Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengenalan Vegetasi Air Lemna sp sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan Pakan Ikan di Kabupaten Aceh Singkil Hendri, Afrizal; Diansyah, Sufal; Saputra, Fazril; Samuki, Khairul; Syahril, Alfis
Journal of Rural and Urban Community Empowerment Vol. 5 No. 2 (2024): April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.79 KB)

Abstract

Usaha budidaya perikanan air tawar skala kecil terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Kabupaten Aceh Singkil. Peningkatan ini terlihat dari tren produksi ikan air tawar yang meningkat seiring waktu. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan vegetasi air Lemna sp. sebagai salah satu bahan baku potensial dalam pembuatan pakan ikan, dan memiliki pertumbuhan cepat dan kemampuan untuk menyerap nutrien dari air. Metode pengabdian yang dilakukan adalah (i) Pra-bimtek: melakukan asesmen awal menggunakan instrumen kuisioner; (ii) Bimtek dan praktik: transfer pengetahuan dan praktik langsung tentang cara pengolahan vegetasi Lemna sp menjadi bahan baku pakan ikan; (iii) Diskusi: memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan mengajukan pertanyaan terkait pemanfaatan Lemna sp. Hasil kegiatan pengabdian di Kabupaten Aceh Singkil terlihat bahwa peserta (pembudidaya ikan air tawar skala kecil) memahami keberadaan dan manfaat vegetasi Lemna sp untuk bahan baku pakan ikan (94%), dan dari sisi keterampilan, 98% peserta mampu dalam pengolahan/pemanfaatan vegetasi Lemna sp. Dengan demikian, pengenalan Lemna sp sebagai bahan baku pakan ikan dapat menjadi langkah awal menuju pemanfaatan sumber daya alam daerah Singkil yang berkelanjutan.
The effect of fasting time of white snapper (Lates calcarifer) seeds transported for seven hours on survival rate Mislina, Mislina; Rahmayanti, Fitria; Hendri, Afrizal; Diansyah, Sufal; Islama, Dini; Munandar, Munandar
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica, Vol. 12: No. 1 (April, 2025)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v1i1.18629

Abstract

The availability of white snapper seeds is still as a problem which is there are still limited in some places and only seals in certain areas in Indonesia. So proper seed handling techniques are needed to increase their survival. This research aims to obtain the optimal fasting duration for white snapper seeds before transportation. Transportation was conducted in closed system, transported using a car, for 7 hours. This research was conducted at Ujung Batee Brackish Water Aquaculture Fisheries Center (BPBAP). The research used a Completely Randomized Design with four treatments and three replications, namely: transportation of white snapper seeds with fasting period of 12 hours (A), 24 hours (B), 36 hours (C) and 48 hours (D). The data obtained was tested for statistical analysis of variance (ANOVA) using SPSS 25.0. The results showed that different fasting duration had no significant effect (P>0.05) on the survival rate either after transportation or five days post-transportation.Keywords: fasting; seed; survival rate; transportation
Pengenalan Vegetasi Air Lemna sp sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan Pakan Ikan di Kabupaten Aceh Singkil Hendri, Afrizal; Diansyah, Sufal; Saputra, Fazril; Samuki, Khairul; Syahril, Alfis
Journal of Rural and Urban Community Empowerment Vol. 5 No. 2 (2024): April
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/

Abstract

Usaha budidaya perikanan air tawar skala kecil terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Kabupaten Aceh Singkil. Peningkatan ini terlihat dari tren produksi ikan air tawar yang meningkat seiring waktu. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan vegetasi air Lemna sp. sebagai salah satu bahan baku potensial dalam pembuatan pakan ikan, dan memiliki pertumbuhan cepat dan kemampuan untuk menyerap nutrien dari air. Metode pengabdian yang dilakukan adalah (i) Pra-bimtek: melakukan asesmen awal menggunakan instrumen kuisioner; (ii) Bimtek dan praktik: transfer pengetahuan dan praktik langsung tentang cara pengolahan vegetasi Lemna sp menjadi bahan baku pakan ikan; (iii) Diskusi: memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan mengajukan pertanyaan terkait pemanfaatan Lemna sp. Hasil kegiatan pengabdian di Kabupaten Aceh Singkil terlihat bahwa peserta (pembudidaya ikan air tawar skala kecil) memahami keberadaan dan manfaat vegetasi Lemna sp untuk bahan baku pakan ikan (94%), dan dari sisi keterampilan, 98% peserta mampu dalam pengolahan/pemanfaatan vegetasi Lemna sp. Dengan demikian, pengenalan Lemna sp sebagai bahan baku pakan ikan dapat menjadi langkah awal menuju pemanfaatan sumber daya alam daerah Singkil yang berkelanjutan.
Pendampingan Inovasi Feederku Bagi Pembudidaya Ikan Nila di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh Hendri, Afrizal; Nasution, M. Arif; Munawir, Al; Zulfadhli, Zulfadhli; Saputra, Fazril
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v10i2.1130

