Claim Missing Document
Check
Articles

Kaji Ekperimental Karakteristik Pengeringan Ikan Bandeng Pada Alat Pengering Berbahan Bakar Gas Muhammad Thaib Hasan; Ahmad Syuhada; - Hamdani
Jurnal Teknik Mesin Unsyiah Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.41 KB)

Abstract

Aceh is one of the biggest milkfish (chanos-chanos Forsskal)-producing provinces in Indonesia and the production is increasing year by year. However, beyond that prospect, there are disadvantages of the milkfish which are able to be putrid easily and are not able to be kept for a long time. In addition, at the time of great harvest and the fish production is plenitude and less of the fish is in use that the price of the fish decreases sharply. The population of Aceh generally like to consume fresh and dried milkfish especially the people in the rural and highland. Based on the result of the previous research, the drying method which is done by putting the fish under direct sunlight is inefective as the sunlight is not perpetually present as expected. Even the quality of the product is low as the fish is contaminated by flies. In addition it requires large drying areas to produce large quantity fish. In this research, it is conducted eksperimental analysis and drying characteristic of the milkfish in the drying process by using drying equipment with gas fuel. The drying equipment used is the shelf type which is located in Thermal Engineering Laboratory, Mechanical Engineering, Engineering Faculty, Syiah Kuala University. The equipment consists of burning room, drying room and chimney. The weight of  milkfish model is 200 grams, 250 grams, and 300 grams. Based on the test result on the milkfish weighted 200 grams after the drying process, it can be seen that the content of protein 18,97 %,fat 3,75%, water 19,20% with the total drying process of six hour.
Kaji Pengaruh Bahan Isolasi Terhadap Perpindahan Panas pada Kotak Penyimpan Nugget - Alchalil; Ahmad Syuhada; - Hamdani
Jurnal Teknik Mesin Unsyiah Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Teknik Mesin Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.41 KB)

Abstract

Nugget is one of food ready to served which raw material was a chicken meat. The aimed this research is to get a limited or how long time to save nugget that defended the temperature 0oC, with need time 2 – 4 days only,which made from a wood and styrofoam. From the result of research that the wood box able to defended the temperature in 0oC at the fiftieht hours,styrofoam box at sixty fourth hours and mixture box in seventy one hours. The temperature on nugget (T1) wood box from the first hour until thirty ninth hours experienced rise of temperature lower than mixture box and styrofoam. The temperature on the box (T2)   wood box from the first hours  until fourty sixth huors experienced rise of the temperature lower than mixture box and styrofoam box.
Sulfur Removal in Bio-Briquette Combustion Using Seashell Waste Adsorbent at Low Temperature Mahidin Mahidin; Asri Gani; Abrar Muslim; Husni Husin; M. Reza Hani; Muhammad Syukur; Hamdani Hamdani; Khairil Khairil; Samsul Rizal
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol. 48 No. 4 (2016)
Publisher : Institute for Research and Community Services, Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2016.48.4.8

Abstract

Presently, biomass is mostly utilized as co-fuel in coal combustion in view of energy diversification and emission reduction. However, since the coal content of bio-briquettes is high (up to 80% in this study), gas emissions such as those of SOx still occur. Therefore, the introduction of SO2adsorbent is common in coal briquette or bio-briquette combustion. A calcium-based material is usually used for this goal. The aim of this study was to observe the effects of desulfurization temperature and Ca/S ratio (Ca = calcium content in adsorbent; S = sulfur content in coal and biomass) on desulfurization efficiency and kinetics. The ratio of coal to biomass (palm kernel shell/PKS) was fixed at 90:10 (wt/wt) and the ratios of Ca to S were varied at 1:1, 1.25:1, 1.5:1, 1.75:1 and 2:1. The mixtures of coal, PKS and adsorbent were briquetted at a molding pressure of 6 ton/cm2 with Jatropha curcas seeds and starch mixture as binding agents. Desulfurization was performed within a temperature range of 300 to 500°C for 720 seconds at an airflow rate of 1.2 L/min. The results showed that the highest desulfurization efficiency (90.6%) was associated with the Ca/S ratio of 2:1 and temperature of 400°C. Moreover, the highest reaction rate constant of desulfurization was 0.280 min-1.
Optimasi Penyerapan Panas Memanfaatkan Energi Matahari Pada Kolektor M Iqbal A.P; Ahmad Syuhada; H Hamdani
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology Vol 2, No 1 (2014): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : Malikussaleh University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v2i1.10923

