cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 118 Documents
Khusr in the Perspective of the Qur'an: Transformation of Meaning from Worldly Loss to Spiritual Loss Maghfiroh, Nala Hanifatul; Solihin; Syuaib, Ibrahim
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 10 No 1 (2025): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v10i1.49058

Abstract

The term khusr in modern human thought is often understood in material terms, such as financial loss or business failure. However, in the Qur'an, all forms of khusran (loss) primarily refer to spiritual and existential dimensions. This study aims to explore the meaning of khusr in the Qur'an using a qualitative approach based on Toshihiko Izutsu's semantic analysis. By examining the relational meaning of khusr in the pre-Qur'anic period through pre-Islamic Arabic poetry, the concept of loss is shown in the context of warfare and tribal social life. For example, in the poetry of Ka'ab bin Zuhair, khusr signifies destruction and misguidance. During the Qur'anic era, khusr frequently appears as an ism fā’il (active participle) indicating those who experience loss due to human misconduct, such as disbelief, deceit, oppression, misguidance, and futile deeds. In the post-Qur'anic period, the meaning of khusr remained consistent with this spiritual understanding, although its usage gradually expanded toward more material aspects of life.
QAWAID TAFSIR : THE APPLICATION OF SYNTAX, MORPHOLOGY, AND RHETORIC BY M. QURAISH SHIHAB (B. 1944) Usman, Abur Hamdi; Abdullah, Mohd Farid Ravi; Azwar, Azwar
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i1.16266

Abstract

M. Quraish Shihab (Shihab) is one of the great exegetes in the Indonesian archipelago. He is well known for applying Qawā‘id al-Tafsīr in interpreting the Quran. These rules are popular among many exegetes to support their interpretations aligned with the teachings and goals of the Quran. Furthermore, to ensure the interpretations do not deviate from the valid message of the Quran. This paper adopts an analytical approach in Tafsir Al-Mishbah to describe the Syntax, Morphology, and Rhetoric of selected Quranic verses. It shows that Qawā'id al-Tafsīr is an essential tool in Quranic exegesis. Mastering these rules can help interpret certain verses that have similar meanings. This paper also proves that Shihab had adopted Qawā‘id al-Tafsīr that earlier exegetes used.
THEO-SEXOLOGY IN THE QUR’ANIC EXEGESIS: A STRATEGY FOR FAMILY RESILIENCE OF MIGRANT WORKERS IN INDONESIA Hasan, Ubaidillah; Widiastutik, Robitoh
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i1.37161

Abstract

Kekerasan seksual sebagai kejahatan kemanusiaan dalam ketahanan keluarga buruh migran disebabkan oleh minimnya kemampuan kognitif dan etik orientasi seksual mendasar di di dalam agama. Penelitian berupaya memformulasikan nilai etik pendidikan seksual preventif di dalam studi Al Qur’an sebagia pedoman pendidikan seksual di dalam keluarga. Telaah literatur yang dikaji secara deskriptif analitis melalui studi tafsir tematik struktural Toshihiko Isutzu di mana data di analisis menggunakan teori ketahanan keluarga. Hasilnya, pertama, konsep ketahanan keluarga dalam Al Qur’an berorientasi pada tiga tipe yaitu zurriyyatan muslimatan, zurriyatan t}ayyiba dan zurriyyat hafiz}a dengan karakteristik nilai pendidikan. Kedua, seksual preventif yang ditunjukkan di dalam term konseptual yang tidak kurang dari 6 seperti; al-Hartsu (حرث), al-Raftsu (الرفث), Al-Nikāḥ (نكاح), al-Zaujiyyah (الزوجية), al-Bid’u (البضع), al-Farju (الفرج) dan seterusnya. Istilah konseptual tersebut berimplikasi pada paradigma seksologi yang sehat sebagai dasar nilai pendiddikan seksual pada anak usia dini hingga remaja dan dewasa. Ketiga, nilai pendidikan seksual sebagai strategi ketahanan keluarga memberikan tiga paradigma seksologi yaitu fisiologis, psikologis, sosial, humanisme, ritual dan spiritual. Melalui paradigma tersebut diharapkan dapat menekan tindakan kekerasan maupun orientasi seksual.
PENDEKATAN KRITIK NARATIF A.H. JOHNS TERHADAP PENAFSIRAN DOA NABI AYYUB DALAM AL-QUR`AN Wardhana, Muhammad Kusuma; Sumbulah, Umi; Smeer, Zed bin
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i1.37239