Abstract

Pemberian pakan secara manual sering kali kurang efisien dan mengakibatkan pakan terbuang percuma. Pengabdian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memfasilitasi penerapan teknologi automatic fish feeder (feederku) bagi para pembudidaya ikan nila di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode pendampingan, dengan tahapan kegiatannya meliputi: (1) identifikasi kebutuhan; (2) pendampingan inovasi feederku. Kegiatan pendampingan dilakukan selama 2 bulan, meliputi pelatihan cara membuat, pengoperasian, pemeliharaan alat, serta pemantauan hasil penerapan di lapangan; (3) evaluasi dan monitoring. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keberdayaan mitra (aspek pengetahuan, teknis). Aspek pengetahuan meliputi mitra mulai mengetahui dan memahami manfaat feederku dalam budidaya ikan nila setelah diberikan pendampingan baik non-teknis maupun teknis (100% peserta setuju bermanfaat). Sedangkan aspek teknis, mitra mendapatkan keterampilan untuk merakit alat feederku secara tepat (90% peserta terampil) dimana mayoritas peserta mampu mengoperasionalkan feederku dengan baik (80% peserta mampu), serta selama pemakaian alat feederku (lebih kurang 2 bulan dikolam) mitra merasakan benefitnya dalam hal efisiensi waktu dan tenaga dalam bekerja (100% peserta menyatakan efisien). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian dengan judul pendampingan inovasi feederku telah memberikan hasil yang positif bagi pembudidaya ikan nila di Kecamatan Beutong. Manual feeding is often less efficient, and results in wasted feed. This service aims to introduce and facilitate the application of automatic fish feeder technology (feederku) for tilapia fish farmers in Beutong District, Nagan Raya Regency. This service activity uses the mentoring method, with the stages of activities including: (1) identification of needs; (2) assistance in feederku innovation. Mentoring activities are carried out for 2 months, including training on how to make, operate, maintain tools, and monitor the results of application in the field; (3) evaluation and monitoring. The results of the service showed that there was an increase in partner empowerment (knowledge, technical aspects). The knowledge aspect includes partners starting to know and understand the benefits of my feeder in tilapia farming after being given both non-technical and technical assistance (100% of participants agreed that it was useful). While the technical aspects, partners get the skills to assemble the feederku tool appropriately (90% of participants are skilled); and the majority of participants are able to operate the feederku well (80% of participants are able); and during the use of the feederku tool (approximately 2 months in the pond), partners feel the benefits in terms of time and energy efficiency in work (100% of participants stated efficient). Thus it can be concluded that the service activity with the title of feederku innovation assistance has provided positive results for tilapia fish farmers in Beutong District.
PENDAMPINGAN INOVASI FEEDERKU BAGI PEMBUDIDAYA IKAN NILA DI KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Hendri, Afrizal
-
Publisher : LPPM UNIVERSITAS KHAIRUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pengamas.v8i1.9619

Abstract

Kelompok pembudidaya ikan nila “Maju Bersama” adalah salah satu pelaku usaha UMKM dibidang perikanan budidaya, dengan jumlah anggota 12 orang. Kelompok ini merupakan usaha mikro yang sudah melakukan kegiatan produksi selama 3-8 tahun. Namun, hasil diskusi dilapangan dengan pelaku usaha ditemukan salah satu tantangan yang dihadapi adalah manajemen pakan yang tidak efisien. Pemberian pakan secara manual sering kali kurang efisien, dan mengakibatkan pakan terbuang percuma. Pengabdian ini bertujuan untuk memperkenalkan dan memfasilitasi penerapan teknologi automatic fish feeder (feederku) bagi para pembudidaya ikan nila di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode pendampingan, dengan tahapan kegiatannya meliputi: (1) identifikasi kebutuhan; (2) pendampingan inovasi feederku. Kegiatan pendampingan dilakukan selama 2 bulan, meliputi pelatihan cara membuat, pengoperasian, pemeliharaan alat, serta pemantauan hasil penerapan di lapangan; (3) evaluasi dan monitoring. Dilakukan evaluasi terhadap peningkatan keberdayaan mitra (aspek pengetahuan, teknis), performa alat yang meliputi konsistensi pemberian pakan (on schedule/error), efisien waktu/tenaga/fleksibiltas kerja pembudidaya ikan, dan efisiensi penggunaan pakan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keberdayaan mitra (aspek pengetahuan, teknis). Aspek pengetahuan meliputi mitra mulai mengetahui dan memahami manfaat feederku dalam budidaya ikan nila setelah diberikan pendampingan baik non teknis maupun teknis (100% peserta setuju bermanfaat). Sedangkan aspek teknis, mitra mendapatkan keterampilan untuk merakit alat feederku secara tepat (90% peserta terampil); dan mayoritas peserta mampu mengoperasionalkan feederku dengan baik (80% peserta mampu); serta selama pemakaian alat feederku (lebih kurang 2 bulan dikolam), mitra merasakan benefitnya dalam hal efisiensi waktu dan tenaga dalam bekerja (100% peserta menyatakan efisien). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian dengan judul pendampingan inovasi feederku telah memberikan hasil yang positif bagi pembudidaya ikan nila di Kecamatan Beutong. Alat ini telah membawa perubahan dalam hal peningkatan keberdayaan mitra.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI SEX REVERSAL BAGI KELOMPOK PETANI IKAN NILA DI KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Zulfadhli, Zulfadhli; Chairiyaton, Chairiyaton; Amarullah, Amarullah; Hendri, Afrizal; Saputra, Fazril; Abdan, Mu’amar
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i2.2190