Abstract

Energi matahari merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan manusia untuk berbagai keperluan seperti  listrik, pemanas, pengering dan lain sebagainya. Kolektor surya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengumpulkan energi matahari  dan diubah menjadi energi thermal dan meneruskan energi tersebut ke fluida. Melalui 3 (tiga) variasi sudut hambatan yang disusun diharapkan dapat ditemukan sudut hambatan yang sesuai dalam upaya mengoptimalkan penyerapan energi matahari dengan memanfaatkan laluan multi belokan . Ukuran dari kolektor adalah 250 cm × 85 cm. Pada setiap sisi dari kotak absober dilapisi dengan  alumunium dengan tebal 10mm. Sebagai penyerapan radiasi surya pada pengujian ini digunakan pasir besi dengan tebal 6 cm dan posisi kotak pemanas udara dibuat miring 150 .Pengukuran temperatur dilakukan dengan beberapa variasi, yaitu : laluan multi belokan sudut 1800, laluan multi belokan 900 dan laluan multi belokan sudut 1300 . Pengujian dilakukan di alam terbuka di halaman Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh dan pengukuran dilakukan sebanyak 33 titik pada laluan aliran. Pengujian dilakukan dari jam 11.00 sampai dengan 15.00 WIB. Hasil penelitian diperoleh distribusi temperatur absober untuk ketiga tipe solar kolektor cenderung sama, distribusi temperatur tertinggi dapat dicapai oleh kolektor dengan sudut belokan 1300 yaitu 93,30C,  pada waktu 12.00-13.00 WIB. Tipe kolektor surya dengan sudut belokan 900 merupakan temperatur ke 2 tertinggi yang mampu dicapai 91,20C. Dan tipe kolektor surya dengan sudut belokan 1800  yang memperoleh temperatur terendah yaitu 90,20C.
PENGARUH SISTEM KERJA TIDAK ERGONOMIS TERHADAP POSTUR TUBUH NELAYAN Meri Andriani; Samsul Rizal; Hamdani Hamdani; Iskandar Hasanuddin; Safrizal Rahman
Prosiding Seminar Nasional Teknik UISU (SEMNASTEK) SEMNASTEK UISU 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.675 KB)

Abstract

Sistem kerja yang tidak ergonomis membawa dampak produktivitas menurun, seperti postur kerja tidak ergonomis. Postur kerja yang tidak ergonomis juga terlihat pada pekerjaan manual yang dilakukan nelayan. Pekerjaan nelayan pada penelitian kali inidibatasi pada pekerjaan menarik jaring yang penuh terisi ikan. Tujuan penelitian yaitu menentukan postur kerja tidak ergonomis serta menentukan level resiko tindakannya. Metode yang dipergunakan adalah Rapid Entire Body Assissment (REBA). Hasil dan Pembahasan, penilaian REBA dibagi dua grup. Grup A, pada postur bagian batang tubuh terdapat skor tertinggi yakni skor empat di dapat dari enam operator yaitu operator 1, 4, 8, 9, 12, 13, pada postur bagian leher ada enam operator yang mempunyai skor tertinggi yaitu operator 2, 5, 9, 10, 12, 13. Postur bagian kaki terdapat tiga operator yang mempunyai skor tertinggi yaitu operator 6, 7, 12. Pada Beban, setiap operator mempunyai skor tinggi. Grup B, skor tertinggi postur lengan atas terdapat pada operator nomor 12. Pada postur bagian lengan bawah skor tertinggi ditemukan pada operator 13. Pada postur bagian pergelangan tangan, skor tertinggi ada tiga operator yaitu operator 2, 5 dan 9. Seluruh operator mempunyai pegangan dengan skor yang tertinggi. Kesimpulan,  Grup A, postur kerja yang tidak ergonomis ditentukan dari skor tertinggi setiap bagian yaitu pada postur bagian batang tubuh ada enam operator yang mempnuyai skor tertinggi nilai 4, postur bagian leher terdapat enam operator yang mempunyai skor tertinggi yang bernilai 2, postur bagian kaki terdapat tiga operator yang mempunyai skor tertinggi nilai 3, sementara untuk beban seluruh operator mempunyai skor tertinggi. Grup B, postur bagian lengan atas terdapat satu operator yang mempunyai skor tertinggi nilai 4, postur bagian lengan bawah juga hanya terdapat satu operator skor tertinggi nilai 2, postur bagian pergelangan tangan terdapat tiga operator mendapatkan skor tertinggi nilai 3, sementara untuk pegangan seluruh operator mendapatkan skot tertinggi. Level resiko tindakan seluruh operator dibagi atas dua level resiko tindakan yaitu level resiko tinggi dengan tindakan segera ditentukan untuk operator 5, 6, 8, 11. Sementara untuk level resiko sangat tinggi dengan Tindakan sekarang juga ditentukan untuk operator 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 12, 13. 
Studi Hidro-Oseanografi Pemanfaatan Dermaga Arun Sebagai Receiving Gas Terminal Teuku Zubir; Hamdani Umar; Ahmad Syuhada
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 2 No 02 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v2i02.675

