cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 118 Documents
MENYINGKAP MITOS JAHILIYYAH DALAM TAFSIR DIGITAL: SIMBOLISASI TABARRUJ PADA Q.S AL-AHZĀB AYAT 33 DALAM MEME DI MEDIA SOSIAL Habibillah, Putri Ghoida’; Miski, Miski
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i1.27909

Abstract

Kajian ini mengkritisi penafsiran digital di era postmodern untuk menemukan titik kejelasan atas interpretasi ayat yang berbentuk digital dalam bingkai meme. Untuk mengungkap simbol-simbol dalam meme, kajian kualitatif digunakan untuk menelusuri penafsiran Q.S al-Ahzāb ayat 33 terkait larangan tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah. Meme ini menyebar secara masif di media sosial sebagai alat penolakan terhadap fenomena tren fashion dan kecantikan yang dianggap bermasalah. Apalagi tren seperti beauty vlogger, make up challenge, styling challenge menjadi trending topic dalam berbagai platform media sosial dari tahun ke tahun.  Terdapat tiga pernyataan utama terkait visualisasi meme dan simbolisasi jahiliyyah yang dituangkan dalam produksi meme. Secara umum kajian ini akan dianalisis dengan pendekatan semiotika yang digagas oleh Roland Barthes dengan tiga tipologi makna yakni denotatif, konotatif, dan mitos. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa meme larangan tabarruj divisualisasikan dalam tiga tipologi; meme dengan redaksi Q.S al-Ahzāb ayat 33 tanpa tambahan apapun, meme yang menyertakan hukum tentang tabarruj, dan meme tentang tabarruj dengan keterangan tambahan. Selain itu, symbol-simbol yang bertebaran dalam meme mengkonstruk pola pikir warganet sehingga tercipta sebuah mitos.
BASIS INTELEKTUAL, PESANTREN, DAN KOMUNITAS DALAM PERKEMBANGAN TAFSIR SUNDA ABAD KE-20 Saepudin, Dindin Moh; Thib Raya, Ahmad; Kusmana, Kusmana; Hasan, Hamka
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i1.28150

Abstract

Perkembangan Tafsir Indonesia paling menonjol terjadi pada abad ke-20 dengan banyaknya tafsir yang ditulis pada setiap provinsi, termasuk Tafsir di Jawa Barat. Bahkan Howard M. Fiderspiel mengemukakan karya tafsir paling banyak publikasi adalah tafsir berbahasa Sunda dan Jawa. Dalam konteks Jawa Barat, terdapat tiga basis kelompok yang mempengaruhi perkembangan Islam dapat diidentifikasi berdasarkan karya Tafsir Abad ke-20, yakni basis intelektual, basis pesantren, dan basis komunitas. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Historis-Sosiologis dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini meneguhkan Tafsir Sunda sebagai tafsir yang berkembang di Jawa Barat memiliki keragaman penafsiran berdasarkan basis kelompok yang berbeda sehingga menghasilkan tujuan penafsiran dan bentuk penafsiran yang berbeda. Pertama, basis intelektual  menggunakan aksara roman, tersebar di masyarakat perkotaan, kritis terhadap paham-paham tradisional. Kedua, basis Pesantren, tersebar di lingkungan pesantren & sekitarnya, menggunakan aksara pegon, meneguhkan paham-paham tradisional, mengkritik pemikiran pembaharu, dan ketiga, basis Komunitas mempertemukan nilai-nilai budaya dengan ajaran Islam.
PENAFSIRAN AL-QUR`AN BERBASIS SURAH: MELACAK KONSEP NIẒĀM AL-QUR`AN HAMID AL-DIN AL-FARAHI Aziz, Qusyaeri; Aripai, Andi Fatihul Faiz; Najiyah, Nur Laili Nabilah Nazahah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 2 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i2.30221

Abstract

Tulisan ini membahas metode Niẓām yang ditawarkan oleh Hami>d al-Di>n al-Farah}i serta kontribusinya dalam tafsir Al-Qur`an modern kontemporer. Untuk menelusuri hal tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif berdasarkan sumber data dari kitab-kitab Al-Farah}i  berjudul Dalā’il Niẓām dan Niẓām Al-Qur`an wa Ta’wīl al-Furqān bi al-Furqān sebagai data primer. Sementara data sekundernya yakni beberapa buku, jurnal, dan penelitian yang berkaitan dengan tema sama. Adapun analisis atas data penelitian dilakukan dengan kegiatan kondensasi (condensation), penyajian (display), serta kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification) data secara bersamaan. Hasilnya, pandangan bahwa surah Al-Qur`an adalah satu kesatuan telah melahirkan banyak intelektual dengan ciri khas dalam pendekatan yang ditawarkannya. Sebagai upaya untuk menolak asumsi bahwa Al-Qur`an tidak memiliki koherensi dalam susunannya, Al-Farah}i  menawarkan konsep Niẓām Al-Qur`an yang menurutnya bisa memberi pemaknaan yang holistik terhadap satu surah. Pencarian amud menjadi acuan utama metodenya untuk menafsirkan surah dalam Al-Qur`an. Beberapa contoh penafsiran Al-Farah}i  yakni terhadap Qs. Al-Fa>tih}ah, Qs. Al Furqa>n: 68, Qs. Al-Najm: 32, Qs. Al- Lail: 5 dan Qs. Al-Inshira>h. Kelima contoh penafsiran tersebut diperoleh kesimpulan bahwa keterkaitan ayat bukan hanya berlaku pada satu surah, namun pada keseluruhan ayat Al-Qur`an.
TAFSIR AL-QUR’AN DAN CORE VALUES KEBANGSAAN DI INDONESIA MODERN: STUDI PEMIKIRAN HAMKA, QURAISH SHIHAB DAN “TAFSIR KEMENAG” Kusmana, Kusmana; Syukroni, Fasjud; Jayadi, Hirman
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 2 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i2.31892

