cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
JIM FKP Unsyiah terbit satu volume dan empat nomor dalam setahun, yaitu Februari, Mei, Agustus dan November.
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
Struktur Komunitas Padang Lamun Pada Kedalaman yang Berbeda di Teluk Ahmad Rhang Manyang Kabupaten Aceh Besar Ahmad Maulida; Sayyid A. El Rahimi; Viqqi Kurnianda
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.197 KB)

Abstract

The research of structure of the seagrass community at with variation of depth was conducted on September 2017 at Ahmad Rhang Manyang Bay, Aceh Besar District. The aims of study was analyze the structure community with variate depth. This research line transect methods with quadratic frame techniques. The seagrass observations using include species, density, frequency, cover area, dominance index and seagrass roots. The result from Observations showed that there are two species of seagrass at Ahmad Rhang Manyang Bay, Halophila ovalis and Halodule pinifolia. The highest density of seagrass species was found at depth of 4 meters with an average value of 558 roots/m² for Halodule pinifolia species, while for Halophila ovalis species was found at depths of 6 meters to 9 meters with an average value of 252.7 roots/m² . The highest seagrass cover percentages was found in all stations at 4 meters depth with 75% Halodule pinifolia species, while for Halophila ovalis species with 68.68%. Halophila ovalis species have the highest frequency values in all stations, furthermore The dominance index of seagrass species Halophila ovalis and Halodule pinifolia at Ahmad Rhang Manyang Bay is low. Based on observations of high depth factors affect the different types of seagrasses found in each depth.Keyword : Halophila Ovalis, Halodule Pinifolia, Seagrass Cover, Ahmad Rhang Manyang Bay.       Penelitian tentang struktur komunitas padang lamun pada kedalaman yang berbeda telah dilaksanakan pada bulan September 2017 di Teluk Ahmad Rhang Manyang, Kabupaten Aceh Besar, dengan tujuan untuk mengkaji struktur komunitas padang lamun pada kedalaman berbeda. Penelitian ini menggunakan metode transek garis (line transect) dengan teknik bingkai kuadrat. Pengamatan lamun di lapangan meliputi jenis lamun, kerapatan, frekuensi, luas tutupan, indeks dominansi dan tinggi tegakan lamun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat dua spesies lamun di Teluk Ahmad Rhang Manyang yaitu Halophila ovalis dan Halodule pinifolia. Kerapatan jenis lamun tertinggi untuk spesies Halodule pinifolia terdapat pada kedalaman 4 meter dengan nilai rata-rata 558 tegakan/m2, sedangkan untuk spesies Halophila ovalis terdapat pada kedalaman 6 meter sampai 9 meter dengan nilai rata-rata 252,7 tegakan/m2. Persentase penutupan lamun tertinggi terdapat di semua stasiun pada kedalaman 4 meter dengan persentase spesies Halodule pinifolia 75% dan spesies Halophila ovalis dengan persentase 68,68%. Spesies Halophila ovalis mempunyai nilai frekuensi paling tinggi di semua stasiun, selanjutnya dominansi lamun spesies Halophila ovalis dan Halodule pinifolia di Teluk Ahmad Rhang Manyang tergolong rendah. Berdasarkan hasil pengamatan faktor kedalaman yang tinggi mempengaruhi perbedaan jenis lamun yang ditemukan pada setiap kedalaman.Kata kunci : Halophila ovalis, Halodule Pinifolia, Luas Tutupan Lamun, Teluk Ahmad Rhang Manyang.
Pemanfaatan Limbah Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Peres (Osteochilus kappeni) dengan Padat Tebar yang Berbeda Husnun Makhfirah; Cut N. Defira; Iwan Hasri
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.864 KB)

