Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SIOYONG KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA Listiyawati, Listiyawati
Katalogis Vol 5, No 4 (2017)
Publisher : Katalogis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.095 KB)

Abstract

This study aimed to determine the implementation of Village Fund Allocation Policy in Sioyong Village Dampelas District Donggala Regency. This study used qualitative research method, where data and information were collected by using Likert scale instruments and interviews with selected informants. The results showed that the implementation of Village Fund Allocation Policy in Sioyong Village had already been well in general, but there were still many things that must be considered by the government of Sioyong Village, among them were the rural development programs should involve the villagers so that the implementation of Village Fund Allocation Policy run effectively and improve the quality of village apparatuses to be able to do the best services to the community of Sioyong Village. The capacities of human resources as the implementers of Village Fund Allocation Policy in the field of education were still low indeed, thus affecting their ability to identify and resolve problems quickly, but however, they had the abilities to encourage people. It should be considered that the achievement of the village development goals besides the availability of quality human resources should also be supported by adequate facilities to help village apparatuses in carrying out any tasks assigned by the leadership. Therefore, the Village Head should be able to provide adequate facilities for the achievement of Sioyong Village development goals.
Distribusi Kasus Celah Bibir dan Langit-Langit Berdasarkan Usia Pembedahan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020-2022 Shadrina, Nida Midati; Samad, Syahril; Listiyawati, Listiyawati; Pramasari, Cristiani Nadya; Danial, Danial
Mulawarman Dental Journal Vol 4, No 1 (2024): MOLAR Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/MOLAR.v4i1.10471

Abstract

Latar Belakang: Celah bibir serta langit-langit ialah malformasi kongenital kepala dan leher yang paling umum terjadi. Etiologi celah bibir dan/atau langit-langit telah dipelajari secara ekstensif bahwa anomali ini bersifat multifaktorial. Faktor risiko terjadinya celah yaitu seperti, jenis kelamin, faktor genetik yang dapat berinteraksi dengan faktor lingkungan selama kehamilan, dan riwayat keluarga. Presentasi klinis celah mulut bervariasi dan dapat diklasifikasikan sebagai celah langit-langit terisolasi atau celah bibir dengan ataupun tanpa celah langit-langit. Bayi dengan celah dapat melakukan operasi celah bibir apabila telah memenuhi kriteria “The Rules of Ten”, yaitu usia lebih dari 10 minggu atau 3 bulan, berat badan sekitar 4-5 kg atau lebih dari 10 pounds, dan hemoglobin lebih dari 10 g/dl. Perbaikan langit-langit dilakukan pada usia anak 10 sampai 12 bulan.  Tujuan: Menggambarkan distribusi kasus celah bibir dan/atau celah langit-langit menurut usia pembedahan di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2020-2022. Metode: Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan teknik total sampling. Sampel penelitian ini diambil dari populasi berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan. Hasil: Distribusi kasus celah bibir dan/atau celah langit-langit pada tahun 2020-2022 memperlihatkan kelompok usia pembedahan lebih kerap dilakukan oleh kelompok usia balita (0-5 tahun) yakni 44 orang (57,15%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, distribusi kasus celah berdasarkan usia saat dilakukan pembedahan banyak terjadi pada usia balita yaitu pada usia 0-5 tahun.
Hubungan Konsumsi Air Hujan dengan Karies Gigi pada Masyarakat Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Herliana, Herliana; Purnamasari, Cicih Bhakti; Duma, Krispinus; Asfirizal, Verry; Listiyawati, Listiyawati
Mulawarman Dental Journal Vol 4, No 1 (2024): MOLAR Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/MOLAR.v4i1.9638

