cover
Contact Name
Jurnal Etnohistori
Contact Email
etnohistori@unkhair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
arlinahmadjid@unkhair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota ternate,
Maluku utara
INDONESIA
ETNOHISTORI: Jurnal Kebudayaan dan Kesejarahan
Published by Universitas Khairun
ISSN : 24601055     EISSN : -     DOI : -
Jurnal ETNOHISTORI adalah publikasi ilmiah yang diterbitkan dengan tujuan turut serta mengembangkan ilmu Antropologi dan ilmu Sejarah di Indonesia. Karena itu, Redaksi Jurnal ETNOHISTORI menerima karangan dalam kedua ranah disiplin ilmu tersebut. Karangan dapat bersifat ulasan teoritis, refleksi metode, ataupun hasil penelitian lapangan.
Arjuna Subject : -
Articles 95 Documents
Orang Gurabunga di Tidore: Gambaran tentang Pengaruh Budaya Maritim pada Masyarakat Petani di Tidore Kepulauan Barjiah Umi
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.291 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v1i2.812

Abstract

Kehidupan maritim tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan di Maluku Utaratermasuk Tidore. Penelitian ini membuktikan bahwa sebuah desa yang terletak diketinggian gunung tapi tidak bisa melepaskan kehidupan laut ini. Desa Gurabungamenjadi salah satu desa yang terletak di ketinggian lereng gunung Kie Matubu. Desaini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan pengelolaan lahan dengan carayang masih sederhana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatifdengan pendekatan sejarah. Penelitian tentang desa ini menggambarkankehidupan maritim yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Tradisional danmodern bersatu dalam irama dan saling melengkapi satu sama lain sehingga bisamenciptakan harmoni. Gambaran disematkan pada desa ini karena pola kehidupanmasyarakat dan pentingnya peranan desa ini dalam pemerintahan KesultananTidore.
“Kemanakah Hutan Kami ?” Dinamika Sosial dan Kontestasi Antara Pihak-pihak yang Terlibat dalam Pengelolaan Hutan di Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah Rusmin Octovianus
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.357 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v2i2.831

Abstract

Social dynamics in forest management is quite complicated. Thelocals are the hereditary lived in adjacent of forest area and use it forsupporting their daily need. The timber and mining company exploited offorest for earning of profit. The government stands in the crossroad, theymust manage the forest for conservation area while at the other hand theymust increase the regional income.The euphoria of reformation has encouraged the RegionalAutonomies (decentralization) and has rolled over of new policies by theregional government in term of the natural resources management. Despitethe regional government is now concerning the locals who their needs aredepend on the forest but the conflict lie where the people with differentinterest meet. In this case, it talks about forest exploitation, the locals are themisfortune one.The article shall describe the social dynamic and the contestedamong parties related to the forest management in Seruyan DistrictProvince of Central Kalimantan.
Peranakan dan Serat Kekancingan: Sebuah Bentuk ‘Kepengaturan’ Abdi Dalem Kraton Jogjakarta Septi Satriani .
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.109 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v3i1.843

Abstract

Tulisan ini berisi tentang bagaimana abdi dalem dipersatukan dalam sebuahkonsep peranakan dan serat kekancingan. Seperti layaknya dalam organisasimodern, keanggotaannya ditandai dengan salah satunya seragam peranakan.Peranakan tidak sekedar menggambarkan seragam abdi dalem, melainkan didalamnya terkandung makna persaudaraan dan persatuan baik dengan Rajamaupun di antara sesama abdi dalem. Penulis menyimpulkan bahwa peranakandan serat kekancingan merupakan simbol ‘kepengaturan’ bagi abdi dalem KratonJogjakarta. Dengan menggunakan peranakan dan serat kekancingan maka abdidalem Kraton Jogjakarta harus berperilaku sesuai dengan makna yang terkandungdalam kedua hal tersebut.
Perempuan Berjilbab: dari Identitas hingga Tren Mode Pascakonflik di Maluku Utara Andi Sumar Karman
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.069 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v1i1.807

Abstract

Makalah ini membahas proses transformasi sosial di masyarakat Muslim diMaluku Utara. Ulasan berangkat dari fenomena wanita berjilbab dalamkonteks sosial horisontal pasca-konflik melanda daerah sekitar tahun 1999.Featherstone perspektif budaya konsumen (1990) digunakan untukmenunjukkan proses yang terjadi fenomena. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penggunaan wanita veilby di Maluku Utara dalam menetapkanpengalaman estetitation dari tujuan aslinya, yaitu sebagai identitas Muslim.Dalam prosesnya, ia membawa multi-identitas tren gaya hidup, dengangagasan bahwa menjadi 'hangingout' dan jilbab 'modis'. Kesempatan inidimungkinkan oleh globalisasi, yang menyediakan berbagai pilihan berkaitandengan pakaian. Dengan demikian, praktek keagamaan menderitakontekstualisasi di berbagai tempat, termasuk di Maluku Utara.
Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan Sejarah Abad XX Abd. Rahman .
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.055 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v2i1.824

