cover
Contact Name
Iqbal Bafadal
Contact Email
iqbalbafadal@uinmataram.ac.id
Phone
+62818362124
Journal Mail Official
jurnal.qawwam@uinmataram.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming
ISSN : 19789378     EISSN : 25809644     DOI : https://doi.org/10.20414/qawwam.v13i2.1729
Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming has been enlisted with p-ISSN: 1978-9378 and e-ISSN: 2580-9644 and published per semester on January-June and July-December by Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) of Universitas Islam Negeri Mataram (Mataram State Islamic University). This Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming focuses on gender mainstreaming, women empowerment, child and familily, and other actual issues relevant to the focus and scope of journal.
Articles 60 Documents
POTRET KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI ANGGARAN RESPONSIF GENDER DI PEMERINTAH PROVINSI NTB: Perspektif Komunikasi Organisasi Kadri Kadri
QAWWAM Vol. 14 No. 1 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i1.1991

Abstract

By using an organizational communication perspective, this research focuses on uncovering the policies, planning, implementation and evaluation of the Gender Responsive Budget and women's empowerment in Nusa Tenggara Barat (NTB) Province. The results of this qualitative research show that although the NTB Provincial Government has the political will of a gender responsive budget and women's empowerment by setting relevant regulations and missions, but in planning and implementing the budget it has not optimally accommodated the spirit of gender responsive and women's empowerment. Organizational communication of the NTB Provincial Government is more internal, while external communication with stakeholders who have competence in the field of women's empowerment seems minimal so there are still women's problems in NTB that have escaped the attention of the provincial government.
KESETARAAN GENDER BERBASIS PISUKE DI DESA PADAMARA DALAM BIDANG PENDIDIKAN: Sudut Pandang Teori Pertentangan Kelas Karl Marx Erwin Padli
QAWWAM Vol. 14 No. 1 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i1.2244

Abstract

Upaya penyetaraan posisi laki-laki dengan perempuan dalam ranah pendidikan telah banyak dilakukan, baik itu dilakukan oleh negara, lembaga maupun perseorangan. Bentuknya pun beragam, ada yang melalui peraturan maupun kesepakatan bersama. Dalam usaha penyetaraan berbentuk aturan yang disepakati bersama misalnya memiliki makna tersurat dan tersirat. Hal ini tergantung dari sudut padang mana kita melihatnya. Begitu juga dengan tradisi pisuke merupakan sebuah aturan bersama yang selama ini tetap dijalankan di Desa Padamara memiliki nilai tersirat yang ternyata merupakan salah satu cara untuk mengangkat derajat perempuan. Dengan menggunakan sudut pandang pertentangan kelas Karl Mark serta pendekatan sejarah peneliti menemukan bahwa tradisi pisuke merupakan salah satu bentuk usaha untuk menyetarakan posisi laki-laki dengan perempuan dalam ranah pendidikan.
MENJAWAB PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI COVID-19: Problematika dan Solusi Farida Rohayani
QAWWAM Vol. 14 No. 1 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i1.2310

Abstract

Anak usia dini saat jika disadari merupakan aset masa depan bangsa, orang tua maupun masyarakat. Tanggung jawab terbesar yang harus dilakukan orang tua yakni memastikan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Selain itu, kebahagiaan anak menjadi faktor utama baiknya perkembangan anak, baik itu ketika berada di dalam rumah maupun di luar rumah. Oleh karena itu, orang tua harus bisa menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, harmonis dan kasih sayang dalam keluarga untuk mempererat emosional orang tua dengan anak, terlebih lagi selama masa pandemi covid-19 yang mengharuskan anak dan orang tua harus terus menerus berada di rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif metode studi kasus eksplorasi dan penelitiannya menggunakan metode studi kasus kualitatif. Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan untuk data sekunder diperoleh dari internet berupa data-data yang dipublikasikan, seperti jurnal dan artikel.Hasil penelitian menunjukkan selama pandemi covid-19, ada beberapa masalah yang tampak, seperti ada orang tua yang memberlakukan gadget sebagai sahabat anak ketika anak merasa bosan, kurangnya intervensi orang tua pada dunia anak, masalah orang tua dalam menghadapi anak dan juga kejenuhan orang tua dan anak selama masa pandemi ini
PENGUATAN PERAN PEREMPUAN SEBAGAI “CADIAK PANDAI” DAN “BUNDO KANDUANG” DALAM PEMBERDAYAAN KEGIATAN DIDIKAN SUBUH: perempuan: irwandi irwandi
QAWWAM Vol. 14 No. 1 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i1.2353

