cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JURISDICTIE Jurnal Hukum dan Syariah
ISSN : 20867549     EISSN : 25283383     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurisdictie (print ISSN 2086-7549, online ISSN 2528-3383) is peer-reviewed national journal published biannually by the Law of Bisnis Syariah Program, State Islamic University (UIN) of Maulana Malik Ibrahim Malang. The journal puts emphasis on aspects related to economics and business law which are integrated to Islamic Law in an Indonesian context and globalisation context. The languages used in this journal are Indonesia, English and Arabic.
Arjuna Subject : -
Articles 214 Documents
ONLINE INSURANCE EXISTENCE IN INDONESIA BASED ON ISLAMIC LEGAL PERSPECTIVE AS A PROTECTION OF SPIRITUAL RIGHTS DISEMADI, HARI SUTRA; PRANANINGTYAS, PARAMITA
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 1 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i1.7519

Abstract

Globalization era requires Indonesia to always use technology and information in improving economy. This also applies to insurance companies that have implemented technology and information. Conventional insurance has developed into online one that attracts Indonesian citizen. However, today new issue is about protecting the spiritual rights of consumers as well as the halal or haram of online insurance. Answering this problem, this research will use normative juridical (doctrinal) method that prioritizes primary legal material i.e. insurance laws, consumer protection laws, and other legal materials. This research shows the existence of online insurance in Indonesia which rapidly develops because it offers more conveniences compared to conventional one. In Islamic law, online insurance is allowed as long as it is in line with Islamic law principles in protecting consumers’ spiritual rights. The example of sharia principle is cooperation by paying tabarru’ funds, using tabarru’ and tijarah agreement, and sharing similar responsibility between one participant and others (ta’awun). The legal basis for insurance in Indonesia is contained in the 2014 Law Number 40 and MUI Fatwa Number 21/DSN-MUI/X/2001.Era globalisasi mengharuskan Indonesia untuk selalu memanfaatkan teknologi dan informasi dalam meningkatkan perekonomian. Ini berlaku pula pada perusahaan asuransi yang telah menerapkan teknologi dan informasi. Asuransi konvensional telah berkembang menjadi asuransi online yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Namun, persoalan yang hangat dibicarakan saat ini mengenai perlindungan hak spiritual konsumen serta halal atau haramnya asuransi online. Untuk menjawab persoalan tersebut, penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif (doktrinal) yang mengedepankan bahan hukum primer yaitu undang-undang perasuransian, undang-undang perlindungan konsumen, serta bahan hukum lain. Penelitian ini menunjukan eksistensi asuransi online di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat karena memberikan kemudahan dibanding asuransi konvensional. Dalam hukum Islam, asuransi online pada dasarnya diperbolehkan dengan syarat tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam dalam melindungi hak spiritual konsumen. Contohnya prinsip syariah tersebut seperti bekerja sama dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’, menggunakan akad tabarru’ dan akad tijarah, dan saling menanggung risiko antara satu peserta dengan peserta lainnya (ta’awun). Dasar hukum mengenai asuransi di Indonesia terdapat dalam UU Nomor 40 Tahun 2014 dan Fatwa MUI Nomor: 21/DSN-MUI/X/2001.
IMPLEMENTASI TEORI MAQASHID SYARI`AH ASY-SYATIBI DALAM MUAMALAH KONTEMPORER Mansyur, Zaenudin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 1 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i1.7675

