Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Sexual Education for Children with Special Needs through Learning Media based on Universal Design for Learning Maslahah, Sayidatul; Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi; Kamila, Aisyah Nur; Septiandi, Muhammad
Proceeding of International Conference on Special Education in South East Asia Region Vol. 3 No. 1 (2024): 14th International Conference on Special Education in South East Asia Region (I
Publisher : Angstrom Centre of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57142/picsar.v3i1.590

Abstract

Sexual education is very important to be taught to young children, especially children with special needs. Sexual violence can intentionally occur to someone in a sexual manner. This can even extend to attempted rape, sadism in sexual relationships, other unwanted sexual activities, demeaning and hurting or injuring the victim. One effort to prevent sexual violence is to equip young children with knowledge, skills, and abilities to protect themselves from the threat of sexual violence. The method used is descriptive qualitative research. The subjects in this study are teachers in one Special School. Data collection in this study uses observation, interviews, and documentation techniques. Data analysis techniques use qualitative descriptive analysis techniques. The results of the study show that special teachers need learning media for more structured and systematic inclusive education according to the learning stage process. Until now, there is still minimal learning media used for sexual education, especially for children with special needs. Good learning media must have clear, communicative, concise, and systematic language use. The scope of the content in the learning media must also adjust to the conditions of students who will be given learning.
PSEUDO-BATTLE OF MEMORY: DUA MEMORI KOLEKTIF PANGERAN SAMUDRO DI GUNUNG KEMUKUS Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.828 KB) | DOI: 10.52829/pw.10

Abstract

Objek wisata Gunung Kemukus sesungguhnya mengandung dua memori kolektif tentang Pangeran Samudro. Kendati demikian, keduanya tidak dapat berjalan bersama, tetapi justru saling bertarung dan mengalahkan satu sama lain, sehingga hanya satu memori yang menjadi pemenang dan berkembang luas. Permasalahan penelitian ini adalah mengungkapkan awal mula terciptanya kedua ingatan tentang Pangeran Samudro. Selain itu menjelaskan mengapa dalam perkembangan selanjutnya salah satu dari keduanya mendominasi yang lain, serta mengapa pertarungan di antara keduanya disebut sebagai pertempuran memori yang semu.____________________________________________________________Mount Kemukus tourism object has two collective memories about Prince Samudro. However, the two memories fight and defeat each other. This study aims to find out how those two memories battle. This study used qualitative methods and qualitative descriptive analysis. The results showed that initially there was only one collective memory of Prince Samudro who was passed down from generation to generation in Mount Kemukus. Since Mount Kemukus is increasingly crowded with residential settlements, a second memory emerges which on the basis of economic interests seeks to defeat the memory that had already existed. In the next development, the second memory is actually developing because of offering a pilgrimage procession on Prince Samudro’s grave, which is easier in the form of sexual intercourse. The first memory does not remain silent and attempts to subdue the second memory. However, the first memory battle against the second memory was only half-hearted.
Satu Atap Empat Wajah: Multikulturalisme Etnik Gorontalo, Bugis, Jawa, dan Cina di Kota Gorontalo Gunawan, Hendri; Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi
Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya. Vol. 22 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/pw.345

Abstract

Tulisan ini membahas tentang multikulturalisme etnik Gorontalo, Bugis, Jawa, dan Cina di Kota Gorontalo. Selain itu, Kota Gorontalo juga dihuni berbagai penganut agama, mulai dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, hingga Konghucu. Keragaman suku bangsa dan agama di Kota Gorontalo telah berlangsung lama sejak masih berbentuk kerajaan dan berlangsung hingga kini. Mereka semua dapat hidup berdampingan dengan baik. Penelitian ini dilakukan di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo dan bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan metode studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedatangan etnik pendatang Bugis, Jawa, dan Cina di Kota Gorontalo didorong karena statusnya sebagai pusat perdagangan. Kaum pendatang itu kemudian menetap dan membangun permukiman. Potensi konflik yang ada dapat diredam karena adanya perkawinan campuran antara etnik pendatang dan etnik lokal, sikap saling toleransi, serta peran serta berbagai elemen masyarakat.
Penggunaan Arsip Lembaga Peradilan Umum di Indonesia Sebagai Sumber Sejarah Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi
Siginjai: Jurnal Sejarah Vol 3 No 2 (2023): Siginjai: Jurnal Sejarah
Publisher : Prodi Ilmu Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/js.v3i2.29563

Abstract

The general judicial institutions in Indonesia comprise the District Court, High Court, and Supreme Court. These three entities adjudicate a spectrum of cases, spanning from general criminal and special criminal cases to special civil and religious civil cases, which are addressed at the courts of first instance, appeal, and cassation levels. The court proceedings encompass a plethora of information that is notably rich. Nevertheless, historians have not widely incorporated this resource into historical writing endeavors. This research endeavors to assess the extent to which archives from public justice institutions can be employed in historical documentation. Employing a literature study research method, the findings indicate that the diverse cases adjudicated by public justice institutions serve as invaluable historical sources. Their presence not only contributes information pertaining to the legal domain but also illuminates the social, economic, and political facets of a society. This wealth of information is encapsulated in the archives of proceedings, Investigation Reports (BAP), and court decisions. Access can be facilitated through the Supreme Court website or by directly visiting the court office.
Implementasi Metode History Role Playing Dalam Menumbuhkan Nilai Multikulturalisme pada Pembelajaran Sejarah Kelas X di SMAN 2 Pandeglang Tahun 2025 Ardianti, Delia; Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi; Fauzan, Rikza
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 4, No 1 (2025): June 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v4i1.6457

