Penerapan Behavior Based Safety menjadi penting dalam industri untuk meningkatkan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan dan mengurangi risiko kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi BBS serta faktor-faktor yang berhubungan dengan unsafe behavior pada pekerja di Bagian Gudang PT X Sidoarjo. Faktor yang dianalisis meliputi predisposing factors (awareness, persepsi, pengetahuan, dan motivasi), enabling factor (ketersediaan APD), dan reinforcing factor (peran pengawas safety). Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan metode observasional. Sampel penelitian adalah seluruh pekerja Bagian Gudang PT X Sidoarjo yang berjumlah 47 orang. Data dikumpulkan melalui kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi spearman untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor yang diteliti dengan unsafe behavior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara unsafe behavior dan awareness (r=-0,878, p<0,001), persepsi (r=-0,461, p=0,001), pengetahuan (r=-0,850, p<0,001), motivasi (r=-0,431, p=0,002), ketersediaan APD (r=-0,699, p<0,001), serta peran pengawas safety (r=-0,500, p<0,001). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi faktor-faktor tersebut, semakin rendah tingkat unsafe behavior pekerja. Berdasarkan analisis implementasi BBS, ditemukan bahwa program keselamatan kerja di Bagian Gudang PT X Sidoarjo telah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Namun, masih terdapat peluang perbaikan dalam penerapan BBS dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan unsafe behavior.