Abstract

Maqashid Syariah Asy-Syatibi is one of the tools to monitor and balance the contemporary reality wherever and whenever. This is because the goal is very universal and can be recorded in various aspects of life, including traditional and contemporary muamalah practices. In contemporary practice, the use of Maqashid Syariah is inseparable from Muslim’s needs so it can be implemented in soul maintenance (hifz an-nafs); e.g. from the threat of death in the practice of trading gecko’s bile which is is believed to cure HIV AIDS. Another implementation is asset protection (hifz al-mal) in the practice of sharia insurance and sharia Reksa Dana (mutual fund). This can guarantee that one’s property will return according to mutual agreement if there is an unfortunate condition. Furthermore, the implementation of Maqashid Syariah Asy-Syatibi can encourage the hifz al-mal by financing through the trading practice using internet, telephone, WhatsApp, Instagram, and SMS.Maqashid Syariah Asy-Syatibi merupakan salah satu alat untuk meneropong dan mengimbangi realitas kontemporer itu di mana dan kapan saja. Ini karena tujuannya sangat universal dan bisa terekam dalam berbagi aspek kehidupan, termasuk dalam praktik muamalah tradisional maupun kontemporer. Dalam praktik kontemporer, penggunaan Maqashid Syariah tidak lepas dari kebutuhan Muslim sehingga diimplementasikan dalam pemeliharaan jiwa (hifz an-nafs); seperti dari ancaman kematian dalam praktik jual-beli empedu tokek yang berkhasiat menyembuhkan HIV AIDS. Implementasi lainnya ialah penjagaan harta (hifz al-mal) yang terekam dalam praktik asuransi syariah maupun reksadana syariah. Ini dapat menjamin harta seseorang akan kembali sesuai perjanjian yang telah disepakati jika terjadi musibah. Selanjutnya implementasi maqashid Syari`ah Asy-Syatibi itu dapat mendorong terpeliharanya harta (hifz al-mal) dengan cara pembiayaan melalui praktik jual beli dengan menggunakan via internet, telepon, WhatsApp, Instagram, dan SMS.
THE CONCEPT OF PROPERTY LAW EXTRACTED FROM THEMATIC VERSES OF AL-QUR’AN Susamto, Burhanuddin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 1 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i1.8309

Abstract

Artikel ini menjelaskan hasil penggalian hukum tentang harta dari ayat-ayat al-Qur’an. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulisan diawali dengan melakukan klasifikasi ayat-ayat al-Qur’ansecara tematik (maudlu’iyah);baik itu menggunakan lafadz al-mal secara langsung maupun lafadz lainnya yang berkaitan dengan harta. Ayat-ayat yang telah terkumpul kemudian akan digali menggunakan metode istinbath sehingga dapat diketahui hukum-hukum tentang harta. Keberadaan harta dari perspektif hukum al-Qur’an merupakan ujian Allah bagi manusia. Apabila ujian tersebut dapat dilalui dengan baik melalui ketaatan maka akan bernilai ibadah dari hasil pengamalan hukum-hukum harta baik yang bersifat perintah, larangan maupun kebolehan. Begitupula sebaliknya, kegagalan menghadapi ujian harta dapat menjerumuskan pemiliknya berbuat istidraj melalui kemaksiatan sehingga akan mendapatkan azhab Allah.This study explains the results of extracting the law about property derived from the verses of al-Qur’an. To achieve this purpose, the writing is begun by classifying the verses inal-Qur’an thematically (maudlu’iyah); either using that term al-mal directly or other terms related to property. The collected versenthen will be analyzed using the method of istinbath, so the laws of propertyare discovered. Propertyfrom the perspective of al-Qur’an is God’s examination for humans. If they pass the examination properly through obedience, it will be worth the worship as a result of law practice in the form of instruction (al-amr), prohibition(al-nahy) or permissibility (al-ibahah). On the contrary, the failure in examinationcan trigger the owners to do istidraj by doing immoral acts that cause them to be punished (azab) by God.
STRENGTHENING BAZNAS AS THE SOCIETY’S TRUSTED ZAKAT AGENCY TO INCREASE THE WELFARE OF UMMAH Al-Fatih, Sholahuddin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 1 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i1.7841

