cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Biomedika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020" : 20 Documents clear
EFEK FARMAKOLOGI DAN TOKSIK SIRSAK (Annona muricata): A MINI-REVIEW Cahyawati, Putu Nita
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10691

Abstract

ABSTRAKAnnona muricata (sirsak) telah digunakan secara tradisional sejak lama untuk mengatasi demam, nyeri, gangguan pernapasan dan kulit, sebagai antiparasit, mengatasi infeksi bakteri, menurunkan tekanan darah, mengatasi peradangan, mengatasi diabetes dan kanker. Oleh karenanya, banyak studi baik in vitro maupun in vivo ditujukan untuk membuktikan manfaat tersebut. Senyawa kimia telah berhasil diisolasi dari tanaman ini diantaranya: alkaloid, fenol, dan asetogenin. Senyawa-senyawa tersebut diyakini berperan terhadap efek farmakologi pada berbagai kondisi penyakit. Walaupun demikian, keamanan atau toksisitas tanaman ini masih dipertanyakan baik untuk pemakaian jangka pendek maupun jangka panjang. Dosis efektif tanaman ini juga belum diketahui secara pasti. Melalui tulisan ini, penulis hendak merangkum berbagai efek farmakologi serta efek toksik yang dapat ditimbulkan oleh Annona muricata berdasarkan hasil penelitian terdahulu.Kata Kunci: Annona Muricata, Sirsak, Efek Farmakologi, Efek ToksikABSTRACTAnnona muricata (sirsak) has been used traditionally for a long time to treated fever, pain, respiratory and skin disorders, as an antiparasitic, to treat bacterial infections, reduce blood pressure, to treat inflammation, diabetes and cancer. Therefore, many studies both in vitro and in vivo were aimed to prove these benefits. Various chemical compounds have been successfully isolated from these plants. These compounds were believed to play a vital role in pharmacological effects in various diseases. Nevertheless, the safety or toxicity of this plant was still questionable for both short and long term use. The effective dose of this plant was also not known with certainty. Through this paper, the author wishes to summarize the various pharmacological and toxic effects that can be caused by Annona muricata based on the results of previous studies.Keywords: Annona Muricata, Soursop, Pharmacological Effects, Toxic Effects
FAKTOR RESIKO INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN DENGAN BATU SALURAN KEMIH Ruckle, Alharsya Franklyn; Maulana, Akhada; Ghinowara, Tanaya
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10812

Abstract

ABSTRAKInfeksi saluran kemih (ISK) dan batu saluran kemih (BSK) saling terkait. Pada sekitar 10-15% pasien ISK terbentuk BSK. Infeksi yang disebabkan bakteri yang memproduksi urease akan membentuk batu infeksi. Sebaliknya ISK juga sering ditemukan pada pasien dengan BSK. Komplikasi dari BSK antara lain bakteriuri asimptomatik, ISK, dan sepsis. Beberapa faktor resiko dilaporkan dapat menimbulkan ISK pada BSK. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian ISK pada pasien BSK. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik prospektif, menggunakan metode potong lintang, dengan 20 sampel penelitian. Hasil penelitian ini adalah jumlah batu berisiko secara signifikan terhadap kejadian ISK, sedangkan faktor risiko usia, jenis kelamin, letak batu, dan adanya obstruksi tidak berpengaruh secara sigifikan terhadap munculnya ISK pada pasien BSK. Secara keseluruhan, frekuensi kejadian ISK pada pasien BSK sebesar 45%. Kesimpulan penelitian ini adalah jumlah batu merupakan faktor risiko ISK pada pasien BSK.Kata Kunci: Infeksi Saluran Kemih, Batu Saluran Kemih, Faktor Resiko, Jumlah Batu  ABSTRACTUrinary tract infections (UTI) and urinary stones disease are interrelated. In about 10-15% of UTI patients have developed to BSK. In Urinary track Infections, bacteria will produce urease that form infection stones. But UTI is also often found in patients with urinary stone. Several risk factors in urinary tract stones cause UTI, have been reported. This study aimed to determine the risk factors that influence the incidence of UTI in urinary stone disease patients. This study w a prospective analytic observational study, using a cross-sectional method, with 20 samples. The results of this study were the number of stones had a significant risk of UTI, while the risk factors for age, gender, location of stones, and the presence of obstruction had no significant effect on the appearance of UTI in urinary stone disease patients. Overall, the incidence of UTI in urinary stone disease patients was 45%. We concluded that the number of stones was a risk factor for UTI in urinary stone disease patients.Keyword: Urinary Track Infection, Urinary Stone Disease, Risk Factor, Number Of Stone
CORRELATIONS OF CADMIUM EXPOSURE WITH THE UREUM AND CREATININE SERUM LEVELS IN BATURADEN ORNAMENTAL PLANT FARMERS Nafiisah, Nafiisah; Laksana, Agung Saprasetya Dwi; Mulyanto, Joko
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10416