Abstract

Karies gigi adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang dapat dipengaruhi oleh kadar fluor. Sumber air minum seperti air hujan memiliki kandugan fluor yang rendah sehingga masyarakat yang mengkonsumsi air hujan lebih rentan mengalami karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi air dengan karies gigi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan Cross sectional study. Dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2022 dengan responden masyarakat Desa Harapan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan yang berjumlah 92 orang dan metode sampling Random sampling. Setiap responden diperiksa karies gigi dengan menggunakan indeks DMF-T dan mengisi kuisioner oleh responden. Analisis data menggunakan Pearson correlation dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks DMF-T responden mengkonsumsi air hujan yaitu 3,26 kategori sedang dan hasil uji statistik diperoleh nilai p: 0.008 (p<0.05). Kesimpulan terdapat hubungan konsumsi air hujan dengan karies gigi masyarakat Desa Harapan Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan. 
Tingkat Pengetahuan Tentang Kualitas Mutu Air Terhadap Karies Gigi Pada Siswa SMP YPPK ST. BERNARDUS Timika-Papua Biri, Seplin Tanga; Asfirizal, Verry; Sulistiani, Dewi Arsih; Kambaya, Portuna Putra; Listiyawati, Listiyawati
Mulawarman Dental Journal Vol 4, No 1 (2024): MOLAR Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/MOLAR.v4i1.9735

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut seringkali menjadi kepentingan yang kesekian bagi sebagian orang. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa gigi dan mulut itu merupakan pintu awal masuknya bakteri ke dalam mulut. Yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bagian mulut itu sendiri dan organ tubuh lainnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan pada gigi dan mulut adalah air. Pada kualitas air yang berkeruh dan berkapur memiliki kandungan pH yang berbeda yaitu pada kualitas air yang berkeruh memiliki kandungan pH <7 yang artinya air tersebut memiliki sifat yang asam dan apabila dikonsumsi dapat meningkatkan resiko terjadinya gigi berlubang. Lalu pada kualitas air yang berkapur memiliki kandungan pH >8,5 yang artinya air tersebut memiliki sifat basa dan apabila dikonsumsi dapat menyebabkan terjadinya karang gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMP YPPK Santo Bernardus tentang kualitas mutu air terhadap kesehatan gigi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Purposive Sampling. Lokasi penelitian ini di Kota Timika Provinsi Papua. penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022. Sampel pada penelitian yaitu siswa SMP YPPK Santo Bernardus Timika-Papua yang berjumlah 90 orang dan metode sampling yang digunakan yaitu Purposive sampling. Kemudian dilakukan Pretest terlebih dahulu lalu penayangan video edukasi tentang cara menjaga kesehatan gigi dan setelah itu dilakukan Posttest oleh responden. Analisis data menggunakan Analisis Univariat dan  Analisis Bivariat. Kesimpulan tingkat pengetahuan tentang karies gigi pada siswa SMP YPPK ST. BERNARDUS Timika-Papua adalah baik..
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SMP Negeri 1 Samarinda Noviyandari, Fimelda Izro; Listiyawati, Listiyawati; Putra, Portuna
Mulawarman Dental Journal Vol 3, No 2 (2023): MOLAR September 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/MOLAR.v3i2.8056

