Dinasari, Irawati
Unknown Affiliation

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAMUR TIRAM PADA NUGGET AYAM PETELUR AFKIR TERHADAP KADAR AIR DAN KADAR PROTEIN Jamaluddin, Ahmad Fariz; Kentjonowaty, Inggit; dinasari, irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 1 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung jamur tiram terhadap kadar air dan kadar protein pada nugget ayam petelur afkir. Penelitian ini dilaksanakan selama 15 hari, mulai tanggal 30 September hingga 15 Oktober 2024, di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Malang dan Laboratorium Nutrisi Peternakan Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daging ayam petelur afkir strain Isa Brown berusia sekitar 80 minggu ke atas, dengan bagian dada sebanyak 500 gram, tepung jamur tiram, tepung tapioka, es batu, bawang putih, garam/kaldu jamur, merica, air, dan putih telur. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (tanpa penambahan tepung jamur tiram), P1 (penambahan tepung jamur tiram 10%), P2 (penambahan tepung jamur tiram 20%), dan P3 (penambahan tepung jamur tiram 30%). Data dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat perbedaan yang signifikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung jamur tiram berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein dan kadar air nugget ayam petelur afkir. Semakin tinggi penambahan tepung jamur tiram, semakin menurun kadar protein dan semakin meningkat kadar air dalam nugget. Rataan kadar protein yang diperoleh adalah P0 = 27,56ᶜ%, P1 = 22,66ᵇ%, P2 = 19,89ᵅ%, dan P3 = 15,25ᵅ%. Sedangkan rataan kadar air adalah P0 = 36,68ᵅ%, P1 = 41,81ᵅᵇ%, P2 = 44,07ᵇᶜ%, dan P3 = 49,55ᶜ%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan tepung jamur tiram hingga 30% menyebabkan penurunan kadar protein dan peningkatan kadar air, yang berpengaruh pada tekstur nugget ayam petelur afkir. Oleh karena itu, disarankan penggunaan tepung jamur tiram maksimal 10% agar tidak menurunkan kadar protein secara signifikan serta menambahkan bahan kaya protein dan bahan pengikat air untuk menjaga keseimbangan komposisi nugget.Kata Kunci : nugget ayam petelur afkir, tepung jamur tiram, kadar air, kadar protein
PENGARUH PERENDAMAN DAGING ITIK AFKIR DENGAN SARI DAUN KENIKIR TERHADAP KADAR AIR DAN WATER HOLDING CAPACITY (WHC) Nurazka, Nauval; Puspitarini, Oktavia Rahayu; dinasari, irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 1 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perendaman daging itik afkir menggunakan sari daun kenikir terhadap kadar air dan Water Holding Capacity (WHC). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pangan Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang pada tanggal 29 Juli hingga 29 Agustus 2024. Materi yang digunakan meliputi daging itik afkir bagian dada seberat 100 gram serta sari daun kenikir. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas empat perlakuan yakni P0, P1, P2, P3 dan lima ulangan. Proses perendaman dilakukan selama 45 menit pada masing-masing konsentrasi perlakuan. Variabel yang dianalisis adalah kadar air dan WHC yang menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman daging itik afkir dalam sari daun kenikir tidak pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar air maupun WHC. Rata-rata kadar air (%) berturut-turut untuk perlakuan P0, P1, P2, dan P3 adalah 76,21; 77,33; 78,43; dan 77,54. Sedangkan nilai WHC (%) masing-masing adalah 50,69; 53,28; 54,37; dan 52,16. Disimpulkan bahwa perendaman dalam sari daun kenikir dengan konsentrasi hingga 20% selama 45 menit belum mampu memberikan perubahan signifikan terhadap kadar air dan WHC daging itik afkir. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi konsentrasi dan waktu perendaman yang lebih optimal serta variabel lain seperti keempukan dan susut masak.Kata kunci: daun kenikir, daging itik afkir, kadar air, WHC, perendaman.
