Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Edukasi Persiapan Menyusui Dan Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Dan Anak Indrasari, Nelly; Octaviana, Amrina; Roslina, Roslina; Putriana, Yeyen; Nurlela, Nurlela; Marlina, Marlina
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Vol 7 No 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20441

Abstract

World Health Organization (WHO) atau United Nation Children’s Fund (UNICEF), menyebutkan lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi. Pemberian makanan pendamping yang terlalu dini atau terlambat masih menjadi masalah umum di masyarakat akibat kurangnya pemahaman ibu dalam praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Kesalahan dalam pemberian makan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang merupakan periode emas bagi tumbuh kembang anak, dapat menyebabkan stunting. Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga menurunkan kemampuan kognitif, produktivitas, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di masa depan. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu hamil dan ibu menyusui di Posyandu Melati Karang Anyar, mengenai pentingnya persiapan menyusui dan pemberian makan bayi dan anak usia 6-24 bulan. Bentuk kegiatan ini dengan memberikan penyuluhan dan membagikan leaflet kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi balita di posyandu Melati 2 Karang Anyar Lampung Selatan. Peserta dengan jumlah 30 orang, diberikan edukasi Persiapan Menyusui dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada Bayi dan Anak. Peserta aktif mengikuti dan antusias hingga seluruh kegiatan berakhir. Pada hasil tanya jawab sebanyak 50% ibu belum mengetahui pentingnya menyusui terutama tentang ASI Ekslusif dan kapan waktu yang tepat untuk PMT pada bayinya. Namun, setelah pemberian edukasi pengetahuan peserta meningkat menjadi 100%. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan bagi ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi dan balita tentang pentingnya menyusui dan PMBA. Kata kunci : Edukasi, Menyusui, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 
PELATIHAN PENGGUNAAN BUKU KIA, PENIMBANGAN BB, DAN PENGUKURAN PB/TB BAGI KADER DAN GURU PAUD DI TIYUH GEDUNG RATU, TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2024 Indrasari, Nelly; Aliyanto, Warjidin; Risneni, Risneni; Marita, Elvia
Bagimu Negeri Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/bagimunegeri.v9i1.2861

Abstract

Pelatihan Penggunaan Buku KIA, Penimbangan BB, dan Pengukuran PB/TB bagi Kader dan Guru PAUD di Tiyuh Gedung Ratu, Tulang Bawang Barat. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berfungsi sebagai panduan utama bagi ibu dan kader kesehatan dalam memantau tumbuh kembang anak serta kesehatan ibu. Namun, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu di Tiyuh Gedung Ratu dalam mengisi dan memanfaatkan Buku KIA menghambat deteksi dini masalah kesehatan serta akurasi pemantauan pertumbuhan balita, khususnya dalam pengukuran berat badan (BB), panjang badan (PB), dan tinggi badan (TB). Selain itu, kader posyandu juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya informasi untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan program posyandu serta minimnya keterampilan teknis dalam mendukung pencatatan data kesehatan yang sesuai standar.Program pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan posyandu, mendukung penurunan angka stunting, serta memperbaiki status kesehatan ibu dan anak. Kegiatan dilakukan dengan pendekatan Belajar Orang Dewasa (BOD) melalui metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Pelatihan diberikan mengenai pemanfaatan Buku KIA revisi 2023, teknik pengukuran antropometri yang benar, serta solusi atas kendala dalam program posyandu.Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta setelah pelatihan, dengan p-value sebesar 0,000, yang secara statistik membuktikan efektivitas pelatihan. Peningkatan ini menegaskan bahwa materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan berkontribusi pada peningkatan kualitas perawatan serta pengasuhan anak di tingkat komunitas.
Determinants of The Incidence of Childbirth Complications in Bandar Lampung City Roslina, Roslina; Octaviana, Amrina; Indrasari, Nelly; Berliana, Eva; Riyanto, Riyanto
Jurnal Kesehatan Vol 16 No 1 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v16i1.4817

