Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) DALAM MENANGANI KECEMASAN SOSIAL KORBAN BULLYING Dela, Vitria Larseman; Matondang, Anas Munandar; Pardede, Nurhasanah; Pasaribu, Safran Efendi; Darwis, Muhammad
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 1 (2025): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JANUARI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i1.96-102

Abstract

Rational emotive behavior theraphy yaitu mencari solusi untuk fokus pada aspek berpikir, penilaian, keputusan arah dari pada berurusan dengan perasaan. Tujuan utama konseling individual menggunakan rebt adalah untuk menolong klien memahami hidup mereka dapat produktif dan logis. Teknik rational emotive behavior theraphy dalam menangani korban bullying kecemasan sosial yaitu untuk menangani pemikiran korban yang tidak logis dan dirubah menjadi logis dan rasional. Salah satu akibat dari perilaku bullying yaitu kecemasan sosial, maka dari itu korban bullying harus segera ditangani. Terapi berlangsung selama lima kali pertemuan denga waktu 45 menit setiap pertemuan. Subjek penelitian  merupakan mahasiswi semester dua. Metode dalam studi ini yaitu kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui  observasi,  wawancara,  dan  dokumentasi  hasil  konseling.  Hasil penelitian ini yaitu penggunaan rational emotive behavior therapy dengan tiga teknik dapat menangani kecemasan korban bullying pada mahasiswi. Hal ini terbukti dari perubahan setelah dilaksanakannya layanan konseling mahasiswi dapat berpikir secara logis dan ingin kembali kuliah
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENGATASI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA BIMBINGAN KONSELING SEMESTER II RUANG 02 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN Amri, Khairul; Dela, Vitria Larseman; Hafisoh, Muainah
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 2 (2025): RISTEDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - FEBRUARI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i2.239-248

Abstract

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah adanya kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Bimbingan Konseling semester II ruang 02. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah konseling kelompok dengan teknik role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara. Jenis penelitian ini mengunakan metode eksperimen dengan jenis pre eksperimen design dengan tipe one group pretest – postes design. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa sesester II ruang kosong 02 dengan jumlah 24 orang dengan sampel penelitisn sebanyak 10 orang mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket skala likert dan teknik analisis data menggunakan uji faired sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa BK semester II ruang 02 setelah diberikan treatment konseling kelompok dengan teknik role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum dengan nilai pretest dengan nilai rata-rata 176,1 berada pada kategori tinggi dan nilai rata-rata postest 118,1 pada kategori rendah dengan selisih 58. (2) Konseling kelompok dengan teknik role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. H0 jika probabilitas yang dihiting ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 [Sig. (2-tailed)≤α0.05] ditolak. H0 jika probabilitas yang dihiting > probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 [Sig. (2-tailed)>α0.05] diterima.
Augmented Reality Building Blocks: Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Permainan Konstruktif Digital-Fisik Rambe, Malim Soleh; Asmaryadi, Asmaryadi; Sukatno, Sukatno; Pardede, Nurhasanah; Dela, Vitria Larseman; Harahap, Erlina; Amri, Khairul; Arrasyd, Harun
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i2.2755

Abstract

This study develops and tests the effectiveness of augmented reality building blocks (AR-Block) in increasing the creativity of 5-6 year old children at Darul Hasan IT Kindergarten, Padangsidimpuan City. Using a mixed-methods approach and a pretest-posttest control group design, the sample was purposively selected (N=40) and divided into an experimental (AR-Block) and a control (conventional block) group. The instruments included: (1) the Digital Creativity Assessment Tool (DCAT) to measure fluency, flexibility, and originality of ideas, (2) eye-tracking for engagement analysis, and (3) IoT sensors on the blocks to record interaction patterns. Results showed a significant increase in the experimental group (t=6.32, p<0.001, d=1.5), with the largest effect on originality (a 42% increase). Qualitative analysis revealed three mechanisms of technological influence: (1) AR visual scaffolding stimulates idea exploration, (2) real-time system feedback enhances intrinsic motivation, and (3) digital collaboration develops social-creative skills. Practical implications include: (1) a hybrid physical-digital model for early childhood education (ECE), (2) teacher training in AR integration, and (3) a digital creativity framework based on play-based learning. This research enriches the literature on children's educational technology with empirical evidence that multimodal interaction design can optimize creativity development.
Implementasi Bimbingan Belajar pada Siswa Kesulitan Belajar Matematika pada Siswa Level Dasar Siregar, Yulia Anita; Dela, Vitria Larseman; Darwis, Muhammad; Harahap, Eli Marlina; Lubis, Ainun Mardiyah
Kognitif: Jurnal Riset HOTS Pendidikan Matematika Vol. 4 No. 2 (2024): April - June 2024
Publisher : Education and Talent Development Center Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/kognitif.v4i2.1908