Abstract

ABSTRACT  Baturaden ornamental plant farmers use pesticides and fertilizers containing cadmium to increase growth and plant diseases control. Cadmium is a very toxic heavy metal. Small doses of cadmium exposure in over a long time through respiratory tract, digestion, and skin penetration causes a workload on the kidneys. It resulting kidney damage that characterized by increased ureum and creatinine serum levels. The aimed of this study was determine the correlation of cadmium exposure to kidney function in terms of urea and creatinine serum levels. The research design was an observational analytic approach with cross sectional method. The respondents were 43 farmers. Research data were collected by interviews, measured the  urea and creatinine serum levels, also the cadmium urine levels. Data were analyzed by Spearman test. The results showed that there was a weak significant correlation between cadmium urine to ureum (r= 0.399 and p= 0.008) and creatinine serum levels (r= 0.331 and p= 0.03). We concluded that cadmium exposured correlated with increased ureum and creatinine serum levels.Keywords: Cadmium, Urea Serum Level, Creatinine Serum Level, Ornamental Plant Farmers                                                                                                       ABSTRAK Petani tanaman hias di Baturaden menggunakan pestisida dan pupuk yang mengandung kadmium untuk meningkatkan pertumbuhan dan pengendalian penyakit tanaman. Kadmium adalah logam berat yang sangat beracun. Paparan kadmium dosis kecil dalam jangka waktu yang lama melalui saluran pernafasan, pencernaan, dan penetrasi kulit menyebabkan beban kerja pada ginjal. Hal tersebut mengakibatkan kerusakan ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan kadmium terhadap fungsi ginjal ditinjau dari kadar ureum dan kreatinin serum. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan metode cross sectional. Respondennya sebanyak 43 petani. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara, pengukuran kadar urea dan kreatinin serum, serta kadar kadmium urin. Data dianalisis dengan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna yang lemah antara kadar kadmium urin dengan kadar serum ureum (r= 0,399 dan p= 0,008) dan kreatinin (r= 0,331 dan p= 0,03). Kami menyimpulkan bahwa paparan kadmium berkorelasi dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum.Kata Kunci: Kadmium, Kadar Ureum Serum, Kadar Kreatini Serum, Petani Tanaman Hias
HUBUNGAN ADIKSI GAME ONLINE DAN MEROKOK DENGAN STRES PADA REMAJA Gewab, Bima Tirta Pradana Ajie; Risanti, Erika Diana; Herawati, Erna; Mahmudah, Nur
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10737