Abstract

Latar Belakang: kelompok umur 10-14 tahun di Kalimantan Timur yang notabene berada di bangku sekolah menengah pertama memiliki proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut yang tinggi dengan presentase 62,88%. Pengetahuan dan motivasi merupakan dua faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan : tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan dan motivasi terhadap perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada siswa SMP Negeri 1 Samarinda. Metode : penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode sampling yang digunakan Stratified Random Sampling. Kriteria sampel adalah siswa SMP Negeri 1 Samarinda yang bersedia menjadi responden, memahami Bahasa Indonesia, mampu membaca dan menulis, berusia 12-16 tahun serta memiliki kondisi sehat baik jasmani maupun rohani. Sebanyak 318 responden diperoleh dalam penelitian ini diberikan kuesioner untuk diisi. Hasil : sebanyak 275 siswa (85,%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 298 siswa (93,7%) memiliki motivasi yang lemah dan sebanyak 218 siswa (68,6%) memiliki perilaku negatif dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Terdapat hubungan positif yang lemah antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku pemeliharaan Hasil analisis korelasi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi terhadap perilaku dengan koefiesien korelasi 0,204 yang berarti terdapat korelasi yang lemah. Kesimpulan : terdapat hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi terhadap perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada siswa SMP Negeri 1 Samarinda. Berdasarkan hal tersebut, dukungan orang tua maupun pemerintah sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan memperkuat motivasi siswa dalam membentuk perilaku positif terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 
Pengaruh Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Sikap Kunjungan Ke Dokter Gigi Pada Siswa SMA Negeri 1 Balikpapan Kirana, Tasya Citra; Listiyawati, Listiyawati; Martalina, Elliana
Mulawarman Dental Journal Vol 3, No 1 (2023): MOLAR Maret 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/MOLAR.v3i1.7962

Abstract

Latar Belakang : Kesehatan gigi dan mulut merupakan penunjang tercapainya kesehatan tubuh yang optimal. Penting untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi secara berkala, setidaknya minimal 6 bulan sekali. Kunjungan ke dokter gigi dilakukan untuk mengetahui keadaan dan kelainan pada rongga mulut sejak dini. Pengetahuan dan sikap kebersihan mulut yang lebih baik ditemukan pada siswa SMA yang mengunjungi dokter gigi secara teratur yang mungkin dapat dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan mulut tingkat individu dan motivasi yang diterima oleh mereka. Pengetahuan yang mereka miliki tentang kesehatan gigi dan mulut bisa didapatkan dari berbagai sumber salah satunya pendidikan di sekolah. Data Riset Kesehatan Dasar Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2018 proporsi masalah gigi dan mulut di Kota Balikpapan sebesar 61,69%, tetapi yang menjalani perawatan tenaga medis gigi sebesar 19,21%. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terhadap sikap kunjungan ke dokter gigi pada siswa SMA Negeri 1 Balikpapan. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel proportionate stratified random sampling. Responden penelitian ini berasal dari siswa SMA Negeri 1 Balikpapan dengan responden sebanyak 318 sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan IBM SPSS 23. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan gigi dan mulut 154 siswa (48,4%) dalam kategori baik dan sikap kunjungan ke dokter gigi 298 siswa (93,7%) dalam kategori baik. Kesimpulan : Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terhadap sikap kunjungan ke dokter gigi pada siswa SMA Negeri 1 Balikpapan (p = 0,000).
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ARTICULATE STORYLINE PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SEKOLAH DASAR Listiyawati, Listiyawati; Hendracipta, Nana; Nurhasanah, Ana
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 11, No 1 (2025): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v11i1.4445

Abstract

This study aims to examine the development process, feasibility, and students’ responses to interactive media based on Articulate Storyline in thematic learning for fourth-grade elementary school students. The study employed the 4D development model, which consists of four stages: define, design, develop, and disseminate. The instruments used included interview sheets, observation sheets, validation questionnaires, and student response questionnaires. The results of this media development research showed an average percentage score of 89.5% from media experts, 92.85% from content experts, and 95% from language experts—all categorized as “highly feasible.” In addition, the student response questionnaire yielded a score of 95%, categorized as “very good.” Based on these results, it can be concluded that the interactive learning media based on Articulate Storyline for thematic learning in fourth-grade elementary school has been successfully developed, is feasible for use in the learning process, and received positive responses from students after being implemented in the classroom.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawatan Saluran Akar Dengan Kepatuhan Pasien Saat Menjalani Perawatan Berulang Sari, Dela Puspita; Listiyawati, Listiyawati; Ompusunggu, Novelin Yohana
Mulawarman Dental Journal Vol 5, No 1 (2025): MOLAR Maret 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/MOLAR.v5i1.11715