NILAI pH DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK DAGING SAPI BRAHMAN BERDASARKAN UMUR POTONG DI RPH GADANG KODYA MALANG Thaufiqur Rochman, Achmad; Puspitarini, Oktavia Rahayu; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 1 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sapi Brahman adalah jenis ternak yang unggul dalam produksi daging, dengan usia potong yang ideal untuk menghasilkan daging secara efisien. Tujuan penelitian ini ialah mengevaluasi serta menganalisis tingkat keasaman (pH) dan mutu organoleptik daging sapi Brahman dengan mempertimbangkan perbedaan umur potong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Gadang, Kota Malang. Sampel yang digunakan ialah 1,8 kg bagian has dalam daging sapi Brahman, dengan alat pengukur meliputi pH meter, cawan petri, gelas ukur, timbangan analitik, beaker glass, talenan, pisau, cobek dan ulekan, pinset, serta alat tulis sebagai perlengkapan penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) berdasarkan bobot badan, terdiri dari tiga perlakuan dan enam kelompok, yaitu P1 (umur potong 5 tahun), P2 (umur potong 6 tahun), dan P3 (umur potong 7 tahun). Setiap perlakuan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak enam ulangan. Parameter yang diamati mencakup nilai pH serta atribut organoleptik. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode Analisis Ragam (ANOVA), dan apabila ditemukan pengaruh yang signifikan, analisis dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Berdasarkan hasil ANOVA, diketahui bahwa umur potong sapi Brahman berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap nilai pH. Selain itu, hasil analisis juga memperlihatkan bahwa umur potong memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap warna dan tekstur daging. Sebaliknya, pada parameter aroma, tidak ditemukan pengaruh signifikan (P>0,05) dari umur potong terhadap karakteristik bau daging. Hasil yang diperoleh nilai rata-rata nilai pH daging sapi Brahman adalah P1:6,62b, P2:6,47ab,P3:6,24a, dan rata-rata kualitas organoleptik pada warna yaitu P1:1,17a (merah terang), P2:1,83ab (merah kegelapan), P3:2,33b (merah gelap). Nilai rata-rata pada aroma P1:1,17a (bau khas daging), P2:1,83ab (bau khas daging), P3:2,33b (bau khas daging). Nilai rata-rata pada tekstur P1:1,00a (halus), P2:1,67a (sedang), P3:2,50b (kasar). Temuan penelitian memperlihatkan bahwasanya umur potong daging sapi Brahman mempunyai dampak terhadap kualitas daging sapi Brahman di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Gadang, Kota Malang.Kata Kunci : Daging Sapi Brahman, Umur Potong Daging, Studi Kasus, Kualitas Daging
ANALISA PROFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN PETERNAKAN DOMBA POTONG DI UD. BERKAH WANGINE WHEDUS,KEDIRI Setiawan, Bagus Wahyu; Susilowati, Sri; dinasari, irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profitabilitas usaha penggemukan domba potong pada di UD. “Berkah Wangine Whedus. Penelitian ini di Desa Bringin, Kecamatan Badas , Kabupaten Kediri, selama 1 mei – 30 mei hari. Materi yang digunakan untuk penelitian ini adalah usaha peternakan domba potong di UD Berkah Wangine Wedhus yang berada desa bringin kecamatan badas  kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Yang berjumalah 2499 ekor pada bulan Feb-Mei 2025 yang menunjang untuk analisa profitabilitas usaha. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dianalisis menggunakan Gross Profit Margin (GPM), Revenue Cost Ratio (R/C), dan Break Even Point (BEP). Hasil menunjukkan bahwa nilai GPM sebesar 30,53%, R/C ratio sebesar 1,44, BEP produksi 1.736,63 ekor, dan BEP harga Rp1.416.517,99/ekor. Produksi aktual dan harga jual di atas titik impas, sehingga usaha ini dinyatakan menguntungkan dan layak dikembangkan. Kata Kunci : Penggemukan Domba, Profitabilitas, R/C, GPM, BEP.