Abstract

In 2021, the Maternal Mortality Ratio (MMR) in Lampung Province increased significantly, rising from 115 to 187 cases compared to 2020. Bandar Lampung emerged as one of the areas with the fourth highest MMR, recording 15 cases (8.02%). This study aims to identify determinants of childbirth complications among mothers in Bandar Lampung in 2024. This type of research is analytical-descriptive, with random sampling, so that samples are obtained from 432 post-natal mothers. This research method uses interviews and observations of post-natal mothers analyzed through a quantitative cross-sectional approach with a random sampling of 432 participants. Results indicate a correlation between birth spacing (p=0.015, OR=2.725), history of pregnancy complications (p=0.000, OR=2.049), and parity (p=0.011, OR=1.764) with childbirth complications. Recommendations include improving healthcare services at the primary level and educating pregnant women and families on risk factors to reduce maternal mortality.
Utilization Of The E-Kescatin Application By Prospective Brides: A Review Of Demographic, Socio-Cultural, And Organizational Support Perspectives Indrasari, Nelly; Risneni, Risneni; Nurlaila, Nurlaila; Aliyanto, Warjidin; Trianingsih, Indah
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 5 (2025): Volume 11 No 5 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20537

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja usia nikah dan calon pengantin masih tergolong rendah. Pendidikan kesehatan reproduksi memegang peranan penting bagi calon pasangan pengantin sehingga harus dipersiapkan dengan baik. Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan hamil dan menjadi ibu. Aplikasi E-Kescatin merupakan inovasi digital dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang ditujukan untuk meningkatkan kesiapan calon pengantin dalam aspek kesehatan reproduksi. Keberhasilan implementasi aplikasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bersifat individu, sosial, organisasi, hingga budaya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan aplikasi E-Kescatin oleh calon pengantin di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan sampel sebanyak 13 calon pengantin yang telah menggunakan aplikasi E-Kescatin. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara terstruktur, kemudian dianalisis secara tematik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor demografi seperti usia dan tingkat pendidikan memengaruhi pemahaman dan kemudahan penggunaan aplikasi. Dukungan sosial dari tenaga kesehatan, keluarga, serta komitmen organisasi terbukti memperkuat adopsi aplikasi. Pengetahuan, motivasi pribadi, dan persepsi manfaat juga menjadi faktor penting dalam keberlanjutan penggunaan. Faktor budaya memiliki pengaruh beragam, di mana norma budaya cenderung mendukung, namun mitos dan kepercayaan tradisional masih menjadi hambatan bagi sebagian responden.Kesimpulan: Pemanfaatan aplikasi E-Kescatin dipengaruhi oleh kombinasi faktor demografi, sosial, pengetahuan, dan budaya. Penelitian ini merekomendasikan penguatan edukasi oleh tenaga kesehatan, peningkatan sosialisasi kebijakan, serta kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat penerimaan dan efektivitas program secara berkelanjutan. Kata Kunci: E-Kescatin, Calon Pengantin, Kesehatan Reproduksi, Inovasi Digital, Faktor Sosial Budaya ABSTRACT Background: Knowledge about reproductive health among adolescents of marriageable age and prospective brides is still relatively low. Reproductive health education plays an important role for prospective bridal couples so that it must be well prepared. Reproductive health is the starting point for the development of maternal and child health that can be prepared early, even before a woman becomes pregnant and becomes a mother. The E-Kescatin application is a digital innovation from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia aimed at improving the readiness of prospective brides in the aspect of reproductive health. The successful implementation of this application is influenced by various individual, social, organizational, and cultural factors.Objective: This study aims to identify and analyze the factors that influence the utilization of the E-Kescatin application by prospective brides in the working area of the Pringsewu District Health Office.Methods: This study used a descriptive quantitative approach with a sample of 13 prospective brides who had used the E-Kescatin application. Data were collected through questionnaires and structured interviews, then analyzed thematically.Results: The results showed that demographic factors such as age and education level influenced the understanding and ease of use of the app. Social support from health workers, family, and organizational commitment were shown to strengthen app adoption. Knowledge, personal motivation and perceived benefits were also important factors in continued use. Cultural factors had a mixed influence, with cultural norms tending to be supportive, but myths and traditional beliefs still posing barriers for some respondents.Conclusion: E-Kescatin application utilization is influenced by a combination of demographic, social, knowledge, and cultural factors. This study recommends strengthening education by health workers, increasing policy socialization, and cross-sector collaboration to strengthen program acceptance and effectiveness in a sustainable manner. Keywords: E-Kescatin, Bride-to-be, Reproductive Health, Digital Innovation, Socio-Cultural Factors
Penyuluhan Anemia dan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung Trianingsih, Indah; Putriana, Yeyen; Marlina, Marlina; Indrasari, Nelly; Asih, Yusari
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2025): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v4i2.1413