Abstract

Abstrak keterlibatan perempuan dalam kegiatan didikan subuh sangat singnifikan karena mereka berada pada posisi “cadiak pandai” dan “Budo Kanduang” dalam tatanan kehidupan sosial keagamaan, termasuk kegiatan didikan subuh yang di laksanakan disetiap masjid/mushalla/surau yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Untuk melihat peran dan fungsi perempuan sebagai “cadiak pandai” dan “Bundo Kanduang” di Minangkabau dalam kegiatan didikan subuh maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dangan pendekatan destkriptif dengan teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten Tanah Datar. Hasil dari penelitian di dapatkan bahwa peran perempuan dalam kegiatan didikan subuh ini sebagai berikut; Perempuan sebagai anggota “cadiak pandai”, Perempuan sebagai “Bundo Kanduang” dalam Kegiatan Didikan Subuh dan perempuan sebagai “bundo Kanduang organisasi” Kata kunci: Perempuan, pemberdayaan, Adat, pendidikan Abstract the involvement of women in dawn education activities is very significant because they are in the position of "smart cadiak" and "Budo Kanduang" in the social and religious life structure, including dawn education activities carried out in every mosque / mushalla / surau in Tanah Datar District. To see the role and function of women as "smart cadiak" and "Bundo Kanduang" in Minangkabau in dawn training activities, the research method used is a qualitative research method with a descriptive approach with data collection techniques by interviewing, observing and documenting. The location of this research is in Tanah Datar District. The results of the study found that the role of women in these early morning education activities was as follows; Women as members of the "smart cadiak", Women as "Bundo Kanduang" in the Early Dawn Education Activities and women as "Bunduang Kanduang organizations" Keywords: Women, empowerment, custom, Education
URGENSI INFRASTRUKTUR RAMAH GENDER DALAM USAHA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL DI RUANG PUBLIK Yusuf Effendi
QAWWAM Vol. 14 No. 2 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i2.2368

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman maka kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan telah menjadi satu diskursus yang menarik untuk dikaji.Perkembangan peran public bagi wanita turut diiringi dengan peningkatan resiko kekerasan seksual di ruang public. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam urgensi infrastruktur atau sarana umum dalam usaha mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual di ruang public. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif jenis penelitian kepustakaan. Penelitian ini menemukan bahwa masih terdapat beragam bentuk kekerasan seksual yang dialami oleh wanita di ruang publiK. Penelitian ini mengemukakan berbagai usaha yang bersifat preventif dengan mengemukakan beragam indikator infrastruktur ramah gender untuk mengentaskan tindak kekerasan seksual di ruang publik.
STUNTING PADA ANAK: PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO STUNTING DI INDONESIA Nur Oktia Nirmalasari
QAWWAM Vol. 14 No. 1 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i1.2372

Abstract

Secara global, stunting menjadi salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs). Indonesia berproses mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs ke-2 yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik, dan mendukung pertanian berkelanjutan. Target yang termasuk di dalamnya adalah penanggulangan masalah stunting yang diupayakan menurun pada tahun 2025. Stunting patut mendapat perhatian lebih karena dapat berdampak bagi kehidupan anak sampai tumbuh besar, terutama risiko gangguan perkembangan fisik dan kognitif apabila tidak segera ditangani dengan baik. Tulisan ini dibuat dengan melakukan tinjauan pustaka dari berbagai sumber khususnya dicari menggunakan search engine yaitu google scholar, dengan mengutamakan sumber dari lima tahun terakhir dan merupakan riset yang dilakukan terhadap populasi di Indonesia. Berdasarkan hasil identifikasi dan telaah beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa berbagai faktor risiko terjadinya stunting di Indonesia dapat berasal dari faktor ibu, anak, maupun lingkungan. Faktor ibu dapat meliputi usia ibu saat hamil, lingkar lengan atas ibu saat hamil, tinggi ibu, pemberian ASI ataupun MPASI, inisiasi menyusui dini dan kualitas makanan.Faktor anak dapat berupa riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) ataupun prematur, anak dengan jenis kelamin laki-laki, adanya riwayat penyakit neonatal, riwayat diare yang sering dan berulang, riwayat penyakit menular, dan anak tidak mendapat imunisasi. Lingkungan dengan status sosial ekonomi yang rendah, pendidikan keluarga terutama ibu yang kurang, pendapatan keluarga yang kurang, kebiasaan buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun ataupun jamban yang tidak memadai, air minum yang tidak diolah, dan tingginya pajanan pestisida juga berkontribusi dalam menimbulkan kejadian stunting.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPLOITASI PEKERJA ANAK DIBAWAH UMUR Darmini MH
QAWWAM Vol. 14 No. 2 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i2.2809

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap eksploitasi pekerja anak dibawah umur. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan literatur yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji sebagai sumber datanya. Sehingga dalam menghimpun data yang dibutuhkan menggunakan sumber-sumber kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah pokok penelitian yang dirumuskan baik sumber primer maupun sumber sekunder. Perlindungan anak terhadap tindakan eksploitasi bagi pekerja haruslah mendapat perlindungan dari negara , pemerintah, masyarakat dan orang tua. Jadi keluarga, masyarakat dan orang tua bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat undang-undang yang khusus mengatur mengenai eksploitasi pekerja anak dan mengatur secara tegas perihal pekerja anak dan sanksi terhadap pelanggaran hak-hak pekerja anak.
KONSELING SEBAYA OLEH LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK DESA DENGAN METODE TERAPI DOA BAGI KORBAN EKSPLOITASI SEKS KOMERSIAL ANAK M Khalid Iswadi; Rendra Khaldun
QAWWAM Vol. 14 No. 2 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i2.2874