Abstract

ABSTRAK Remaja merupakan individu labil yang mudah stres akibat modernisasi. Pemilihan manajemen stres pada remaja yang tidak efektif seperti merokok dan bermain game online menimbulkan adaptasi tubuh yang buruk sehingga berakhir dengan maladaptif atau kegagalan adaptasi masalah yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis adiksi game online dan merokok dengan tingkat stres pada remaja. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua remaja yang bermain game online di Surakarta, sedangkan sampel penelitian sebanyak 56 remaja. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner, sedangkan analisis data menggunakan uji Chi square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan adiksi game online dengan stres remaja (p= 0,001; OR= 5,312) dan terdapat hubungan merokok dengan stres remaja (p= 0,000; OR= 5,455), sedangkan besarnya hubungan adiksi game online dan merokok terhadap tingkat stres sebesar 39,0%. Kesimpulan penelitian adalah adiksi game online dan merokok termasuk mekanisme pengalihan tingkat stres pada remaja.Kata Kunci: Stres Remaja, Adiksi Game Online, Merokok ABSTRACT Adolescents are labile individuals who are easily stress by modernization. Ineffective adolescent stress management choices, such as smoking and playing online games, caused in poor body adaptation, resulting in maladaptive or failure to adapt the problems. This study aimed to analyze online game addiction and smoking with stress levels in adolescents. This study was an analytic observational study used a cross sectional approach. The population was all adolescents who played online games in Surakarta, while the study sample was 56 adolescents. The research data was collected using a questionnaire, while the data analysis used the Chi square test and Logistic Regression. The results showed that there was a relationship between online game addiction and adolescent stress (p= 0.001; OR= 5.312) and there was a relationship between smoking behavior and teen stress levels (p= 0.000; OR= 5.455), while the magnitude of the relationship between online game addiction and smoking behavior was stress level of 39.0%. We concluded that online game addiction and smoking behavior included in the mechanism of transferring stress levels in teenagers. Keywords: Adolescent Stres, Online Game Addiction, Smoking
ANEURYSMAL BONE CYST (ABC) IN FIFTH METACARPAL RIGHT HAND OF A MALE CHILD WITH HEMOPHILIA TREATED BY STEROID INJECTION: A CASE REPORT Wahyudi, Agus; Idulhaq, Mujaddid; Saputra, Rhyan Darma; Utomo, Pamudji
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10541

Abstract

ABSTRACTAneurysma bone cyst (ABC) is a rare case, rapidly growing, and destructive benign bone tumor that rarely involves the bones of the hand. Pathogenesis of these tumors remains controversial and may be vascular, traumatic, or genetic disorders.  This study aimed to evaluate patient’s out come after steroid injection. A male child presented with a history of pain and local swelling over his fifth metacarpal right hand of two months duration with hemofilia condition. Physical and radiographic examination of the hand was consistent with aneurysmal bone cyst. The patient the VIII factor 2 hours before doing steroid injection on his lump over fifth metacarpal right hand. A month evaluation after injection for this patient, we had a good result clinically and radiologically. Radiological evaluation obtained appearance of cortex thickening on the bone affected. We concluded that steroid injection should be considered as one of ABC’s treatment with hemophilia, but the outcome still needed more evaluation.  Keywords: Aneurysmal Bone Cyst, Hemophilia, Steroid Injection ABSTRAK Kista tulang aneurisma adalah kasus yang jarang terjadi, tumbuh dengan cepat, dan tumor tulang jinak destruktif yang jarang melibatkan tulang-tulang tangan. Patogenesis tumor ini masih kontroversial dan mungkin bersifat kelainan vaskular, traumatis, atau genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pasien setelah injeksi steroid. Seorang anak laki-laki dengan riwayat nyeri dan pembengkakan lokal pada metacarpal kelima tangan kanannya selama dua bulan dengan kondisi hemofilia. Pemeriksaan fisik dan radiografi tangan menegakkan adanya kista tulang aneurisma. Pasien diberi faktor VIII 2 jam sebelum injeksi steroid pada benjolan di atas metacarpal kelima tangan kanannya. Evaluasi sebulan setelah injeksi untuk pasien ini, kami memiliki hasil yang baik secara klinis dan radiologis. Evaluasi radiologis diperoleh penampilan penebalan korteks pada tulang yang terkena. Kami menyimpulkan bahwa injeksi steroid harus dipertimbangkan sebagai salah satu pengobatan kista tulang aneurisma dengan hemofilia, namun hasilnya masih perlu evaluasi lebih lanjut.Kata kunci: Kista Tulang Aneurisma, Hemofilia, Injeksi steroid
ANTIFUNGAL EFFECTIVENESS OF CACAO BEAN SHELLS EXTRACT (Theobroma cocoa L.) ON TRICHOPHYTON RUBRUM GROWTH IN VITRO Hutasoit, Chintya Mei Desia; Setyaningsih, Yuni; Pramono, Andri
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10176