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) Langkah-langkah bimbingan belajar bagi peserta didik yang mengalami kesulitan matematika; (2) Hambatan yang dialami peserta didik dalam belajar matematika; dan (3) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: langkah-langkah bimbingan belajar bagi peserta didik yang mengalami kesulitan matematika yaitu: (1) identifikasi kasus, melalui hasil belajar, cara peserta didik dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru.; (2) identifikasi masalah, 1) kesulitan matematika, 2) kesulitan menemui soal yang menggunakan simbol-simbol pengoperasian bilangan; (3) diagnosis, 1) kurangnyaminat belajar, 2) tidak konsentrasi dan sibuk sendiri; (4) prognosis, kesulitan matematika dapat diatasi; (5) pemecahan masalah, bentuk bimbingan belajar kelompok cocok untuk peserta didik; dan (6) evaluasi dan tindak lanjut, kegiatan bimbingan belajar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
PENERAPAN PEER COUNSELING UNTUK MENINGKATKAN KEAKRABAN DAN KERJASAMA REMAJA MASJID ARROYHAN SIHITANG PADANGSIDIMPUAN Dela, Vitria Larseman; Pardede, Nurhasanah; Matondang, Anas Munandar
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bersinergi Inovatif Vol. 1 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bersinergi Inovatif
Publisher : PT. Gelora Cipta Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61674/jpkmbi.v1i2.158

Abstract

Konseling teman sebaya (Peers Counseling) dalam pengabdian masyarakat ini adalah program bimbingan yang dilakukan oleh remaja terhadap remaja yang lainnya. Remaja yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Remaja yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu remaja lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Pentingnya peer conseling ini bagi remaja adalah pencegahan terhadap konflik antar teman sebaya pada remaja. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan melaksanakan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling. Pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan pada remaja masjid Arroyyan Sihitang memberikan dampak dan manfaat yang positif. Salah satu teknik dalam konseling yang diberikan atau dilatihkan adalah teknik peer counseling atau konseling sebaya. Kegiatan konseling merupakan penyuluhan bantuan dalam mengatasi masalah pribadi, termasuk masalah emosional, perilaku, Pendidikan dan tahap kehidupan. Konselor menggunakan Teknik-teknik seperti mendengarkan secara aktif,bimbingan,nasihat, diskusi dan klarifikasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, sangat jelas sekali bahwa peer counseling bagi remaja sangat dibutuhkan untuk mencegah hal-hal negatif yang dapat menjebak para remaja masa kini. Kata kunci: Peer Counseling, Keakraban kerjasama, Remaja Abstract Peer counseling in community service is a guidance program carried out by teenagers towards other teenagers. Teenagers who become mentors are previously given training or coaching by counselors. Teenagers who become mentors function as mentors or tutors who help other teenagers in solving the problems they face, both academic and non-academic. The importance of peer counseling for teenagers is preventing conflict between peers in teenagers. The method for implementing this community service activity is to carry out various types of guidance and counseling services. The community service that has been carried out among teenagers at the Arroyyan Sihitang mosque has had positive impacts and benefits. One of the counseling techniques that is given or trained is the peer counseling technique. Counseling activities provide assistance in overcoming personal problems, including emotional, behavioral, educational and life stage problems. Counselors use techniques such as active listening, guidance, advice, discussion and clarification. Based on this explanation, it is very clear that peer counseling for teenagers is really needed to prevent negative things that can trap today's teenagers. Keywords: Peer Counseling, Friendly Collaboration, Teenagers
EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENGATASI KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA BIMBINGAN KkONSELING SEMESTER II RUANG 02 UNIVERISTAS MUHMMADIYAH TAPANULI SELATAN Amri, Khairul; Dela, Vitria Larseman; Hafisoh, Muainah
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 2 (2025): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - FEBRUARI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i2.239-248