Abstract

 Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada remaja putri di SDN 2 Rawa Laut tentang pentingnya mengenal tanda, gejala, dan penanganan anemia, serta persiapan menghadapi menarche, termasuk di dalamnya adalah perawatan kesehatan selama haid. Kegiatan pengabdian masyarakat ini direncanakan dalam bentuk kegiatan Penyuluhan dan Diskusi. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan edukasi pada Siswi Kelas V SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung. Materi diberikan dengan menggunakan media visual dan leaflet dengan metode ceramah, diskusi dan brainstorming tentang anemia dan perawatan kesehatan selama haid, serta pemberian Tablet Tambah Darah.Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan pada hari kamis tanggal 26 September 2024 di SDN 2 Rawa Laut Bandar Lampung. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dihadiri 34 siswi. Adapun materi yang diberikan meliputi Edukasi anemia dan pencegahannya, serta perawatan kesehatan selama haid. Hasil yang didapat adalah meningkatnya pengetahuan remaja putri  mengenai pencegahan anemia dan perawatan kesehatan selama haid dimana sebelum diberikan edukasi terbanyak pada tingkat pengetahuan kurang dengan jumlah jawaban benar kurang dari 50% sebanyak 22 remaja (64,7%). Setelah diberikan edukasi meningkat terbanyak pada tingkat pengetahuan baik dengan jumlah jawaban bernar lebih dari 50% sebanyak 27 remaja (79,4%).Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilkukan secara berkesinambungan sehingga pera remaja putri di SDN 2 Rawa Laut khususnya remaja putri yang memasuki usia pubertas dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi menarche, melakukan perawatan kesehatan selama haid, dan mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk mencegah anemia, termasuk mengkonsumsi tablet tambah darah selama haid.
Effectiveness of Breastfeeding Assistance Model for Pregnant Women, Maternity Women, and Breastfeeding Mothers in West Tulang Bawang Regency in 2023 Indrasari, Nelly; Mugiati, Mugiati; Risneni, Risneni; Berliana, Eva; Nurlaila, Nurlaila
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 10, No 1 (2025): March
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v10i1.2980

Abstract

Breast milk is the gold standard baby food, breast milk is proven to have advantages that cannot be replaced by any food and drink, because breast milk contains the most appropriate, complete nutrients, and always adjusts to the needs of babies at any time. The gold standard of infant food begins with IMD, followed by exclusive breastfeeding for 6 (six) months (Munzia, 2013).Only 3.7% of infants in Indonesia are breastfed within the first 1 hour after birth. Breastfeeding is recognized as one of the most powerful influences on child survival, growth, and development. Exclusive breastfeeding can reduce the mortality rate of children under five by about 20%. Early initiation of breastfeeding will also greatly help achieve MDGs goal number four of reducing child mortality, as early breastfeeding within the first hour after delivery will reduce newborn mortality. The failure of mothers to breastfeed their babies until six months of age is actually only one problem, which is that mothers do not fully understand the correct way to breastfeed, including techniques and ways to obtain breast milk, especially when they have to work. Understanding IMD and exclusive breastfeeding is a very important issue. IMD and exclusive breastfeeding are possible if individuals, families, health workers and communities understand the meaning, benefits and goals of IMD and exclusive breastfeeding (Munzia, 2013).The results of the 2018 Basic Health Research stated that the exclusive breastfeeding rate for 6-month-old babies in Lampung Province only reached 37.3% of the target of 60%. Meanwhile, in West Tulang Bawang District, the achievement of exclusive breastfeeding was 29.1% of the target of 60%, the achievement of IMD 1 hour 1.8% and IMD 1 hour 39.6% which should be done in all newborns (Riskesdas, 2018).The purpose of the study was to determine the application of the Breastfeeding Model in pregnant women, delivery mothers, and postpartum breastfeeding mothers in West TulangBawang Regency in 2023. This research method uses quasi experiment with pretest-posttest group design. The intervention provided is assistance to pregnant women, laboring women and postpartum breastfeeding mothers who are willing to be assisted and in accordance with the inclusion and exclusion criteria. Before providing assistance, health cadres were trained and provided with knowledge about breastfeeding by the research team in accordance with the research design that had been prepared. The breastfeeding preparation assistance process for pregnant women was carried out during mother's class or according to the free time of pregnant women. The IMD and breastfeeding preparation assistance process was carried out at the place where the mother gave birth for approximately 120 minutes until the end of the postpartum period.The mentoring process is carried out for approximately 6 months by applying the breastfeeding model that has been obtained from the first year of research with a research instrument in the form of a Pocket Book that adapts to the conditions of the respondents. Furthermore, the alternative methods of mentoring will be outlined in a guidebook for pregnant women mentoring models. The population in this study were all pregnant women, laboring mothers, and postpartum breastfeeding mothers in the work area of the West Tulang Bawang District Health Office in 2023. The sample of this study were 30 pregnant women, 30 mothers in labor and 30 postpartum breastfeeding mothers at the Puskesmas in the working area of the West Tulang Bawang District Health Office in 2023 with a total of 90 people. This research is planned to be published in Scientific Journals and Accredited Proceedings, become teaching materials and will be registered as Intellectual Property Rights (IPR). The Technology Readiness Level (TKT) of this research is at level 3 with readiness at this stage at level 2-3.
Exploration of Contextual Factors Affecting the Effectiveness of E-Kescatin Application Utilization: A Qualitative Study in Pringsewu Regency Indrasari, Nelly; Risneni, Risneni; Aliyanto, Warjidin; Nurlaila, Nurlaila; Berliana , Eva; Marlina, Marlina
Jurnal Kesehatan Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v16i2.5108