Abstract

Seiring dengan pemulihan Indonesia dari krisis keuangan tahun 1998, konsumsi energi domestik berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir, utamanya energi berupa gas alam. Akan tetapi, kenaikan kebutuhan gas domestik tidak diiringi dengan produksi gas di Indonesia, dimana apabila hinggatahun 2018 tidak ditemukannya sumber- sumber gas baru, maka Indonesia diperkirakan akan mengalami kelangkaan gas. Pertamina sebagai BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang energi, berencana untuk mengimpor shale gas dari Amerika, dimana cadangan shale gas Amerika sangat melimpah dan harganya yang kompetitif. Shale Gas yang diperoleh akan diubah bentuk menjadi LNG agar mempermudah proses transportasi. Kemudian, LNG di transportasikan menggunakan kapal LNG jenis Q-Flex (±216.000 m3)menuju Terminal Arun dimana Terminal Arun akan dimanfaatkan sebagai Receiving Terminal. Dari peran baru Terminal Arun, maka diperlukan kajian mengenai kesiapan Terminal Arun untuk menerima kapal Q-Flex. Kajian dilakukan dengan mengacu persyaratan teknis dan prosedur standar yang berlaku yang harus dipenuhi baik dari sisi kapal maupun sisi terminal sehingga dapat dinyatakan kompatibel. Persyaratan tersebut meliputi Kompatibilitas Kondisi perairan, Fender system, Mooring line, Gangway, Loading arm, dan Tug boat. Hasil kajian yang diperoleh pada Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah Terminal Arun mampu menerima kapal Q-Flex dengan syarat Area Turning Basin saat ini diperluas atau dipindahkan ke area yang lebih luas (min. diameter 630m) dan dilakukannya pengerukan (dredging) sedalam 0.5 m, pembesaran dimensi fender atau pembesaran koefisien elastik fender agar besar Hull Pressure dari sistem fender dapat diperkecil, alarm PMS (Position Monitoring System) pada sistem Loading Arm ditiadakan sehingga Batas Working Envelope Loading Arm dapat diperbesar dan tongkat pengait disediakan guna sebagai media pengait tali ke Sunken Bit.
Life Cycle Analysis pada Pembangkit Tenaga Listrik Mini Hidro di Lhoksandeng, Meuruedu, Pidie Jaya Teuku Azuar Rizal; Nasruddin Nasruddin; Hamdani Umar
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 01 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i01.713

