Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Kontribusi Stres Eksternal dari Gangguan Sehari-hari dan Stres Internal terhadap Resiliensi Keluarga Masyarakat Matrilineal Minangkabau Elvika, Rahmah Rezki; Pudjiati, Sri Redatin Retno
ANALITIKA Vol 11, No 1 (2019): ANALITIKA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.648 KB) | DOI: 10.31289/analitika.v11i1.2405

Abstract

Penelitian ini menguji kontribusi stres eksternal dari gangguan sehari-hari dan stres internal terhadap pembentukan resiliensi keluarga pada keluarga matrilineal Minangkabau. Responden penelitian terdiri dari 110 isteri yang berasal dari Minangkabau dan menetap serumah dengan orang tua (isteri) setelah menikah yang diperoleh menggunakan teknik convenience sampling. Walsh Family Resilience Questionnaire adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat resiliensi keluarga dan Multidimensional Stres Questionnaire for Couple digunakan untuk mengukur tingkat stres eksternal dari gangguan sehari-hari dan stres internal yang dirasakan responden. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis regersi sederhana dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan stres eksternal dari gangguan sehari-hari (t(108)=-2,79; p<0,05) dan stres internal (t(108)=-3,13; p<0,05) berkontribusi dalam pembentukan resiliensi keluarga secara negatif signifikan. Kedua stres ini secara bersama-sama juga berkontribusi secara signifikan dalam pembentukan resiliensi keluarga dengan F=5,617; p<0,05. Sehingga dapat disimpulkan stres eksternal dari gangguan sehari-hari dan stres internal merupakan faktor risiko dalam pembentukan resiliensi keluarga pada keluarga matrilineal Minangkabau.
Parenting Stress Sebagai Prediktor dalam Pembentukan Resiliensi Keluarga yang Dimoderasi oleh Identitas Budaya Jawa Kristiyani, Veronica; Pudjiati, Sri Redatin Retno
ANALITIKA Vol 11, No 1 (2019): ANALITIKA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.963 KB) | DOI: 10.31289/analitika.v11i1.2408

Abstract

AbstrakResiliensi keluarga sangat dibutuhkan agar keluarga sebagai sistem terkecil dalam masyarakat mampu mengatasi tantangan dalam kehidupannya. Dalam membentuk resiliensi di dalam keluarga melibatkan berbagai faktor. Penelitian ini ingin menguji parenting stress sebagai faktor risiko yang memengaruhi  resiliensi keluarga dan identitas budaya Jawa sebagai faktor protektif yang dapat memengaruhi resiliensi keluarga. Selain itu, pada penelitian ini juga ingin menguji kontribusi identitas budaya Jawa terhadap resiliensi keluarga serta menguji parenting stress terhadap resiliensi keluarga yang dimoderasi identitas budaya Jawa. Partisipan pada penelitian ini adalah orang tua suku Jawa yang memiliki anak usia 2-18 tahun dan berjumlah 129 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Hasil pada penelitian ini adalah parenting stress memiliki hubungan negatif terhadap resiliensi keluarga (t (127) = -7.593, p<0.05), sedangkan identitas budaya memiliki hubungan yang positif terhadap resiliensi keluarga (t(127) =  9.415, p < 0.05). Sementara, hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara parenting stress dengan identitas budaya Jawa terhadap pembentukan resiliensi keluarga (b = 0.0250, t (127) = 1.4206, p>0.05).  Hal ini menunjukkan bahwa orang tua suku Jawa tidak cukup hanya mengandalkan identitas budaya saja untuk dapat menghadapi stres dalam pengasuhan, akan tetapi membutuhkan faktor lain untuk mendukung implemetasi identitas budaya tersebut di kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjadi pendorong terbentuknya keluarga yang resilien.
Contingency Contracting Untuk Menurunkan Perilaku Tertidur Di Kelas Pada Anak Sleep Disorder Mahardhika, Nadia Felicia; Pudjiati, Sri Redatin Retno
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 8 No 1 (2019): Juni
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/persona.v8i1.2393