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan pemikiran Hamka, Quraish Shihab dan tim penafsir “tafsir Kemenag” dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an terkait dengan nilai dasar (core value) kebangsaan; kemanusiaan dan keadilan, persatuan dan kerukunan. Dengan menggunakan metode deskriptif dan teori agensi Gideens, studi ini mengolah data terkumpul ke dalam unit-unit analisis yang saling berhubungan satu dengan lainnya, dan membentuk satu alur cerita koheren tentang bagaimana nilai-nilai dasar itu diresepsi penafsir dan bagaimana embedded values tersebut mewarnai penafsiran mereka dilihat dari diskusi isu-isu di atas.  Studi ini menemukan bahwa dalam tiga karya tafsir yang diteliti, penafsir dengan sikap dasarnya masing-masing menunjukkan sikap penerimaan dan bahkan penempatan organisasi kenegaraan Republik Indonesia sebagai pilihan yang dapat mengayomi berbagai perbedaan latar belakang warga negaranya. Hamka menerima hal tersebut secara kritis, mengukur penerimaannya dengan perspektif Islam. Quraish Shihab, lebih jauh menerimanya melalui pengisian kemerdekaaan ini secara konstruktif. Pertama, melalui aktivisme, menjadi pegawai negeri sipil, rektor, Menteri Agama Kabinet Pembangunan VII (1998), dan Duta Besar Mesir dan Djibauti. Kedua, secara ide, melalui pemberian catatan kritis pada proyek penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an Kementerian Agama, penulisan tafsir dan terjemah al-Qur’an sendiri. Sementara, “tafsir Kemenag,” tidak diragukan lagi merupakan perwakilan negara dalam menyampaikan pesan al-Qur’an. Studi ini juga menemukan bahwa kerja tafsir merupakan refleksi dari embedded values penafsir sebagai muslim dan warga negara yang baik. Terakhir, studi ini menemukan bahwa agensi penafsir mengeksersais sikap efikasinya masing-masing dan berkontribusi dengan caranya masing-masing pada wacana hubungan agama dan negara secara luas.
JARINGAN ULAMA TAFSIR NUSANTARA ABAD KE-19 DARI NUSANTARA KE-HARAMAYN (Telaah Terhadap Jaringan Ulama Kiai Ṣalĩh Darat Abad ke-19) Abdul Muhyi, Asep; Umar, Nasarudin; Thib Raya, Ahmad; Hasan, Hamka
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 1 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i1.32414

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan mata rantai antara ulama tafsir Nusantara dengan ulama tafsir Haramayn. Secara spesifik tulisan ini berusaha untuk melacak jaringan keilmuan yang terbentuk di antara ulama tafsir Haramayn dengan Kiai Ṣāliḥ Dārāt terkait proses transformasi keulamaan dan bentuk tradisi tafsir terutama dalam Tafsir Fāidh al-Raḥman karya Kiai Ṣāliḥ Darat, yang merupakan dampak dari transmisi tafsir di Nusantara. Penelitian ini menemukan bahwa transmisi ulama tafsir Nusantara terfokus pada dua poros utama yakni Haramayn dan Mesir. Transmisi yang terbentuk antara ulama tafsir Nusantara dengan ulama tafsir Haramayn dan Mesir bersifat akademik dan membentuk pola vertikal dan horizontal. Transmisi ulama tafsir Nusantara berdampak pada perkembangan tradisi tafsir di Nusantara khususnya pada akhir abad ke19 dan awal abad ke20. Tradisi tafsir madzhab Haramayn dipelopori oleh Kiai Ṣāliḥ Darat sebagaimana terlihat dalam karyanya yang berjudul Tafsīr Fāidh al-Raḥmain. Tradisi tersebut di antaranya tradisi tafsir yang berafiliasi dengan ajaran tasawuf, fiqh (terutama Syafi’I) dan teologi (terutama As’ariyah). Penelitian ini sejalan dengan J.J.G. Jansen dan Ahsin Muhammad, mengenai sejarah dan karakteristik tradisi tafsir Mesir dan tradisi Tafsir Arab (Mekah dan Madinah).  Begitupun dengan Zainul Milal Bizawie tentang keterhubungan sanad ilmu al- Qur’an (tahfidz) dengan ulama-ulama Haramayn, dan Adi Miftahudin terkait hubungan erat ulama nusantara dan ulama Mesir dalam beberapa karyanya. Sementara itu, penelitian ini membantah teori Howard M. Federspiel tentang periodisasi khazanah tafsir al-Qur’an di Nusantara yang menurutnya dimulai sekitar abad ke-20, penelitian ini menunjukkan kontribusi tafsir nusantara sebelum abad ke-20 sebagai embrio tafsir Nusantara. Penelitian ini juga mendukung teori Johanna Pink and Jaunah Binka bahwa tradisi tafsir berpengaruh terhadap penafsiran al-Qur’an baik dari segi metode, corak dan lainya, sehingga akan berdampak pada tipologi tafsir di daerah tertentu.
REVITALISASI BEBASO DALAM TERJEMAHAN Al QUR`AN BAHASA PALEMBANG DAN IMPLIKASI PADA PERUBAHAN MAKNA Supriyanto, John; Idi, Abdullah; Syawaluddin, Muhammad; Mardiyah, Anisatul; Takrip, Muhamad
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 2 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i2.33416