Abstract

ABSTRACTTrichophyton rubrum is the most common dermatophytosis etiology. The antifungal agent has several problems such as fungal resistance and therapy side effects. Cacao (Theobroma cocoa L.) bean shells extract contained flavonoids, alkaloids, and saponins which have an antifungal effect. This study aimed to test the in vitro cacao bean shells extract antifungal (especially: Trichophyton rubrum) effectiveness by agar well diffusion method. This was an experimental study with a post-test only control group design. This study used cacao bean shells extract concentration 25%, 50%, 75%, and 100%, ketokonazol as positive control, and aquadest as negative control. The average inhibition diameter of 25%, 50%, 75% and 100% cacao bean shells extract concentration were 10.65 mm, 18 mm, 26.92 mm, and 37.22 mm, respectively, while the ketoconazole inhibition diameter was 51.52 mm. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and post hoc with Mann-Whitney. The results showed significant differences between each treatment group (p 0.05). Cacao bean shells extract had an antifungal effect in inhibiting the growth of Tricophyton rubrum invitro.Keywords: Trichophyton rubrum, Cacao Bean Shells, Antifungal, Agar Well Diffusion Method,  ABSTRAKTrichophyton rubrum adalah penyebab paling umum dermatofitosis. Obat dermatofitosis (antijamur) memiliki beberapa masalah seperti resistensi dan efek samping terapi. Ekstrak cangkang biji kakao (Theobroma cocoa L.) mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin yang memiliki efek antijamur. Tujuan penelitian ini untuk menguji efektivitas antijamur (khususnya Trichophyton rubrum) ekstrak cangkang biji kakao secara in vitro dengan metode difusi agar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan konsentrasi ekstrak cankang biji kakao 25%, 50%, 75%, dan 100%, ketokonazol sebagai kontrol positif, dan aquadest sebagai kontrol negatif. Rata-rata diameter hambat konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%  secara berturut-turut yaitu: 10,65 mm, 18 mm, 26,92 mm, dan 37,22 mm, sedangkan daya hambat ketoconazole adalah 51,52 mm. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan post hoc dengan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara masing-masing kelompok perlakuan (p 0,05). Ekstrak cangkang biji kakao memiliki efek antijamur dalam menghambat pertumbuhan Tricophyton rubrum invitro.Kata kunci: Trichophyton rubrum, Anti-jamur, Cangkang Biji Kaka, Metode Difusi Sumuran Agar
SURGICAL TREATMENT OUTCOME OF AMNIOTIC BAND SYNDROME (ABS) INVOLVING THE FINGER AND LEG WITH INFECTION OF A FOUR-MONTHS MALE CHILD: A CASE REPORT Kumara, Hendra Cahya; Utomo, Pamudji; Islami, Umar Kharisma; Pradhana, Adhitya Indra
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10562