Abstract

Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan salah satu penafsiran kontemporer dalam al-Qur`an surat Al-Anbiyā`[21]: 83-84—atau biasa dikenal sebagai Doa Nabi Ayyub—menggunakan pendekatan kritik naratif. Pendekatan ini dipopulerkan oleh salah satu cendekiawan orientalis bernama Anthony Hearle Johns yang memiliki pandangan ilmiah bahwa konten penting dalam al-Qur`an selalu berkaitan dengan kisah-kisah Israiliyat, terutama tentang bagaimana manusia harus mengambil pelajaran yang berharga dari kisah Nabi Ayyub dalam menjalani ujian dari Allah Swt. Jika pemahaman ayat tentang doa Nabi Ayyub selalu dikaitkan dengan pengamalan yang dianjurkan bagi umat muslim ketika mengalami penyakit serius, maka A.H Johns memiliki pemahaman bahwa ayat tersebut merupakan salah satu intisari yang paling mudah dipahami dan ringkas yang mencangkup kompleksitas penceritaan Nabi Ayyub yang sebelumnya telah ditulis lebih dahulu pada kitab Ayyub dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Tanakh. Menggunakan pendekatan kritik naratif versi A.H Johns, peneliti menemukan bahwa penafsiran doa Nabi Ayyub mampu dikaji melalui interpretasi internal yang melibatkan teknik klasifikasi teks; mencari hubungan antar teks; mempertimbangkan makna majas yang berkaitan dengan teks. Temuan lain yang didapat dalam penelitian ini adalah hipotesa akademis bahwa hasil penafsiran seorang orientalis tidak selalu mereduksi nilai orisinalitas agama Islam sehingga dapat dijadikan relevansi ilmiah bahwa kajian kritik naratif pada al-Qur`an mampu mengekstrak suatu ayat menjadi sebuah deksripsi penceritaan yang mampu dipertanggungjawabkan secara tekstual.
INTERNALISASI PEMAHAMAN AL-QUR`AN DALAM BENTUK MACAPAT SEKAR SARI KIDUNG RAHAYU Azizah, Alfiyatul; Syah, Firman; Dahliana, Yeti; Iqbal, Muhammad
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i1.38047

Abstract

Penyebaran agama Islam berbanding lurus dengan pertumbuhan tafsir Al-Qur`an di seluruh penjuru dunia. Seringkali, Islam beradaptasi dan kemudian berakulturasi serta menunjukkan aktualisasinya dengan budaya setempat dalam berbagai bentuk. Di antara bentuk aktualisasi pemahaman Al-Qur’an yang muncul di kalangan masyarakat Jawa Tengah adalah lahirnya terjemah Al-Qur’an dalam bentuk tembang macapat. Pada penelitian ini, penulis berkonsentrasi pada buku Sekar Sari Kidung Rahayu: Sekar Macapat Terjemahanipun Juz ‘amma karya Achmad Djuwahir Anomwidjaja. Penelitian ini mempunyai nilai penting karena selama ini studi ketokohan Achmad Djuwahir Anomwidjaja belum ditemukan secara komprehensif terlebih yang berkaitan dengan pemahamannya terhadap Al-Qur`an. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui bagaimana sejarah hidup Achmad Djuwahir Anomwidjaja, dan kedua bagaimana internalisasi pemahaman Al-Qur`an Achmad Djuwahir Anomwidjaja yang dituangkan dalam karya Sekar Sari Kidung Rahayu: Sekar Macapat Terjemahanipun Juz ‘amma. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif analitik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian gabungan antara penelitian lapangan dan penelitian pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Achmad Djuwahir menginternalisasikan pemahaman atas ayat-ayat Juz ‘amma ke dalam tembang macapat Jawa. Hal ini dilakukan oleh Djawahir untuk membumikan pemahaman ayat ke dalam bahasa dan metode yang sudah diketahui oleh masyarakat Jawa secara umum. Djawahir tidak hanya mengalihbahasakan saja, melainkan juga memberikan pengantar berupa motivasi dan pengetahuan umum terkait surat tersebut, baik dari sisi penamaan, sebab diturunkannya, maupun maqasid-maqasid khusus yang secara tersurat dan tersirat dijelaskan oleh surat tersebut.
RASIONALITAS TAFSIR AL-QURâN KARYA A. HASSAN: Rubrik Tafsir Al-Hidayah dalam Majalah al-Fatwa Tahun 1931-1933 Nugraha, Roni
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i1.38583