Abstract

In the late twentieth century, many theorists seem to agree that a sociologymust be an historical sociology. Abrams went so far as to call historicalsociology ‘the essence of the discipline’, arguing that is ‘almost natural to themodern western mind’ to explain the contemporary world at least partly inhistorical terms What is historical sociology? Skocpol lists four characteristicsof historical studies: They ask question about social structures or processesunderstood to be concretely situated in time and space; They addressprocesses over time, and take temporal sequences seriously in accounting foroutcomes; They mostly attend to the interplay of meaningful action andstructural context, in order to make sense of the unfolding of unintended aswell as intended outcomes in individual lives and social transformations; They'highlight the particular and varying features of specific kinds of socialstructures and patterns of change'.
BERAWAL DARI TARIKH 1965: RELASI MASYARAKAT SEBAGAI BENTUK KECERDASAN KULTURAL DALAM [MENCIPTAKAN] HARMONISASI Ikhtiar Hatta .
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.566 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v3i1.838

Abstract

S/PKI. Peristiwa politik nasional yang terjadi menjelang awal berkuasanya rezim OrdeBaru di Indonesia ini, menyisakan kecurigaan terhadap situasi yang dianggap harmonisdalam masyarakat. Apa yang tampak harmonis, bagi sementara kalangan, dianggapsebagai hasil dari upaya yang secara sengaja “disenyapkan” sehingga menjadi tampakseolah tidak problematis lagi. Melalui penelitian mini etnografi di Kelurahan Muda, penulismendalami fenomena ini untuk memperoleh pemahaman yang lebih memadai. Untukmencapai pemahaman itu, penulis menyelami kejadian peristiwa G. 30 S/PKIsesungguhnya pada masyarakat Kelurahan Muda terkait. Selanjutnya, penulis meninjaunuansa harmonis dalam relasi-relasi masyarakat beserta kekuatan di baliknya yangmemungkinkan terciptanya suasana harmonis. Penulis juga menggali kekuatan kuturalmasyarakat Kelurahan Muda sehingga mampu mentransformasikan memori 1965 yangsarat konflik sehingga menjadi suasana yang harmonis di tengah konteksasi di antaraorang Kelurahan Muda.
Konflik Komunal Nunu dan Tavanjuka di Kota Palu: Meniti Jalan Panjang Menuju Perdamaian M. JUNAIDI .; MUHAMMAD MARZUKI .
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.647 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v3i2.850

Abstract

Kota Palu merupakan salah satu wilayah yang rawan konflik di PropinsiSulawesi Tengah. Pada kurun waktu tahun terakhir mencuat konflik komunalseperti di wilayah Nunu dan Tavanjuka, Tinggede dan Tatura, Pengawu danDuyu, Pengawu dan Bayoge, Baiya dan Lambara. Peristiwa kekerasan terjadiantar komunitas (kelurahan) yang saling mengancam, menyerang, membakar,melukai dan bahkan menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.Kondisi ini sudah berlangsung lama namun tidak pernah reda. Jeda konflikterjadi dan akan muncul lagi berselang beberapa waktu lamannya.Nunu dan Tavanjuka, kedua komunitas yang berkonflik di kota Palu palingtidak sudah melebihi dua sampai tiga generasi. Keduanya memiliki sejarahkonflik kekerasan yang panjang. Memory konflik orang Nunu dan Tavanjukayang paling terbesar saat peristiwa penyerangan orang Nunu ke wilayahTavanjuka pada tahun 1994. Ketika warga Nunu selesai menguburkanseorang anak kecil (balita) yang menjadi korban pelemparan wargaTavanjuka, secara massif warga yang pulang mengantar dari penguburanmenyerbu ke Tavanjuka, melempar, melukai dan merusak rumah warga.Peristiwa ini kemudaian dibalas oleh orang Tavanjuka dengan menyerangbalik sehingga menambah panjang permasalahan antar kedua komunitas.Upaya penanganan konflik dilakukan pada setiap peristiwa konflik antarkeduanya, termasuk penegakan hukum oleh aparat, mediasi oleh tokohmasyarakat dan tokoh agama, maupun pemerintah setempat. Namunperistiwa terus berlanjut, setiap tahunnya selalu saja ada upaya dari keduabelah pihak menyerang komunitas lainnya. Upaya terakhir yang dilakukanoleh Pemerintah kota Palu pada bulan Pebruari 2012 yang menfasilitasipertemuan aktor konflik dalam critical workshop untuk membicarakan jalanpenyelesaian konflik antar kedua komunitas.
Etos Politik Manusia Modern Yanuardi Syukur
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.534 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v1i2.814