Abstract

ABSTRACTAmniotic band syndrome is an uncommon congenital disorder without any genetic or hereditary predisposition factor. It involves fetal entrapment in strands of amniotic tissue and causes an array of deletions and deformations. The aim of this article was to report surgical treatment outcome of amniotic band syndrome finger and infected intrauterine leg amputation. A case of four months male child with complaint of incomplete formation and constricting band on his left leg was reported. On the stump of left leg initially there was a small lump. Over time the size of the stump grew bigger and infected wound appeared. Other deformities were constricting band on proximal phalanx of the middle finger of left hand, acrosyndactyly of first and second toe of right foot and congenital scrotalis hernia. We performed a release surgery of constriction ring band of proximal phalanx of the middle finger of left hand with z-plasty incision and below knee amputation for left leg. We followed up patient in one year after operation. The patient complained no pain and no sign of infection. Patient could walk normally and independently with good activity daily living. We concluded that procedure with z-plasty incision had good result and avoided morbidity. Below knee amputation procedure and application of suitable prosthesis provided satisfying outcome on patient activity daily living and ambulation. Key words: Amniotic band syndrome, intrauterine amputation, z-plasty, infectioABSTRAKSindrom amniotic band merupakan kelainan bawaan yang jarang terjadi dan tanpa adanya kecenderungan faktor genetik atau keturunan. Kelainan ini diakibatkan terlilitnya janin dalam untaian jaringan amnion dan menyebabkan berbagai jenis kehilangan dan kecacatan. Tujuan dari artikel ini adalah melaporkan luaran tatalaksana operasi sindrom amniotic band pada jari tangan dan amputasi pada tungkai yang terinfeksi intrauterine. Pasien adalah seorang anak laki-laki empat bulan dengan amputasi tungkai bawah kiri disertai constriction band pada bagian proksimal. Pada ujung tungkai bawah kiri didapatkan benjolan dengan ukuran minimal yang makin lama ukuran sisi distal menjadi lebih besar dan tampak luka dengan nanah. Kelainan bentuk lainnya adalah constricting band pada phalanx proksimal jari tengah tangan kiri, acrosyndactyly jari kaki pertama dan kedua kaki kanan serta congenital hernia skrotalis. Kami melakukan operasi release constriction ring band phalanx proximal jari tengah tangan kiri dengan irisan z-plasty dan below knee amputation tungkai kiri. Follow up pasien setelah operasi satu tahun. Tidak ada keluhan nyeri, tidak ada tanda infeksi, pasien dapat berjalan normal dan aktivitas sehari-hari dengan mandiri. Kesimpulan bahwa prosedur dengan irisan z-plasty memberikan hasil yang baik dan menghidari morbiditas pasien. Prosedur below knee amputation dan penggunaan prosthesis yang tepat memberikan hasil yang memuaskan pada aktivitas sehari-hari dan ambulasi pasien. Kata kunci: Sindrome amniotic band, amputasi intrauterine, z-plasty, infeksi 
SERAPAN SENYAWA ORGANIK VOLATIL SEBAGAI BIOMARKER PENYAKIT KANKER PARU: SEBUAH MINI REVIEW Apriyanto, Donni Kis; Mitrayana, Mitrayana
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10114

Abstract

ABSTRAKUlasan ini merupakan hasil studi literatur yang memberikan tinjauan umum serapan senyawa-senyawa organik volatil yang dianggap sebagai biomarker kanker paru. Senyawa-senyawa ini dapat menyerap pada panjang gelombang tertentu. Senyawa-senyawa organik volatil yang teridentifikasi didaftar dan dijabarkan panjang gelombang yang dapat mereka serap. Studi literatur ini menyajikan kelompok senyawa-senyawa organik volatil dapat menyerap pada rentang panjang gelombang inframerah. Hasil ulasan ini mungkin dapat bermanfaat untuk pengembangan skrinning kanker paru dengan menggunakan alat spektroskopi fotoakustik yang menggunakan sumber laser pada rentang panjang gelombang inframerah atau ultraviolet dengan memanfaatkan serapan panjang gelombang oleh senyawa-senyawa tertentu.Keyword: Biomarker Kanker Paru,Senyawa Organik Volatil, Spektroskopi ABSTRACTThis review is the result of a literature study that provides a general collection of volatile organic compounds (VOC) which are considered as markers for lung cancer. These compounds can absorb certain long waves. The volatile organic compounds identified are listed and described in wavelengths that they can absorb. Literature studies that produce volatile organic compounds in the analysis wavelength range. The results of this review may be useful for the development of lung cancer screening by photoacoustic spectroscopic devices that use laser sources in the range of infrared or ultraviolet wavelengths by utilizing wavelength absorb by certain compounds.Keyword: Lung Cancer Biomarker, Volatile Organic Compounds, Spectroscopy
PERBANDINGAN DETEKSI PROLIFERASI SEL DENGAN IMUNOHISTOKIMIA PCNA DAN BrdU PADA PANKREAS TIKUS Pakaya, David; Setyowati, Wiwit; Susilowati, Rina
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10641