PERBEDAAN JENIS TELUR TERHADAP KADAR AIR DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK TELUR ASIN R, Rasidin; Puspitarini, Oktavia Rahayu; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan jenis telur terhadap kadar air dan kualitas organoleptik pada telur asin. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Universitas Islam Malang pada periode 9 Januari hingga 10 Februari 2025. Bahan yang digunakan yaitu bubuk bata merah dan garam krasak dengan perbandingan 4:1. Metode yang diterapkan yaitu metode eksperimen dengan dua jenis perlakuan, P1 (telur ayam ras) dan P2 (telur itik), masing-masing dilakukan sebanyak 15 kali ulangan. Variabel yang diamati yaitu kadar air dan kualitas organoleptik, data dianalisis menggunakan uji T tidak berpasangan (Independent Samples T-Test). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) pada kadar air, dengan nilai rata-rata sebesar 28,13% untuk P1 dan 38,47% untuk P2. Selain itu, ditemukan pula perbedaan nyata (P<0,05) pada warna kuning telur dan tingkat kesukaan, warna kuning telur memiliki nilai rata-rata 3,47 untuk P1 dan 4,47 untuk P2, sedangkan tingkat kesukaan 3,33 (P1) dan 4,53 (P2). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) pada rasa, aroma, tekstur, dan warna putih telur antara kedua perlakuan. Nilai rata-rata untuk rasa adalah 3,6 (P1) dan 3,67 (P2); aroma 3 (P1) dan 3,13 (P2), tekstur 2,73 (P1) dan 3,4 (P2), serta warna putih telur 3,53 (P1) dan 4,43 (P2). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jenis telur terhadap kadar air dan kualitas organoleptik pada warna kuning telur dan kesukaan telur asin. Pada rasa, aroma tekstur dan warna putih telur tidak terdapat perbedaan. Telur itik menghasilkan telur asin dengan kadar air yang tinggi dan kuning telur berwarna kuning hingga sangat kuning dan tingkat kesukaan sangat suka.Kata Kunci : Telur Itik, Telur Ayam Ras, Kadar Air, Kualitas Organoleptik.
PENGARUH PERENDAMAN DAGING AYAM PETELUR AFKIR DALAM BERBAGAI KONSENTRASI SARI DAUN NANGKA TERHADAP KADAR AIR DAN WHC (WATER HOLDING CAPACITY) Sihabudin, Agus; Puspitarini, Oktavia Rahayu; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perendaman daging ayam petelur afkir menggunakan sari daun nangka pada berbagai tingkat konsentrasi terhadap kadar air dan kemampuan daya ikat air (Water Holding Capacity/WHC). Eksperimen dilakukan di Laboratorium Universitas Islam Malang antara tanggal 25 Mei hingga 15 Juni 2025. Sampel penelitian terdiri atas daging dada ayam petelur afkir strain Lohman Brown serta daun nangka yang telah tua. Metode yang diterapkan adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Perlakuan yang diuji meliputi: P0 (kontrol/tanpa perlakuan), P1 (konsentrasi 25%), P2 (35%), dan P3 (45%) dengan lama perendaman 45 menit. Parameter yang diamati meliputi kadar air dan WHC, yang dianalisis melalui uji ANOVA, serta dilanjutkan dengan uji BNT apabila ditemukan pengaruh yang signifikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa perendaman dengan sari daun nangka tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar air (P>0,05), namun memberikan efek sangat signifikan terhadap peningkatan WHC (P<0,01). Kadar air berkisar antara 75,82% hingga 77,65%, sedangkan WHC meningkat nyata dari 17,83% (P0) menjadi 47,36% (P3). Simpulan dari studi ini adalah perendaman menggunakan sari daun nangka 45% terbukti meningkatkan WHC tanpa mengubah kadar air. Penelitian lanjutan disarankan untuk menguji parameter lain seperti jumlah bakteri total, kadar protein, dan variasi durasi perendamanKata kunci: Ayam petelur afkir, Sari daun nangka, Kadar air, Daya ikat air, Mutu daging.
