Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Variasi Waktu Fiksasi Netral Buffer Formalin 10% Terhadap Hasil Pewarnaan Hematoxylin Eosin Pada Jaringan Prostat Virgiawan, Alfin Resya; Tandjungbulu, Yaumil Fachni; Widarti; Rahman; Armah, Zulfian; Asmaniar
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 15 No 2 (2024): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Potekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmak.v15i2.970

Abstract

Spesimen operasi berupa jaringan prostat dilakukan pemeriksaan histopatologis. Pemeriksaan  histopatologis merupakan pemeriksaan yang akan menentukan derajat dan penyebaran tumor. Histoteknik merupakan salah satu metode pembuatan sajian histologi. Fiksasi adalah salah satu tahapan penting dalam proses histoteknik yang bertujuan untuk mempertahankan morfologi atau struktur jaringan seperti kondisi awal atau fisiologis. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh waktu fiksasi menggunakan Netral Buffer Formalin 10% terhadap hasil pewarnaan HE pada jaringan prostat, dengan variasi waktu fiksasi selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh waktu fiksasi terhadap gambaran mikroskopis jaringan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pendekatan longitudinal. Mengunakan 10 sampel yang diperoleh dengan tehnik esidental sampel, yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada 20 April-4 Mei 2024. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pewarnaan HE meningkat seiring dengan peningkatan waktu fiksasi. Fiksasi selama 5 jam memberikan hasil terbaik dengan mayoritas sampel (8 dari 10) menunjukkan inti dan sitoplasma yang jelas. Fiksasi selama 3 jam menunjukkan hasil yang seimbang antara inti dan sitoplasma yang jelas dan tidak jelas Fiksasi selama 1 jam memberikan hasil terburuk dengan mayoritas sampel (9 dari 10) menunjukkan inti dan sitoplasma yang tidak jelas. Analisis statistik menggunakan uji Friedman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,074. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kelompok-kelompok yang diuji. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa lama waktu fiksasi         mempengaruhi  hasil  mikroskopis jaringan  prostat. Waktu  fiksasi yang terlalu cepat, kurang dari  24 jam,    menyebabkan penurunan kualitas gambaran mikroskopis. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan waktu fiksasi yang optimal agar mendapatkan gambaran mikroskopis yang akurat dan dapat diinterpretasikan dengan baik
Hasil Pemeriksaan Elektrolit Terhadap Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berbagai Tingkatan Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Tandjungbulu , Yaumil Fachni; Virgiawan, Alfin Resya; Rahman, Rahman; Armah, Zulfian; Trasmaditya, Ika Mustika
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 15 No 2 (2024): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Potekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmak.v15i2.972

Abstract

Ibu hamil pada trimester pertama dapat mengalami  hiperemesis gravidarum yaitu kejadian mual muntah berlebihan yang dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin, kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan elektrolit. Untuk mengetahui kadar elektrolit dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengukur natrium, kalium, dan klorida yang dapat digunakan sebagai penegakan diagnosa ketidakseimbangan elektrolit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan elektrolit terhadap kejadian hiperemesis gravidarum dengan berbagai tingkatan pada ibu hamil trimester pertama. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain observasional analitikal berdasarkan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 24 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium RSUD Siwa pada 01 April-31 Mei 2024. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil pemeriksaan natrium terhadap kejadian hiperemesis gravidarum tingkat 1, 2, dan 3 terbanyak menurun masing-masing sebesar 60%, 85,7%, dan 66,7%, untuk hasil pemeriksaan kalium terhadap kejadian hiperemesis gravidarum tingkat 1 dan 2 terbanyak normal masing-masing sebesar 80% dan 71,4%, sedangkan tingkat 3 terbanyak menurun sebesar   58,3%, dan   hasil  pemeriksaan   klorida  terhadap  kejadian   hiperemesis  gravidarum  tingkat  1   terbanyak menurun sebesar 60%, tingkat 2 dan 3 terbanyak normal masing-masing sebesar 57,1% dan 75%. Hasil penelitian diolah menggunakan uji statistik spearmen untuk melihat hubungan dari setiap variabel didapatkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan elektrolit natrium (p=0,920), kalium (p=0,105), dan klorida (p=0,178) (p>0,05) terhadap kejadian hiperemesis gravidarum dengan berbagai tingkatan pada ibu hamil trimester pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan kadar elektrolit tidak mempengaruhi atau berkontribusi secara signifikan terhadap kejadian hiperemesis gravidarum baik dalam bentuk ringan, sedang, maupun berat pada ibu hamil trimester pertama dalam penelitian ini. Disarankan perlu dilakukan pengkategorian trimester pada kehamilan untuk menentukan apakah tingkatan trimester ibu hamil dapat mempengaruhi kadar elektrolit terhadap kejadian hiperemesis gravidarum.
Identifikasi Jamur Penyebab Onychomycosis Pada Kerokan Kuku Pekerja Bangunan Di Desa Bontokassi Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Hasan, Zulfikar Ali; Adawiyah, Radiatul; Naim, Nurlia; Armah, Zulfian
Lontara Journal of Health Science and Technology Vol. 3 No. 1 (2022): Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/lontarariset.v3i1.272