Abstract

Penelian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode history role playing dalam menumbuhkan nilai multikulturalisme pada pembelajaran sejarah kelas X di SMAN 2 Pandeglang tahun 2025. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Instrument penelitiannya yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Adapun responden dalam penelitian ini diantaranya 3 guru sejarah kelas X, dan 7 peserta didik kelas X. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebelum adanya history role playing materi kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, nilai multikulturalismenya hanya 0% dari 9 responden karena kurangnya pemahaman dari peserta didik kelas X terkait nilai multikulturalisme, namun setelah pelaksanaan history role playing nilai multikulturalismenya bertambah sebesar 83% dari 83 responden kelas X. Metode ini juga dapat memudahkan  peserta didik memahami materi pembelajaran sejarah terkait kerajaan Hindu-Buddha, peserta didik dapat bertoleransi terhadap perbedaan agama, budaya, sosial, ras, pendapat, dan lebih mencintai bangsa, peserta didik dapat saling bekerja sama, serta membuat peserta didik pasif menjadi lebih aktif. Adapun 98,2% metode history role playing materi kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara dengan nilai multikulturalisme saling berkaitan karena terdapat berbagai keberagaman yang patut dihargai, dihormati, dan dilindungi oleh setiap individu tanpa membeda-bedakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 94,5% adanya metode history role playing ini efektif diterapkan pada pembelajaran sejarah guna menumbuhkan nilai multikulturalisme pada peserta didik kelas X di SMAN 2 Pandeglang tahun 2025. Hal ini didasarkan karena SMAN 2 Pandeglang merupakan sekolah yang mendukung adanya pendidikan multikulturalisme yang baik bagi guru, tenaga pendidik, serta peserta didik.
Efektivitas Bahan Ajar Peninggalan Sejarah Lokal Banten Berbasis Digital terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Baros Ilham, Sahrul Rohman; Nurhasanah, Ana; Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 10, No 2 (2025): Mei, Virtual reality in teacher education: Innovations, opportunities, and chal
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v10i2.34491

Abstract

Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran, termasuk dalam pendidikan sejarah. Akan tetapi, di SMA Negeri 1 Baros, pembelajaran sejarah belum dimanfaatkan secara optimal untuk menumbuhkan kemampuan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan melibatkan kelas eksperimen (XI 4) dan kelas kontrol (XI 1). Analisis menggunakan uji-t Two Sample Assuming Equal Variances menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan (thitung = -8,28 ttabel = 1,99) sehingga H ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi bahan ajar sejarah lokal Banten berbasis digital memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa.
Implementasi Metode History Role Playing Dalam Menumbuhkan Nilai Multikulturalisme pada Pembelajaran Sejarah Kelas X di SMAN 2 Pandeglang Tahun 2025 Ardianti, Delia; Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi; Fauzan, Rikza
QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia Vol 4, No 1 (2025): June 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/qistina.v4i1.6457

Abstract

Penelian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode history role playing dalam menumbuhkan nilai multikulturalisme pada pembelajaran sejarah kelas X di SMAN 2 Pandeglang tahun 2025. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Instrument penelitiannya yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Adapun responden dalam penelitian ini diantaranya 3 guru sejarah kelas X, dan 7 peserta didik kelas X. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebelum adanya history role playing materi kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, nilai multikulturalismenya hanya 0% dari 9 responden karena kurangnya pemahaman dari peserta didik kelas X terkait nilai multikulturalisme, namun setelah pelaksanaan history role playing nilai multikulturalismenya bertambah sebesar 83% dari 83 responden kelas X. Metode ini juga dapat memudahkan  peserta didik memahami materi pembelajaran sejarah terkait kerajaan Hindu-Buddha, peserta didik dapat bertoleransi terhadap perbedaan agama, budaya, sosial, ras, pendapat, dan lebih mencintai bangsa, peserta didik dapat saling bekerja sama, serta membuat peserta didik pasif menjadi lebih aktif. Adapun 98,2% metode history role playing materi kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara dengan nilai multikulturalisme saling berkaitan karena terdapat berbagai keberagaman yang patut dihargai, dihormati, dan dilindungi oleh setiap individu tanpa membeda-bedakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 94,5% adanya metode history role playing ini efektif diterapkan pada pembelajaran sejarah guna menumbuhkan nilai multikulturalisme pada peserta didik kelas X di SMAN 2 Pandeglang tahun 2025. Hal ini didasarkan karena SMAN 2 Pandeglang merupakan sekolah yang mendukung adanya pendidikan multikulturalisme yang baik bagi guru, tenaga pendidik, serta peserta didik.