Abstract

The E-Kescatin application was developed as an innovation in premarital health services to support stunting prevention efforts through a digital approach. However, the effectiveness of utilization of this application still shows variations between regions and is not optimal at the implementation level. This study aims to explore the contextual factors that influence the effectiveness of the E-Kescatin application utilization in Pringsewu District, Lampung Province. The research used a qualitative approach with an exploratory study design. Informants were selected purposively, consisting of midwives, brides-to-be, Health Office officers, and MCH program managers. Data collection was conducted through in-depth interviews and focus group discussions. Data analysis was done thematically with an interpretative approach. The results identified five main themes that influence the effectiveness of app utilization, namely: (1) accessibility of technology and digital infrastructure; (2) digital competence of health workers; (3) perceived benefits from the user side; (4) policy and regulatory support at the local level; and (5) cross-sector integration in the implementation of premarital services. It is concluded that the effectiveness of E-Kescatin application utilization is influenced by contextual factors that include technical, social, and institutional aspects. Therefore, improving the success of application implementation requires a collaborative and adaptive approach to local conditions. The findings of this study provide a significant contribution to strengthening digital transformation policies in the field of reproductive health.
Pengaruh Pendampingan Pada Ibu Bersalin & Pendamping Persalinan Terhadap Keberhasilan IMD Indrasari, Nelly; Nurlaila, Nurlaila; Putriana, Yeyen
MIDWIFERY JOURNAL Vol 3, No 4 (2023): Volume 3 Nomor 4 Desember 2023
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v3i4.13368

