Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies
GENDER EQUALITY : International Journal of Child and Gender Studies, a journal focuses on issues related to child and gender studies, is published by Center for Child and Gender Studies, State Islamic University of Ar-Raniry, Banda Aceh. The scope of article received can be approached from multidisciplinary context linking to child and gender studies. Hence, this journal appreciate contribution of knowledge from different perspectives such as education, law, social, political, religion, culture, economic, psychology, science and technology. This journal appears 2 (two) numbers in a year, March and September
Articles
224 Documents
PEMENUHAN GANTI KERUGIAN ANAK SEBAGAI KORBAN PEMERKOSAAN DALAM KASUS JINAYAT ACEH
Rizkal, Rizkal;
Mansari, Mansari
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v5i2.5587
Secara yuridis, korban pemerkosaan berhak meminta restitusi (ganti kerugian) kepada kepada pelaku, namun fakta empiris menunjukkan masih adanya pihak korban maupun keluarganya yang belum menuntut restitusi. Beberapa contoh putusan yang tidak diberikan ganti kerugian yaitu Nomor 0003/JN/2016/MS.Ttn. di mana perempuan tidak diberikan restitusi kepadanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaturan restitusi dalam penanganan kasus jarimah pemerkosaan bagi anak, apa faktor-faktor yang menghambat perealisasian ganti kerugian bagi korban dan perlindungan hukum bagi anak sebagai korban dalam kasus pemerkosaan di Aceh?. metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis empiris yakni mengkaji penerapan aturan restitusi dalam kenyataan empiris. Bahan hukum yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan hakim yang pernah mengadili perkara pemerkosaan. Penelitian dilakukan di Mahkamah Syar’iyah Takengon dan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan restitusi dalam Qanun Hukum Jinayat kurang memprioritaskan kepentingan korban, karena korban harus meminta terlebih dahulu baru bisa dikabulkan oleh hakim dan berkoordinasi lebih lanjut dengan JPU. Faktor penghambat perealisasian restitusi yaitu kesadaran hukum rendah, penegak hukum kurang teliti memahami konsep restitusi, korbannya anak-anak, stigma merendahkan martabat perempua dan kelemahan finansial pelaku. Perlindungan hukum bagi anak korban yaitu adanya restitusi, anak didampingi oleh P2TP2A, dan hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku berupa penjara agar pelaku tidak bertemu lagi dengan anak korban.
MEKANISME PENANGANAN ANAK PELANGGAR QANUN JINAYAT TENTANG KHALWAT DAN IKHTILATH (Studi Kasus Di Kabupaten Aceh Selatan)
Khairani, Khairani
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v4i1.4478
Perbuatan khalwat,dan ikhtilath dalam Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Jinayat dimana pelakukanya adalah anaka-anak/belum baligh dikenakan hukuman Uqubat paling banyak 1/3 (satu pertiga) dari ‘Uqubat yang telah ditentukan bagi orang dewasa dan/atau dikembalikan kepada orang tuanya/walinya atau ditempatkan ditempat yang disediakan oleh Pemerintahan Kabupaten/Kota. Dalam Qanun Nomor 6 tahun 2014 tentang Hukum Jinayat sanksi yang diberikan kepada pelaku yang telah dewasa secara Undang-Undang atau dalam Islam disebut telah baligh. Namun berbeda halnya yang terjadi di Masyarakat Kecamatan Trumon Tengah Kabupaten Aceh Selatan dimana anak dibawah umur/belum baligh tetap diberikan sanksi bayar denda oleh keluarganya kepada Adat dan menikahkannya. Sedangkan di dalam Undang-Undang/Islam anak dibawa umur belum dewasa/baligh sehingga tidak bisa dibebankan hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah hukum normatif empiris. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan hasil penelitiannya adalah Mekanisme penanganan anak yang melakukan pelanggaran qanun jinayat tentang khalwat dan ikhtilath.
PENDIDIKAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM ISLAM DI ACEH
Rahmah, Syarifah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v5i1.5376
Kesetaraan gender dalam pendidikan Islam telah diatur dengan sangat rapi dan terukur sehingga tidak mungkin lagi dipertentangkan. Islam sangat menghormati hak-hak dan peran jenis kelamin dalam segala sendi kehidupan. Dalam sejarah Aceh tercatat perempuan-perempuan hebat yang memegang jabatan sebagai Sultanah, semisal Sultanah Tajul „Alam Syafiatuddin Syah (putri Sultan Iskandar Muda) memerintah di kerajaan Aceh selama lebih kurang 34 tahun lamanya, perempuan Aceh satu ini telah mengukir sejarah sebagai ratu yang sangat adil dan pemurah. Aceh juga memiliki perempuan hebat seperti Ratu Nahrisyah, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia dan lain-lain. Heroiknya perempuan Aceh masa lalu mulai redup memasuki abad ke-19. Kultur budaya mulai merasuki pemikiran ulama-ulama Aceh ketika itu, peran perempuan sebagai pemimpin mulai terpinggirkan. Egoisitas mengakar dan membelenggu kehidupan masyarakat Aceh sampai saat ini. Laki-laki perempuan dalam Islam hanya dibedakan oleh jenis kelamin bukan berdasarkan kemampuan intelektual. Pembunuhan karakter salah satu jenis kelamin sangat dibenci oleh Islam. Sering kali dimensi agama yang tercantum dalam ayat al-Qur‟an diinterpretasikan secara salah, dan dianggap logis untuk diperbincangkan. Rasulullah adalah tokoh gender, beliau memerangi diskriminasi dan meletakkan tonggak keadilan. Rasul adalah uswah karena Rasul sangat menghormati perempuan, derajat perempuan 3 kali lebih tinggi dibanding laki-laki. Perempuan memiliki rahim, hamil, melahirkan, menyusui dan secara psikologis terjalin hubungan batin yang sangat erat dengan generasinya. Kultur masyarakat yang salah kaprah dalam memandang rendah perempuan perlu ditinjau ulang, maka dibutuhkan analisis gender yang tepat sehingga dapat menghilangkan segala bentuk diskriminasi di segenap kehidupan.
HIJAB: KONSEP GENDER SPACE DALAM ARSITEKTUR VERNAKULAR ACEH
Fakriah, Nurul
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v6i1.6597
Rumoh Aceh is part of vernacular architecture in Aceh which the society is believed has strong bound to Islamic belief. This study aims to investigate the relationship between Islam and space pattern production in Rumoh Aceh, especially in gender space production. The result shows that hijab concept is the concept that is used in gender space production based on Islamic values refers to Islamic sources.
RAHASIA ZIKIR ASMAUL HUSNA DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH
Uce, Loeziana
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v4i2.4535
Islam memberikan salah satu jalan kepada umatnya untuk meraih ketentraman hidup melalui pernikahan. Dengan pernikahan ini pasangan suami isteri diharapkan akan berada dalam susana damai, tentram dan bahagia. Terjalin keharmonisan di antara suami isteri yang saling mengasihi dan menyayangi sehingga masing-masing pihak merasa tertram, damai dan bahagia dengan kehadiran pasangan hidupnya.. Suasana keluarga yang tentram, damai dan bahagia ini diistilahkan dengan keluarga sakinah. Keluarga Sakinah , dalam kehidupan sehari-hari masyarakat muslim terutama di Indonesia, bukanlah sesuatu yang asing. Ungkapan ini terasa sangat akrab ditelinga masyarakat dan bahkan telah dijadikan slogan umum untuk mengungkap doa dan harapan ingin diraih oleh pasangan yang akan ataupun tengah membina rumah-tangga. Kendati demikian, ternyata ungkapan ini hanya akrab ditelinga. Realitanya banyak yang belum memahami baik secara definitif maupun makna, tentang gambaran, konon lagi wujud dan persyaratannya sehingga banyak pasangan yang menemukan banyak kesulitan dalam menggapai Keluarga sakinah sebagaimana yang dimaksudkan dalam al-Qur’an.Pada hakikatnya setiap permasalahan ada solusinya demikian juga dengan permasalahan ini. Sesungguhnya Islam telah memberikan pembelajaran-pembelajaran melalui Al-Quran dan Rasulnya tentang konsep sebuah keluarga agar keluarga menjadi sakinah yang tentram penuh kedamaian. Hal ini menjadi yang dilakukannya sebuah penelitian di International University of Asmaul Husna (IUAH). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata keluarga Sakinah yang penuh ketentraman dan kedamaian salah satu caranya dapat diwujudkan dengan cara berzikir, menggunakan nama-nama Allah yang terdapat didalam ke 99 Asmaul Husna.
