cover
Contact Name
Muhammad Ikhwan Rizki
Contact Email
ikhwanrizki@unlam.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jps@unlam.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Pharmascience
ISSN : 23555386     EISSN : 24609560     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Pharmascience memuat naskah hasil penelitian dan artikel review bidang kefarmasian. Naskah dapat berasal dari mahasiswa, dosen, peneliti, dan lembaga riset. Setiap naskah yang diterima redaksi Jurnal Pharmascience akan ditelaah oleh Mitra Bebestari dan Anggota Redaksi. Jurnal Pharmascience terbit 2 (dua) kali dalam setahun yaitu Februari dan Oktober. Redaksi menerima pemesanan Jurnal Pharmascience untuk berlangganan atau pembelian setiap terbitan.
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience" : 18 Documents clear
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) Pada Pasien Dewasa Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Tahun 2020-2023 Sari, Delviana Puspita; Rahardjoputro, Rolando; Amrullah, Adhi Wardhana
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.20125

Abstract

Gastroesophageal Reflux Disease merupakan kondisi di mana cairan lambung/isi perut kembali ke kerongkongan. Rasionalitas penggunaan obat merupakan proses penjaminan mutu resmi dan terstruktur, dilakukan secara konsisten untuk menjamin kelayakan, keamanan, dan kemanjuran obat. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat GERD pada pasien dewasa di instalasi rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2020-2023. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat observasional deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan teknik purposive sampling dan diperoleh secara retrospektif. Sampel yang digunakan rekam medik pasien dewasa yang terdiagnosis GERD tahun 2020-2023 berdasarkan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel pasien dewasa yang menderita GERD, mayoritas perempuan sebanyak 61%, dengan usia rata-rata 56-65 tahun sebanyak 33%. Profil penggunaan obat pada pasien GERD paling banyak menggunakan variasi terapi obat monoterapi mencapai 83%, dengan golongan obat PPI (Proton Pump Inhibitor)sebanyak 80% dan jenis obat yang paling sering digunakan adalah omeprazole 40 mg iv sebanyak 55%. Penggunaan terapi obat GERD berdasarkan tepat diagnosis diperoleh persentase sebesar 100%, tepat indikasi 100%, tepat pemilihan obat 97%, tepat dosis 100%, tepat cara pemberian 100%, tepat interval waktu pemberian 100%, tepat lama pemberian 100%, dan tepat penilaian kondisi pasien 100%.
Kajian Literatur: Terapi Cairan Pada Sepsis Purwanto, Diyna Rusayliya; Suharjono, Suharjono; Nurmainah, Nurmainah
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.20168

Abstract

Sepsis merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan perlu penanganan tepat waktu untuk mengurangi angka kematian. Terapi cairan merupakan salah satu landasan manajemen sepsis. Terapi cairan atau resusitasi bertujuan untuk memperbaiki kekurangan volume darah untuk memastikan curah jantung dan perfusi darah organ normal serta untuk melindungi fungsi organ. Namun, panduan terapi cairan yang benar dan optimal pada pasien dengan sepsis masih menjadi masalah yang sulit karena tanda-tanda klinis dari respon cairan yang sulit, terutama pada pasien anak. Tinjauan naratif ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemilihan jenis terapi cairan pada pasien sepsis. Jenis terapi cairan yang sering digunakan pada pasien sepsis adalah kristaloid dan koloid. Balanced kristaloid direkomendasikan sebagai cairan resusitasi lini pertama pada pasien dengan sepsis karena murah, tersedia secara luas, dan menyebabkan lebih sedikit efek samping serius. Namun, pertimbangan dalam memilih jenis terapi cairan pada sepsis lebih disarankan agar dilakukan pendekatan secara individu, menyesuaikan dengan kondisi klinis pasien sepsis.
Analisis Rhodamin B pada Kerupuk Seblak Prasmanan di Sekitar Universitas Singaperbangsa Karawang Kampus 1 Advaita, Chalisya Vanya; Mierza, Vriezka; Sudarjat, Hadi
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.19358