Abstract

The objective of this research was to analyze the utilization of carp culture waste as the natural food of Ostechilus kappeniand to analyze the effect of stocking density on the growth and survival of Ostechilus kappeni. This research was conducted on June to July 2017 at Balai Benih Ikan (BBI) Lukup Badak Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. polyculture system was used in this experiment. Completely Randomized Design (CRD) was used in this study with 4 levels of treatment and  3 replications. The tested treatment was  the  fish density; 1 ekor/2,5 L, 2 ekor/2,5 L, 3 ekor/2,5 L, 4 ekor/2,5 L of waste water polyculture system of cultivating carpThe Anova test showed that aplication of  the density of 1ekor / 2.5 liter had significant effect on absolute weight growth, absolute length growth and specific growth rate (p 0,05), but no significant effect on survival (p0,05). The real difference honestly test showed that the best absolute weight growth, absolute lenght growth and specific growth rate were found at treatment A (1 ekor/ 2.5 liter) and survival was not significantly different among all treatments.The abundance of phytoplankton  obtain Aphanocapsa sp as phytoplankton most while the least of which is Navicula sp. and Cyclotella sp. The biggest part of the index getting most phytoplankton Aphanocapsa sp.Keyword: Culture Waste, Growth and Survival, Carp Fish Stocking Density       Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pemanfaatan limbah budidaya ikan mas sebagai pakan alami ikan peres dan menganalisa pengaruh padat tebar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan peres .Penelitian ini dilakukan  pada bulan Juni sampai dengan Juli 2017 di Balai Benih Ikan (BBI) Lukup Badak Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Percobaan menggunakan sistem polikultur. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah padat tebar ikan peres 1ekor/ 2,5 liter, 2ekor/ 2,5 liter, 3ekor/ 2,5 liter dan 4ekor/ 2,5 liter pada sistem polikultur air limbah budidaya ikan mas. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa kepadatan 1ekor/ 2,5 liter berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan laju pertumbuhan spesifik (p0,05), namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup (p0,05). Uji beda nyata jujur menunjukkan bahwa pertumbuhan berat mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan laju pertumbuhan spesifik tertinggi didapatkan pada perlakuan A (1ekor/2,5 liter) dan kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antar semua perlakuan. Kelimpahan fitoplankton mendapatkan Aphanocapsa sp. sebagai fitoplankton terbanyak sedangkan yang paling sedikit yaitu Navicula sp. dan Cyclotella  sp. Indek bagian besar jenis fitoplankton yang paling banyak dimanfaatkan yaitu Aphanocapsa sp.Kata kunci: Limbah budidaya ikan mas, fitoplankton dan (Ostechilus kappeni).
Kajian Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan Es Untuk Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Muhammad Yunanda; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.745 KB)

Abstract

The increase in number of fishing fleet units at Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo (PPS Lampulo) has an impact on fishing material supplies such as the ice fishing supplies. So far, the fishermen in PPS Lampulo have been preserving conventionally the fish with block ices. This study aims to provide information on the number of ice demand, ice supply and the mechanism of ice distribution for fishing activities, in order to definitely find out the the ice demand and ice supply in PPS Lampulo. This research was conducted on July to August 2017 at Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo (PPS Lampulo). The research method used in this study is observation/ direct observation of the object to be studied by spreading the questionnaires to the respondents selected on purposive sampling. The respondents are consisted of port parties (2 persons), ice factory parties (2 persons), boat owners/ boatmen/ fishermen (75 persons). The result shows that the ice demand for fishing operation in PPS Lampulo is 7.781,1 tons equals to 129.685 block ices/ month. There are 1.899 tons equals to 30.600 block ices/ month produced by Karya Nusa Jaya Ice Factory and PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari in PPS Lampulo. Both of the ice factories productions are lack of supply in number because the higher demand for fishing, therefore, the others factories from the outside of the port area take a part. The number of insufficient block ices demand distributed by the ice factories from the outside of the port area is 5.882,1 tons/ month. The block ices needs for the 5 GT boat are not measured because most of the fishermen do not carry the block ice supplies, therefore, the lack supply in number of block ices are 5.838,6/ month. The mechanism of block ices distribution at PPS Lampulo is distributed on time and right in number. The role of ice distributors is very helpful in distributing so that the fishermen do not have to come directly to the ice factory to make an order. The problem in ordering block ices is only on certain days such as after Idul Fitri holidays or when all of the boats are tethered in the port that makes the fishermen have to queue.Keywords: Ice demand, ice supply, PPS Lampulo.       Peningkatan jumlah unit armada penangkapan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo berdampak pada bahan perbekalan untuk melaut, salah satunya perbekalan es. Selama ini nelayan yang ada di PPS Lampulo mengawetkan hasil tangkapannya masih dengan cara yang konvensional yaitu menggunakan es balok. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jumlah kebutuhan dan penyediaan es serta mekanisme pendistribusian es untuk keperluan penangkapan ikan, agar kebutuhan dan penyediaan es di PPS Lampulo diketahui secara pasti.Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2017 yang berlokasi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo.Metode penelitian yang digunakan adalah observasi/pengamatan langsung terhadap objek yang ingin diteliti dengan penyebaran kuesioner kepada para responden secara purposive sampling. Responden terdiri dari pihak pelabuhan perikanan (2 orang), pihak pabrik es (2 orang), pemilik kapal/ pengurus kapal/ nelayan (75 orang). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perbekalan es yang dibutuhkan untuk operasi penangkapan ikan di PPS Lampulo sebanyak 7.781,1 ton atau sekitar 129.685 batang es/bulan. Produksi es yang ada di PPS Lampulo sebanyak 1.899 ton atau sekitar 30.600 batang/bulan, produksi es disediakan oleh pabrik es Karya Nusa Jaya dan PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari. Penyediaan oleh kedua pabrik es yang berada di PPS Lampulo masih terbilang kurang karena kebutuhan untuk perbekalan melaut yang begitu besar sehingga pendistribusian dilakukan oleh pabrik es yang berada di luar area pelabuhan.Jumlah kebutuhan es ditutupi kekurangannya melalui pendistribusian yang dilakukan oleh pabrik es yang berada di luar pelabuhan sebanyak 5.882,1 ton/bulan.Apabila kebutuhan es dengan kapal ukuran 5 GT tidak dihitung dikarenakan banyak nelayan yang tidak membawa perbekalan es maka kekurangannya sebanyak 5.838,6 ton/bulan.Mekanisme pendistribusian es ke kapal yang ada di PPS Lampulo tepat waktu dan tepat jumlah.Peran agen es sangat membantu dalam pendistribusian sehingga para nelayan tidak perlu datang langsung ke pabrik es untuk memesan.Permasalahan untuk pemesanan es hanya pada hari tertentu seperti setelah hari raya idul fitri atau pada saat semua kapal bertambat di pelabuhan yang membuat para nelayan harus antri.Kata Kunci: Kebutuhan es, penyediaan es, PPS Lampulo.
Studi Pemanfaatan Pangkalan Pendaratan Ikan di Kota Bawah Timur Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Maksalmina Maksalmina; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.836 KB)