Abstract

Onychomycosis is a disease caused by dermatophyte and non-dermatophyte fungi that can attack human nails. Work environment, personal hygiene of workers, age and length of work can increase the risk of Onychomycosis. This study aims to identify the fungi that cause Onychomycosis on the nails of construction workers. This research is descriptive observational and using purposive sampling technique. This study used 2 methods of examination, namely directly and indirectly using 20% KOH and planting on Sabouraud Dextrose Agar culture media. The results of the identification of 15 samples using 20% KOH, found 1 (6.67%) positive sample with the discovery of hyphae and spores while 14 (93.3%) other samples were negative. The results of the identification on Sabouraud Dextrose Agar media that had been incubated at 37 oC for 3-5 days, it was found that 15 (100%) samples were positive for fungal infection. The Non-Dermatophyte, namely the discovery of 6 samples (40%) of Aspergillus Sp fungi and 5 samples of Penicillium Sp fungi (33.33%) and the discovery of Dermatophyte fungi, namely Trichopyton sp fungi as many as 3 samples (20%) and Epidermophyton sp as much as 1 sample (6.67%).
Analisis Bilirubin dan Hemoglobin Pada Bayi Baru Lahir Pratama, Ridho; Khofifah, Nuriah; Armah, Zulfian; Rafika, Rafika
Lontara Journal of Health Science and Technology Vol. 3 No. 2 (2022): Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/lontarariset.v3i2.308

Abstract

One of the causes of infant death outside the womb is hyperbilirubinemia. This hyperbilirubinemia is a clinical phenomenon often found in newborns in the first week of life. In laboratory examination, the determination of hemoglobin level is an indicator that is widely used to determine the prevalence of anemia. This study uses an observation method with a descriptive approach. The data collection of this research was carried out at RSIA Pertiwi Makassar City in May 2021. The sample in this study was secondary data for all newborns. The results of this study were obtained from 40 newborns (85%) who had hyperbilirubinemia. As many as 6 newborns (15%) did not have hyperbilirubinemia while from 25 newborns, 9 newborns (36%) had anemia, and as many as 16 newborns. Born (64%) did not have anemia. Keywords: Bilirubin, Hemoglobin, And Newborn
Potensi Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus) Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Jamur Aspergillus sp Armah, Zulfian; Anggreani, Rezi; Herdiana, Herdiana; Nasir, Muhammad; Rahman, Rahman
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20 No 1 (2025): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v20i1.1454

Abstract

Jackfruit seeds are one of the organic wastes that have not been optimally utilized, even though they have high nutritional content, especially carbohydrates. This composition makes jackfruit seeds a potential alternative medium for supporting fungal growth. The alternative medium made from jackfruit seeds is produced by processing the seed extract into a natural growing medium. The objective of this study was to evaluate the growth of Aspergillus sp fungi on an alternative medium made from jackfruit seed extract. The study was conducted using observational and experimental methods in a laboratory, comparing the growth of Aspergillus sp colonies at three media concentrations: 20%, 40%, and 60%. The research was carried out at the Microbiology Laboratory, Department of Medical Laboratory Technology, Poltekkes Kemenkes Makassar in April 2024. Jackfruit seed extract was used as the main medium for fungal growth. The results showed that the average colony diameter of Aspergillus flavus over five consecutive days on jackfruit seed extract medium at a concentration of 20% was 33.7 mm, 40% was 33.9 mm, and 60% was 41.7 mm. A concentration of 60% was found to be the most effective medium for fungal growth. Further research is recommended to explore other concentrations, use jackfruit seed decoction, and eliminate the addition of dextrose in the medium composition. Keywords: Aspergillus sp, jackfruit seeds, alternative medium
Optimalisasi Ubi Jalar Putih (Ipomoea Batatas L.) Sebagai Media Alternatif Pengganti PDA untuk Pertumbuhan Aspergillus flavus Pratama, Ridho; Khatimah, Husnul; Adam, Alfira; Rafika, Rafika; Armah, Zulfian; Artati, Artati; Hasan, Zulfikar Ali
Jurnal Media Analis Kesehatan Vol 16 No 1 (2025): JURNAL MEDIA ANALIS KESEHATAN
Publisher : Potekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmak.v16i1.1434

Abstract

Jamur Aspergillus flavus merupakan salah satu jenis kapang yang memiliki peran penting dalam berbagai bidang, termasuk industri pangan dan kesehatan. Media pertumbuhan jamur secara umum menggunakan Potato Dextrose Agar (PDA), namun biaya dan ketersediaan media ini dapat menjadi kendala dalam penelitian skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas ubi jalar putih sebagai media alternatif untuk pertumbuhan Aspergillus flavus dibandingkan dengan media PDA komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Aspergillus flavus dapat tumbuh secara optimal pada media alternatif berbasis ubi jalar putih dengan karakteristik pertumbuhan yang serupa dengan media PDA. Faktor-faktor seperti kandungan karbohidrat, pH, suhu, dan kelembaban berperan penting dalam mendukung pertumbuhan jamur. Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara media PDA dan media alternatif dalam mendukung pertumbuhan Aspergillus flavus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ubi jalar putih memiliki potensi sebagai media alternatif yang efektif untuk pertumbuhan Aspergillus flavus, terutama dalam kondisi penelitian yang memerlukan bahan yang lebih ekonomis dan mudah diperoleh.