Abstract

Artikel ini mengkaji rasionalitas penafsiran A. Hassan (1887-1958) pada rubrik “Tafsir al-Hidayah” dalam majalah al-Fatwa edisi 1-20 (1931-1933). A. Hassan dikenal sebagai salah seorang tokoh pembaharu Islam di Indonesia. Ia merupakan guru utama organisasi Persatuan Islam (PERSIS). Melalui pendekatan analisis wacana kritis Fairclough, hasil kajian menunjukkan bahwa penafsiran A. Hassan dalam rubrik “Tafsir al-Hidayah” tersebut termasuk ke dalam kategori tafsir rasional (bi al-ra’y). Hal ini terlihat dari kecenderungannya dalam mengutamakan makna ayat berdasarkan analisis kebahasaan dibanding riwayat. Ia juga sama sekali tidak menggunakan riwayat Israiliyat. Rasionalitas penafsiran A. Hassan tersebut tidak lepas dari interaksinya dengan karya Muslim pembaharu dari Mesir, seperti Muhammad ‘Abduh, melalui tafsir Juzʾ ʿAmmā. A. Hassan terlihat kadang hanya menduplikasi pemikiran ‘Abduh, tetapi kadang pula melampauinya dengan melakukan inovasi, modifikasi dan pengembangan penafsiran. Sebuah dinamika jejaring pembaharuan pemikiran Islam awal abad ke-20 antara Mesir dan Asia Tenggara.
PEMAKNAAN JIWA DALAM TAFSIR AL-IBRĪZ KARYA KH. BISRI MUSTOFA: PERSPEKTIF INTERTEKSTUALITAS JULIA KRISTEVA Kusuma, Melinda; Mud’is, Hasan; Masur , Ali
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 2 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i2.51475

Abstract

Penelitian ini membahas konsep jiwa dalam Tafsir Al-Ibrīz karya KH. Bisri Mustofa. Jiwa dipandang sebagai aspek mendasar manusia yang menentukan perilaku, kepribadian, dan kualitas spiritual. Dengan metode kualitatif-deskriptif dan pendekatan intertekstualitas Julia Kristeva, penelitian ini mengkaji hakikat jiwa, tingkatan jiwa, serta cara menggapai ketenangan jiwa menurut Bisri Mustofa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) jiwa dipahami sebagai potensi kebaikan dan keburukan, realitas non-fisik, sekaligus sumber dorongan negatif; (2) terdapat tiga tingkatan jiwa, yaitu nafs al-ammarah bi al-su’, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah; (3) cara mencapai ketenangan jiwa adalah melalui tazkiyatun nafs dan mujahadah. Penafsiran Bisri Mustofa, yang didukung sumber-sumber klasik, memperlihatkan relevansi tafsir dengan aspek psikologi dan spiritualitas kontemporer.
REINTERPRETASI MAKNA FAQĪR DALAM AL-QUR’AN: KAJIAN SEMANTIK ENSIKLOPEDIK DAN APLIKASINYA DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN ZAKAT Nursaadah, Risma; Mulyana, Yayan; Darmawan , Dadang
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 1 (2024): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v9i1.51476