Abstract

Fishery port is a crucial required-infrastructure for fisheries development. The Basis Landing of Fish (PPI) of Pasiran is the only port in Sabang located in the eastern part of Kota Bawah,Sukakarya district,Sabang. It was built in 2000-2003 which officially opened in 2004, and built by using the Indonesia Government Budget; unfortunately few of fishermen take advantage of the existence of PPI as a place to tether the boat after fishing. This study aims to examine the problems in PPI Pasiran and the PPI Pasiran’s rate of utilization. This study was conducted on June, 2017. This study is used case study method by using descriptive survey as the research method. The purposive sampling is used as sampling technique for this study. The sampling is collected by interviewing the representatives of the population. The selected respondents considered for the research are 5 respondents; the head of Marine and Fishery Department (1 person), the expert of fishery and marine (1 person), the head of fishery port management (1 person), the boat owners (3 persons), and Panglima Laot of sabang (1 person). The results of the utilization rate of PPI Pasiran are the mosque (100%), jetty (72%), the UPTD office (50,4%), quay pier (34,46%), fish auction(0%), and ice factory (0%). It indicates that the PPI Pasiran Sabang has not been utilized optimally; hence it is crucial to increase a better management of the PPI Pasiran utilization.Keywords: Rate of Port Utilization, the PPI of Sabang, Fishbone Diagram.       Pelabuhan perikanan merupakan infrastruktur yang harus dimiliki dalam pengembangan perikanan. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Pasiran merupakan satu-satunya pelabuhan yang ada di Sabang yang terletak di Kota bawah timur kecamatan sukakarya Kota Sabang. Pangkalan pendaratan ikan (PPI)Pasiran ini dibangun dalam rentang tahun 2000-2003 yang resmi difungsikan pada tahun 2004, dan dibangun menggunakandana yang bersumber dariAnggaran Pendapatan Belanja Negara, namun tidak semua nelayan memanfaatkan keberadaan PPI ini sebagai tempat menambatkan kapal setelah penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk merincikan masalah PPI Pasiran dan mengkaji tingkat pemanfaatan PPI Pasiran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode studi kasus dengancara deskriptif survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dengan cara wawancara terhadap wakil-wakil populasi. Responden yang diambil dianggap dapat mewakili kepentingan penelitian berjumlah 5 orang terdiri dari: kepala DKP Sabang 1 orang, pakar di bidang Perikanan dan Kelautan 1 orang, kepala pengelola pelabuhanperikanan 1 orang,pemilik kapal3 orang/ GT kapal, Panglima Laot Kota Sabang 1 orang.Hasil penelitian terhadap tingkat pemanfaataan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Pasiran secara berturut-turut adalah mushalla sebesar 100%,  jetty sebesar 72%, kantor UPTD sebesar 50,4%, dermaga tambat sebesar 34,46%, TPI sebesar 0%, dan pabrik es sebesar 0%. Hal ini menunjukkanbahwa PPI Pasiran Kota Sabang dalam kondisi belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga dibutuhkan peningkatan pengelolaan untuk meningkatkan pemanfaatan PPI Pasiran agar lebih baik.Kata Kunci:Tingkat pemanfaatan pelabuhan, PPI Kota Sabang, Diagram fishbone
Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Insang (Gill Net) di Perairan Krueng Raya, Aceh Besar, Provinsi Aceh Aldo R.F. Coheny; Edy Miswar; Rian Juanda
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.488 KB)

