Stroke masih menjadi penyebab utama disabilitas global, dengan stroke iskemik mendominasi kasus. Di Indonesia, tingginya angka kejadian menyoroti kebutuhan intervensi efektif, terutama karena defisit perawatan diri akibat hemiparesis sering membuat pasien bergantung. Untuk mengatasi ini, Self-Care Regulation Model (SCRM) hadir sebagai strategi keperawatan yang memberdayakan pasien agar lebih mandiri. Studi kuasi-eksperimental ini dilaksanakan dari Januari hingga Juni 2025 di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau, melibatkan 30 pasien stroke iskemik rawat inap yang sadar penuh, bersedia menjadi responden, dan berusia 40-70 tahun. Pasien dengan kondisi medis lain yang memengaruhi penelitian dieksklusi. Intervensi SCRM, yang meliputi pelatihan berpakaian, makan, dan mobilisasi tempat tidur, secara signifikan meningkatkan skor Barthel Indeks rata-rata dari 45.2±12.8 menjadi 68.7±10.5 (p<0.001). Peningkatan 23.5 poin ini secara klinis berarti pergeseran dari ketergantungan sedang menjadi kemandirian ringan atau minimal. Klasifikasi Barthel Indeks juga menunjukkan perubahan positif: tidak ada lagi pasien yang sangat bergantung, hanya 16.7% yang bergantung berat, sementara mayoritas (66.7%) menjadi bergantung sedang, 13.3% bergantung ringan, dan 3.3% bahkan mencapai kemandirian penuh. Temuan kualitatif turut mendukung, menunjukkan peningkatan efikasi diri, pengetahuan adaptif, koping, serta dukungan sosial dan lingkungan. Singkatnya, implementasi SCRM terbukti efektif meningkatkan kemandirian fungsional pada pasien stroke iskemik.