Abstract

Fenomena politik Indonesia tidak bisa menyelesaikan jika tidak belajar dalamperspektif etos politik. Indonesia sering dianggap sebagai bagian dari timur yanglemah lembut, membantu-orang, tetapi di sisi lain beberapa penelitian tentang etoskepribadian Indonesia yang diprediksi oleh Mochtar Lubis pada tahun 1977 jawab atas tindakan, keputusan, meskipun, dan lain-lain, 3. semangat feodalisme yangdiwujudkan dalam perilaku feodalisme, 4) percaya pada takhayul, artistik, dan 5) lemahdalam karakter. Versi Mochtar Lubis tentang karakteristik dasar dari Indonesia masihperlu dipelajari dan bahkan diperdebatkan, karena orang bisa berubah kapan saja.Psikolog, Sarlito Wirawan Sarwono menyebutkan beberapa karakteristik lebih tepatsebagai “profil kepribadian”, sementara itu di bidang antropologi, karakteristik bisadisebut sebagai “etos” atau “sifat khusus” dari sebuah komunitas sebagai studi RuthBenedict (1962) tentang etos dalam Pola buku berjudul Kebudayaan.Penelitian ini mencoba untuk menganalisis pemikiran Mochtar Lubis pada tahun 1977yang pada beberapa bagian masih menunjukkan tentang kesamaan dan berhubungandengan orang-orang bagaimana Indonesia berdasarkan antropolog Koentjaraningrat.Studi perhatian dengan dua penulis ini Indonesia (wartawan senior dan seorangantropolog). Ini akan membuat tipologi tentang etos bagaimana politik masyarakatIndonesia. Dengan demikian, beberapa fenomena politik seperti “kutu loncat” dari satupihak ke pihak lain, uang korupsi secara bersamaan, tidak konsisten denganmengatakan dan tindakan (selama kampanye dan telah memenangkan pemilu) akandimengerti. Selanjutnya adalah, pengetahuan kita tentang etos politik ini akan bergunasetidaknya dalam dua hal: (1) akademik dan, (2) praktis. Secara akademis, penelitian inidiharapkan dapat menjadi referensi dan sebuah studi yang menarik di bidang sosiologipolitik, antropologi politik atau psikologi politik dan praktis penelitian ini juga bergunabagi para pembuat kebijakan di kedua pemerintah atau partai politik.
NUANSA ISLAMI PADA PENDIRIAN RUMAH ADAT BUGIS MAKASSAR MENURUT LONTARAQ Irwan Abbas
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.74 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v2i2.832

Abstract

These studies describe the tradition of building a custom home in BugisMakassar society. In Makassar Bugis society as in other indigenous peoples,building a home is not just to protect yourself from getting wet due to rain in therainy season, as well as shelter from the scorching heat of the sun in thedaytime and protect inhabitants from the cold night when darkness was eerie,but more of these functions are loaded with the content of philosophical values.The process of establishment of indigenous peoples Bugis Makassar startingfrom the selection of an appropriate place, the determination of the exact timeand day, the joint establishment of mutual cooperation, to the placement of anyarchitectural form, and the room has its own meaning and nuance. This studyproves humans since ancient local genius Bugis Makassar has an advantage indoing a job, including the establishment of a customs house through lengthyconsideration and accurate calculations. Thus the resulting work really satisfyworkers and residents who occupy it.
The Challenges of Myth Based Coexistence between Christian and Muslim in Kendahe, Sangihe Islands, North Sulawesi Province Nur Widiyanto
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.266 KB) | DOI: 10.33387/jeh.v1i1.808

Abstract

Paper ini mengeksplorasi sumber bagi kerukunan antarpemeluk agama diKendahe, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Teori dari Jayne SeminareDocherty digunakan untuk menganalisa bagaimana penduduk Kendahemenjaga tradisi damai di antara pemeluk Kristen dan Islam, melalui dimensisimbolik dan material simbolik. Dimensi simbolik muncul melalui eksistensiMawu, sebutan lokal untuk Tuhan masyarakat Sangihe, yang berperan pentingdalam mitos lokal yang disebut Mitos Maselihe. Pesan utama dari mitos iniadalah agar menghindari pelanggaran perkawinan sedarah (incest) atau akandihukum oleh Mawu. Hal ini membuat penduduk Kendahe membangun sistemperkawinan tertentu yang akhirnya mendorong seluruh klan/marga terhubungmelalui garis perkawinan. Sedangkan dimensi material yang muncul melaluialat produksi dalam bidang pertanian dan penangkapan ikan di laut jugamemainkan peran penting untuk mendorong penduduk dari agama berbedauntuk bertemu dan saling membantu. Akhirnya, pada perkembangan terakhir,modernitas tak terhindarkan telah membawa beberapa perubahan baik dalambentuk positif maupun negatif, khususnya pada generasi muda. Beberapaperubahan ini secara langsung memberikan tantangan bagi eksistensi keduadimensi di atas di Kendahe.

Page 3 of 10 | Total Record : 95