Abstract

Breast milk is the gold standard baby food, breast milk is proven to have advantages that cannot be replaced by any food or drink, because breast milk contains the most appropriate, complete nutrients and always adapts to the baby's needs at all times. The gold standard for baby food begins with Early Breastfeeding Initiation (IMD), followed by exclusive breastfeeding for 6 (six) months (Munzia, 2013). According to data, only 3.7% of babies in Indonesia are breastfed within the first hour after birth. The failure of mothers to breastfeed their babies until the age of six months is actually just one problem, mothers do not fully understand how to breastfeed properly, including techniques and how to obtain breast milk, especially when they have to work. Understanding IMD is a very important issue. It is possible to implement IMD if individuals, families, health workers and the community already understand the meaning, benefits and objectives of IMD (Munzia, 2013). The results of Riskesdas (2018) stated that the rate of exclusive breastfeeding for 6 month old babies in Lampung Province reached 37.3% of the target of 60%. Meanwhile, in West Tulang Bawang Regency, the achievement of exclusive breastfeeding is 29.1% of the target of 60%, the achievement of IMD > 1 hour is 1.8% and IMD < 1 hour is 39.6%, which should be carried out on all newborn babies. (Riskesdas, 2018). The aim of the research is to determine the influence of assistance to mothers in labor & birth companions on the success of IMD in the PMB in the West Tulang Bawang Regency Service Work Area in 2022. This research uses a quasi experiment with control group design. The population in this study were all birth attendants and birth mothers in the work area of the West Tulang Bawang District Health Service in 2022. The sample for this study was birth attendants and birth mothers in the work area of the West Tulang Bawang District Health Service in 2022, totaling 96 people. Data was collected by means of documentation studies, interviews and observations. Data is processed and analyzed with descriptive and analytical statistics. The results of data processing show that the average IMD success in the intervention group was in the second 30 minutes, while for the control group there were 7 respondents who failed IMD and the rest succeeded IMD in the third 30 minutes. On average, respondents who were given assistance 3 times or more were successful in carrying out IMD in the first 30 minutes. Those who were given assistance 1-2 times managed to carry out the IMD in the second 30 minutes. Meanwhile, respondents in the control group (no assistance) on average succeeded in carrying out IMD in the 3rd 30 minutes. The results of statistical tests obtained a value of p=0.002, it can be concluded that there is a significant influence if assistance is provided by birth attendants on the success of IMD in mothers giving birth. Keywords:  Assistance, Early Breastfeeding Initiation (IMD)  ABSTRAK ASI merupakan makanan bayi dengan standard emas, ASI terbukti mempunyai keunggulan yang tidak dapat digantikan oleh makanan dan minuman apapun, karena ASI mengandung zat gizi paling tepat, lengkap, dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. Standar emas makanan bayi dimulai dengan tindakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 (enam) bulan (Munzia, 2013). Menurut data hanya 3,7 % bayi di Indonesia disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran. Ketidakberhasilan ibu menyusui bayinya sampai usia enam bulan, sebenarnya hanya satu masalah, yaitu ibu belum memahami sepenuhnya cara menyusui yang benar termasuk teknik dan cara memperoleh ASI terutama saat mereka harus bekerja. Pemahaman tentang IMD merupakan persoalan yang sangat penting. Yang memungkinkan terlaksanannya IMD apabila individu, keluarga, petugas kesehatan serta masyarakat sudah memahami tentang pengertian, manfaat, serta tujuan dari IMD (Munzia, 2013). Hasil Riskesdas (2018) menyatakan bahwa angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 6 bulan di Provinsi Lampung hanya mencapai 37,3% dari target sebesar 60%. Sedangkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat untuk capaian pemberian ASI eksklusif, yaitu 29,1% dari target sebesar 60%, capaian IMD > 1 jam 1,8% dan IMD < 1 jam 39,6% yang seharusnya IMD dilakukan pada semua bayi baru lahir (Riskesdas, 2018). Tujuan penelitian diketahui pengaruh pendampingan pada ibu bersalin & pendamping persalinan terhadap keberhasilan IMD di PMB Wilayah Kerja Dinas Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan quasi experiment with control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pendamping persalinan dan Ibu Bersalin di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2022. Sampel penelitian ini adalah pendamping persalinan dan Ibu Bersalin di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2022 yang berjumlah 96 orang. Pengumpulan data dengan cara studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data diolah dan di analisis dengan statistik deskriptif dan analitik. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan IMD pada kelompok intervensi pada 30 menit kedua, sedangkan untuk kelompok kontrol terdapat 7 orang responden yang tidak berhasil IMD dan sisanya berhasil IMD di 30 menit ketiga. Rata-rata responden yang diberi pendampingan sebanyak 3 kali atau lebih berhasil melakukan IMD di 30 menit pertama. Untuk yang diberi pendampingan 1-2 kali berhasil mekakukan IMD di 30 menit kedua. Sedangkan responden yang menjadi kelompok kontrol (tidak dilakukan pendampingan) rata-rata berhasil melakukan IMD di 30 menit ke 3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,002, berarti dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan jika dilakukan pendampingan pada pendamping persalinan terhadap keberhasilan IMD pada ibu bersalin.   Kata kunci: Pendampingan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)