Abstract

Penelitian ini mengkaji implikasi yang ditimbulkan oleh revitalitasi bahasa daerah melalui terjemahan Al Qur’an dalam bahasa Palembang. Lahirnya terjemahan Al Qur’an dalam bahasa Palembang utamanya dilatarbelakangi kekhawatiran berbagai pihak tentang eksistensi bahasa Palembang alus yang terindikasi terancam punah akibat semakin berkurangnya penutur dan jarangnya penggunaan di masyarakat. Dominasi orientasi penerjemahan ini kemudian berimplikasi pada beberapa aspek, yakni pola penerjemahan tarjamat at-tarjamah atau adanya bahasa perantara antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dan terjadinya pergeseran terhadap tujuan dari penerjemahan Al Qur’an. Kedua aspek ini dapat dipandang sebagai pengembangan teoritis keilmuan tarjamat al-Qur’an. Selain itu, terjemahan ini juga berimplikasi pada pergeseran makna sebagai akibat dari kesulitan penerjemah menemukan kata atau kalimat yang sepadan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. 
EKLUSIFITAS PENAFSIRAN MOH. E. HASIM TENTANG NON-MUSLIM DALAM KITAB TASFIR AYAT SUCI LENYEPANEUN Chodijah, Siti; Anwar, Rosihon; Thohir, Ajid; Mulyana, Mulyana
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 2 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i2.35690

Abstract

Penelitian ini mengkaji eksklusivitas penafsiran Moh. E. Hasim tentang non-Muslim dalam Kitab Tafsir Ayat Suci Lenyepaneun. Kitab ini merupakan salah satu karya tafsir yang penting dalam konteks keislaman di Nusantara, khususnya di Tatar Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Moh. E. Hasim menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan non-Muslim dan bagaimana penafsirannya tersebut mencerminkan perspektif teologis dan sosiokultural tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis konten dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yang melibatkan pengumpulan data dari teks kitab serta kajian literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Moh. E. Hasim cenderung bersifat eksklusif, dengan penekanan pada perbedaan keyakinan dan praktik antara Muslim dan non-Muslim. Penafsiran ini juga mencerminkan konteks sosial dan politik pada masa penulisan kitab tersebut, yang dipengaruhi oleh dinamika interaksi antara komunitas Muslim dan non-Muslim.
MENGGALI KONSEP GROWTH MINDSET DALAM AL-QUR'AN: STRATEGI QUR’ANI MENGATASI KECEMASAN DAN PENGEMBANGAN PRIBADI Izzan, Ahmad
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 8 No 2 (2023): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Quranic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-bayan.v8i2.38658

Abstract

Penelitian ini mengkaji konsep growth mindset dalam Al-Qur’an, yang relevan mengingat banyaknya permasalahan ketidakpercayaan diri dan aspek mental lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana growth mindset dibahas dalam Al-Qur’an serta cara membangun dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode tafsir tematik (maudhu’i) konseptual, yang mengumpulkan dan menafsirkan ayat-ayat berkaitan dengan growth mindset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa growth mindset adalah pola pikir yang mendorong individu untuk terus berkembang dalam berbagai aspek, baik akademik maupun spiritual. Individu dengan growth mindset tidak terjebak dalam keadaan tertentu, mampu bangkit menghadapi situasi sulit, dan menerima keadaan diri tanpa berputus asa, sambil terus berusaha meningkatkan kualitas diri. Dalam Al-Qur’an, growth mindset tidak hanya mengajarkan pengembangan kemampuan diri, tetapi juga menegaskan adanya kuasa Tuhan yang berperan dalam proses tersebut. Penelitian ini memberikan wawasan tentang strategi Qur’ani untuk mengatasi kecemasan dan pengembangan pribadi melalui penerapan prinsip growth mindset.

Page 12 of 12 | Total Record : 118