KETIDAKADILAN SUAMI YANG BERPOLIGAMI DALAM MEMBERI NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT (ANALISA PUTUSAN MAHKAMAH SYARIAH BENTONG PAHANG NOMOR KASUS MAL NO.04300-076-0217)
Aziz, Nasaiy;
Ramlan, Nor Syahida Binti Ahmad
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v5i2.5600
Ketidakadilan suami yang berpoligami dalam memberi nafkah adalah salah satu macam permasalahan dari ketentuan hukum Islam terhadap ketidakadilan suami dalam berpoligami dan bagaimana pertimbangan hakim Mahkamah Syariah Bentong Pahang dalam memutuskan perkara cerai gugat Kasus Mal Nomor 04300-076-0217 tentang ketidakadilan suami dalam berpoligami sebagai alasan cerai gugat. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka dengan sumber sekunder yaitu putusan hakim yang berkaitan secara langsung bertempat di Mahkamah Syariah Bentong, Pahang. Manakala sumber primer yaitu sumber yang mampu atau dapat memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat perbahasan data yang diambil penulis dalam skripsi ini adalah buku-buku standard, kitab-kitab dalil dan hadist, al-Quran dan Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam di Malaysia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pandangan hakim dalam memutuskan perkara Ketidakadilan Suami yang berpoligami antaranya adalah tergugat telah lalai dalam pemberian nafkah kepada penggugat dan anak-anak, tergugat tidak adil dalam berpoligami dan tergugat tidak menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang suami berdasarkan dalil-dalil Hukum Syarak dan Undang-Undang Keluarga Islam maka, Mahkamah mengabulkan permintaan tergugat. Oleh karena itu, seorang laki-laki yang poligami harus adil dalam materi atau lahiriah, karena untuk hal tersebut dapat dikelola dengan baik dan normal oleh suami yang poligami, seperti pengaturan nafkah lahiriah, yakni kebutuhan sandang, pangan, papan, termasuk pengaturan waktu gilir.
GUGATAN CERAI PEREMPUAN KORBAN TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Suatu Penelitian di Mahkamah Syar‟iyah Kota Banda Aceh)
Mansari, Mansari;
Dahlan, Dahlan;
Mahfud, Mahfud;
Martunis, Martunis
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v4i1.4483
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) khususnya terhadap isteri terus muncul dan meningkat di berbagai wilayah Indonesia termasuk Aceh. Di Aceh, ekses dari kondisi ini mendorong tingginya angka gugatan cerai di Mahkamah Syar‟iyah oleh isteri sebagai upaya keluar dari lingkaran kekerasan dengan persentase mencapai 83%. Penelitian ini ingin menjawabpertanyaan bagaimana perlindungan hukum atas perempuan dalam kasus gugat cerai akibat tindak KDRT di Mahkamah Syar‟iyah dengan mengambil lokasi penelitian di wilayah hukum Kota Banda Aceh. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), serta pendekatan kasus (Case Approach). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama,tindak pidana KDRT tidak dituntut secara pidana melainkan secara perdata, karenanya hakim tidak dapat memberi putusan pidana lebih dari apa yang dimohon oleh Penggugat dalam petitum-nya. Sehingga bentuk perlindungan hukum bagi perempuan dilakukan melalui beberapa hal; mempercepat proses persidangan danmengabulkan gugatancerai untuk menghindarkan isteri dari kemungkinan terulangnya tindak KDRT dan menjauhkannya dari trauma.Kedua, Hakim Mahkamah Syar‟iyah Kota Banda Aceh belum mengintegrasikan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT sebagai acuan maupun dalil dalam putusan. Sebaliknya, hakim mendasarkan putusannya pada pertimbangan: (1) Ketidakberhasilan proses mediasi;(2) Penolakan Penggugat atas nasehat majelis hakim untuk membatalkan gugatan cerai;(3) Ketidakhadiran pihak Tergugat dalam proses mediasi (Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2008) dan dalam persidangan sehingga perkara tersebut diadili secara verstek (Pasal 149 R.Bg. ayat (1));(4) Perselisihan yang terus menerus terjadi antara kedua pihak telah memenuhi syarat dan alasan hukum dalam Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 jo Pasal 65 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 dan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;(5) Keyakinan majelis hakim bahwa kedua pihak tidak mungkin lagi dipertahankan sebagai suami isteri; (6) Kaidah-kaidah maslahat dalam hukum Islam. Ketiga, Putusan Mahkamah Syar‟iyah Kota Banda Aceh dalam penyelesaian perkara cerai gugat akibat KDRT adalah mengabulkan gugatan cerai secara verstek akibat ketidakhadiran pihak suami (tergugat) dalam proses mediasi dan persidangan, dan menjatuhkan putusan talak satu ba‟in sughra Tergugat atas Penggugat. Hal ini menunjukkan bahwa putusan hukum di Mahkamah Syar‟iyah Kota Banda Aceh sudah sesuai dengan konsep hukum perlindungan korban tindak pidana KDRT di mana hakim mempertimbangkan nasib korbandalam putusan hukum.Namun tidak semua butir-butir dapat diimplementasikan karena isteri menganggap putusan cerai dari suaminya sudah cukup.
