cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Hutan dan Masyarakat
Published by Universitas Hasanuddin
ISSN : 19075316     EISSN : 26139979     DOI : -
Core Subject :
Jurnal Hutan dan Masyarakat adalah sarana komunikasi dan penyebarluasan hasil penelitian, review artikel, dan editorial mengenai kebijakan, kewirausahaan, sosial dan ekonomi kehutanan. Artikel yang dipublikasikan dalam jurnal ini sebaiknya masuk dalam lingkup jurnal diantaranya mengangkat studi mengenai kebijakan, kewirausahaan, sosial dan ekonomi kehutanan berdasarkan hasil penelitian dan analisis kritis.
Arjuna Subject : -
Articles 103 Documents
Pengaruh Pakan Buatan Kedelai (Glycine max L) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Terhadap Pertumbuhan Larva dan Produksi Kokon Ulat Sutera (Bombyx mori L) Rosdiana Zainuddin
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 11 NOMOR 2, DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.871 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v11i2.8298

Abstract

Sericulture or silk farming is one of forest product non wood which product cocoon and then spun become raw silk. National demand of cocoon is high equivalent 900 ton/year. National cocoon production only 5%, and 95% import from Cina. The quality of mulberry leaf is bad and limited in dry season. One way to replace mulberry’s leaf as natural food is provide artificial feed.The aim of this research is to know the influence in giving artificial feed to larvae and cocoon production as well as to know the best various artificial feed is made from soybean and kidney bean. This research was conducted in silk center of environment and forestry education and training center Makassar from April until July 2019. This research uses Complete Random Design and Data analyzed by using Analysis of Variance (ANOVA)The best variation of artificial feed for growth larvae are kidney bean (Phaseolus vulgaris L.) and soybean (Glycine max L), the results showed that average of weight larvae and increase of weight larvae, growth index, the average of length larvae are more than larvae indicator, although the Tukey Test stated that it is not significantly different from the indicator. Then for cocoon production, kidney beans heaviest for fresh cocoon, heavy fiber, percentage of cocoon skin and length of fiber nearly same indicator. While soybean, is the best in strength of fiber, however it is shortest of its fiber, weight of larvae is lightest, growth index and percentage of skin cocoon are the lowest.
Pengembangan Agroforestry Kopi dalam Mendukung Peran Hutan di Kawasan Highland Kabupaten Jeneponto Syamsu Rijal; Budirman Bachtiar; Chairil A; Try Ardiansyah
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 11 NOMOR 2, DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.611 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v11i2.6030

Abstract

Deforestasi dan degradasi lahan menjadi lahan pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat terus terjadi. Deforestasi, dan degradasi lahan akan menimbulkan banyak masalah ekologi seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Agroforestry merupakan perpaduan tanaman pertanian dan kehutanan yang bisa menjadi salah satu sistem pengelolaan lahan sebagai solusi mengatasi masalah ekologi dan sekaligus juga untuk mengatasi masalah pangan. Maka dilakukan kajian pengembangan agroforestry berbasis kopi di kawsan highland Kabupaten Jeneponto untuk mendukung peran hutan dianalisis secara terintegrasi dari kegiatan inventarisasi karateristik lahan dengan kesesuaian lahan dan sosial ekonomi masyarakat dalam membudidayakan kopi menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis deskriptif. Hasilnya menunjukkan sebaran kopi arabika dtemukan dibagian utara wilayah Kecamatan Rumbia, sedangkan sebaran kopi Robusta ditemukan dibagian selatan Kecamatan dan satu Desa di Kecamatan Kelara. Kesesuaian lahan untuk pengembangan jenis kopi Robusta di seluruh wilayah Kecamatan Kelara, Kecamatan Rumbia bagian selatan dan pengembangan kopi jenis Arabika di wilayah bagian utara Kecamatan Rumbia. Pengembangan agroforestry kopi di Kawasan highland Kabupaten Jeneponto sebagai jawaban permasalah sosial ekonomi masyarakat sekitar, budidaya tanaman kopi, dan pengganti peran hutan sebagai konservasi tanah dan air dalam menekan aliran permukaan dan erosi serta menjaga unsur hara tanah.
Pola dan Motivasi Agroforestry Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Petani Hutan Rakyat Di Kabupaten Polewali Mandar Andi Irmayanti Idris; Andi Arafat; Fatmawati D
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 11 NOMOR 2, DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.889 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v11i2.8177