Abstract

Latar belakang penilitian ini adalah karena kasus-kasus eksploitasi seks komersial anak (ESKA) yang terjadi di sektor pariwisata NTB khususnya Desa Senteluk. Yayasan Gagas merupakan salah satu yayasan yang bergerak menangani kasus ini. Yayasan gagas mendampingi Desa Senteluk untuk program Down to zero yang artinya menekan kasus ESKA hingga titik nol. Salah satu upaya yang dilakukan yayasan gagas dengan membentuk lembaga perlindungan anak desa (LPAD) dan sanggar anak desa. Berbagi pelatihan dan penguatan kapasitas diberikan yayasan Gagas untuk LPAD dan sanggar anak dengan tujuan mereka mampu menekan kasus ESKA hingga titik nol. Salah satu pelatihan yang diberikan adalah Konseling sebaya dengan terapi doa bagi korban ESKA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui proses konseling sebaya oleh lembaga perlindungan anak desa dengan metode terapi doa bagi korban ESKA di Desa Senteluk, Kecamatan Batu layar, Kabupaten Lombok Barat. Adapun subjek penelitian adalah kordonitor program down to zero, LPAD Senteluk, dan sanggar anak Senteluk, dengan objek penelitian yaitu konseling sebaya oleh lembaga perlindungan anak desa dengan metode terapi doa bagi korban ESKA di Desa Senteluk, Kecamatan Batu layar, Kabupaten Lombok Barat. Temuan dalam penelitian ini yaitu beberapa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kasus ESKA di Desa Senteluk, kemudian identifikasi proses konseling sebaya oleh lembaga perlindungan anak desa dengan metode terapi doa bagi anak korban ESKA di Desa Senteluk.
DEMI NAMA BAIK KAMPUS VS PERLINDUNGAN KORBAN: KASUS KEKERASAN SEKSUAL DI KAMPUS Nikmatullah Nikmatullah
QAWWAM Vol. 14 No. 2 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i2.2875

Abstract

Kekerasan seksual dapat terjadi di mana dan kapan saja, termasuk di kampus. Ibarat gunung es, kasus kekerasan seksual yang disebabkan oleh faktor kesenjangan relasi kuasa, relasi gender yang timpang yang didukung oleh rape culture menempatkan perempuan sebagai korban utama. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan aturan pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di perguruan tinggi. Studi kualitatif ini menggunakan data dari media online, yang diklasifikasi berdasarkan tema-tema tertentu. Hasil kajian menunjukkan adanya kebijakan Rektor tentang kekerasan seksual merupakan komitmen lembaga pendidikan untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual. Akan tetapi, jika komitmen tersebut tidak diikuti dengan birokrasi yang baik dan sumber daya manusia yang memadai, maka perjuangan untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan korban menjadi sulit. Apalagi adanya kepentingan politik para stakeholder untuk melindungi pelaku atas nama baik kampus.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK TERLANTAR DALAM PERSPEKTIF NEGARA KESEJAHTERAAN Imam Sukadi; Gatot Sapto Heriyawanto; Mila Rahayu Ningsih
QAWWAM Vol. 14 No. 2 (2020): Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v14i2.2876

Abstract

Konstitusi mengamanatkan negara mewujudkan kesejahteraan yang termaktub dalam pasal-pasal di Undang-Undang Dasar Tahun 1945, namun dalam realitanya, negara seakan tidak memiliki kekuatan membentuk masyarakat yang sejahtera. Konsepsi negara hukum kesejahteraan Indonesia menghendaki setiap tindakan negara atau pemerintah harus berdasarkan hukum, menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat, menjadikan konsep welfare state sebagai landasan kedudukan dan fungsi pemerintah (bestuursfunctie) dalam mengemban tugas, dan tanggung jawab yang lebih luas untuk mensejahterakan rakyat serta menjadikan keadilan sosial. Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 34 Ayat 1 menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Dengan demikian negara bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin dan anak-anak terlantar yaitu kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan, dan dalam pelaksaan pemeliharaan anak-anak terlantar di Indonesia dilakukan dengan memberikan hak-haknya secara normal layaknya anak-anak pada umumnya yaitu hak sipil dan hak kemerdekaan, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, perawatan, dan pembinaan. Fungsi Negara dalam memelihara anak-anak terlantar dapat terealisasi apabila pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan haruslah memihak dan memperhatikan berbagai permasalahan anak-anak terlantar di Indonesia.