Januari
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i1.1978

Abstract

[Bahasa]: Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan ditemukan permasalahan yang urgen untuk ditindak lanjuti yaitu rendahnya pemahaman keagaamaan masyarakat dan rentannya pengaruh budaya disebabkan masyarakat yang menetap dan tinggal di kelurahan taman sari Ampenan ini sangat heterogen dari suku, kepercayaan dan latar belakang. Untuk mencegah dampak negatif yang terjadi maka masjid harus difungsikan sebagai sarana dan fungsi/peran kapasitas masjid tidak hanya sebagai tempat melaksanakan ibadah, tetapi masjid harus dijadikan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pendidikan dan penyuluhan dilaksanakan pada hari jum’at-sabtu tanggal 05-06 Agustus 2017 yang bertempat di masjid Al Falah dengan jumlah peserta sejumlah 30 orang dan terdiri dari 2 orang Narasumber yaitu bapak Dr. H. Zaidi Abdad, MA yang merupakan dosen UIN Mataram pada jurusan Ekonomi Islam dan bapak M. Sa’i, MA yang juga akademisi yaitu dosen fakultas Dakwah IAIN Mataram. Adapun kesimpulan dari kegiatan ini adalah; (1) Kegiatan pengabdian dapat terlaksana dengan lancar yang tercermin dari maksimalnya peran dari setiap tim pelaksana kegiatan pengabdian. (2) Berubahnya pola pikir masyarakat terhadap pentingnya pemberdayaan masjid. (3) Meningkatnya pemahaman keagamaan masyarakat yang lebih moderat dalam melihat masjid bukan sekedar sebagai tempat melaksanakan ibadah, tetapi masjid justru berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. (4) Meningkatnya pemahaman masyarakat terkait dengan konsep kapasitas peran masjid sebagai pusat pemberdayaan. (5) Tersampaikannya informasi terkait dengan penguatan kapasitas peran masjid sebagai pusat pemberdayaan. (6) Meningkatnya pemahaman masyarakat untuk menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Kata Kunci: kapasitas peran masjid, pusat pemberdayaan masyarakat, Tamansari Ampenan Kota Mataram
Pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi pembangunan bagi masyarakat nelayan di Sembalun Loang Baloq guna menjembatani kesenjangan sosial masyarakat Najamudin Najamudin
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 13 No. 1 (2017): Transformasi Januari
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v13i1.1979

Abstract

[Bahasa]: Kondisi masyarakat pesisir dan nelayan di lokasi pemberdayaan masih belum terbebas dari persoalan yang dihadapi oleh pelaku usaha kecil menengah meliputi, akses terhadap aset dan sumber-sumber modal terbatas, kebutuhan akan penguatan kelembagaan kelompok untuk pengembangan kapasitas pengelolaan sumber daya pesisir dan laut. Peran penting komunikasi pembangunan dalam pemberdayaan masyarakat pesisir adalah menjembatani kesenjangan yang terjadi antara kondisi masyarakat saat ini dengan kondisi yang ingin dicapai melalui proses-proses komunikasi yang partisipatif, dialogis dan memotivasi. Strategi komunikasi pembangunan untuk wilayah pesisir hendaknya spesifik lokasi, dengan mempertimbangkan hal-hal seperti program pembangunan perlu menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan non fisik, tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi harus menanamkan modal manusia untuk masa depan, pesan-pesan dalam komunikasi pembangunan tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan masyarakat nelayan dan ditransformasikan kepada masyarakat melalui metode-metode yang relevan dengan situasi dan kondisi setempat. Diperlukan perencanaan yang matang dalam rancang bangun strategi komunikasi pembangunan, melibatkan peran serta masyarakat pesisir dan stakeholders terkait dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga tindak lanjut dan sinkronisasi dan koordinasi antar stakeholders terkait dengan masyarakat pesisir dapat menjamin keberlanjutan program pembangunan dan mendorong terwujudnya struktur sosio-ekonomi masyarakat lokal yang kuat. Kata Kunci: pemberdayaan masyarakat, komunikasi, pembangunan

Page 6 of 25 | Total Record : 243