Abstract

Latar Belakang: perawatan saluran akar merupakan perawatan untuk meredakan rasa nyeri serta mengembalikan fungsi dan estetika gigi. Perawatan saluran akar secara garis besar terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi biomekanis, sterilisasi dan pengisian sehingga dilakukan dalam beberapa kali kunjungan. Berdasarkan studi pendahuluan dibeberapa rumah sakit di Samarinda, ditemukan permasalahan banyaknya pasien yang tidak patuh untuk menyelesaikan perawatan saluran akar hingga tuntas. Salah satu faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan adalah kurangnya pengetahuan pasien tentang perawatan yang sedang dijalani sehingga cenderung menghentikan perawatan setelah pasien merasa pengobatannya sudah cukup dan keluhannya sudah hilang. Adanya tingkat pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan keyakinan diri pasien mengenai manfaat yang akan diperoleh jika mengikuti masa perawatan secara rutin dan teratur Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawatan saluran akar dengan kepatuhan pasien saat menjalani perawatan berulang. Metode: penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional pada 68 responden yang merupakan pasien yang sedang menjalani perawatan saluran akar di RSUD. Inche Abdoel Moeis, RS Dirgahayu dan RS Pupuk Siaga Ramania. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, kartu kontrol dan checklist kepatuhan. Data diolah dan dianalisis dengan uji Kendall Tau b. Hasil: hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden termasuk kategori tinggi sebesar 51,5% dan kepatuhan responden termasuk kategori tinggi sebesar 42,6%. Korelasi tingkat pengetahuan dengan kepatuhan menunjukkan p=0,0000 (p<0,05); r=0,879. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawatan saluran akar dengan kepatuhan pasien saat menjalani perawatan berulang.
Tingkat pengetahuan dan kepatuhan kontrol mahasiswa pengguna ortodonti cekat: penelitian descriptive observational Aqilah, Tiara; Rokhim, Saiful; Listiyawati, Listiyawati
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 35, No 3 (2023): Desember 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v35i3.49582

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Maloklusi merupakan suatu penyimpangan pertumbuhan dentofasial, maloklusi dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan mengganggu estetika wajah. Tujuan perawatan ortodonti adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan dan estetika. Peranti ortodonti terbagi menjadi dua yaitu, cekat dan lepasan. Keberhasilan perawatan ortodonti merupakan hasil dari kerjasama antara dokter gigi dan pasien. Pengetahuan pasien dan kepatuhan dalam kontrol penting untuk keberhasilan perawatan ortodonti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan kontrol mahasiswa pengguna ortodonti cekat. Metode: Penelitian ini merupakan observasional deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner dengan sampel 100 mahasiswa Universitas Mulawarman pengguna ortodonti cekat berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, analisis data menggunakan analisis univariat. Variabel yang diamati pada penelitian adalah tingkat pengetahuan mengenai ortodonti cekat dan kepatuhan kontrol. Hasil: Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai ortodonti cekat sebesar 100% baik, dan 97% patuh dalam melakukan kontrol ortodonti cekat. Simpulan: Mayoritas mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai ortodonti cekat yang baik dan patuh dalam melakukan kontrol ortodonti cekat.Kata kunci: ortodonti cekat, pengetahuan, kepatuhan, janji temu, mahasiswaStudents’ knowledge and control compliance level using fixed orthodontics: descriptive observational studyABSTRACTIntroduction: Malocclusion is an aberration of dentofacial growth, malocclusion can affect the masticatory function and facial beauty. The goal of orthodontic treatment is to improve masticatory function and aesthetics. Orthodontic appliances are divided into two, namely, fixed and removable. The success of orthodontic treatment results from a collaboration between the dentist and the patient. Patient knowledge and adherence to controls are essential for successful orthodontic treatment. This study aims to describe students' knowledge and control compliance level using fixed orthodontics. Methods: This research is a descriptive observational quantitative study. Data were collected from a questionnaire. The samples were 100 Mulawarman University students who used fixed orthodontics based on predetermined inclusion and exclusion criteria. The univariate analysis were used as data analysis. The variables observed in the study were the level of knowledge regarding fixed orthodontics and control compliance. Result: The results showed that the level of students' knowledge about fixed orthodontics was 100% good, and 97% were obedient in controlling fixed orthodontics. Conclusion: The majority of students have good knowledge of fixed orthodontics and are obedient in performing fixed orthodontic control. Keywords: fixed appliances, knowledge, compliance, appointment, student
Distribusi Kasus Celah Bibir dan Langit-Langit Berdasarkan Jenis Kelamin dan Lokasi Celah di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020-2022: Distribution of Cleft Lip and Palate Based on Gender and Cleft Location in East Kalimantan Province in 2020-2022 Shadrina, Nida Midati; Samad, Syahril; Listiyawati, Listiyawati; Pramasari, Cristiani Nadya; Danial, Danial
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v6i1.1777