Abstract

Zakat potential in Indonesia reaches IDR 252 trillion per year. With the amount of 202 million Muslims, this can alleviate poverty in Indonesia. However, zakat has not been optimized by the government. This is indicated by the low tax revenue which is around USD 86 Million per month or IDR 2.8 Trillion per year. Low zakat collection is partly caused by the lack of trust to zakat management institutions (called LPZ), LPZ’s professionalism, and zakat direct distribution by muzakki to mustahik. In addition, people worry that their funds will be corrupted. It is because corruption is closely related to government’s image; shown by abundant cases of corruption involving well-known figures. This article discusses the role of zakat in alleviating poverty and reinforcing Baznas as public’s reliable Amil Zakat Institution (BAZ). The result indicated that the professionalism of services and management of BAZ and LAZ can be created by improving their performance to gain community trust. One effort of empowering BAZ as public trust is through the internal and external reinforcement. Baznas internal reinforcement can be done by tightening Human Resource recruitment and assessment by national and international accreditation agencies. Meanwhile, external reinforcement is done by creating innovation and program rebranding.Potensi zakat di Indonesia cukup tinggi dan mencapai Rp. 252 triliun per tahun. Dengan 202 juta populasi Muslim, potensi zakat dapat membantu mengurangi kemiskinan di Indonesia. Namun, zakat belum dapat dioptimalkan oleh pemerintah. Ini ditunjukkan oleh pendapatan pajak yang rendah sekitar USD 86 juta per bulan atau IDR 2,8 triliun per tahun. Pengumpulan zakat yang rendah sebagian disebabkan oleh tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga pengelolaan zakat (LPZ), profesionalisme LPZ dan distribusi zakat langsung oleh muzakki ke mustahik. Selain itu, masyarakat khawatir dana zakat yang disetorkan akan dikorupsi. Hal ini terjadi karena korupsi sangat berkaitan dengan imej pemerintah; terbukti dengan banyaknya kasus korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh penting di pemerintahan. Artikel ini membahas peran zakat dalam pengentasan kemiskinan dan penguatan Baznas sebagai Badan Amil Zakat (BAZ) kepercayaan publik. Hasil menunjukkan bahwa profesionalisme layanan serta manajemen BAZ dan LAZ dapat diciptakan dengan meningkatkan kinerja mereka untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Salah satu upaya memberdayakan BAZ sebagai kepercayaan publik adalah melalui penguatan internal dan eksternal. Penguatan internal Baznas dapat dilakukan dengan memperketat rekrutmen SDM dan penilaian oleh lembaga akreditasi nasional dan internasional. Sementara penguatan eksternal dibuat dengan inovasi dan rebranding program.
CRYPTOCURRENCY AND DIGITAL MONEY IN ISLAMIC LAW: Is it Legal? Fatarib, Husnul; Sali, Meirison Alizar
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 2 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i2.8687

Abstract

Cryptocurrency is a digital currency spread in peer-to-peer network all over the world. This network has a big accounting book called Blockchain which can be accessed by public. This article is doctrinal legal research with conceptual research. This article reviews digital money based on Jalbu Masalah wa Dar al-Mafasid accompanied by the implication of Saddu az-Zari’ah. The results show that Islamic law acknowledges the currency issued by the government. The existence of a country is a form of protection to the money owners from the acts of fraud in finance. Bitcoin and digital money are not included in the criteria mentioned in Islamic economy law because of it contains obscurity (jahalah), high speculation element, and can harm individual as well as the country. Bitcoin has no clear source, authentic balance, and it only has moral assurance.Mata uang kripto adalah mata uang digital yang tersebar dalam jaringan peer-to-peer di seluruh dunia. Jaringan ini memiliki sebuah buku akuntansi besar bernama Blockchain yang dapat diakses oleh publik. Artikel ini merupakan penelitian hukum doctrinal dengan pendekatan konseptual. Artikel ini melakukan kajian terhadap uang digital berdasarkan Jalbu Masalah wa Dar al-Mafasid sertai implikasi Saddu az-Zari’ah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum Islam mengakui keberadaan mata uang yang dicetak oleh pemerintah. Keberadaan negara merupakan wujud perlindungan kepada pemilik uang dari tindakan penipuan dan kecurangan dalam bidang finansial. Bitcoin dan uang digital tidak termasuk dalam kriteria yang disebutkan dalam hukum ekonomi Islam. Karena mengandung ketidakjelasan (jahalah), unsur spekulasi yang tinggi serta dapat merugikan individu dan negara. Bitcoin ini tidak mempunyai sumber yang jelas, saldo yang hakiki, dan hanya ada jaminan secara moril.
CONVERTION OF DSN-MUI’S FATWA ON ISLAMIC BANKING TO BE THE NATIONAL LAW: A Comparative Study in Muslim Countries Syahputra, Angga; Armayani, Reni Ria
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 2 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i2.9068