Abstract

Pengurangan ketergantungan pasokan listrik dari sumber-sumber di luar Provinsi Aceh menjadi isu yang semakin penting yang mendorong pemerintah daerah untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi alternatif lokal yang dimilikinya. Salah satunya adalah melalui peningkatan produksi listrik independen (Indepent Power Producer - IPP) bertenaga hidro sebagaimana yang akan dibangun di wilayah Pidie Jaya. PLTMH ini memanfaatkan aliran Sungai Meureudu, yang berada di Desa Lhoksandeng untuk menghasilkan output daya 5,033 MW. Potensi ini diharapkan dapat menjadi sumber energi yang dapat diandalkan dan dapat digunakan terus menerus (sustainable). Tulisan ini bertujuan untuk melakukan LCA yang menggunakan teknik input-output ekonomis (EIO-LCA) guna mengkuantifikasi penggunaan energi, pelepasan gas rumah kaca, dan jangka pengembalian energi atau Energy pay-back time (EPBT) pada PLTM Lhoksandeng. EPBT yang diperoleh adalah 0.530 tahun, dengan emisi gas rumah kaca sebesar 0,292 gCO2eq/kWhe.
Kaji Eksperimental Pemanfaatan Material Penyimpan Panas Pada Kolektor Pemanas Air Surya Muhammad Zulfri; Razali Thaib; Hamdani Umar
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 01 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i01.715

Abstract

Pada penelitian telah dilakukan pengujian pemanfaatan material berubah fasa sebagai material penyimpan panas yang diletakkan menyatu dalam kolektor. Kolektor yang digunakan adalah plat datar berkuran 160 cm x 100 cm x 10 cm. Sebagai material penyimpan panas digunakan lilin parafin. Dari hasil pengujian menunjukkan sistem pemanas air yang dirancang dan dibuat pada penelitian mampu menaikkan temperatur air sampai 60 oC pada kondisi hari cerah. Penggunaan material penyimpan panas mampu mempertahankan temperatur air pada 40-45 oC sampai jam 20:00 malam, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penempatan lilin parafin sebagai material penyimpan panas menyatu dalam kolektor akan mampu meningkatkan efisiensi sistem pemanas air surya.
Karakteristik Batubara Pada Cekungan Meulaboh Di Kabupaten Aceh Barat Dan Nagan Raya, Provinsi Aceh Hamdani Umar; Yossi Oktarini
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 01 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i01.722

Abstract

Batubara adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter penyusunnya. Penentuan kualitas batubara dilakukan melalui analisis kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik batubara yang meliputi sifat kimia yang terkandung pada batubara Cekungan Meulaboh di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan 30 sampel data batubara dari lokasi yang berbeda-beda. Analisis kualitas dari batubara dilakukan melalui analisis proksimat terhadap parameter kualitas batubara yang meliputi kandungan air (moisture content), kandungan abu (ash content), zat terbang (volatile matter), karbon tertambat (fixed carbon), kandungan sulfur (sulfur content) dan kalori (calorific value).
Kaji Eksperimenal Pemanas Air Untuk Skala Rumah Tangga Fazri Amir; Teuku Azuar Rizal; Muhammad Amin; Doni Risthiawan; Hamdani Umar; Nazaruddin Nazaruddin
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 5 No 01 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v5i01.732

Abstract

Sebagian besar aplikasi energi surya untuk pemanas udara. Meskipun, pemanas air surya sudah umum digunakan, penelitian untuk meningkatkan kinerja sistem selalu diperlukan. Pada penelitian ini telah dirancang satu pemanas air surya yang dapat diandalkan untuk menyediakan panas pada cuaca berawan atau saat disetujui sinar matahari dalam jangka pendek. Pemanas air surya yang dirancang dan dibuat adalah pemanas air surya tipe termoshipon dengan kolektor plat datar berkuran 160 cm x 100 cm x 10 cm. Untuk Meningkatkan kinerja sistem yang digunakan bahan penyimpan panas yang ditempatkan menyatu dalam kolektor. Pengujian sistem pemanas udara yang dilengkapi dengan bahan penyimpan panas dilakukan pada kondisi cuaca Kota Langsa. Dari hasil pengujian membuktikan sistem pemans udara mampu menaikkan suhu udara hingga 55 oC pada kondisi hari cerah. Pengguanan bahan penyimpan panas mampu mempertahankan suhu udara pada 35-45 o C sampai jam 20:00 malam, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bahan penyimpan panas di kolektor akan mampu meningkatkan efisiensi sistem pemanas air surya.