Abstract

AbstractNormal sleep patterns are very important for academic achievement and life of each child. This study aims to know the effect of Contingency Contracting to reduce sleep behavior in class and improve sleep patterns in children with Circadian-Rhythm Sleep Disorder. The study subjects were A, a boy aged 11 years, with ADHD-PI diagnosed with Circadian-Rhythm Sleep Disorder Delayed Sleep Phase Type. The design of this study uses multiple-baseline-across-behaviors design. Contingency contracting interventions are carried out using prompt techniques, fading, and economic tokens. The recording instrument used is sleep diary and behavior frequency recording sheet. The results of the study show that behavioral modification intervention programs carried out with contingency contracting have been shown to effectively reduce sleep behavor in the classroom in the morning and improve the pattern of nighttime sleep in children with Circadian-Rhythm Sleep Disorder.Keywords: sleep-disorder; circadian-rhythm; behavior modification; contingency contracting; prompt  AbstrakPola tidur yang normal sangatlah penting bagi prestasi akademik dan kehidupan setiap anak. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh Contingency Contracting untuk menurunkan perilaku tertidur di kelas dan memperbaiki pola waktu tidur pada anak dengan Circadian-Rhythm Sleep Disorder. Subjek penelitian adalah A, anak laki-laki usia 11 tahun, dengan ADHD-PI didiagnosa mengalami Circadian-Rhythm Sleep Disorder Delayed Sleep Phase Type. Desain penelitian ini menggunakan multiple-baseline-across-behaviors design. Intervensi contingency contracting dilakukan menggunakan teknik prompt, fading, dan token ekonomi. Instrumen pencatatan yang digunakan adalah sleep diary dan lembar pencatatan frekuensi perilaku. Hasil dari penelitian menunjukkan program intervensi modifikasi perilaku yang dilakukan dengan contingency contracting terbukti efektif menurunkan perilaku tertidur di kelas pada pagi hari maupun memperbaiki pola waktu tidur malam hari pada anak dengan Circadian-Rhythm Sleep Disorder.Kata Kunci: sleep-disorder; circadian-rhythm; modifikasi perilaku; contingency contracting; prompt
Gender Role Discrepancy, Discrepancy Stress, and Family Resilience of Minangkabau Family Mukhlisah, Nurul; Pudjiati, Sri Redatin Retno
‎‎‎TAZKIYA: Journal of Psychology Vol 9, No 2 (2021): TAZKIYA: Journal of Psychology
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tazkiya.v9i2.21861

Abstract

Family resilience is an important ability for family in facing various challenges throughout the lifespan. The study about family resilience of Minangkabau ethnic people needs further exploration due to the increase in divorce rate in the last three years, indicating that these families were not resilient. The cause of the divorce was related to matrilocal residency (husband lives in wife’s house after marriage). This residency has the potential to cause the intervention of the wife’s family to the relationship of husband and wife, therefore leading to the lack of authority in the husband's role. This condition poses a risk to husbands to experience gender role discrepancy and discrepancy stress. The purpose of this study was to examine the contribution of gender role discrepancy and discrepancy stress to family resilience by involving 139 Minangkabau men who lived in the wife’s family house around the age 18-50 years old. This study used a quantitative research method. Sampling technique used in this study was a purposive sampling technique. All data collected were analyzed by using multiple regression method. Results showed that gender role discrepancy and discrepancy stress contributed significantly to family resilience by 10.5%. However, partial analysis showed that discrepancy stress alone did not contribute significantly to family resilience.
Gambaran Psikologis Remaja SMA Selama Sekolah dari Rumah Akibat Pandemi COVID-19 di Indonesia Mutiara Andini; Sri Redatin Retno Pudjiati
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 10, No 3 (2021): Volume 10, Issue 3, November 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v10i3.5267