PENGARUH PERENDAMAN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI SARI DAUN JAMBU BIJI TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS Sultoni, Muhammad; Puspitarini, Oktavia Rahayu; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses penyimpanan telur ayam ras menjadi aspek signifikan yang berdampak pada mutu interior ayam. Tujuannya yaitu menilai efek perendaman dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap mutu interior telur ayam ras. Materi yang dipergunakan pada studi ini meliputi 24 telur ayam ras Lohman Brown berumur 1 hari, daun jambu biji merah tua, dan air. Variabel yang dianalisis mencakup Indeks Putih Telur, Indeks Kuning Telur, serta nilai Haugh Unit. Telur akan melalui perendaman dengan sari daun jambu biji selama 5 jam, selanjutnya disimpan di suhu ruang hingga 28 hari. Metode dari penelitian ini adalah eksperimen. Data yang didapat akan melalui analisis dengan mempergunakan uji ANOVA, jika diperoleh perbedaan secara signifikan maka diteruskan oleh pelaksanaan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Sesuai hasil yang didapat, perendaman telur ayam ras tidak memberi pengaruh signifikan (P > 0,05) terhadap Indeks Putih Telur (IPT). Rata-rata nilai IPT pada setiap perlakuan yaitu: P0 sebesar 0,013; P1 sebesar 0,019; P2 sebesar 0,020; serta P3 sebesar 0,024. Perendaman pada telur ayam ras tidak menunjukkan pengaruh signifikan (P > 0,05) terhadap Indeks Kuning Telur (IKT). Rata-rata nilai IKT pada perlakuan P0, P1, P2, serta P3 secara berurutan yaitu 0,190; 0,239; 0,207; serta 0,241. Hasil penelitian mengindikasikan perendaman telur ayam ras tidak menunjukkan pengaruh signifikan (P > 0,05) pada Haugh Unit. Rata-rata Haugh Unit yang diperoleh yaitu P0 : 34,03. P1 : 44,37. P2 : 45,85. P3 : 53,47. Kesimpulannya perendaman telur ayam ras dengan sari daun jambu biji tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas interior telur, yang meliputi IPT, IKT, serta Haugh Unit. Telur yang melalui perendaman dalam larutan konsentrasi 30% memperlihatkan kualitas interior lebih baik.Kata Kunci : Telur ayam ras Lohman Brown, sari daun jambu biji merah
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING POLA KEMITRAAN PADA JUMLAH POPULASI YANG BERBEDA DI KECAMATAN BOJONG KABUPATEN TEGAL Al Kibar, Alam Fayid; Susilowati, Sri; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat profitabilitas usaha peternakan ayam pedaging dengan pola kemitraan berdasarkan jumlah populasi yang berbeda di Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 April – 8 Mei 2025 dengan melibatkan 8 peternak mitra yang dibagi ke dalam tiga kategori populasi: 4.000 ekor, 5.000–6.000 ekor, dan 10.000 ekor. Metode yang digunakan adalah survei dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, serta pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan. Variabel yang diamati meliputi biaya produksi, penerimaan, pendapatan, break even point (BEP), dan rasio profitabilitas (R/C Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua skala usaha memberikan nilai profitabilitas di atas 1, yang berarti menguntungkan. Jumlah populasi 4.000 ekor memiliki nilai profitabilitas tertinggi sebesar 1,07, sementara jumlah populasi 5.000–6.000 ekor dan 10.000 ekor memiliki nilai 1,06. Meskipun terdapat perbedaan jumlah populasi, tingkat profitabilitas relatif serupa, mengindikasikan bahwa efisiensi manajerial dan operasional memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan usaha.Kata kunci: ayam pedaging, pola kemitraan, profitabilitas, populasi ternak