Abstract

Cleft lip and cleft palate are the most common congenital malformations of the head and neck and may be associated with other congenital anomalies. The etiology of cleft lip and/or palate has been studied extensively that this anomaly is multifactorial. Risk factors for clefts include gender, genetic factors, and family history. The clinical presentation of cleft palate varies and can be classified as isolated cleft palate or cleft lip with or without a cleft palate. The disorder may involve the lips, hard palate and/or soft palate, either completely or incompletely, and unilaterally or bilaterally. The purpose of this study is to describe the distribution of cases of cleft lip and/or cleft palate based on gender and cleft location in East Kalimantan Province in 2020-2022. This type of research is a descriptive study with total sampling technique. Data were obtained from patient registration forms based on predetermined inclusion criteria. The results showed that of the 77 samples, cases of clefts were more common in males, namely 52 people (67.53%) and females, namely 25 people (32.47%). The most frequent cleft location on the left unilateral were 36 people (46.75%) compared to the right unilateral of 19 people (24.68%), or bilateral as many as 22 people (28.57%). Based on the results of this study, the distribution of cases of cleft lip and/or cleft palate mostly occurs in males, with the location of the cleft more common in the left unilateral. Keywords:          Cleft Lip and Palate, Gender, Cleft Location   Abstrak Celah bibir serta langit-langit ialah malformasi kongenital kepala dan leher yang paling umum dan mungkin berhubungan dengan anomali kongenital lainnya. Etiologi celah bibir dan/atau langit-langit telah dipelajari secara ekstensif bahwa anomali ini bersifat multifaktorial. Faktor risiko terjadinya celah yaitu seperti, jenis kelamin, faktor genetik, dan riwayat keluarga. Presentasi klinis celah mulut bervariasi dan dapat diklasifikasikan sebagai celah langit-langit terisolasi atau celah bibir dengan ataupun tanpa celah langit-langit. Kelainan tersebut dapat melibatkan bibir, langit-langit keras dan/atau langit-langit lunak, baik secara lengkap atau tidak lengkap, serta unilateral atau bilateral. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan distribusi kasus celah bibir dan/atau celah langit-langit menurut jenis kelamin serta lokasi celah di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2020-2022. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan teknik total sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 77 sampel, kasus celah lebih kerap dialami laki-laki yakni 52 orang (67,53%) dan perempuan yakni 25 orang (32,47%). Lokasi celah paling sering terjadi pada unilateral kiri berjumlah 36 orang (46,75%) dibandingkan dengan unilateral kanan sebanyak 19 orang (24,68%), ataupun bilateral sebanyak 22 orang (28,57%). Berdasarkan hasil penelitian ini, distribusi kasus celah bibir dan/atau celah langit-langit sebagian besar terjadi pada laki-laki, dengan lokasi celah lebih sering terjadi pada unilateral kiri. Kata Kunci:         Celah Bibir dan Langit-Langit, Jenis Kelamin, Lokasi Celah