Abstract

Kebijakan belajar dari rumah menimbulkan masalah baru pada siswa-siswi remaja SMA yang rentan mengalami masalah psikologis dalam menghadapi berbagai perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis siswa-siswi remaja SMA selama melaksanakan kegiatan sekolah dari rumah akibat pandemi COVID-19. Penelitian deskriptif dengan metode internet survei digunakan dalam penelitian ini. Partisipan berjumah 201 remaja berusia 14-18 tahun (Mage=16.62, SD=.73). Hasil menunjukkan sekolah dari rumah membuat siswa-siswi remaja SMA mengalami perasan negatif seperti bosan (35.99%), lelah (24.84%), sedih (18.47%), dan khawatir (11.46%). Beberapa memiliki perasaan positif yaitu senang (8,60%) dan juga netral (0.64%). Perasaan negatif disebabkan oleh berkurangnya interaksi tatap muka dengan guru dan teman, lebih banyak tugas yang diberikan, gangguan internet, dan banyaknya distraksi di rumah. Hal ini perlu dipertimbangkan untuk mencegah masalah psikologis yang lebih parah pada remaja sebagai dampak dari kegiatan belajar dari rumah.School from home create new problems for high school students who experience psychological problems in dealing with various changes. Study aimed to overview the psychological condition of high school students during school from home due to COVID-19. Descriptive research with internet survey method was used in this research. Participants consisted of 201 adolescent aged 14-18 years (Mage=16.62, SD=.73). Result indicated that high school students experience negative feelings during school from home such as boredom (35.99%), tired (24.84%), sad (18.47%), and worried (11.46%). Some have positive feelings, such as happy (8.60%) and neutral feeling (0.64%). Negative feelings caused by less face-to-face interactions with teachers and friends, more assignments, internet problem, and distractions at home. This needs consideration to prevent psychological problems in adolescents as a result of school from home.
Gambaran Psikologis Remaja Selama Sekolah Dari Rumah Akibat Pandemi Covid-19 Paramita Estikasari; Sri Redatin Retno Pudjiati
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 2, No 1 (2021): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v2i1.11750

Abstract

Penyebaran COVID-19 di Indonesia berdampak pada penutupan sementara sekolah-sekolah di berbagai jenjang pendidikan termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).  Sekolah dari rumah secara daring menjadi alternatif pilihan agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan risiko penyebaran COVID-19 yang minim pada remaja. Akan tetapi, beberapa penelitian menemukan bahwa kegiatan sekolah dari rumah membawa dampak negatif bagi remaja, khususnya remaja awal mengingat kebutuhan remaja untuk terlibat dalam aktivitas sosial sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis remaja SMP selama melaksanakan kegiatan sekolah dari rumah secara daring akibat pandemi COVID-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei online menggunakan media internet (internet surveys). Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 143 partisipan (Mage=14; 57% perempuan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah dari rumah membuat remaja SMP mengalami perasaan negatif seperti bosan (45,26%), sedih (20,53%), lelah (9,47%), takut (1,58%), khawatir (1,58%), dan kecewa (2,63%). Disisi lain, beberapa remaja menunjukkan perasaan positif seperti senang (16,32%) dan nyaman (0,53%). Perasaan negatif yang muncul terutama disebabkan oleh terbatasnya interaksi dengan teman dan banyaknya tuntutan tugas yang diberikan dari sekolah
Peran resource dan vulnerability index of resilience terhadap distres psikologis remaja saat pandemi Covid-19 Ni Putu Putri Puspitaningrum; Sri Redatin Retno Pudjiati
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 2 (2021): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.668 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i2.14265

Abstract

Changes that occur rapidly during a pandemic are prone to causing psychological distress in adolescents. Therole of resources and the vulnerability index of resilience need to be explored as variables that affect psychologicaldistress. This study used a quantitative design with 111 adolescents who were collected online. Data were processedusing descriptive and correlation-regression analysis. The resource index has a negative effect of 12.6 %, while thevulnerability index has a positive effect of 21.2 % on psychological distress. The interaction of both indexes has a rolein psychological distress (R2= 0.21,F= 14.50,ρ= 0.000). Other findings indicate that participant psychological distress is high, with an average resource and a low vulnerability index. This study found that the higher the resourceindex, the lower psychological distress. Conversely, the higher the vulnerability index, the higher the psychologicaldistress. Intervention needs to be done by targeting both resilience indexes.
Pengaruh waktu layar terhadap praktik pemberian makan dengan regulasi diri pada perilaku makan anak Dini Mei Rasaningrum; Sri Redatin Retno Pudjiati
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 2 (2021): August
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.791 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i2.14486