Abstract

PENDAHULUAN Mahasiswa bimbingan konseling dituntut untuk memiliki kemampuan berbicara di depan umum, selain keahlian mengungkapkan pikirannya secara tertulis. Kemampuan mengungkapkan pikiran secara lisan memerlukan kemampuan penguasaan bahasa yang baik agar mudah dimengerti oleh orang lain dan membutuhkan pembawaan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum lebih banyak menggunakan metode diskusi kelompok dan presentasi. Akan tetapi, mahasiswa seringkali merasa cemas untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan, baik pada saat diskusi kelompok, saat mengajukan pertanyaan pada dosen, ataupun ketika harus berbicara di depan kelas saat mempresentasikan tugas. Kondisi tersebut ditandai dengan ketakutan dalam menunjukkan performansi maupun situasi interaksionalnya dengan orang lain. Kondisi tersebut berdampak terhadap kualitas kehidupan individu.Berdasarkan hasil needs assessment yang penulis lakukan dengan mahasiswa Bimbingan Konseling Univeristas Muhammdiyah Tapanul  i Selatan, pada tanggal 18 september 2023 di dapatkan informasi bahwa, terdapat beberapa kendala yang dialami mahasiswa saat proses pembelajaran antara lain : 1.Adanya kecemasan berbicara di depan umum, terutama saat presentasi. 2.Kurangnya percaya diri mahasiswa. 3.Kurangnya komunikasi sesama mahasiswa di ruangan. 4. Kurangnya kerjasama anatara mahasiswa di ruangan. 5. Gangguan suara dari luar ruangan, yang membuat mahasiswa kurang fokus dalam proses pembelajaran.Dari fenomena yang penulis temukan, kendala yang dialami mahasiswa tersebut dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Salah satunya, adanya kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa, terutama saat presentasi. Mereka merasa gugup ketika presentasi, serta malu-malu dan takut untuk mengemukakan pendapatnya. Akibatnya mahasiswa lebih sering diam ketika dosen bertanya atau meminta mahasiswa untuk tampil. Disitulah banyaknya siswa yang pasif disaat proses pembelajaran berlangsung, dan belajar yang pasif bukanlah hal yang baik untuk individu / mahasiwa.Sehingga hal tersebut dapat menjadi penghambat dalam proses pembelajaran yang dapat menganggu fungsi kognitif seseorang, misalnya dalam hal konsentrasi, mengingat, pembuatan konsep serta pemecahan masalah. Dan sebagai mahasiwa khususnya mahasiswa bimbingan konseling, berbicara di depan umum merupakan salah satu hal yang diperlukan sebagai penunjang kegiatan konseling. Karena dalam proses konseling diperlukan keterampilan berbicara agar dapat mengajak klien berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling.Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Role playing Dalam Mengatasi Kecemasan Berbiacara di Depan Umum pada Mahasiswa Bimbingan Konseling Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan”Konseling kelompok adalah upaya bantuan yang bersifat pencegahan dan pengembangan kemampuan pribadi sebagai pemecahan masalah secara kelompok atau bersama-sama dari seorang konselor kepada klien. (Lumongga, 2016 : 20).Nurihsan J, A. menyatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pemikiran, serta perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung. Fungsi-fungsi terapi itu diciptakan dan dikembangkan dalam suatu kelompok kecil melalui cara saling memedulikan di antara para peserta konseling kelompok. (Diambil dari Rasimin Hamdi, 2021 : 7)Berdasarkan penjelasan di atas layanan konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sejumlah orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga siswa dapat mengatasi masalah yang dialaminya.(dalam Herlina U, 2015) Santrock menyatakan definisi role playing sebagai berikut :Bermain peran (role playing) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan. secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperolah kesenangan, Role playing merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok.Menurut pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa teknik role playing dapat meningkatkan kemampuan individu untuk menghargai diri-sendiri dan meningkatkan empati individu terhadap orang lain, karena di dalam teknik role playing mahasiswa diajarkan kemampuan memecahkan masalah dalam dirinya sehingga melatih dirinya lebih bertanggung jawab dalam situasi dan keadaan yang sulit sekalipun.(dalam Wahyuni, E. 2015) Chaplin berpendapat bahwa kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Alwisol mengemukakan bahwa kecemasan akan berubah menjadi ancaman dan menciptakan ketegangan dan rasa tidak menyenangkan. METODETempat penelitian dilakukan di Universitas Muhammdiyah Tapanuli Selatan. Adapun alasan penulis menjadikan Universitas ini sebagai lokasi penelitian karena sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti mengenai "Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Role Playing Dalam Mengatasi Kecemasan Berbicara di Depan Umum”. Sedangkan lama peneliti ini lebih kurang 2 bulan setelah pelaksanaan seminar proposal atau setelah surat keterangan penelitian dikeluarkan oleh kampus. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.Sugiyono (2019, 16-17) metode kuantatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Metode yang digunakan penulis dalam penelitan ini adalah metode ekspreimen. Sugiyono (2019 : 111) menyatakan penelitian eksperimen adalah sebagai metode penelitian yang dilakukan dengan percobaan, digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan, agar tidak ada variabel lain selain variabel treatment yang mempengaruhi variabel dependen. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba ada tidaknya hubungan sebab akibat.Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre-Experimental design dengan tipe one group pretest-posttest design, dalam arti hanya kelompok eksperimen saja yang akan diukur berdasarkan dari treatment yang diberikan, pelaksanaannya dengan cara memberikan pretest terlebih dahulu sebelum diberi tindakan, sehingga dapat melihat pengaruh tindakan yang diberikan terhadap siswa setelah itu baru diberikan posttest untuk mengukur seberapa besar pengaruh yang muncul setelah diberikan treatment.Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan Konseling Semester II Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan yang berjumlah 24 Mahasiswa.  digambarkan pada tabel dibawah ini:Tabel 3.1 Populasi PenelitianNoMahasiswa BKJumlah1. II ruang 0224 Jumlah24pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2019 : 129) Simple Random Sampling adalah adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Sampel atau sumber data dengan pertimbangan tertentu dimana untuk Purposive Sampling ini adalah mahasiswa semester 2 ruang 02 karena pada umumnya mahasiswa memiliki kecemasan berbicara di depan umum. Sehingga peneliti mengambil mahasiswa semester 2 ruang 02 untuk menjadi sampel penelitian, Alasan peneliti mengambil 10 mahasiswa untuk penelitian adalah karena tidak seluruh mahasiswa memiliki kecemasan berbicara didepan umum yang tinggi, ada sebagian mahasiswa yang mampu mengatasi kecemasan berbicara di depan umum.HASILPenelitian diawali dengan menyebarkan angket pretest untuk melihat kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling Sebelum diberikan treatment peneliti akan menyajikan data pretest yang mengungkap tentang kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling yang kategorinya tinggi. Berdasarkan data hasil pretest yang telah dilakukan pada mahasiswa Bimbingan Konseling semester II ruang 02 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan dengan jumlah 24 orang.ada 24 orang mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 yang megikuti pretest dengan skor keseluruhan 3667 dengan rata-rata skor 152,8 berada pada kategori sedang. Artinya tingkat kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 berada pada kategori sedang. yang dimana 10 mahasiswa memiliki kecemasan yang tinggi, 11 mahasiswa memiliki kecemasan yang sedang, dan 3 mahasiswa memiliki kecemasan yang rendah. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah 10 mahasiswa dengan kecemasan yang tinggi. dengan skor keseluruhan 1883 dengan rata-rata 188,3 berada pada kategori tinggi. Artinya kecemasan berbicara di depan umum yang dialami 10 mahasiswa tersebut berada pada kategori tinggi.Berdasarkan hasil pretest diatas, selanjutnya diterapkan treatment konseling kelompok dengan teknik role playing untuk mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa dengan 4 kali treatment. Setelah mahasiswa mendapatkan treatment berupa layan konseling kelompok dengan teknik role playing sebanyak empat kali, dan selanjutnya dilakukan pengolahan data posttest. Berdasarkan data hasil posttest tentang kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 dapat dijelaskan ada 10 orang mahasiswa setelah diberikan posttest tentang kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa di peroleh jumlah skor 1150 poin dengan rata-rata 115 poin berada pada kategori rendah. Pada hasil posttest di dapatkan bahwa 3 orang berada pada kategori sedang, dan ada 7 orang adalah berada pada kategori rendah. Artinya setelah penerapan treatmen konseling kelompok dengan teknik Role Playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 Univerisitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.Dapat dijelaskan bahwa sampel pada penelitian ini mengalami penurunan jumlah skor kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa. Sebelum treatment jumlah skor 1883 dengan rata-rata skor 188,3 berada pada kategori tinggi. Setelah diberikan treatment jumlah skor menurun menjadi 1150 dengan rata-rata 115 berada pada kategori rendah. Artinya data di atas menggambarkan bahwa dari 10 orang mahasiswa tersebut mengalami penurunan secara keseluruhan. Perolehan skor di atas dapat menggambarkan mutu kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa antara data pretest dan data posttest.Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 20.0. Dalam menentukan suatu item valid atau tidak. Berdasarkan perhitungan peneliti menggunakan 50 item intrumen yang dinyatakan valid dalam penelitian ini.Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas cronbach intrumen dikatakan reliable apabila, jika nilai crhonbach alpha 0,7.Reliability StatisticsCronbach's AlphaN of Items.96150Berdasarkan tabel Realibility statistics, Cronbach’s Alfa menunjukan pada angka 0,961, dapat dipahami bahwa reabilitas instrumen yang penulis gunakan berada pada klasifikasi tinggi. Dapat dipahami hasil uji reabilitas skala kecemasan berbicara di depan umum siswa menunjukan hasil yang reliabel.          Peneliti menggunakan normal data yang berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat pada tabel tabel dibawah ini tentang uji normalitas.Tabel 4.9Tests of Normality Kolmogorov-SmirnovaShapiro-WilkStatisticDfSig.StatisticdfSig.Pretest.15910.200*.97210.906*. This is a lower bound of the true significance.a. Lilliefors Significance CorrectionBerdasarkan tabel di atas bahwa data memiliki distribusi normal jika p≥ 0,05. Berdasarkan tabel di atas, sig. untuk variable kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa yaitu 0,90 dari 0,05. Jadi variabel tersebut memiliki distribusi data yang normal.Analisis data pretest dan posttest terhadap kelompok eksperimen terdapat pada tabel di bawah ini.Tabel 4.5 Analisis Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok EksperimenRespondenKelompok EksperimenPretestPosttestMS214115PDAP202113M201116ORS193127NAHH185110BS181131SG180114YMI180107ASP179120AM16897MS214115 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sampel pada penelitian ini mengalami penurunan jumlah skor kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa. Sebelum treatment jumlah skor 1883 dengan rata-rata skor 188,3 berada pada kategori tinggi. Setelah diberikan treatment jumlah skor menurun menjadi 1150 dengan rata-rata 115 berada pada kategori rendah. Artinya data di atas menggambarkan bahwa dari 10 orang mahasiswa tersebut mengalami penurunan secara keseluruhan. Perolehan skor di atas dapat menggambarkan mutu kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa antara data pretest dan data posttest.Berdasarkan tabel hasil uji ( Paired Sample T-Test), dapat diketahui nilai signifikansi pada yaitu 0,000 yang dimana nilai tersebut 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik asertif dapat mengatasi bullying siswa kelas VIII MTsS Islamiyah Barbaran.PEMBAHASANBerdasarkan penelitian dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan 5 kali pertemuan terhadap siswa-siswa kelas VIII MTsS Islamiyah Barbaran dengan jumlah sampel 10 orang dalam 1 kelompok eksperimen. Data yang diperoleh untuk mengetahui hasil pretest dan posttest diperoleh dari penyebaran angket yang dilakukan oleh peneliti mengenai bullying. Perbedaan penurunan perilaku bullying siswa pada kelompok eksperimen sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok.Tabel 4.7 Perbandingan Kelompok Eksperimen Pretest Dan PosttestRespondenKelompok EksperimenSkor PenurunanPretestPosttestMS214115Turun 99PDAP202113Turun 89M201116Turun 85ORS193127Turun 66NAHH185110Turun 75BS181131Turun 50SG180114Turun 66YMI180107Turun 73ASP179120Turun 50AM16897Turun 71MS214115Turun 99Rata-Rata214115Turun 89Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sampel pada penelitian ini mengalami penurunan jumlah skor kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa. Sebelum treatment jumlah skor 1883 dengan rata-rata skor 188,3 berada pada kategori tinggi. Setelah diberikan treatment jumlah skor menurun menjadi 1150 dengan rata-rata 115 berada pada kategori rendah. Artinya data di atas menggambarkan bahwa dari 10 orang mahasiswa tersebut mengalami penurunan secara keseluruhan. Perolehan skor di atas dapat menggambarkan mutu kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa antara data pretest dan data posttest. nilai signifkansi (2-taliled) 0,001 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna setelah diterapkan perlakuan treatment konseling kelompok dengan teknik role playing.Dengan demikian maka dapat disimpulkan H0 jika probabilitas yang dihiting ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 [Sig. (2-tailed)≤α0.05] di tolak. H0 jika probabilitas yang dihitung probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 [Sig. (2-tailed)α0.05] diterima. Artinya konseling kelompok dengan teknik role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diperoleh hasil penelitian yang menujukkan bahwa konseling kelompok dengan teknik role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Hal ini diperoleh dari hasil analisis data. Jika dilihat dari skor penurunan dan perbandingan data hasil pretest dan posttest, saat pretest jumlah skor kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa adalah 1883 dengan rata-rata 188,3 