Abstract

ABSTRAKPankreas merupakan jaringan labil karena terdiri dari sel-sel asinar yang selalu berproliferasi sepanjang hidupnya untuk menggantikan sel yang rusak. Proliferasi tersebut dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan histologis, yaitu mikroteknik dengan pewarnaan imunohistokmia (IHC). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan deteksi proliferasi sel dengan IHC anti-PCNA dan anti-BrdU pada pankreas. Tikus diinjeksi BrdU secara intraperitoneal sebanyak 4 kali dengan selang waktu 3 jam dengan dosis BrdU 0,125 ml, 0,375 ml, 0,250 ml, dan 0,250 ml dan dibiarkan selama 1 malam. Jaringan pankreas dipotong sepanjang ± 5 mm dan direndam dalam fiksatif paraformaldehid 4%, kemudian dibuat blok paraffinnya. Blok parafin diiris dengan ketebalan 6µm untuk pengecatan hematoksilin eosin (HE) dan 4 µm untuk pengecatan IHC. Pengecatan IHC dengan antibodi anti PCNA (antibodi monoklonal PCNA 1;1000 dalam PBS). Pengecatan IHC dengan antibodi anti BrdU menggunakan antibodi primer (antibodi anti BrdU 1:1000). Pengecatan dianalisis secara kualitatif. IHC menggunakan antibodi anti-PCNA dan anti-BrdU menunjukkan adanya penyebaran warna coklat gelap yang menandakan proliferasi sel aktif, dimana sel yang terekspresi pada BrdU lebih sedikit dibandingkan PCNA.  Penelitian ini menyimpulkan bahwa proliferasi sel pankreas dapat terekspresi melalui perwarnaan IHC dengan antibodi anti PCNA dan anti BrdU.Kata kunci: Imunohistokimia, PCNA, Brdu, Proliferasi ABSTRACT                   The pancreas is a labile tissue because it consists of acinar cells which proliferate throughout their lives to replace damaged cells. The proliferation can be identified by histological examination, that is microtechnics with immunohistochmia (IHC) staining. This study aims to compare the detection of cell proliferation with anti-PCNA and anti-BrdU IHC in the pancreas. The rats were injected BrdU intraperitoneally 4 times with an interval of 3 hours with a dose of BrdU 0.125 ml, 0.375 ml, 0.250 ml, and 0.250 ml and left for 1 night. Pancreatic tissue were necropsy along ± 5 mm and soaked in 4% paraformaldehyde fixative, then made paraffin block. The paraffin block was sliced to a thickness of 6 µm for hematoxylin eosin (HE) and 4 μm for IHC painting. IHC used anti PCNA antibodies (PCNA monoclonal antibody 1; 1000 in PBS) and anti BrdU antibodies (anti BrdU primary antibodies 1: 1000). Staining was analyzed qualitatively. IHC with anti-PCNA and anti-BrdU antibodies showed the spread of dark brown which indicates active cell proliferation, whereas cells expressed in BrdU are less than PCNA. This study concluded that pancreatic cell proliferation can be expressed through the coloring of IHC with anti-PCNA and anti-BrdU antibodies.Keyword: Immunohistochemistry, PCNA, Brdu, Proliferation
PERBEDAAN PARAMETER HEMATOLOGI PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DENGAN DAN TANPA INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) Hanif, Aulia; Jatmiko, Safari Wahyu; Dewi, Listiana Masyita; Lestari, Nining
Biomedika Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i2.10290