Abstract

Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu kabupaten yang sebagian masyarakatnya melakukan usaha tani dalam memanfaatkan lahan hutan rakyat dengan menanam tanaman pertanian dan pohon-pohon yang dapat menghasilkan kayu maupun pakan ternak. Sistem ini sudah lama dikembangkan secara turun temurun oleh petani yang mengelolah lahannya dengan sistem agroforestry, namun pengelolaannya masih dinilai kurang serius sehingga masih ada anggapan masyarakat bahwa, komoditas selain hasil hutan kayu kurang memiliki nilai tambah. Tujuan penelitian ini adalah “Mengidentifikasi  pola-pola dan motivasi agroforestry serta kontribusinya terhadap pendapatan petani hutan rakyat ”. penelitian ini dilakukan tepatnya di Desa Mirring Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar pada bulan April hingga Juli 2019. Akumulasi data menggunakan metode survei dan wawancara . Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, petani mengembangkan empat bentuk sistem pengelolaan hutan rakyat berbasis agroforestry yaitu pola agroforestry bentuk campuran acak, (Mixture Random), pola agroforestry  bentuk baris (Alternate Rows) , pola agroforestry bentuk Pagar (Atress Along Borders) dan pola agroforestry bentuk lorong (Alley Cropping). Sedangkan Motivasi masyarakat dalam berpola tanam agroforestry dipengaruhi oleh manfaat yang dirasakan yaitu Ekonomi dengan persentase tertinggi sebesar 51,65% , sedang pada motivasi Sosial(27,47%).dan terendah pada motivasi  Ekologi (20,88%), Kecendrungan motivasi ekonomi mempengaruhi Petani memilih pola tanam. Pola agroforestry yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar adalah pola agroforestry A (Agrisilvikultur Atress Along Borders) dengan pendapatan rata-rata    Rp.14.873.222 dengan persentase 28,58%. Terdapat 3 jenis produk agroforestry yang merupakan sumber pendapatan terbesar yakni Kakao , Langsat dan Durian.
Can ISO 38200:2018 Wood and Wood Based Product Chain of Custody Increase Businesss Competitiveness of Wood Industries in West Java ? Agus Purwanto; Masduki Asbari; Priyono Budi Santoso
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 11 NOMOR 2, DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.324 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v11i2.8358

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of the implementation of new  standard ISO 38200:2018 to business performance and competitiveness for wood industries in west java. This research was conducted in several companies that use woods as raw material in west  java of Indonesia  with  180 respondents of companies that have plan to implement the ISO 38200:2018. The research background is due to lack of research on the benefits of  ISO 38200:2018 in wood companies in West Java Province of Indonesia. The data collection was carried out by distributing electronic questionnaires on september until november 2019 and analyzing data processing use Structural Equation Model (SEM) and software Linear Structural Model (LISREL) version 8.70. The results of analysis  show that the implementation of ISO 38200:2018 has significantly influenced business performance and competitiveness such as increase customer satisfaction index, increase sales, increase productivity and safety and employee satisfaction.
Strategi dan Struktur Nafkah Rumah Tangga Petani Agroforestri Di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Asiah Salatalohy; Muh Dassir; Syamsuddin Millang
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 11 NOMOR 2, DESEMBER 2019
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.024 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v11i2.8297