VOCABULARY ACQUISITION FOR YOUNG LEARNERS THROUGH SONGS
Hermida, Rita
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v5i1.5381
Teaching English for Young Learner has been broadly discussed in many academic writings. Young learner is closely regarded to have a massive memory which can be potentially filled by any information. This potential age makes linguist attract to know more about how a language can be absorbed by children. Many theories are then occurred which are mostly stated that even a foreign vocabulary is possible to be learnt by the children. However, different place may give a different result. By this point, here, the writer was interested in identifying further information how the vocabulary acquisition in young learners. The place taken in this study was one of kindergarten in Banda Aceh which had nine classes, and each class consisted of 20 children. The choice was referred to the some conditions which made the researcher interested, namely, most of the students were not from local area where most people spoke Acehness language; and most of the students had not ever been aboard nor stayed in a country where English was speoken. The result shows that most of teacher used song to introduce the foreign vocabulary to the children. The children would sing the song and dance together by acting out what the lyrics if the song stated. The atmosphere of the classroom was encouraging.
DINAMIKA KONFLIK PERKAWINAN BURUH MIGRAN PEREMPUAN (Studi di Desa Wanutunggal Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan)
Hikmah, Siti
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v4i2.4540
Konflik buruh migran perempuan meliputi power and control (power dan control suami semakin berkurang jika istri terlalu lama menjadi buruh migran), nurturing ( bisa menyesuaikan menjadi mandiri demi tujuan bersama), intimacy ( terlalu lama menjadi buruh migran akan kehilangan oasis dari intimacy dan mempengaruhi ketertarikan seksual diantara mereka), trust (informan percaya dengan pasangannya demi mencapai tujuan bersama), Fidelity (sebagian besar suami buruh migran menyalurkan hasrat seksual melalui prostitusi, perselingkuhan, namun ada sebagian yang tetap setia dengan pasangannya, penyaluran libido seksual melalui onani, masturbasi dan mimpi basah), life style (terjadi perubahan gaya hidup pada buruh migran dan keluarganya menjadi lebih konsumtif).
NARASI HEROISME PEREMPUAN DALAM ISU LINGKUNGAN (Analisis Framing Berita Farwiza Farhan di Media Daring Lokal dan Nasional)
Fitri, Ainal;
Maulina, Putri
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22373/equality.v6i1.6198
Environmental discourse is considered as one of the essential narratives since it involves the role of women. In the gender perspective, women in environmental issues are often described as a sidekick. Farwiza Farhan is one of the environmentalists who contributes to the environmental campaign effort. The study aims to focus on the framing of Farwiza Farhan’s figure against her contribution as the keeper of the Leuser Ecosystem (KEL) on online media environmental reports. This study used the Framing Analysis approach, Environmental Journalism, and Heroism concept. The researchers chose and analyzed three news from online news media: serambinews. com as a local source; and republika. co. id and bbc. com as national sources. This research was analyzed by using Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki’s Framing Analysis method. The finding shows that the news media frames Farwiza Farhan as an environmental activist with a heroism narrative. Farwiza is portrayed as a heroic, selfless, courageous, and intelligent personality. She is adaptive and determined to deal with conflict, and she also has initiative and leadership. Heroism is perceived as an environmental perspective-journalism strategy of online news media to deliver environmental knowledge and to raise public awareness towards the environmental issue.