Abstract

Rhodamin B merupakan pewarna yang tidak boleh digunakan sebagai bahan tambahan pangan (BTP).  Konsumsi Rhodamin B dapat menimbulkan efek racun, gangguan fungsi organ hingga kanker. Seblak prasmanan merupakan seblak dengan variasi kerupuk berwarna. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasi Rhodamin B pada kerupuk seblak prasmanan yang dijual di sekitar Universitas Singaperbangsa Karawang kampus 1. Analisis kualitatif dan kuantitatif pada penelitian ini menggunakan metode KLT dengan eluen N-butanol, etil asetat dan ammonia 10% (10:4:5) dan spektrofotometri UV-Vis dengan diawali validasi metode. Hasil uji kualitatif menunjukkan 1 dari 12 sampel positif mengandung Rhodamin B dengan nilai Rf 0,94 dan nilai Rf baku Rhodamin B 0,80. Hasil uji validasi menunjukkan bahwa metode ini baik untuk mengidentifikasi Rhodamin B pada kerupuk dengan nilai parameter korelasi (r) = 0,9999; LOQ 0,2748 mg/L; LOD 0,0842 mg/L; %RSD 0,233%; % recovery 114,725% (konsentrasi 4 mg/L), 108,76% (konsentrasi 5 mg/L) dan 100,117% (konsentrasi 6 mg/L). Berdasarkan hasil analisis diketahui 12 sampel positif mengandung Rhodamin B dengan % kadar (b/b) yang relatif kecil yaitu 0,000476% (A1); 0,000883% (B1); 0,00126% (C1); 0,000277% (A2); 0,00045% (B2); 0,00069% (C2); 0,000577% (A3); 0,0013% (B3); 0,001141% (C3); 0,000377% (A4); 0,000347% (B4) dan 0,00142% (C4).
Efek Antimikroba Kombinasi Ektrak Daun Isotoma longinflora (L). C. Presl dan Bunga Clitoria ternatea terhadap S. aureus dan Fusarium sp. sebagai Faktor Pemicu Resiko Infeksi Konjungtiva secara In Vitro Hujjatusnaini, Noor; Nirmalasari, Ridha; Amin, Astuti Muh; Mila, Nor; Rahman, Luthfi Aulia; Marshanda, Utin Tria; Awaluddin, Annisa Maharani; Putri, Ayu Tiara; Najwa, Fatri; Mila, Mila
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.18409

Abstract

Infeksi konjungtiva sering disebabkan oleh berbagai mikroorganisme patogen, termasuk Staphylococcus aureus dan Fusarium sp. Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antimikroba dari kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea terhadap Staphylococcus aureus dan Fusarium sp., yang berpotensi menyebabkan infeksi konjungtiva secara in vitro. Kombinasi ekstrak kedua tanaman dibuat dalam formulasi 1:1, dengan mencampurkan 50% ekstrak Isotoma longiflora dan 50% Clitoria ternatea. Formulasi kombinasi ini diuji pada konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%, dengan waktu pengamatan selama 72 jam. Hasil uji statistik menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan pengaruh signifikan dari kombinasi ekstrak terhadap pertumbuhan kedua mikroba (p=0,001; p<0,05). Kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea memiliki efektivitas penghambatan lebih tinggi terhadap Staphylococcus aureus dibandingkan Fusarium sp., terutama pada konsentrasi 50%. Diduga dipengaruhi kandungan senyawa seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang merusak dinding sel dan membran bakteri. Sebaliknya, efektivitas penghambatan terhadap Fusarium sp. relatif lebih rendah karena struktur dinding sel jamur yang lebih kompleks. Simpulan bahwa efek kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea lebih besar sebagai antibakteri bakteri Gram-positif seperti S. aureus, dibandingkan terhadap Fusarium sp., sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk memvalidasi temuan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Clitoria ternatea, Isotoma longinflora, S. aureus, Fusarium sp. Conjunctival infections are often caused by various pathogenic microorganisms, including Staphylococcus aureus and Fusarium sp. Isotoma longiflora and Clitoria ternatea are known to contain secondary metabolites with potential as antimicrobial agents. This study aimed to test the antimicrobial effects of a combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea against Staphylococcus aureus and Fusarium sp., which can potentially cause conjunctival infections, in vitro. The combined extract of the two plants was formulated in a 1:1 ratio, mixing 50% Isotoma longiflora extract and 50% Clitoria ternatea. This combination was tested at concentrations of 50%, 60%, 70%, 80%, and 90%, with an observation period of 72 hours. Statistical testing using One-Way ANOVA showed a significant effect of the combined extract on the growth of both microorganisms (p=0.001; p<0.05). The combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea exhibited a higher inhibitory effect against Staphylococcus aureus than Fusarium sp., especially at the 50% concentration. This effect is thought to be influenced by compounds such as flavonoids, tannins, and saponins that can damage bacterial cell walls and membranes. Conversely, the inhibition effect on Fusarium sp. was relatively lower, possibly due to the more complex structure of fungal cell walls. In conclusion, the combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea demonstrates a stronger antibacterial effect against Gram-positive bacteria like Staphylococcus aureus compared to Fusarium sp., indicating a need for further research to validate these findings.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Penggunaan Obat Tradisional Pada Remaja Putri Dalam Penanganan Dismenore Di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Kurniawati, Dwi; sari, agnes prawitya; saraswati, hanugrah ardya crisdian
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.20156