Abstract

Keberagaman kosakata dalam Al-Qur’an, terkadang ditemukan beberapa kata yang ketika dialihbahasakan memiliki makna yang sama atau bersinonim. Sehingga pemahaman akan kata tersebut menjadi terbatas. Seperti halnya ditemukan pada kata faqīr dalam Al-Qur’an yang seringkali disamakan dengan miskin, karena kedua istilah ini lazim dikenal berkaitan dengan kemiskinan dan menjadi salah satu konsep penting dalam fikih sosial khususnya mengenai zakat. Tujuan penelitian ini untuk mengungkap konsep kata faqīr melalui analisis Semantik Ensiklopedik dan bagaimana implementasinya pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Amal Salman Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka (analisis semantik ensiklopedik) dan studi lapangan (wawancara kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Amal Salman Bandung). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata faqīr beserta derivasinya dalam Al-Qur’an ditemukan sebanyak tujuh bentuk kata. Kata tersebut menunjukkan pada makna yang membutuhkan, malapetaka, dan sedikitnya harta yang berrelasi dengan kata infak, sedekah, zakat, keadilan, karunia, penggunaan harta dengan cara yang baik, dan yang lainnya. Konsep dari kata faqīr menunjukkan bahwa dalam beribadah bukan hanya sekedar ibadah kepada Allah saja, tetapi ada juga ibadah sosial kepada sesama yang harus dilaksanakan. Adapun implementasi ayat-ayat kata faqīr pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Amal Salman Bandung tercermin pada pemahaman dalam penentuan kriteria penerima bantuan serta pelaksanaan program yaitu program layanan dasar, pendidikan dan pemberdayaan dengan harapan bantuan tersebut berkelanjutan manfaatnya dalam jangka panjang.
ORTODOKSI TAFSIR INDONESIA: ANALISIS KITAB FIRDAUS AL-NA’IM KARYA THAIFUR ALI WAFA Fadal, Kurdi
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i1.20562

Abstract

Riset ini mengkaji tentang corak ortodoksi dalam kitab Firdaus al-Naim karya Thaifur Ali Wafa dan pertautannya dengan tradisi masyarakat Madura khususnya ayat-ayat tentang pernikahan. Riset kualitatif ini menggunakan metode content analysis. Dengan teori ortodoksi Henderson, kajian ini menegaskan bahwa tafsir Thaifur menunjukkan kecenderungan ortodoksi yang sangat kuat karena komitmennya pada kitab-kitab mu’tabarah dan pendapat para ulama salaf al-s}a>lih sebagai sumber rujukan, Latar belakang pendidikan dan jaringan keulamaan mazhab Sunni memengaruhi pemikiran tersebut. Namun demikian, ortodoksi pemikiran Thaifur ditunjukkan dengan sikap moderat dan toleran dalam menyikapi pendapat lain. Di sisi lain, ortodoksi penafsiran Thaifur meneguhkan tradisi Madura khususnya dalam masalah poligami, usia pernikahan dan peran suami istri dalam keluarga, menguatkan pemahaman dan budaya patriarki.
PORTRAIT OF CRIME IN THE FAMILY: A SEMIOTICS REINTERPRETATION OF Q.S. YUSUF [12]: 9–14 Munshihah, Aty; MZ, Ahmad Murtaza
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i1.24279

Abstract

Hubungan antar keluarga hendaknya ditunjukkan dengan saling menyayangi dan merangkul karena di dalamnya terdapat ikatan darah. Meski demikian, fenomena yang terjadi saat ini justru menunjukkan hal sebaliknya dengan banyaknya kasus pembunuhan atau tindak pidana yang dilakukan oleh sesama keluarga. Kejadian ini kembali mengingatkan kita pada dalil Al-Qur'an Q.S. Yusuf  [12]: 9-14 yang menceritakan proses pembunuhan berencana terhadap saudaranya sendiri. Penelitian inipun berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang cenderung menggunakan sudut pandang komentator dalam analisisnya, sedangkan pada artikel ini penulis menggunakan semiotika strukturalisme Ferdinand de Saussure agar ditemukan makna yang lebih luas. Pada tahap ini penulis melihat bagaimana hubungan tanda-tanda yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara membunuh seseorang tidak hanya dengan merenggut nyawanya saja, namun bisa juga dengan melumpuhkan mentalnya atau menyesatkan orang yang dituju hingga terjerumus ke dalam kesalahan (melakukan pelanggaran), keluarga yang seharusnya menjadi sosok pelindung. sedangkan mengingatkan kebaikan bisa berubah menjadi serigala yaitu seseorang yang menusuk atau membunuh dengan keji.

Page 11 of 12 | Total Record : 118