dengan rincian 10 orang mahasiswa berada pada kategori tinggi. Selanjutnya hasil posttest menunjukkan bahwa setelah diterapkan treatment konseling kelompok dengan teknik role playing didapati jumlah skor 1150 dengan rata-rata 115 dengan rician 3 orang pada kategori sedang dan 7 orang pada kategori rendah. Jadi dapat di pahami konseling kelompok dengan teknik role playing dapat mengatasi kecemasan bericara di depan umum.SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MTsS Islamiyah Barbaran diperoleh kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Layanan konseling kelompok dengan teknikn role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Berdasarkan data hasil pretest dan posttest, saat pretest jumlah skor kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa adalah 1883 dengan rata-rata 188,3 dengan rincian 10 orang mahasiswa berada pada kategori tinggi. Selanjutnya hasil posttest menunjukkan bahwa setelah diterapkan treatment konseling kelompok dengan teknik role playing didapati jumlah skor 118 dengan rata-rata 118,1 dengan rician 3 orang pada kategori sedang dan 7 orang pada kategori rendah.Konseling kelompok dengan teknik role playing efektif dalam mengatasi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa bimbingan konseling semester II ruang 02 Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. H0 jika probabilitas yang dihiting ≤ probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 [Sig. (2-tailed)≤α0.05] di tolak. H0 jika probabilitas yang dihiting probabilitas yang ditetapkan sebesar 0.05 [Sig. (2-tailed)α0.05] diterima.DAFTAR RUJUKANDAFTAR PUSTAKA Ananda, R. (2018). Peningkatan Pembelajaran PKN dengan Penerapan Metode Role-Playing Siswa Kelas II SDN 003 Bangkinang Kota. Jurnal Basicedu, 2(1), 33-42.Andriati, N. (2015). Pengembangan model bimbingan klasikal dengan teknik role playing untuk meningkatkan kepercayaan diri. Jurnal Bimbingan Konseling, 4(1).Cemas, B. D. D. K. KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS PADA PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR KhairunisaDewandari.2015. Cari Tahu Tentang Gangguan Kecemasan. Jakarta : PT. Glory Offset Press.FITRI, L. (2020). Pengaruh konseling kelopok dengan Teknik role playing dalam mengurangi perilaku bullying pesertas didik kelas XI Jurusan TKJ SMKN 2 Bandar Lampung. TA 2017/2018 (Doctoral dissertation, UINRaden Intan lampung).Herlina, U. (2015). Teknik role playing dalam konseling kelompok. Sosial Horizon:     Jurnal Pendidikan Sosial, 2(1), 94-107.Indriasari, E. (2016). Meningkatkan Rasa Empati Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas Xi Ips 3 Sma 2 Kudus Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 2(2)Jama, J. (1990). Populasi dan Sampel.Juliandi, A., Manurung, S., Satriawan, B. (2016). Mengolah data penelitian bisnis dengan SPSS. Lembaga Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI.Lumongga, D. N. (2016). Konseling kelompok. Kencana.Mulkiyan, M. (2017). Mengatasi masalah kepercayaan diri siswa melalui konseling kelompok. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 5(3), 136-142.Nisa, W., Muhid, A. (2022). Peran Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok dengan Teknik Role Playing dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional: Literature Review. SHINE: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(1), 1-13.Yanto, A. (2015). Metode bermain peran (Role playing) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Jurnal Cakrawala Pendas, 1(1). Rasimin, M. P., Hamdi, M. (2021). Bimbingan dan Konseling Kelompok. Bumi Aksara. Saputri, N. M. I., V. L., Islamiati, I., Asmaryadi, A., Amri, K. (2022). Pengaruh Layanan Konseling Kleompok Brerbasis Self Management Terhadap Penurunan Tingkat Kecanduan Game online Pada Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Hutaraja Tinggi. Restikdik : Jurnal bimbingan dan konseling, 7(2), 216-226.Sugiyono.2019. Metode Penelitian Kuantatif kualitatif dan RD. Bandung : AlfabetaSuharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.Susanti, E. (2019). Keterampilan Berbicara. Wahyuni, E. (2015). Hubungan self-effecacy dan keterampilan komunikasi dengan kecemasan berbicara di depan umum. Jurnal Komunikasi Islam (Journal of Islamic Comunication), 5(1), 51-82.Wahyuni, S. (2013). Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa psikologi. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(4).Yanto, A. (2015). Metode bermain peran (Role playing) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Jurnal Cakrawala Pendas, 1(1).
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ASERTIF UNTUK MENGATASI BULLYING SISWA KELAS VIII SMPN 5 PADANGSIDIMPUAN Dela, Vitria Larseman; Saputri, Nor Mita Ika; Pardede, Nurhasanah
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 5 (2025): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - MEI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i5.512-521

