cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 103 Documents
HUBUNGAN KEKELUARGAAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI TERM SILATURAHMI DENGAN METODE TEMATIS) Lilik Ummi Kaltsum
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 1 (2021): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.573 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i1.9539

Abstract

Artikel ini mendiskusikan hubungan kekeluargaan perspektif al-Qur’an dengan mengupas term silaturahmi dengan metode tematis. Al-Qur’an tidak secara eksplisit menggunakan istilah silaturahmi, tetapi jika diteliti lebih dalam, maka akan ditemukan beberapa petunjuk Ilahi yang memerintahkan menjalin dan menjaga ikatan kekeluargaan. Gambaran yang utuh tentang silaturahmi menurut al-Qur’an diharapkan dapat menjadi pedoman untuk melangkah sehingga pesan tersebut tidak terkesan sebagai kegiatan yang hampa makna. Silaturahmi menurut al-Qur’an bukan sekedar kunjung mengunjung atau saling memberikan hadiah yang dilakukan pada momen-momen tertentu, tetapi merupakan suatu bentuk hubungan yang senantiasa diperbaharui dan dijaga terus menerus atau berulang-ulang yang dilandasi dengan sikap kasih sayang, memberikan perhatian, dan memperlakukan dengan baik kepada manusia keseluruhan yang diawali dari sanak kerabat dekat maupun jauh hingga akhirnya menyeluruh ke seluruh manusia. Setiap manusia ingin menyayangi dan disayangi orang lain terutama dari keluarga dan sanak kerabat. Rasa kasih sayang dan sikap peduli yang telah tertanam pada setiap anggota keluarga akan mewujudkan kesatuan dan persatuan masyarakat. Sebaliknya, hubungan kekeluargaan yang tidak terjalin dengan baik akan menimbulkan ketegangan-ketegangan antar anggota keluarga dan akan berimbas pada munculnya masalah-masalah sosial. Menjamurnya penyakit sosial akan mengganggu keamanan dan ketenteraman bangsa. Dengan demikian, silaturahmi sangat berpengaruh pada keamanan dan keutuhan bangsa.
THE EPISTEMOLOGICAL STRUCTURE OF TAFSIR IQTISADI (THE STUDY OF AT-TAFSIR AL-IQTISADI LI AL-QUR’AN AL-KARIM BY RAFIQ YUNUS AL-MASRI Didin Baharuddin; Hamdani Anwar; Euis Amalia
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 1 (2021): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1424.912 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i1.12631

Abstract

This article discusses the epistemological structure of At-Tafsīr al-Iqtiṣādī li al-Qur'ān al-Karīm by Rafīq Yūnus al-Maṣrī. The author of this tafseer is an economist, a researcher at the Center for Islamic Economic Studies University of Malik 'Abdul' Azīz, and is active in Al-Jam'iyah Ad-Dauliyah li Al-Iqtisād London. The author's background makes this book very interesting to study because not many economists have written tafsir studies. This article is a literature study employing a descriptive-analysis method and a historical-philosophical approach. This study shows that the interpretation of At-Tafsīr al-Iqtiṣādī li al-Qur'ān al-Karīm was written in a tartib mushafi model, and predominantly used tafsīr bi ar-ra'yi with the nuances of the tafsīr iqtiṣādī. The nuances of the iqtiṣādī interpretation come from tafsīr ʻilmī, which shows scientific theories from the Qur’an. Through the tafsīr iqtiṣādī, Rafīq Yūnus al-Maṣrī attempted to show that the Qur’an can be interpreted using an economic approach and argued that the Qur’an provides the existence of economic theories. Among these theories are Musykilah an-Nadirah an-Nisbiyah (relative scarcity), at-Tafḍīl az-Zamanī (time preference), and Ta’dzīm al-manāfi’ (profit maximisation).
MUSABAQAH TAFSIRIL QUR’AN: A RELIGIOUS SCIENTIFIC CONTESTATION AND CEREMONIAL SYMBOL Yayan Rahtikawati; Lu’lu’ Abdullah Afifi
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 1 (2021): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.01 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i1.14047