Abstract

ABSTRACT       Krueng Raya water is one area that is located in Aceh Besar District where the gill nets were widely used by Fisherman. The utilization of gill nets in Krueng Raya was still traditional. The fisherman usually performs the operation catching up on the day and the night. The information about composition of the catch in gill nets which are operated at night and during the day in Krueng Raya was still limited, but that pieces of information is urgently needed for the development of more advanced gill nets in Krueng Raya This study aims to know the composition, size, diversity, and dominance of the gill net catches in Krueng Raya. Composition and size of catches were analyzed in descriptive, the diversity was analyzed using the Shannon-Wienerindex, while dominance was analyzed using the Odum dominance index. Descriptive analysis showed that the largest composition of catches in gill nets that operating during the day was yellowtail fish(19.6%) and the least was whitetip shark(0.4%) and in gill nets that operating in the night, the largest composition of catches was queenfish(27.7%) and the least was scup fish (0.5%). Size of catches are the most often caught in gill nets that operating during the day was 21.28-25.03 cm  (160 unit of fish or 35.4%) and in gill nets that operating in the night was 34.20-41.14 cm (119 unit of fish or 30.2%). The results of the diversity and dominance analysis showed that the diversity index of catches in gill nets that operating in the day and in the night were in medium category (2.17/1.93) and the dominance index of catches in gill nets that operating in the day and in the night was in the low category (0.14/0.20).Keywords: Gill nets, Catches, Diversity index, Dominance index ABSTRAK       Perairan Krueng Raya merupakan salah satu daerah yang terletak di Kabupaten Aceh Besar dimana alat tangkap jaring insang banyak digunakan di kalangan nelayannya. Penggunaan alat tangkap jaring insang di Perairan Krueng Raya terbilang masih sederhana. Nelayan jaring insang biasanya melakukan operasi penangkapan pada siang dan malam hari. Informasi mengenai jenis hasil tangkapan jaring insang yang dioperasikan pada malam dan siang hari di Perairan Krueng Raya secara umum masih sangat terbatas, akan tetapi informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk pengembangan jaring insang yang lebih maju di Perairan Krueng Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, ukuran, keanekaragaman serta dominansi hasil tangkapan jaring insang di Perairan Krueng Raya. Komposisi dan ukuran hasil tangkapan dianalisis secara deskriptif, keanekaragaman dianalisis dengan menggunakan Indeks Shannon-Wiener, sedangkan dominansi dianalisis dengan menggunakan indeks dominansi Odum. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa komposisi hasil tangkapan jaring insang siang yang paling banyak tertangkap adalah ikan ekor kuning (19,6%) dan yang paing sedikit adalah ikan hiu (0,4%), sedangkan pada jaring insang malam yang paling banyak tertangkap adalah ikan talang (27,7%) dan yang paling sedikit adalah ikan jarang gigi (0,5%). Ukuran hasil tangkapan yang paling sering tertangkap pada jaring insang siang adalah 21,28-25,03 cm sebanyak 160 ekor (35,4%) dan pada jaring insang malam adalah 34,20-41,14 cm sebanyak 119 ekor (30,2%). Hasil analisis keanekaragaman dominansi menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman hasil tangkapan jaring insang berada pada kategori sedang baik siang ataupun malam hari (2,17/1,93), sedangkan indeks dominansi berada pada kategori rendah baik siang ataupun malam hari (0,14/0,20).Kata Kunci: Jaring insang, Hasil tangkapan, Indeks keanekaragaman, Indeksdominansi
Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Sarwita Sarwita; Chaliluddin Marwan; Muklis Muklis
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.743 KB)