Abstract

The development of self-regulation of eating is strongly influenced by feeding practice. In addition, a child’s screen time has an effect on children eating behavior. The aim of this study was to determine whether screen time acts as a moderator to the relationship between feeding practice and the ability to self-regulation eating in preschool age. Method samples were 95 mothers who had children aged 3-6 years. Participants were chosen using convenient sampling. Data were analyzed using linear regression and sub-groups analysis with ANOVA factorial 2x2. Findings show that screen time doesn’t a moderator of the relationship between restrictive feeding practice and self-regulation of eating. The conclusion is the restrictive feeding practice can interfere with children’s self-regulation of eating abilities. However, the effect of screen time doesn’t significantly contribute to moderating the relationship between restrictive feeding practice and children’s self-regulation of eating
Kontribusi Identitas Budaya Jawa yang Dimediasi oleh Cognitive Reappraisal dalam Membentuk Resiliensi Keluarga pada Keluarga Suku Jawa lely nur azizah; Sri Redatin Retno Pudjiati
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 12, No 1 (2020): ANALITIKA JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.157 KB) | DOI: 10.31289/analitika.v12i1.2815

Abstract

Penelitian ini mencoba menggali faktor protektif resiliensi keluarga dari hal yang paling dekat dengan kehidupan individu, yaitu budaya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah identitas budaya Jawa berkontribusi pada internalisasi cognitive reappraisal dalam membentuk resiliensi keluarga pada keluarga suku Jawa. Responden penelitian terdiri dari 317 orang tua, bersuku Jawa, laki-laki (35%) dan perempuan (65%), berusia 25-63 tahun (M= 44, SD=7.1) yang diperoleh melalui tehnik convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey menggunakan tiga alat ukur, yaitu Walsh Family Resilience Questionare (α= 0.917), Dimensi cognitive reappraisal dari Emotion regulation Questionnaire (α= 0.793), dan Alat Ukur Identitas Budaya Jawa (α=0.818). Analisis regresi dan uji mediasi dilakukan dengan bantuan PROCESS di SPSS. Hasil penelitian melaporkan bahwa identitas budaya Jawa berkontribusi membentuk cognitive reappraisal (R2= 0.050; β= 0.229; p<0.001). Cognitive reapraissal juga dilaporkan berkontribusi membentuk resiliensi keluarga (R2= 0.076; β=0.281; p<0.001), namun perannya sebagai mediator tidak terkonfirmasi karena efek kontribusinya tidak cukup besar dibandingkan jika identitas budaya Jawa berkontribusi langsung pada resiliensi keluarga (coeff jalur a*b= 0.0569; p<0.001; coeff jalur c’= 0.9369; p<0.001).
Pelatihan Ketrampilan Mendengarkan Empatik Aktif Untuk Meningkatkan Kedekatan Guru dan Anak Ika Setya Mahanani; Sri Redatin Retno Pudjiati; Patricia Patricia
JIP (Jurnal Intervensi Psikologi) Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/intervensipsikologi.vol10.iss1.art1

Abstract

Closeness in teachers-child relationship in early childhood education has a positive impact in increasing the involvement of children with school, improve academic achievement, prosocial behavior and reduce child problem behavior. This study aims to improve closeness in teacher-child relationship in early childhood education through active empathic listening skills training. Participants are four early childhood education teachers. Teacher-child relationships are measured based on teachers' perceptions of their relationship with children. Teachers fill the questionnaire by her perception of her relationship with 5 children. This research uses quasiexperimental method with one group pretest-posttest design. The results of statistical data processing showed a very significant change in the increase of closeness level of teacher-child relationship between pretest and post test 1 (z = -3.560, p = 0.000 < 0,01), and post test 1 with posttest 2 (z = -3.220, p = 0.001 < 0,05). Active empathic listening skill showed significant improvement between pre test and post test 1 (z = -1.826, p = 0.34 < 0,05) and no significant improvement between post test 1 and post test 2 (z = -1.342, p = 0.090 > 0,05).Keywords: active empathic listening skill, closeness, teacher-child relationships, early childhood education teachers, early childhood