Abstract

Artikel ini menjelaskan tentang pengalaman para peserta Musabaqah Tafsiril Qur’an (MTiQ) terutama yang berkaitan dengan motivasi, kompetensi dan manfaat mengikuti ajang kompetisi ini. Penelitian ini menggunakan teori living Qur’an dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa MTiQ merupakan salah satu cabang yang dilombakan pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di mana penilaiannnya menekankan pada hafalan, penafsiran, pemahaman, terjemahan dan kesimpulan dari seluruh penjelasan tentang isi Al-Qur’an. Ajang kompetisi MTiQ ini menunjukkan bahwa selain berupa kompetisi, ajang ini juga dipandang sebagai sarana untuk mendalami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an kepada khalayak umum terutama pada aspek bacaan, hafalan dan pemahaman Al-Qur’an. Bagi para peserta, ajang ini tentu saja mengasah kemampuan mereka untuk terus mempelajari isi kandungan Al-Qur’an di bawah bimbingan para mentor yang kebanyakan adalah para Kiai yang ahli dalam bidangnya. Selain datang untuk berkompetisi, ajang ini juga menjadi sarana untuk berteman dengan sesama peserta, dengan para juri dan masyarakat tempat kompetisi berlangsung. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan dampak bagi beberapa orang misalnya petugas teknisi dan para pedagang yang mendapatkan imbas dari pelaksanaan ajang kompetisi ini. Kegiatan MTiQ ini memberikan dampak tidak saja sebagai event dua tahunan bagi Muslim tetapi juga bagi pemerintah di mana pada tataran kebijakan dan prestise kedaerahan. 
KARAKTERISTIK TAFSIR MADRASI KARYA H. OEMAR BAKRI DAN PENGGUNAANNYA PADA KURIKULUM KMI DARUSSALAM GONTOR PUTRI Dadan Rusmana 2; Nida Amalia Kamal; Maulana Yusuf Alamsyah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 1 (2021): Al-Bayan: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1663.064 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i1.13999

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang eksistensi dan penggunaan kitab al-Tafsir al-Madrasi yang ditulis H. Oemar Bakry. Fokus pembahasannya terkait dengan dua hal, yakni karakteristik al-Tafsir al-Madrasi dan penggunaan al-Tafsir al-Madrasi pada salah satu pesantren di Indonesia, yakni Pesantren Gontor Putri. Teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah tentang khashaish al-tafsir (karakteristik tafsir) dan Tafsir sebagai Materi Ajar. Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kulitatif dengan pendekatan sosiologi teks. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa al-Tafsir al-Madrasi merupakan tafsir ringkas (ijmali), dominan menggunakan akal (bi al-ma’qul), dan berorientasi pada analisis bahasa, sastra, dan sosial (adab wa al-ijtima’i). Tafsir ini disusun untuk memenuhi kurikulum pendidikan madrasah. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dan terdiri dari dua jilid kecil yang menghimpun tafsir juz pertama dan kedua al-Qur’an. Penafsiran dalam kitab ini banyak dipengaruhi oleh penafsiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dalam kitab Tafsir al-Mannar sehingga dapat dikatakan bahwa kitab ini merupakan ringkasan kecil kitab al-Mannar. Tafsir ini diajarkan di KMI Ponpes Modern Gontor Putri sebagai bahan ajar pada Madrasah. Hasil pengamatan, penggunaan al-Tafsir al-Madrasi ini sangat efektif sebagai materi ajar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa Arab (Arabic skill) dan literasi terhadap kajian tafsir modern.
PARALEL, TRANSFORMASI DAN HAPLOLOGI TAFSIR TUJUH SURAH KARYA MUHAMMAD BASIUNI IMRAN DENGAN KARYA TAFSIR MUHAMMAD RASYID RIDHA: KAJIAN INTERTEKSTUALITAS Ihsan Nurmansyah; Adib Sofia
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1908.437 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.14685

Abstract

Dari penelusuran awal, penafsiran Muhammad Basiuni Imran dalam Tafsir Tujuh Surah cenderung berkutat pada ranah teks dan tidak menghubungkan dengan ranah konteks, sehingga penafsirannya lebih cenderung mirip dengan karya tafsir Muḥammad Rashīd Riḍā. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan keterpengaruhan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori intertekstualitas yang diperkenalkan oleh Julia Kristeva. Penelitian ini menemukan bahwa bentuk-bentuk intertekstualitas yang digunakan dalam Tafsir Tujuh Surah adalah 1) paralel, adanya kesamaan antara fenoteks dan genoteks mengenai alasan dan tujuh pilihan surah yang ditafsirkan beserta penafsirannya; 2) transformasi, genoteks mengalami alih bahasa di dalam fenoteks, yakni dari bahasa Arab ke bahasa Melayu-Jawi; 3) haplologi, genoteks mengalami pengurangan di dalam fenoteks dengan hanya mengambil penafsiran di bagian pendahuluan saja. Dari ketiga bentuk intertekstualitas ini membuktikan bahwa Tafsir Tujuh Surah karya Muhammad Basiuni Imran merupakan terjemahan dari Tafsir al-Fa>tih}ah wa Sittu Suwar min Khawatim al-Qur’an karya Muḥammad Rashīd Riḍā. Penemuan ini mematahkan penelitian Tesis dari Wendi Parwanto dan Ica Fauziah Husnaini yang menyebutkan sumber penafsiran Muhammad Basiuni Imran yang berasal dari penafsiran Muḥammad Rashīd Riḍā, adalah hanya Surah al-Fa>tih}ah dan al-‘As}r. Namun, penemuan ini membuktikan bahwa ketujuh surah yang ditafsirkan Muhammad Basiuni Imran seluruhnya bersumber dari penafsiran Muḥammad Rashīd Riḍā.
IDEOLOGI BENCANA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: ANALISIS KATA FITNAH PADA SURAH AL-ANBIYA[21]:35 DENGAN TEORI MA’NA-CUM-MAGHZA) Umi Wasilatul Firdausiyah; Hardivizon Hardivizon
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1492.975 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.13839