Abstract

ABSTRACT       The fishing port of lampulo  located in waters north of Aceh, the dominant fishing gear used by fisherman is purse seine for catching pelagic in the schooling fish.This time the used fishing gear of purse seine is very rapidly while the factors of production not know yets, then it needs to make research about the effect of production factor through the catch of fisherman purse seine. The aims of this research is to know factors of influence through the catch result by using nine independent variables vessel  size (X1), engine power (X2), length of the net (X3), wide net (X4), total of crew (X5), total of fuel oil (X6), total of ice (X7), total of lamp (X8), long operation (X9) and dependent variable that is the result of catcth (Y) with multiple linear regression analysis using MINITAB application. This research also by analyzing NPV, IRR, NET B/C. The result of research show that factor of production which influence through the catch result of purse seine in The fishing port of lampulo ocean  such ship size (0,005), lengt of the net (0,000), total of fuel oil (0,003) and long operation (0,020). The analysis result from feseability ship size 16 GT as much NPV Rp. 1.368.011.860, IRR 51,72%, Net B/C 1,08. The ship size 21 GT as much NPV Rp. 2.040.778.550, IRR 63,53, Net B/C 1,06. The ship size 31 GT at as much NPV Rp. 2.621.737.643, IRR 72,57,  Net B/C 1.06. The ship size 60 GT as much Rp. 3.193.257.840 IRR 79,98, Net B/C 1.06. The ship size 120 GT as much NPV Rp. 4.514.707.485 IRR 89,24 and Net B/C 1.05. The ship size 16 GT, 21 GT, 31 GT, 60 GT and 120 GT is worth to continue (Go).Keywords: Purse seine, factors of production, appropriateness of business, Lampulo, BandaAceh.ABSTRAK       Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo terletak di Perairan Utara Aceh, alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan adalah purse seine. Purse seine adalah alat tangkap digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang berbentuk gerombolan, selama ini penggunaan alat tangkap purse seine  sangat pesat sementara fungsi produksi yang menentukan keberhasilan belum diketahui, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh faktor produksi terhadap hasil tangkapan nelayan purse seine yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan tersebut dengan menggunakan sembilan variabel bebas yaitu ukuran kapal (X1), daya mesin (X2), panjang jaring (X3), lebar jaring (X4), jumlah ABK (X5), jumlah BBM (X6), jumlah Es (X7), jumlah lampu (X8), lama pengoperasian (X9) dan variabel terikat yaitu hasil tangkapan (Y) dengan analisis regresi linear berganda menggunakan aplikasi MINITAB. Penelitian ini juga menganalisis NPV (net present value), IRR (internal rate of return), Net B/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan purse seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo yaitu ukuran kapal (0,005), panjang jaring (0,000), jumlah BBM (0,003) dan lama pengoperasian (0,020). Hasil analisis dari kelayakan usaha yang berukuran 16 GT di dapatkan NPV Rp1,368,011,  IRR 51,72% dan Net B/C 1,08. Kapal berukuran 21 GT di dapatkan NPV Rp 2,040,778,550, IRR63,53 dan Net B/C 1,06. Kapal yang berukuran 31 GT di dapatkan NPV Rp 2,621,737,648, IRR 72,57 dan Net B/C 1,06. Kapal yang berukuran 60 GT di dapatkan NPV Rp 3,193,257,842 IRR 79,98 dan Net B/C1,06. Kemudian kapal berukuran 120 GT di dapatkan NPV Rp 4,514,707,485 IRR 89,24 dan Net B/C1,05.   Kapal yang berukuran 16 GT, 21 GT, 31 GT, 60 GT dan 120 GT layak untuk dilanjutkan (Go).Kata kunci: Purse seine,faktor produksi, kelayakan usaha, Lampulo, Banda Aceh.
Identifikasi Ikan Hiu Yang Tertangkap di Perairan Barat Aceh dan Status Konservasinya Sutio Sutio; Maria Ulfah; Rizwan Rizwan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.236 KB)