Abstract

Dismenore merupakan sensasi sakit, kram di perut bagian bawah yang sering disertai dengan berkeringat, sakit kepala, mual, muntah, diare, dan gemetaran. Menurut WHO jumlah penderita dismenore cukup tinggi. Diketahui bahwa penanganan dismenore non farmakologi lebih dominan dilakukan remaja putri dimana salah satunya dengan mengoleskan minyak kayu putih dan mengonsumsi jahe dan kunyit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan obat tradisional dalam menangani dismenore pada remaja putri di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Desain dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 100 responden. Berdasarkan studi yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat  hubungan secara signifikan mengenai pengetahuan dengan penggunaan obat tradisional dan juga terdapat hubungan yang signifikan mengenai sikap dengan penggunaan obat tradisional dalam menangani dismenore pada remaja putri di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dengan nilai p value (sig< 0,05).
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Propolis Lebah Kelulut Tetrigona apicalis dan Homotrigona fimbriata terhadap Mencit (Mus musculus L.) Ramadhan, Syahrul; Kustiawan, Paula Mariana
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.20428

Abstract

Propolis merupakan campuran senyawa resin, minyak esensial, dan lilin yang didapatkan dari tunas, daun dan eksudat pohon yang kemudian disekresikan oleh lebah kelulut jenis Trigona sp. Pemanfaatan propolis telah dilakukan secara luas untuk kosmetik dan farmasi, namun penelitian terkait toksisitasnya masih sedikit dieksplorasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji toksisitas dalam mengamankan mutu sediaan. Propolis dari dua jenis lebah kelulut asal Kalimantan Timur, yaitu Tetrigona apicalis dan Homotrigona fimbriata masih belum ada penelitian terkait uji toksisitasnya. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut dua propolis tersebut terhadap mencit (Mus musculus L.). Metode yang digunakan untuk uji toksisitas akut berdasarkan pedoman Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) 425: Acute Oral Toxicity Up and Down Prosedure. Dosis yang diberikan yaitu 2000–5000 mg/kgBB ekstrak propolis lebah kelulut T. apicalisdan H. fimbriata dan untuk nilai LD50 didapatkan dari data kuantitatif yang didapatkan pada pengujian toksisitas akut yang dilakukan. Semua kelompok hewan uji sampai hari ke-14 tidak memperlihatkan ada kematian karena faktor toksisitas dari kontrol. Hasil penelitian menunjukan ekstrak propolis lebah kelulut T. apicalis dan H. fimbriata mempunyai toksisitas akut (LD50) > 5000 mg/kg BB. Kedua propolis tersebut menunjukan aktivitas tidak toksik terhadap hewan uji.
Kajian Literatur : Tinjauan Terapi Kardioprotektan untuk Penanganan Kardiotoksisitas Kemoterapi Antrasiklin Sari, Cinantya Meyta; Suprapti, Budi; Nurmainah, Nurmainah
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.19910