Abstract

Kabupaten Nagan Raya merupakan Kabupaten tertinggi produksi ikan nila diwilayah barat Provinsi Aceh. Kelompok petani ikan nila mengalami masalah pada pertumbuhan ikan nila yang lambat dan tidak seragam. Salah satu penyebab pertumbuhan lambat dan tidak seragam diakibatkan benih kurang berkualitas dari hasil pemijahan liar. Pemijahan liar dicegah dengan cara pemeliharaan ikan monoseks. Benih ikan monoseks dapat diperoleh dari penerapan teknologi sek reversal. larva ikan nila diarahkan kelaminnya menjadi jantan (maskulinisasi). Tujuan PKM adalah memberi pengetahuan dan ketrampilan penerapan sex reversal bagi kelompok petani ikan nila. Objek/sasaran adalah kelompok masyarakat yang produktif secara ekonomi, dengan mitra kelompok petani ikan (UPR Mina Mandiri). Metode pelaksanaan PKM melalui pendidikan non formal berupa pelatihan, praktik dan pendampingan. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi: persiapan program, sosialisasi program, pelatihan sek reversal, penerapan dan pendampingan sek reversal dan evaluasi. Hasil PKM diperoleh, mitra memahami tahapan pelaksanaan dan tujuan pelaksanaan program pengabdian pada waktu sosialisasi. Peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan dan wawasan tentang sek reversal ikan dari 23% (pre-test) menjadi 79% (post-test). Petani ikan mengetahui alur kerja penerapan sek reversal dan trampil dalam melakukannya. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan program transfer iptek ke petani ikan, melalui pelatihan dan praktek langsung. Kesimpulannya, kelompok petani ikan mengalami peningkatan pengetahuan tentang sek reversal ikan sebesar 56% dan mampu menghasilkan benih ikan nila monoseks jantan.
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI SUPLEMENTASI PROBIOTIK KUNYIT BAGI MITRA PEMBUDIDAYA IKAN LELE DI KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH Saputra, Fazril; Khairi, Ikhsanul; Suryadi, Suryadi; Zulfadhli, Zulfadhli; Nasution, Muhammad Arif; Hendri, Afrizal; Abdan, Mu'amar; Zuriat, Zuriat
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i2.2239

Abstract

The potential for aquaculture in Aceh Province is enormous, one of which is in the Nagan Raya Regency area. Fish farmers in the Nagan Raya Regency area have long cultivated freshwater catfish using a conventional system. This catfish cultivation system does not increase the production of farmed fish and does not produce organic fish. This activity aims to educate and assist in applying turmeric probiotic supplementation technology to increase farmed fish production and produce organic catfish. The implementation of this activity is carried out using education and assistance. The stages of implementing the activity include initial discussion with farmer partners (UPR Clarias Fish Farm), program preparation, education of community service activities, community service activity workshops, monitoring and evaluation, and activity reporting. Indicator of success in the education and assistance method is that partners understand the material and practices presented by the presenter regarding turmeric probiotic supplementation and good fish farming methods. This activity is evaluated through pre-test and post-test questionnaires using the material provided. This community service activity is said to be successful if the average value of the farmer partners is obtained ≥75% of the post-test questionnaire given. The results of this community service activity are in the form of increased knowledge and understanding of farmer partners. The harvest results also showed an increase in mass production of farmed fish given turmeric probiotics compared to farmed fish without turmeric probiotics. In conclusion, UPR Clarias Fish Farm's fish farming partners experienced an 80% increase in understanding of turmeric probiotic supplementation and catfish production using turmeric probiotics increased the length gain by 3.9 cm longer or 17.89% compared to without probiotics and fish given turmeric probiotics were also 25.96 grams heavier or 21.72% heavier than without probiotics.
KARAKTERISTIK SUHU, SALINITAS DAN KLOROFIL-A DI PULAU SIMEULUE PROVINSI ACEH UNTUK MENGESTIMASI ZONASI IKAN Edwarsyah, Mr.; Raudhati, Nazli; Hendri, Afrizal; Zurba, Nabil; Burhanis, Djumanto,
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.1