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PEMBELIAN TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG Khoiriyah, Hikmatul; Masyithoh, Dewi; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telur ayam ras merupakan salah satu sumber protein hewani yang terjangkau dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Namun, pola konsumsi telur dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial-ekonomi yang berbeda di setiap wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beberapa faktor terhadap jumlah pembelian telur ayam ras di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Studi dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2024 sampai 12 Januari 2025 dengan melibatkan 100 responden konsumen yang dipilih melalui metode accidental sampling di tiga pasar tradisional. Variabel yang dianalisis meliputi pendapatan rumah tangga, harga telur ayam ras, share pengeluaran, jumlah anggota keluarga, harga daging ayam, dan tingkat pendidikan. Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden menganggap pendapatan dan harga sebagai faktor penting dalam menentukan kualitas, jenis, dan jumlah telur yang dibeli. Faktor promosi seperti potongan harga dan informasi kandungan gizi juga memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian. Analisis regresi linear berganda mengidentifikasi bahwa dari enam variabel yang diuji, hanya tingkat pendidikan (X6) yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah konsumsi telur ayam ras, dengan nilai p sebesar 0,0348 dan koefisien positif 0,1419. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka lebih terkontrol pula konsumsi telur dalam rumah tangganya. Meskipun variabel lain seperti pendapatan dan harga telur berperan dalam persepsi konsumen, tidak semua terbukti signifikan secara statistik. Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 23,6% mengindikasikan bahwa model regresi hanya menjelaskan sebagian kecil variasi konsumsi telur ayam ras, sementara sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. Temuan ini menegaskan bahwa pendidikan merupakan faktor kunci dalam membentuk perilaku konsumsi pangan, khususnya terhadap produk protein hewani seperti telur ayam ras.Kata Kunci : Telur Ayam Ras, Perilaku Konsumen, Pasar Tradisional, Faktor Sosial Ekonomi
PENGARUH PERENDAMAN DAGING KAMBING KACANG DENGAN PEMBERIAN INFUSA DAUN SALAMM (SYZYGIUM POLYANTUM), TERHADAP KADAR AIR DAN KEEMPUKAN Ibrahim, Ismet; Puspitarini, Oktavia Rahayu; Dinasari, Irawati
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 8, No 2 (2025): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak perendaman daging kambing Kacang menggunakan infusa daun salam terhadap kandungan air dan tingkat keempukan daging. Sampel yang digunakan berupa daging kambing Kacang berusia dua tahun dengan bobot 700 gram, diambil dari bagian has dalam. Bahan tambahan berupa daun salam seberat 900 gram digunakan untuk pembuatan infusa. Peralatan yang digunakan meliputi timbangan analitik, oven, desikator, gelas ukur, botol timbang, pisau, talenan, plastik, alat tulis, stopwatch, serta Warner-Bratzler Shear Force untuk mengukur keempukan. Penelitian ini dirancang menggunakan metode eksperimental dengan pendekatan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari empat perlakuan dengan lima kali ulangan. Rincian perlakuan meliputi: P0 (kontrol, tanpa infusa daun salam), P1 (perendaman dengan infusa daun salam 5%), P2 (10%), dan P3 (15%). Seluruh perlakuan dilakukan dengan durasi perendaman selama 45 menit. Parameter yang diamati mencakup kadar air dan keempukan daging. Analisis data dilakukan dengan uji One-Way ANOVA, dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian infusa daun salam dalam proses perendaman daging kambing memberikan pengaruh yang sangat signifikan (P<0,01) terhadap kedua variabel yang diamati. Rata-rata kandungan air masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut: P0 = 32,68%, P1 = 38,21%, P2 = 42,27%, dan P3 = 49,95%. Sementara itu, hasil pengukuran tingkat keempukan menunjukkan nilai: P0 = 27,61 N, P1 = 33,87 N, P2 = 38,52 N, dan P3 = 43,51 N. Dapat disimpulkan bahwa infusa daun salam berkontribusi nyata dalam meningkatkan kadar air dan keempukan daging kambing Kacang. Perlakuan terbaik diperoleh pada konsentrasi 15% dengan waktu perendaman 45 menit, yang menghasilkan daging dengan kelembapan lebih tinggi serta tekstur yang lebih empuk.. Kata Kunci : Perendaman, Pemberian Infusa Daun Salamm, Kadar Air dan Keempukan