Abstract

Lahan kering berlereng curam dan adanya perubahan cuaca yang tidak menentu sangat berdampak pada penghidupan petani agroforestri di Kecamatan Parigi, terutama melalui pengaruhnya terhadap produktivitas lahan sehingga mereka harus menentukan pilihan strategi nafkah selain pertanian. Penelitian ini bertujuan:      (1) mengidentifikasi modal nafkah yang dimiliki dan dimanfaatkan rumahtangga petani agroforestry (2) Mengetahui struktur nafkah rumah tangga petani agroforestri berdasarkan pemanfaatan modal nafkah (3) Menganalisis strategi nafkah rumah tangga petani agroforestry. Penelitian ini dilaksanakan di desa Majannang dan Manimbahoi dengan sampel sebanyak 33 orang, menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei dan menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul data. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap informan. Hasil penelitian menunjukkan modal nafkah yang dimiliki dan dimanfaatkan rumahtangga petani agroforestri terdiri dari (1) modal alam berupa lahan sawah, lahan kering, hewan, mata air dan kawasan hutan (2) modal manusia berupa pendidikan dan keterampilan (3) modal sosial berupa land tenure, tree tenure, jaringan pemasaran dan kelembagaan hubungan kerja (4) modal fisik berupa jalan raya, chekdam, pasar, PLTMH dan peralatan produksi serta (5) modal finansial berupa pendapatan on farm, off farm, non farm, pendapatan kayu, tabungan dan pinjaman. Sumber pendapatan berasal dari sektor on farm (72,20%), off farm (0,61%) dan non farm (27,8%). Strategi yang dilakukan rumahtangga petani agroforestri rumah bervariasi . Dalam satu rumah tangga dapat menerapkan dua atau lebih jenis strategi nafkah.Hasil perhitungan terhadap struktur nafkah menunjukkan bahwa basis nafkah petani agroforestri adalah sektor pertanian (72,20%) dengan menerapkan delapan bentuk stategi penghidupan . 
Karakteristik Fungsional Agroforestry dan Kontribusi Terhadap Pendapatan Masyarakat Di Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba Qamaru Zaman Pabottingi; Samuel Paembonan; Muh Restu
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 12 NOMOR 2, DESEMBER 2020
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.612 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v12i2.5756

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi karakteristik agroforestrinya, menganalisis potensi agroforestri yang dikelola oleh masyarakat serta menganalisis kontribusi agroforestri terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, dan dilaksanakan selama berbulan-bulan September hingga bulan Desember 2016. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif agroforestri serta penghitungan nilai ekonomi dengan menggunakan formula pendapatan dan rumus hasil. Hasil penelitian menunjukkan Potensi agroforestri dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sangat tinggi dan dikeluarkan dariPendapatan tanaman perkebunan sebesar 65,26% serta memberikan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat sebesar 78,69%. Kata kunci: karakteristik, agroforestri, kontibusi
Potensi Pengembangan Ekowisata Rumbia Kabupaten Jeneponto Syamsu Rijal; Nasri Nasri; Try Ardiansyah; Chairil A
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 12 NOMOR 1, JULI 2020
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.536 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v12i1.6031

Abstract

Indonesia mengalami perkembangan industri yang sangat pesat, salah satunya adalah industri  Pariwisata. Salah satu subsektor industri pariwsata yang paling banyak dikunjungi adalah ekowisata. Pengembanagn ekowisata dapat berperan sebagai model pengembangan pariwisata berkelanjutan yang memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi serta bagian dari kebijakan lokal. Maka dilakukan kajian potensi pengembangan ekowisata dengan analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) yang digunakan untuk menyusun potensi pengembangan ekowisata di Kecamatan Rumbia. Analisis deskriptif dimulai dengan identifikasi potensi ekowisata, aksesibilitas, dan fasilitas yang merupakan bagian dari lingkungan internal (IFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan kekuatan dan kelemahan dengan. Adapun analisis lingkungan eksternal (EFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman diperoleh persepsi stekholder, masyarakat dan wisatawan terhadap potensi pengembangan ekowisata Kecamatan Rumbia. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa Kawasan Ekowisata Kecamatan Rumbia ini merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai wisata dilihat dari kapasitas ekologi berupa daya tarik, kapasitas sosial, dan kapasitas ekonomi, namun kapasitas sarana prasarana belum memadai yang harus direncanakan baik. Strtegi priorotas dalam mendukung pengembangan Kawasan ekowisata Kecamatan Rumbia dengan cepat adalah mengembangankan paket perjalan pada Kawasan Ekowisata, membangun akses dengan pusat ekonomi, Pendidikan, dan pemerintahan, melakukan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan dari segala aspek, dan melakukan promosi melalui sosial media.
Effect of Land Cover Change on Discharge in Pangkajene Watershed Rizki Amaliah; Usman Arsyad; Samuel A Paembonan
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 12 NOMOR 1, JULI 2020
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.496 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v12i1.7203