Abstract

Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Asertif Untuk Mengatasi Bullying Siswa Kelas VIII SMPN 5 Padangsidimpuan. Bullying merupakan penindasan berulang secara fisik,psikologi, sosial ataupun verbal yang dilakukan teman sebaya kepada seseorang yang lebih rendah atau lemah untuk keuntungan atau kepuasaan mereka sendiri. Budaya bullying atas nama senioritas masih terus terjadi di kalangan peserta didik disekolah dasar, biasanya bullying terjadi berulang kali bahkan ada yang dilakukan secara terencana. Teknik asertif merupakan teknik bermain peran yang membantu siswa untuk mengungkapkan masalah segala yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan saat mengalami dengan berani tanpa harus menyinggung hak orang lain. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik asertif untuk mengatasi bullying siswa kelas VIII SMPN 5 Padangsidimpuan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan teknik asertif untuk mengatasi bullying siswa kelas VIII SMPN 5 Padangsidimpuan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode pra-eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan dengan menggunakan alat instrumen angket tentang bullying. Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan untuk menganlisis data berdasarkan data fakta dari responden. Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti memperoleh hasil data sebagai berikut, berdasarkan pengurangan jumlah dari hasil kelompok eksperimen sebelum mendapat perlakuan (pretest) adalah 956 dengan nilai rata-rata 95,6. Jumlah kelompok eksperimen sesudah mendapatkan perlakuan (posttest) adalah 885 dengan nilai rata-rata 88,5. Dengan hasil pretest 95,6 dan hasil posttest 88,5 maka kelompok eksperimen mengalami penurunan sebesar 7,1. Maka dari dari hasil penghitungan terjadi penurunan terhadap bullying melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik asertif pada siswa kelas VIII SMPN 5 padangsidimpuan.
LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) DALAM MENANGANI KECEMASAN SOSIAL KORBAN BULLYING Dela, Vitria Larseman; Matondang, Anas Munandar; Pardede, Nurhasanah; Pasaribu, Safran Efendi; Darwis, Muhammad
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 1 (2025): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING-JANUARI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i1.096-102