Abstract

Islamic banks in Indonesia have been significantly developing since 2008. This development has yet been supported by operational regulations. Islamic Banks operational mostly refers to fatwa of DSN-MUI. However, those fatwas must be converted to the regulations of Bank Indonesia or Financial Services Authority (OJK) to have binding power. This article aims at describing DSN-MUI’s fatwa position as the fundamental law of Islamic Banking implementation. Besides, this article compares the position of ulama’s fatwa in implementing Islamic Bank in several Muslim countries. The article is originated from Doctrinal Legal research with conceptual and comparative approaches. The result shows that DSN-MUI;s fatwa position in implementing Islamic Banks is not yet operational because it must be first converted into the regulations of Bank Indonesia or OJK. Different condition found in other Muslim countries, ulama’s fatwa becomes the main reference for implementing Islamic Banks. This is because the country places ulama’s fatwa higher than banking authoritative.Perbankan syariah di Indonesia terus mengalami kemajuan signifikan sejak tahun 2008. Perkembangan ini belum didukung dengan aturan-aturan yang bersifa operasional. Operasional perbankan syariah lebih banyak merujuk pada fatwa DSN-MUI. Namun, fatwa-fatwa tersebut harus dikonversi terlebih dahulu kepada peraturan bank Indonesia atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan agar memiliki daya ikat. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan kedudukan fatwa DSN-MUI sebagai dasar hukum pelasanaan perbankan syariah. Selain itu, artikel ini membandingkan kedudukan fatwa ulama dalam pelaksanaan perbankan syariah di beberapa negara muslim. Artikel ini berasal dari penelitian hukum doctrinal dengan pendekatan konsep dan komparatif. Hasil kajian artikel ini menunjukkan bahwa kedudukan fatwa DSN-MUI dalam pelaksanaan perbankan syariah belum bersifat operasional. Karena Fatwa DSN-MUI harus dikonversi dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Kondisi berbeda ditemukan di negara-negara muslim, kedudukan fatwa ulama menjadi rujukan utama pelaksanaan perbankan syariah. Hal ini terjadi karena negara memposisikan fatwa ulama lebih tinggi dari otoritas perbankan.
ZAKAT MANAGEMENT AND POVERTY ALLEVIATION IN INDONESIA Maghfirah, Maghfirah
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 2 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i2.9261

Abstract

Zakat is potential to reduce the poverty number in Indonesia. The professional and effective management is the main key to achieve this target. This article analyzes the effectiveness of zakat distribution in Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Pekanbaru City in accordance with the Law No. 23 of 2011. The article is based on the doctrinal legal research with sociological approach. The data is collected through interview, documentation, and observation by analyzing the data in inductive, deductive, and comparative ways. The result reveals that zakat management in Baznas Pekanbaru is not effective yet in its effort to improve mustahiq (zakat receivers) economy. Of all effective strategies to collect the funds are: 1) government total intervention in collecting and distributing the zakat funds, 2) socialization to the community to pay zakat via Baznas, 3) Improving Baznas’ human resources and management, 4) Implementing the expansion concept in zakat obligation. Meanwhile, the effective strategy in zakat funds distribution is classifying mustahiq into two groups i.e. mustahiq jabariah and mustahiq khiyariah with different model approach.Zakat berpotensi besar menjadi sarana mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Pengelolaan yang professional dan efektif menjadi kunci utama mencapai tujuan ini. Artikel ini bertujuan menganalisis efektivitas penyaluran zakat di Badan amil zakat nasional Pekanbaru menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011. Artikel ini berdasarkan penelitian hukum diktrinal dengan pendekatan sosiologis. Metode pengumpulan data adalah wawancara, dokumentasi dan observasi dengan analisis data secara induktif, deduktif dan komparatif. Hasil dari penelitian ini menjukkan bahwa manajemen zakat di Baznas Pekanbaru belum efektif dalam upaya meningkatkan ekonomi mustahiq. Adapun strategi efektivitas penghimpunan dana yaitu; (1) intervensi pemerintah secara menyeluruh dalam penghimpunan dan penyaluran dana zakat, (2) sosialisasi kepada masyarakat agar berzakat melalui Baznas, (3) meningkatkan Sumberdaya Manusia dan manajemen Baznas, dan (4) menerapkan konsep perluasan dalam kewajiban zakat. Sedangkan strategi efektivitas distribusi dana zakat adalah melakukan pengklasifikasian mustahiq kepada dua kelompok, yakni mustahiq jabariah dan mustahiq khiyariah dengan model pendekatan yang berbeda.
THE RISKS OF PERSONAL DATA THEFT IN FINTECH-BASED ONLINE LOAN APPLICATIONS DUE TO THE ABSENCE OF LAW IN INDONESIA Devianti, Dwi Nugrahayu; Djatmika, Prija; Sukarmi, Sukarmi
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 2 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i2.7921