Abstract

Land cover changes  that occur impact on the hydrological conditions in a watershed. The hydrological condition referred to as the output quantity of the watershed is discharge which describes the quantity of water. This study aims to determine the effect of land cover change on streamflow in the Pangkajene Watershed. The results showed that there was a decrease in average peak discharge in January of 213.73 m3/s to 95.79 m3/s in the same month in 2017. Land cover changes that occurred were mixed dryland farming of bushes into paddy fields, shrubs, and settlements while forests was experienced a slight change to open land by 0.69 ha. The increase in the area of paddy fields and shrubs as large as it causes the average discharge to decrease. A decrease in the average monthly discharge in the Pangkajene watershed due to rainfall on its way into the rice irrigation water experienced process begin from, is accommodated, evaporates, so that the flow up to the river becomes small. In addition, rainfall in 2009 which is the input of the Pangkajene watershed is higher than in 2017.
Optimization of Mangrove Ecosystem Management in Kawasan Bungkutoko, Southeast Sulawesi as Ecotourism Area Agus Salim; Risma Illa Maulany; Ngakan Putu Oka
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 12 NOMOR 1, JULI 2020
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.114 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v12i1.9197

Abstract

This study aims to determine (1) Assessment of Bungkutoko Ecotourism Conditions; and (2) Supporting factors for optimizing management, and (3) strategies for optimizing management. This research will be carried out for three months from September to December 2018 in the Bungkutoko mangrove tracking ecotourism area, Kendari City, Southeast Sulawesi (Figure 1). Identification of unknown mangrove species will be carried out at the Laboratory of Conservation of forest resources and ecotourism, Faculty of Forestry, Hasanuddin University. The results of the study: (1) Biophysical potential of mangrove ecotourism in Bungkutoko, namely 8 species of mangrove plants consisting of Avicennia lanata, Rhizophora stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus moluccensis, L faustis and L faecus, and Lizar. from birds and reptiles. (2) Condition of mangrove ecotourism practices in Bungkutoko Not optimal, both in terms of education, conservation and welfare. (3) The ecotourism development strategy in Bungkutoko is in quadrant II (S-T strategy). The strategies formulated in quadrant II include: increasing the availability of educational facilities, increasing efforts to preserve the environment of mangrove forests, empowering local communities, increasing Human Resources, and working with the Kendari city government and the private sector to add infrastructure.
Peran Struktur Sosial Masyarakat Sekitar Hutan Dalam Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan di Desa Betao Riase Basran Nur Basir; Muhammad Dassir; Makkarennu Makkarennu
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 12 NOMOR 1, JULI 2020
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.281 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v12i1.9210

Abstract

Abstract:Struktur sosial merupakan suatu bangunan sosial yang terdiri dari unsur-unsur sosial yang saling berkaitan satu sama lain secara fungsional. Struktur sosial dianggap mampu menjaga kelestarian hutan dan kesehjatraan masyarakat melalui berbagai peran yang dilakukan oleh seseorang yang menempati kedudukan tertentu. Penelitian ini mengkaji tentang peranan struktur sosial masyarakat (Stratifikasi dan Diferensiasi) dalam kaitanya dengan pengelolaan Hutan kemasyarakatan di Desa Betao Riase. Tujuan dari penelitan ini untuk mendeskripsikan peran struktur sosial dalam setiap tahapan pengelolaan hutan kemasyarakatan di Desa Betao Riase. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019 – Januari 2020 bertempat di Desa Beato Riase, Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidenreng Rappang.  Proses pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan diskusi dengan 30 sampel yang dipilih secara purposive sampling. Data hasil wawancara dan diskusi kemudian di analisis dengan mengunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan faktor pembentuk stratifikasi sosial pada pengelolaan Hutan Kemasyarakatan di Betao Riase ditentukan oleh kemampuan ekonomi, kemampuan pendidikan, kekuasaan, dan kehormatan. Adapun peran yang dilaksankan  pada setiap tahapan pengelolaan Hutan kemasyarakatan (penyususnan struktur organisasi, perencanaan, persiapan lahan, jenis tanaman dan pola tanam, penanaman dan pemeliharaan, pemanenan serta pemasaran dan bagi hasil) berupa bantuan pendidikan dan kesehatan, bantuan pengurusan administrasi, bantuan dana dan sumbangan yang ketiga hal ini biasa dilakukan oleh orang yang menempati kedudukan yang tinggi dan orang yang menempati kedudukan yang rendah hanya memberikan bantuan tenaga kerja. Pada pengelolan Hutan kemasyarakat dapat menjadi sosial kontrol untuk terciptanya kelestarian hutan dan juga berperan sebagai pendukung dari segi ekonomi dan material untuk kesejahtraan masyarakat. 

Page 5 of 11 | Total Record : 103