Abstract

ABSTRACT       Sharks are the top predators in the sea, and if the top predators disappear from a waters then the ecological balance in the waters will be disrupted. Ecologically, sharks play an important role in the food chain and as a balancer for ecosystem in the oceans. This study aims to determine the type of shark based on species located in the waters of West Aceh and the conservation status of shark species caught by the fishermen. The research was conducted in Rigaih fishing port (Aceh Jaya) and Ujong Baroh fishing port (West Aceh ) which is border by the Indian Ocean and has a high diversity in term of the biota. Sampling was conducted for 3 months, starting from February 2017 to April 2017. The method used was a survey with the identification of shark done by Rapid Assement (rapid estimation). Based on the results of the study found as many as 258 individuals consisting of 7 families, 9 genera and 11 species. From the shark data, there are several species included in the IUCN red list, is 1 species belonging to the EN (threatened) category of Sphyrna lewini species known as hammerhead sharks where the species are threatened and extinct, 2 species into VU ) species of Pelopicus or rat shark Alopias pelagicus or Squalus megalops or bottle sharks, where the category of this species is feared to have a high risk of extinction in the species, including the list of Appendix II CITES, then 4 species included in NT (almost threatened), and 3 other species in the category of Data Deficient.Keyword: Shark, Identification, CITES, IUCN Red List, West Aceh Sea ABSTRAK       Hiu merupakan top predator di suatu kawasan perairan, dan apabila hilangnya top predator dari suatu perairan maka keseimbangan ekologi dalam perairan akan terganggu.Secara ekologi, hiu memainkan peran yang penting dalam rantai makanan dan merupakan penyeimbang ekosistem di lautan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hiu berdasarkan spesies yang berada di perairan Barat Aceh dan status konservasi spesies hiu yang tertangkap.Penelitian dilakukan di TPI Rigaih (Aceh Jaya) dan TPI Ujong Baroh (Aceh Barat) yang berbatasan dengan samudra hindia dimana memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi akan biota lautnya. Samplingdilakukan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Februari 2017 hingga April 2017. Metode yang digunakan adalah survei dengan identifikasi hiu yang dilakukan secara Rapid Assement (pendugaan secara cepat). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 258 individu yang terdiri dari 7 famili, 9 genus dan 11 spesies. Dari data hiu tersebut terdapat beberapa yang termasuk kedalam IUCN red list, yaitu 1 spesies masuk dalam kategori EN (terancam) yaitu spesies Sphyrna lewiniatau yang dikenal dengan hiu martildimana spesies tersebut keberadaannya terancam dan memiliki resiko kepunahan, 2 spesies masuk kedalam VU (rawan) yaitu spesies Alopias pelagicus atau hiu tikus dan Squalus megalopsatau hiu botol, dimana kategori spesies ini dikhawatirkan memiliki resiko yang tinggi terhadap kepunahan dialam, spesies ini termasuk kedalam daftarAppendiks II CITES, kemudian 4 spesies termasuk dalam NT (hampir terancam), dan 3 spesieslainnya dalam kategori Minim informasi (Data deficient).Kata kunci : Hiu, Identifikasi, CITES,  IUCN red list, Perairan Barat Aceh .
Analisis Aspek Aktivitas di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u Kabupaten Aceh Selatan Kurniawan Fazri; Rizwan Rizwan; Zulkarnain Jalil
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.694 KB)