Abstract

Rational emotive behavior theraphy yaitu mencari solusi untuk fokus pada aspek berpikir, penilaian, keputusan arah dari pada berurusan dengan perasaan. Tujuan utama konseling individual menggunakan rebt adalah untuk menolong klien memahami hidup mereka dapat produktif dan logis. Teknik rational emotive behavior theraphy dalam menangani korban bullying kecemasan sosial yaitu untuk menangani pemikiran korban yang tidak logis dan dirubah menjadi logis dan rasional. Salah satu akibat dari perilaku bullying yaitu kecemasan sosial, maka dari itu korban bullying harus segera ditangani. Terapi berlangsung selama lima kali pertemuan denga waktu 45 menit setiap pertemuan. Subjek penelitian merupakan mahasiswi semester dua. Metode dalam studi ini yaitu kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi hasil konseling. Hasil penelitian ini yaitu penggunaan rational emotive behavior therapy dengan tiga teknik dapat menangani kecemasan korban bullying pada mahasiswi. Hal ini terbukti dari perubahan setelah dilaksanakannya layanan konseling mahasiswi dapat berpikir secara logis dan ingin kembali kuliah.
PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN BERBASIS MULTIPLE INTELLEGENCE TERHADAP PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA 2 PADANGSIDIMPUAN Dela, Vitria Larseman; Pardede, Nurhasanah; Rambe, Malim Soleh
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 9, No 1 (2024): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JANUARI-MARET 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2024.v9i1.37-42

Abstract

Layanan penempatan dan penyaluran berbasis multiple intelligences diberikan kepada peserta didik yang tujuannya adalah untuk memberi mereka tempat yang sesuai di mana mereka dapat sepenuhnya mengembangkan keterampilan dan minat mereka. Khusus untuk siswa SMA, layanan ini sangat penting jika dilakukan dengan metode yang baik yang membimbing siswa ke jurusan yang tepat, dan ini sangat mempengaruhi pilihan karir di masa depan.Jenis penelitian ini adalah menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian Deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah data siswa kelas X di SMA N 2 Padangsidimpuan, karena yang pertama diberikannya layanan penempatan dan penyaluran pada penempatan jurusan yang berpengaruh pada pemilihan jurusan siswa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara layanan penempatan dan penyaluran berbasis multiple intellegence terhadap pemilihan jurusan. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji kolerasi dimana r hitung 0,421 r tabel 0,297, dengan degree of freedom (df) = n-2 (44-2) maka df = 42 maka taraf signifikan 5% (α 0,05). nilai atau angka indeks kolerasi rxy yang diperoleh adalah 0,421 terletak antara 0,40- 0,599. Maka diperoleh hasil atau intresprestasi bahwa layanan penempatan dan penyaluran berbasis multiple intellegence memiliki kolerasi yang sedang/ cukup terhadap pemilihan jurusan siswa di SMA 2 Padangsidimpuan. Dengan demikian maka Ha diterima dan Ho tolak.
STUDI DESKRIPTIF DI DESA HULIM TENTANG FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA DINI Harahap, Erlina; Dela, Vitria Larseman; Siddik, Ali Bokar
Ristekdik : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 6 (2025): RISTEKDIK: JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING - JUNI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ristekdik.2025.v10i6.671-677

Abstract

Pernikahan dini adalah sebuah bentuk ikatan/pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia dibawah 18. Menurut Sri Wahyuni Kepala Laboratorium Psikologi Pengembangan Universitas Surabanya UBAYA (Fatimah, 2016) batasan usia muda dalam pernikahan yaitu 16-23 tahun serta pernikahan harus dipersiapkan secara matang fisik dan mental. Ada dua aspek yang harus dipersiapkan yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. Karena usia tersebut seseorang masih berada dalam fase remaja biasanya masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas. Apalagi persyaratan untuk dilakukanya sebuah pernikahan, semakin lama semakin tinggi, tidak hanya mensyaratkan kematangan secara fisik, namun juga mensyaratkan kemapanan secara ekonomi, psikologi dan sosial Oleh karena itu pasangan yang menikah pada usia remaja sering disebut dengan menikah muda. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Untuk keabsahan dan keajekan penelitian menggunakan triangulasi data dan triangulasi teori. Kesimpulan analisis terjadinya pernikahan dini di desa hulim merupakan hal biasa dan wajar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maka seseorang atau keluarga harus bekerja diharapkan dengan menikah remaja lebih giat bekerja dalam mencari nafkah. Rendahnya pendidikan dan pengetahuan yang minim tentang pernikahan menyebabkan cara berfikir remaja sempit hanya saat ini saja. Secara psikososial memaksa remaja menikah dan bertanggung jawab dan berperan sebagai pasangan suami istri menjadi orangtua yang nantinya akan berdampak pada kelanjutan kehidupan pernikahan. Efek terburuk dari menikah muda adalah  remaja belum siap lahir dan batin dalam menerima tanggungjawab moral sehingga sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga, penelantaran anak yang akan mempengaruhi kualitas keluarga. Â