Abstract

Diskursus dalam penelitian ini berupa ideologi bencana dalam perspektif Al-Qur’an, yang terfokus pada pembahasan kata fitnah dalam QS.  Al-Anbiya  [21]:35. Tujuan dari penelitian ini berupa upaya untuk menemukan kredibilitas makna dan eksistensi kata fitnah dalam al-Qur'an dengan bingkai teologi bencana. Metode penelitian yang digunakan penulis menggunakan jenis penelitian Library Research, dengan pengumpulan data berupa dokumentasi dan analisis data berupa metode tematik karena tidak semua ayat yang digunakan oleh penulis. Ditambah dengan teori hermeneutika ma’na-cum-maghza, yang dilengkapi dengan triangulasi sumber sebagai keabsahan datanya. Hasil penelitian ini yang terbingkai dalam teologi bencana terhadap kata fitnah pada QS.  Al-Anbiya [21]:35 memiliki artian sebagai suatu bencana bagi setiap individu maupun kelompok dan eksistensi kata fitnah memiliki dua pembagian yakni keburukan dan kebaikan, serta suatu kematian dan ujian kehidupan merupakan keniscayaan yang pasti akan terjadi, hal tersebut juga sebagai cobaan dari ujian iman. Penafsiran QS.  Al-Anbiya [21]:35 dengan ma’na-cum-maghza, juga beimplikasi pada kajian tafsir kontemporer dan dapat mempengarui mindset masyarakat terhadap pemaknaan maupun pengucapan kata fitnah.
DARI LITERASI HINGGA IDEOLOGI: KAJIAN TAFSIR AL-QURAN PARA AKTIVIS ORMAS PERSATUAN ISLAM Dadan Rusmana; Fajar Hamdani Akbar
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1454.445 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.16926

Abstract

Artikel ini membahas tentang kajian tafsir Al-Quran para aktivis ormas Persatuan Islam (PERSIS). Penafsiran secara tulisan dimulai dari Tafsīr Al-Furqān karya A. Hassan tahun 1928 hingga Tafsīr Juz ‘Amma Untuk Anak karya Roni Nugraha tahun 2019. Secara kuantitas, tafsir yang diproduksi oleh para aktivis Persatuan Islam relatif cukup banyak. Secara keseluruhan, penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan wawancara. Teori yang digunakan adalah teori ilmu tafsir yang berguna untuk menganalisis karakteristik tafsir Persatuan Islam dan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough guna mengungkap ideologi atau kepentingan mufassir yang bersangkutan. Dari segi karakteristik, tafsir para aktivis Persatuan Islam didominasi oleh metode tahlīlī, bersumber bi al-matsūr, kecenderungan terhadap Sunni dan memiliki ragam corak, di antaranya adāb al-ijtimā’ī, fiqhī, akhlāqī, lughawī. Sedangkan secara ideologis, para mufassir Persatuan Islam pada mulanya lebih banyak memasukkan kepentingan Islam modernis, dengan mengkritik berbagai praktek Islam tradisional, namun karena situasi zaman senantiasa berubah, pasca era reformasi para aktivits Persatuan Islam melalui karya tafsirnya, lebih banyak mengkritik aliran sesat yang sudah berbeda secara ushūlī.
KEBIJAKAN POLITIK DALAM TAFSIR NEGARA: STUDI ATAS AYAT-AYAT FIQIH DALAM TAFSIR KEMENAG AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA Achmad Yafik Mursyid
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1450.191 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.13601