Abstract

ABSTRACT       Sawang Ba’ufishing landing base (PPI) is one of fishery ports type D in South Aceh district with the biggest catchment growth from 2012 to 2016. This study aims to determine the management of landing activities, marketing, development of units catching from 2012 to 2016, the development of volume and production value from 2012 to 2016 , as well as the relative indeks value of marketing quality. The method toward landing activity and marketing of catch and for data analysis using descriptive data analysis. From the result of study that has been done the landing activity of PPI Sawang Ba’ushows the occurrence of obstacles during the landing process that is the lack of dock capacity, harbor pool and the depth of harbor ponds that experience siltation in some parts, so that only ship sized above 30 GT landing on the dock while ship under 30 GT can perform the landing activities in middle of the harbor pool with the help of a boat. The types of fish are landed in PPI Sawang Ba’umore dominant pelagic fish such asindian sad (Decapterus russellii), indian mackerel (Rastrelliger kanagurta), mackarel tuna (Euthynnus affinis), dholpin (Coryphaena hippurus), skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), yellow fin tuna (Thunnus albacares), sardine (Sardine hasirm), sardinella (Sardinella longiceps). While the marketing activity is fairly smooth only the marketing procees is done not through the auction system in the places of fish sales so the fisherman’s income is not maximal. The relativeindex value of marketing quality in PPI Sawang Ba’u shows value equal to one which mean that the quality of marketing is some with the quality of marketing at the district level which means that the catch in PPI Sawang Ba’u is not homogeneus.Keywords:catch, Marketing, landing, PPI Sawang Ba'u.ABSTRAK       Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u merupakan salah satu pelabuhan perikanan tipe D yang ada di kabupaten aceh selatan dengan perkembangan jumlah tangkapan terbesar dari tahun 2012 – 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan aktivitas pendaratan, pemasaran, perkembangan unit penangkapan dari tahun 2012 – 2016, perkembangan volume dan nilai produksi dari tahun 2012 – 2016 serta nilai indeks relatif kualitas pemasaran. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah metode kasus terhadap aktivitas pendaratan dan pemasaran hasil tangkapan dan untuk analisis data menggunakan analisis data deskriptif. Dari hasil penelitian yang telah di lakukan Aktivitas pendaratan PPI Sawang Ba’u menunjukan terjadinya hambatan pada saat proses pendaratan yaitu kurangnya kapasitas dermaga, kolam pelabuhan serta kedalaman kolam pelabuhan yang mengalami pendangkalan di beberapa bagian. sehingga hanya kapal berukuran diatas 30 GT yang melakukan pendaratan di dermaga sementara kapal di bawah 30 GT dapat melakukan aktivitas pendaratan di tengah kolam pelabuhan dengan bantuan boat. Jenis ikan yang di daratkan di PPI Sawang Ba’u lebih dominan ikan pelagis seperti ikan layang (Decapterus russellii), ikan kembung (rastrelliger kanagurta), ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan lemadang (Coryphaena hippurus), ikan cakalang (katsuwonus pelamis), ikan tuna (Thunnus albacares), ikan sardin (Sardine hasirm)  dan ikan lemuru (Sardinella longiceps). Sementara pada aktivitas pemasaran terbilang lancar hanya saja proses pemasaran yang dilakukan tidak melalui sistem lelang di TPI sehingga pendapatan nelayan tidak maksimal. Nilai indeks relatif kualitas pemasaran di PPI Sawang Ba’u menunjukan nilai sama dengan 1 yang artinya kualitas pemasaran tersebut sama dengan kualitas pemasaran tingkat kabupaten yang artinya hasil tangkapan di PPI Sawang Ba’u tidak bersifat homogen.Kata kunci: Hasil tangkapan, Pemasaran, pendaratan, PPI Sawang Ba’u.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Bagan Apung di Perairan Krueng Raya, Aceh Besar, Provinsi Aceh Mulana Ikramullah; Edy Miswar; Ratna M. Aprilla
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.225 KB)

Abstract

ABSTRACTAceh is one of the higher potential provinces in fisheries that should be developed as possible. One of the potential utilization of fisheries is the operation of lift-nets. Recently, the factors affect the fishery catch by lift-nets are unknown. The information of production factors affecting the catch by lift-nets is required in order to optimize the operation capture. This study aims to find out the catching unit of lift-nets, the composition of the fishery catch, and the production factors that influence the fishery catch. This research was conducted from June to July 2017 at the waters of Krueng Raya, Aceh Besar. The data were collected through a distributed questionnaire to each of the owner of lift-nets of 30 people. The catching unit and the composition of the fishery catch were analyzed by using descriptive method. The production factors of fishery catch was analyzed by using a multiple linear regression model. The result of descriptive analysis shows that lift-nets consists of several fishery catch units; the boat, the lift-nets house which supported by 2 boats, a house for fisherman to take a rest, whereas the floor of the house is used for fishing operations. The fisherman consists of the fish handler, chef and crew. The fishing aids consist of lamp, roller, scoop, generator, and basket. The compositions of the catches from lift-nets are anchovy, mackerel, flying fish, and tuna. The multiple linear regression analysis results, Y = -498,667 + 5,302 (X1) – 23,643 (X2) + 19,661 (X3) – 20,478 (X4) – 0,130 (X5)indicate that the production factors; the lamp capacity is directly and significantly influenced on fishery catch, whereas the amount of the fuel is directly and insignificantly influenced on fishery catch.Keywords:Lift-nets, Optimization, Composition, Production factor ABSTRAKProvinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu pemanfaatan potensi perikanan adalah dengan pengoperasian bagan apung. Sampai saat ini belum diketahui faktor apa yang mempengaruhi hasil tangkapan ikan pada bagan apung. Informasi mengenai faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan bagan apung dibutuhkan agar kegiatan operasi penangkapan dapat berjalan dengan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unit penangkapan bagan apung, komposisi hasil tangkapan, dan faktor produksi yang mempengaruhi hasil tangkapan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2017 bertempat di Perairan Krueng Raya, Aceh Besar. Data diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada setiap pawang bagan apung yang berjumlah 30 orang. Unit penangkapan dan komposisi hasil tangkapan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, sedangkan faktor produksi hasil tangkapan dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa bagan apung terdiri dari beberapa unit penangkapan yaitu kapal pengangkut, rumah bagan ditopang oleh 2 perahu yang pada bagian atasnya terdapat rumah bagan sebagai tempat istirahat nelayan dan lantai rumah bagan untuk melakukan operasi penangkapan ikan, nelayan terdiri dari pawang, juru masak dan ABK, sedangkan alat bantu penangkapan terdiri dari lampu, roller, serok, genset, dan keranjang. Komposisi hasil tangkapan pada bagan apung adalah ikan teri, ikan kembung, ikan layang, dan ikan tongkol. Hasil analisis regresi didapatkan persamaan fungsi linier berganda,Y = -498,667+ 5,302 (X1) – 23,643 (X2) + 19,661 (X3) – 20,478 (X4) – 0,130 (X5) yang menunjukkan bahwa faktor produksi yang berpengaruh nyata secara signifikan terhadap hasil tangkapan adalah kapasitas wattlampu dan faktor produksi yang berpengaruh nyata namun tidak signifikan terhadap hasil tangkapan adalah jumlah BBM.Kata kunci: Bangan apung, faktor produksi, optimalisasi
Kajian Aspek Sosial dan Ekonomi Terhadap Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut Berbasis EAFM (Ecosystem Approachto Fisheries Management) di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh Dhea Natasya; Edy Miswar; Muhammad Irham
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.308 KB)