Abstract

Saat ini telah banyak diteliti mengenai beberapa agen farmakologi untuk terapi penanganan kardiotoksisitas antrasiklin. Namun, dibutuhkan kajian lebih lanjut terhadap strategi terapi kardiotoksisitas antrasiklin tersebut dari segi kefarmasian untuk memperkaya referensi sebagai dasar praktek klinis untuk tatalaksana kardiotoksisitas, terutama di negara berkembang. Kajian literatur ini bertujuan mengkaji lebih mendalam terkait kardioprotektan dari aspek mekanisme kerja, karakteristik farmakokinetik, serta dari evidence based medicine yang ada. Kajian literatur secara komprehensif dilakukan berdasarkan penelusuran jurnal ilmiah melalui penelusuran elektronik dengan kata kunci kombinasi “cardioprotective”, “anthracycline”, dan “cardiotoxicity”. Dari seluruh artikel yang diperoleh, didapatkan 39 artikel yang dapat dikaji lebih lanjut, yakni artikel mengenai kardiotoksisitas antrasiklin, serta penelitian dan bukti ilmiah mengenai agen-agen farmakologi yang diteliti bersifat kardioprotektif. Kesimpulan dari tinjauan ini adalah beberapa agen farmakologis telah menunjukkan luaran yang baik pada beberapa parameter kardiotoksisitas, namun penelitian tingkat lanjut dengan skala lebih besar dan waktu  follow up yang lebih lama masih diperlukan terutama dengan sampel domestik agar dapat diperoleh konklusi yang dapat diaplikasikan secara klinis pada masyarakat Indonesia.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans Rachmawati, Ira; Samodra, Galih; Nawangsari, Desy
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.20260

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut ialah bagian penting dari kesehatan keseluruhan dan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Kurangnya perawatan gigi dapat menyebabkan karies , penyakit yang umumnya disebabkan oleh Streptococcus mutans. Bakteri ini memainkan peran utama dalam pembentukan karies gigi karena kemampuannya memproduksi asam melalui fermentasi karbohidrat yang mengakibatkan demineralisasi enamel gigi.  Daun alpukat yang mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin, memiliki potensi sebagai bahan alami dengan aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun alpukat dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% menggunakan metode sumuran. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat menghambat bakteri konsentrasi 25% dengan rata-rata zona hambat sebesar 9,11 mm (respon hambatan sedang), konsentrasi 50% dengan rata rata zona hambat 8,11 mm (respon hambatan sedang), konsentrasi 75% dengan rata rata 10,81 mm (respon hambatan kuat). Pada konsentrasi 50% mengalami penurunan diameter zona hambat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena konsentrasi 50% tidak meresap secara sempurna ke dalam paper diam dan sulit berdifusi dalam media sehingga daya hambat yang terbentuk lebih kecil dari pada konsentrasi 25%. Berdasarkan uji One Way ANOVA, nilai signifikansi 0,000 (<0,05) menunjukkan perbedaan signifikan antara berbagai konsentrasi ekstrak dalam menghambat Streptococcus mutans. Kesimpulannya, ekstrak etanol daun alpukat efektif sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Kata Kunci: Kesehatan Gigi, Ekstrak Daun Alpukat, Zona Hambat, Streptococcus mutans Dental and oral health is an important part of overall health and can affect quality of life. The lack of dental care can lead to caries, a disease commonly caused by Streptococcus mutans. This bacterium plays a major role in the development of dental caries due to its ability to produce acid through carbohydrate fermentation, resulting in enamel demineralization. Avocado leaves, which contain alkaloids, flavonoids, saponins and tannins, have potential as a natural ingredient with antibacterial activity. This research aims to determine whether avocado leaf extract inhibits the growth of Streptococcus mutans with concentrations of 25%, 50% and 75% using the well method. The antibacterial test results showed that avocado leaf extract inhibited bacteria at a concentration of 25% with an average inhibitory zone of 9.11 mm (medium inhibitory response), a concentration of 50% with an average inhibitory zone of 8.11 mm (medium inhibitory response), a concentration of 75 % with an average of 10.81 mm (strong resistance response). Based on the One Way ANOVA test, a significance value of 0.000 (<0.05) indicates a significant difference between various extract concentrations in inhibiting Streptococcus mutans. In conclusion, ethanol extract of avocado leaves is effective as an antibacterial against Streptococcus mutans. 

Page 2 of 2 | Total Record : 18