Abstract

The online loan via financial technology (fintech) is currently a new buzz in Indonesian society. Its facilities and ease in proposing the loan are very much attracting. However, this online loan practice often raises legal issues; one of them is personal data misuse. This article analyzes the usage of other people’s personal data in fintech services. This is a doctrinal legal research with statute approach. The results reveal that personal data protection has yet firmly ruled in legislation. This proves that privacy is not an urgent matter to safeguard. It then implies to the many cases on personal data theft in online loan. The operators of fintech services are responsible to protect customers’ personal data. Those found guilty to misuse the personal data will be subject to criminal sanction.Pinjaman online melalui teknologi finansial menjadi trend baru masyarakat Indonesia. Berbagai fasilitas dan kemudahan dalam pengajuan pinjaman menjadi daya tarik tersendiri. Namun, praktik pinjaman online sering menimbulkan persoalan hukum, salah satunya adalah penyalahgunaan data pribadi. Artikel ini bertujuan menganalisis penggunaan data pribadi orang lain dalam layanan finansial teknologi. Artikel ini berasal dari penelitian hukum doctrinal dengan pendekatan peraturan perundang-undangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan data pribadi belum diatur secara tegas dalam peraturan perundang-undangan. Kondisi ini menunjukkan bahwa privasi bukan persoalan yang urgen untuk dilindungi. Hal ini berimplikasi terhadap maraknya pencurian data pribadi dalam pinjaman online. Penyelenggara jasa layanan finansial teknologi memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pribadi nasabah. Penyelenggara yang terbukti menyalahgunakan data pribadi dapat dikenai sanksi pidana.
THE CONCEPT OF MASLAHAH IN ISLAMIC FINANCIAL LITERACY AMONG YOUTH IN BANK NEGARA MALAYSIA MUSEUM ART AND GALLERY Mahphoth, Mohd Halim; Sulaiman, Zuraidah
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 2 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i2.10864