Abstract

ABSTRACT       Ecosystem management of coastal and marine resources based on social economic aspect in EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) is one of balancing between fisheries management on fisherman's welfare. There is still a lack of community participation of fishermen on the importance of economic development as well as existing social conflicts. So far the attention to the development dimensions of the social and economic development stage has begun to become the attention of the local government. This study aims to review and assess economic and social domain indicators based on EAFM. The study was conducted from January to February 2018 located in Lampulo sub-district of Kuta Alam-Banda Aceh, Kampung Jawa, Aceh Province. Method of data retrieval is using primary data (interview and questionnaire) and secondary data (from related institution). Sampling using purposive sampling method with 15 respondents. Data analysis used ordinal-based likert score 1,2,3 to each indicator such as; economic domain, fishery household income (RTP), saving ratio and asset ownership, and social domain which is stakeholder participation, fishery conflict and local knowledge in management of fish resources. The overall average indicator scores is 2. The management of coastal and marine resources ecosystems in Banda Aceh city conducted precisely in Kampung Jawa, Lampulo village. The result showed that economic domain is classified with the acquisition of composite value 53.33, and social domain is classified very well with the composite value of 88 , 88.Keyword: EAFM; Social-Economic Domain; Fisheries Management ABSTRAK       Pengelolaan ekosistem sumberdaya pesisir dan laut berdasarkan aspek ekonomi sosial dalam EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) adalah salah satu penyeimbang antara pengelolaan perikanan pada kesejahteraan nelayan. Masih kurangnya partisipasi masyarakat nelayan terhadap pentingnya perkembangan ekonomi serta konflik sosial yang ada. Sejauh ini perhatian terhadap perkembangan dimensi tahap pembangunan sosial dan ekonomi sudah mulai menjadi perhatian pemerintah daerah setempat.Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan menilai indikator domain ekonomi dan sosial berbasis EAFM. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2018 yang bertempat di Lampulo Kecamatan Kuta Alam-Banda Aceh, Kampung jawa, Provinsi Aceh.Metode pengambilan data yaitu menggunakan data primer (wawancara dan kuesioner) dan data sekunder (dari instansi terkait). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan 15 responden. Analisis data menggunakan skor likert berbasis ordinal 1,2,3 terhadap masing-masing indikator yaitu domain ekonomi, pendapatan rumah tangga perikanan (RTP), rasio tabungan, dan kepemilikan aset serta domain sosial yaitu partisipasi pemangku kepentingan, konflik perikanan dan pemanfataan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Rata-rata indikator memperoleh skor 2. Pengelolaan ekosistem sumberdaya pesisir dan laut di kota Banda Aceh ini tepatnya wilayah kampung Jawa, Lampulo pada domain ekonomi tergolong sedang dengan perolehan nilai komposit 53,33 serta tergolong sangat baik pada domain sosial dengan perolehan nilai komposit sebesar 88,88.Kata kunci: EAFM; Domain sosial-ekonomi; pengelolaan perikanan