Abstract

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik sebaran suhu perairan laut, salinitas, klorofil-a dan mengestimasi keberadaan ikan karang (Paracanthurus hepatus, Amphiprion polymnus, Lutjanus argentimaculatus dan Epinephelus fuscoguttatus) di perairan Pulau Simeulue Provinsi Aceh berdasarkan suhu permukaan laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Data suhu, salinitas dan klorofil diolah menggunakan software Ocean Data View versi 4.4 (ODV), Pembuatan peta menggunakan Software ArcGis versi 10.2. Suhu perairan laut Pulau Simeulue pada Tahun 2017 relatif tinggi dengan nilai suhu 27.5-34°C dan rendah dengan nilai suhu 26-3°C. Salinitas permukaan laut Pulau Simeulue pada tahun 2017 relatif tinggi terjadi pada bulan Desember dengan nilai 31-36 psu, terendah terjadi pada bulan Januari dengan nilai 30–35.50 psu. Sebaran klorofil-a pada tahun 2017 Pulau Simeulue adalah 0–2.25mg/m³. Nilai sebaran klorofil-a terendah terjadi pada bulan November yaitu 0–0.4mg/m³, tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu 0–2.25 mg/m³. Sebaran Paracanthurus hepatusdi Pulau Simeulue diduga terdapat pada suhu minimum 28.50°C dan suhu maksimum 34.5°C. Sebaran  Amphirion polymnus di Pulau Simeulue diduga terdapat pada  suhu minimun 27°C dan maksimum 34.61°C. Sebaran Lutjanus argentimaculatu di Pulau Simeulue diduga terdapat pada suhu minimunm 21.42°C dan suhu maksimun 35.61°C. Sebaran  Epinephelus fuscoguttatus di Pulau Simeulue diduga terdapat pada suhu minimum 28°C dan suhu maksimun 34.61°C. 
SURVIVAL INDUK BETINA IKAN LELE LOKAL ACEH (Clarias batrachus dan Clarias macrocephalus) YANG DIPELIHARA PADA SUBSTRAT YANG BERBEDA Muliyana, Agusriati; Hendri, Afrizal; Fadhillah, Radhi
JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol. 11 No. 1 (2023): JARI : JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v11i1.52

Abstract

Aceh local catfish (variant limbek) is one of the high-potential freshwater fish. It tastes better than sangkuriang catfish so the demand product is higher than supply. Economically, this fish is very potential if developed in aquaculture system, and domesticated. This study aimed to describe the initial stages of domestication of wild fish species through several methods such as (i) broodstocks collection; (ii) broodstocks selection; and (iii) experiment. It was an experimental-single-factor research with three treatments namely; A: no substrate pond; B: soil substrate pond; and C: soil substrate pond with pipe (shelter). The results of the analysis showed that the highest survival rate is in treatment C (a soil substrate pond with pipe) with the first and second sampling percentage of 88% and 68% respectively. The percentage of local catfish that reached the reproductive phase did not differ between the treatment (P>0.05) so the sheltered pond did not affect the reproductive of local catfish, and it was influenced by the quality and quantity of feed.
Morfometrik Ikan Bileh (Rasbora sp.) dari Perairan Ie Sayang Kabupaten Aceh Barat Zulfadhli, Zulfadhli; Hendri, Afrizal; S, Irhami; Nasution, M. Arif
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 12 No. 1 (2024): June
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v12i1.11436

Abstract

Bileh fish (Rasbora sp.) is a fish that lives in freshwater and can be found in the waters of Ie Sayang West Woyla West Aceh District. Excessive exploration has caused the population of bileh fish in nature to decrease and be limited. The first step that needs to be done in aquatic resource management is to identify the type of bileh fish to adopt its cultivation techniques. Fish identification can be done morphologically or molecularly. Morphological identification refers to morphometric studies. This study aims to identify bileh fish species from Ie Sayang waters based on morphometric characteristics. The bileh fish was obtained from community catches in September-November 2023. Morphological identification was done by visualizing and measuring morphometric characters. Data were analyzed descriptively, and the relationship between morphometric characters was analyzed by linear regression. The morphology of bileh fish has a fusiform body shape, terminal mouth type, forked caudal fin, and linea lateralis visible from the operculum to the caudal part. Total length (TL) ranged from 36.94-65.78 mm and standard length (SL) 29.01-52.49 mm. The length-weight correlation of allometric fish was negative. TL characters were closely correlated with SL, HL, DFD, ED, CPD, and VFL.