Abstract

The effort to enhance financial literacy has become extremely important and is complementary to the initiative by Consumer Credit Act in order to strengthen the credit consumer protection framework in Malaysia. Therefore, Bank Negara Malaysia Museum Art and Gallery (BNM MAG) educates the public through exhibits that foster visitors’ understanding of financial knowledge especially the Sharia compliant matters at their Islamic Finance Gallery. This study examined the relationships between satisfying experiences and generic learning outcomes of youth visitors at BNM MAG. The study examined three key satisfying experiences that had significant and positive effects on the generic learning outcomes of youth visitors including affective, cognitive and sensory experiences. However, social experiences were not significant towards generic learning outcomes on youth visitors. This study provides insights and drive efforts to promote effective delivery of financial education initiatives to Malaysians in a sustainable manner. The authors expect that policymakers or museum managers could make use of the findings to improve Malaysians’ financial literacy in general, thus helping Malaysians making informed financial decisions. The study contributes to the advancement of Islamic financial education for the youth with the purpose of improving creative and productive attitudes.Upaya meningkatkan literasi keuangan menjadi sangat krusial dan mendukung inisiasi Undang-Undang Kredit Konsumen untuk memperkuat kerangka perlindungan kredit konsumen di Malaysia. Maka, Bank Negara Malaysia Museum Art and Gallery (BNM MAG) mengedukasi masyarakat melalui pameran yang memberikan pemahaman kepada pengunjung tentang keuangan khususnya yang berhubungan dengan syariah di Islamic Finance Gallery (Galeri Keuangan Syariah). Studi ini mengkaji hubungan antara kepuasan pengalaman dan hasil pembelajaran umum (generic learning outcomes/GLO) yang dialami pengunjung muda di BNM-MAG. Ada acuan kepuasan pengalaman yang dijadikan objek studi yang memiliki efek signifikan dan positif terhadap GLO di kalangan pengunjung muda termasuk pengalaman afektif, kognitif, dan sensori. Meskipun begitu, pengalaman sosial para pengunjung tidak signifikan terhadap GLO. Studi ini memberi wawasan dan mengenalkan usaha untuk mengenalkan penyampaian yang efektif tentang inisiasi pendidikan keuangan pada warga Malaysia dengan cara yang berkelanjutan. Penulis berharap agar pembuat kebijakan atau pengolah museum dapat memanfaatkan temuan ini untuk meningkatkan literasi keuangan warga Malaysia secara umum, dengan demikian membantu mereka untuk membuat keputusan keuangan yang tepat. Penelitian ini memiliki kontribusi meningkatkan pendidikan keuangan Islam bagi para pemuda dengan tujuan menumbuhkan sikap kreatif dan produktif.
UNDERSTANDING THE MEANING OF GOD’S LEGISLATION: Critical Analysis of Islamic Law Reasoning Criticism in Indonesia Ipandang, Ipandang
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah Vol 11, No 2 (2020): Jurisdictie
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v11i2.9913

Abstract

The existence of Islamic law in dealing with social problems is questioned. The authoritative claim on the establishment of Islamic law by certain ulama organization is presumed to weaken the role of Islamic law in society. This article aims to analyze the legal reasoning structure and interpretation model of mufti (the one issuing fatwa) in establishing Islamic law. This article is based on the doctrinal legal research with conceptual approach, particularly on the thought of Khaled M. Abou El Fadl. By going through the analysis process of critical negotiation, there will be constructive dialectic to produce a humanistic Islamic law. This article found that the authority of textual meaning needs to be placed on top of the authority of mufti. The structured legal reasoning will silence the tafsir plurality on religious texts. The stagnation of this fatwa can be bridged via open Hermeneutics method which is dialectic among the author, text, reader, and the target discourse. So, fatwa can be the fundamental solution of the social problem which is humanistic.Eksistensi hukum Islam dalam menangani masalah sosial kemasyarakatan mulai diragukan. Klaim otoritas penetapan hukum Islam oleh organisasi ulama tertentu disinyalir menjadi sebab melemahnya peran hukum Islam dalam masyarakat. Artikel ini bertujuan menganalisis struktur nalar hukum dan model interpretasi pemberi fatwa dalam penetapan hukum Islam. artikel ini berasal dari penelitian hukum doctrinal dengan konseptual khususnya pemikiran Khaled M. Abou El Fadl. Karena melalui proses analisis negosiasi kritis, akan muncul dialektika yang konstruktif untuk menghasilkan hukum Islam yang humanis. Artikel ini menemukan bahwa otoritas makna teks perlu diposisikan di atas kewenangan pemberi fatwa. Penalaran hukum yang terlembaga akan mendorong pembungkaman pluralitas tafsir teks agama. Kebekuan hasil fatwa ini dapat dijembatani melalui metode hermeneutika terbuka yang bersifat dialektis, antara pengarang, teks, pembaca, dan sasaran wacana. Sehingga fatwa dapat menjadi sandaran penyelesaian problem sosial kemasyarakatan yang humanis.