Abstract

ABSTRAKTuberkulosis (TB) merupakan infeksi oportunistik yang paling sering pada infeksi HIV dan yang paling banyak menyebabkan kematian. Tuberkulosis meningkatkan progresivitas infeksi HIV. Pada pasien TB HIV dan TB non HIV dapat ditemukan berbagai variasi kelainan hematologi seperti leukopenia, trombositopenia dan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan parameter hematologi pada pasien TB HIV dan TB non HIV. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Subjek penelitian adalah pasien TB HIV dan TB non HIV di Surakarta pada bulan Januari 2017- Oktober 2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan total 60 sampel, terdiri dari 20 pasien TB HIV dan 40 TB non HIV. Pada uji T tidak berpasangan didapatkan perbedaan antara rerata jumlah leukosit, trombosit dan hemoglobin pada pasien TB HIV dan TB non HIV dengan nilai p masing-masing 0,001; 0,005;dan 0,003. Kami menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna jumlah leukosit, trombosit dan hemogobin antara pasien TB HIV dan TB non HIV.Kata Kunci: Tuberkulosis, HIV, Leukosit, Trombosit, Hemoglobin ABSTRACTTuberculosis(TB) is the most frequent opportunistic infection in HIV infection and the highest cause of death. Tuberculosis raises progressivity of HIV infection. In TB HIV and TB non HIV patients can be found a wide variety of hematological disorders such as leukopenia, thrombocytopenia and anemia. This study aimed to determine differences in hematological parameters of TB HIV and TB non-HIV. This research is an analytical observational research with a case control approach. The subject of research is TB HIV patient and TB non-HIV at Surakarta in January 2017-October 2019. Sampling uses consecutive sampling techniques with a total of 60 samples, consisting of 20 TB HIV patients and 40 TB non-HIV.The result of independent T test, there is the difference between the number of leukocytes, platelets and hemoglobin in TB HIV and TB non-HIV TB patients with a value of p is 0.001; 0,005; and 0.003. We concluded there were differences in the number of leukocytes, platelets and hemogobin between TB HIV and TB non-HIV. Keywords: Tuberculosis, HIV, Leukocytes, Platelets, Hemoglobin

Page 1 of 2 | Total Record : 20


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2022): Biomedika Agustus 2022 Vol 14, No 1 (2022): Biomedika Februari 2022 Vol 13, No 2 (2021): Biomedika Agustus 2021 Vol 13, No 1 (2021): Biomedika Februari 2021 Vol 12, No 2 (2020): Biomedika Agustus 2020 Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020 Vol 11, No 2 (2019): Biomedika Agustus 2019 Vol 11, No 1 (2019): Biomedika Februari 2019 Vol 11, No 1 (2019): Biomedika Februari 2019 Vol 10, No 2 (2018): Biomedika Agustus 2018 Vol 10, No 2 (2018): Biomedika Agustus 2018 Vol 10, No 1 (2018): Biomedika Februari 2018 Vol 10, No 1 (2018): Biomedika Februari 2018 Vol 9, No 2 (2017): Biomedika Agustus 2017 Vol 9, No 2 (2017): Biomedika Agustus 2017 Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017 Vol 9, No 1 (2017): Biomedika Februari 2017 Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016 Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016 Vol 8, No 1 (2016): Biomedika Februari 2016 Vol 8, No 1 (2016): Biomedika Februari 2016 Vol 7, No 2 (2015): Biomedika Agustus 2015 Vol 7, No 2 (2015): Biomedika Agustus 2015 Vol 7, No 1 (2015): Biomedika Februari 2015 Vol 7, No 1 (2015): Biomedika Februari 2015 Vol 6, No 2 (2014): Biomedika Agustus 2014 Vol 6, No 2 (2014): Biomedika Agustus 2014 Vol 6, No 1 (2014): Biomedika Februari 2014 Vol 6, No 1 (2014): Biomedika Februari 2014 Vol 5, No 2 (2013): Biomedika Agustus 2013 Vol 5, No 2 (2013): Biomedika Agustus 2013 Vol 5, No 1 (2013): Biomedika Februari 2013 Vol 5, No 1 (2013): Biomedika Februari 2013 Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012 Vol 4, No 2 (2012): Biomedika Agustus 2012 Vol 4, No 1 (2012): Biomedika Februari 2012 Vol 4, No 1 (2012): Biomedika Februari 2012 Vol 3, No 2 (2011): Biomedika Agustus 2011 Vol 3, No 2 (2011): Biomedika Agustus 2011 Vol 1, No 1 (2009): Biomedika Februari 2009 Vol 1, No 1 (2009): Biomedika Februari 2009 Online First More Issue