Abstract

Penelitian ini membahas tentang corak penafsiran Al-Qur’an sebagai bagian dari kebijakan negara. Negara memiliki agenda untuk menjaga stabilitas sosial-politik dengan mengakomodir dan mengontrol ritual keagamaan masyarakatnya. Hal ini terlihat pada upaya negara dalam menerbitkan tafsir Al-Qur’an contohnya adalah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mayoritas mengikuti mazhab Shafi’i menjadi pertimbangan penting bagi negara dalam menerbitkan Tafsir Al-Qur’an, sehingga muncul karya-karya tafsir yang diinisiasi oleh negara melalui Kementerian Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berorientasi hukum pada tafsir Kementerian Agama yang diberi judul Al-Qur’an dan Tafsirnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karya-karya tafsir sebagai bagian dari produk negara memiliki karakter control-oriented. Hal ini terlihat pada karakter mazhab Shafi’i yang menonjol pada tafsir tersebut. Berdasarkan karakter tersebut maka perbedaan latar belakang mazhab cenderung mempengaruhi penafsiran Al-Qur’an dan membentuk ciri khas tersendiri dalam proses penafsiran khususnya pada penafsiran ayat-ayat hukum. Di samping itu, produk tafsir negara juga melahirkan genre baru dalam tradisi tafsir yaitu tafsir kolektif. Tafsir negara juga menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia atas kebutuhan tafsir kontekstual cukup tinggi.
PERGESERAN PENAFSIRAN MODERASI BERAGAMA MENURUT TAFSIR AL-AZHAR DAN TAFSIR AL-MISBAH Ahmad Izzan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1208.913 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.17714

Abstract

Berbagai gagasan mengenai sikap moderasi beragama terus tumbuh menunjukkan bagaimana intelektual Muslim Indonesia memiliki pandangan mengenai sikap-sikap yang toleran atas pemeluk agama lain. Salah satu tokohnya ialah Hamka dan Quraish Shihab dengan karya Tafsirnya. Kedua tokoh tersebut menghadapi situasi yang berbeda karena lahir pada generasi berbeda. Artikel ini berusaha untuk melihat bagaimana respon kedua tokoh tersebut tentang toleransi beragama di Indonesia di dalam karya tafsir masing-masing dengan menggunakan pendekatan Kuhn mengenai konsep pergeseran paradigm (paradigm shift) untuk melihat pergeseran penafsiran yang terjadi. Analisis akan diarahkan dengan meninjau latar belakang ideologi, relasi kuasa (otoritas), dan fanatisme terhadap suatu ideologi.  Penelitian ini fokus pada ayat-ayat moderasi beragama yakni surat al-Baqarah [2]: 256, A<li ‘Imra>n [3]: 85, Al-Kafiru>n [109]: 1-6, yang akan ditinjau juga dengan mengalisis aspek sosial-budaya dan otoritas penafsiran yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran pemikiran  dari kedua tokoh di atas dari teologi-Madhabi kepada teologi-Humanis. Penafsiran Hamka cenderung klasik terutama dalam melihat relasi agama dan budaya, sementara Shihab lebih terbuka atas perbedaan. Ini menunjukkan keterpengaruhan penafsiran berdasarkan konteks keindonesiaan yang beragam.
FENOMENA PENGGUNAAN HIJAB SYAR’I DI INDONESIA: ANALISIS KONTEKSTUALISASI AYAT JILBAB PERSPEKTIF TEORI PENAFSIRAN ABDULLAH SAEED Nur Faizin; Moh. Thoriquddin; Abul Ma`ali; Abdul Basid
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 7, No 1 (2022): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v7i1.18929

Abstract

Pakaian adalah kebutuhan primer sebagaimana tempat tinggal dan makan. Pakaian memiliki banyak makna, sebagai bentuk kesederhanaan, perlindungan, bahkan identitas sosial dan budaya. Perkembangan  pakaian Muslimah di Indonesia sangat pesat dengan berbagai model dan branding. Dekade belakangan ini pakaian jilbab bertambah marak dikenakan para kaum hawa dan mereka menyebut dirinya sebagai jilbabers atau hijabers. Jilbab syar`i juga telah menjadi branding sejumlah produk jilbab dengan model yang lebih panjang. Penelitian ini merupakan upaya reinterpretasi jilbab dalam al-Qur’an menggunakan pendekatan tafsir tematik dengan metode kontekstualisasi menurut Abdullah Saeed yang mencakup empat tahapan (konteks ayat, analisis kritis kebahasaan, penafsiran awal, dan penafsiran kontekstual). Penelitian ini menemukan bahwa ada perbedaan mendasar antara istilah hijab, jilbab, dan khima>r yang belakangan menjadi kabur. Penelitian ini juga menemukan bahwa konsep jilbab syar`i, cadar, dan hijab yang berkembang di Indonesia sekarang ini merupakan kontekstualisasi dari penafsiran-penafsiran terhadap ayat-ayat jilbab di dalam al-Qur’an pada era generasi awal Islam meskipun dimensi dan motivasi penggunaan dapat berubah, terutama dimensi ekonomi politik yang mewarnai reinterpretasi ayat-ayat tersebut di masa kini.

Page 8 of 11 | Total Record : 103