Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengaruh Variasi Konsentrasi Arang Aktif Bambu Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Minyak Kelapa Produksi Rumahan Fara Chitra; Naufal Fadhil Ramadani; Ratih Indrawati
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 2 No. 2 (2022): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v2i2.126

Abstract

Minyak kelapa merupakan produk yang dihasilkan dari kopra yang diolah dengan cara kering dan basah. Minyak kelapa  memiliki kadar asam lemak bebas yang masih tinggi. Semakin tinggi kadar asam lemak bebas, maka semakin rendah kualitas minyak kelapa. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan kadar asam lemak bebas adalah dengan arang aktif. Salah satunya dengan bambu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi arang aktif bambu dalam mengadsorpsi asam lemak bebas pada minyak kelapa produksi rumahan dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 gr. Desain penelitian ini berbentuk Pre - Eksperimental dengan metode Titrasi Alkalimetri. Populasi pada penelitian adalah minyak kelapa produksi rumahan di daerah Antibar, Kabupaten Mempawah dan sampel yaitu minyak kelapa produksi rumahan yang belum ditambahkan arang aktif bambu dan minyak kelapa produksi rumahan dengan penambahan arang aktif bambu. Hasil penelitian dengan penambahan arang aktif bambu  didapatkan rata-rata jumlah kadar asam lemak bebas sebesar 0,61; 0,54; 0,53; 0,51; 0,49; 0,47% dan presentase penurunan sebesar  8,96; 19,40; 20,90; 23,88; 26,87 dan 29,85% dari kadar asam lemak bebas sebelum perlakuan yaitu 0,67%.  Berdasarkan Uji Regresi Linear tingkat signifikansi 0,000<0,005. Artinya Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh penambahan arang aktif bambu terhadap kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa produksi rumahan.
HUBUNGAN CURAH HUJAN, PENGETAHUAN DAN PERILAKU TERHADAP SUSPEK KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI MASA PANDEMI DI PUSKESMAS ALIANYANG KOTA PONTIANAK Amrullah; Moh. Adib; Fara Chitra
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 1 No 1 (2022): Journal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v1i1.67

Abstract

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Indonesia merupakan salah satu negara tropis di dunia yang termasuk wilayah endemik terhadap penyakit demam berdarah dengue, angka terjadinya kasus Demam Berdarah Dengue mengalami peningkatan secara drastis di seluruh indonesia dalam beberapa tahun terakhir, diperkirakan 50-100 juta orang di seluruh dunia terinfeksi Demam Berdarah Dengue setiap tahunnya. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan curah hujan, pengetahuan dan perilaku terhadap suspek kejadian Demam Berdarah Dengue di masa pandemi di wilayah kerja puskesmas alianyang sungai bangkong kota pontianak. Penelitian ini merupakan survei yang bersifat Observasional dengan pendekatan Case-control (Kasus Kontrol). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 responden yang terdiri dari 28 kasus 56 kontrol uji statistik che square. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan curah hujan pengetahuan dan perilaku terhadap kejadian suspek demam berdarah dengue, didapatkan hasil Curah hujan tahun 2019 nilai p-value =0,045 (<0,05), Curah hujan tahun 2020 nilai p-value =0,015 (<0,05), Pengetahuan p-value = 0.000 dimana nilai ini kurang dari nilai taraf signfikansi yaitu sebesar ɑ = 0.05 (p-value < 0.05) dengan nilai OR = 4,857, Perilaku p-value = 0.002 dimana nilai ini kurang dari nilai taraf signfikansi yaitu sebesar ɑ = 0.05 (p-value < 0.05) dengan nilai OR = 4,375. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar tetap melakukan pengawasan dalam pencegahan demam berdarah di masyarakat yang berguna menurunkan angka kejadian demam berdarah dengue.
Efektifitas Konsentrasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum Linn) Sebagai Pembasmi Lalat Rumah (Musca domestica) Fara Chitra; Cahnia Ambarwati; Zainal Akhmadi
Ahmar Metastasis Health Journal Vol. 2 No. 4 (2023): Ahmar Metastasis Health Journal
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amhj.v2i4.138

Abstract

Lalat rumah menyebarkan organisme patogen terhadap manusia yang berjumlah kurang lebih 100 jenis. Lalat rumah dapat membawa berbagai macam bakteri atau penyakit seperti kolera, asepergilosis, tifus, disentri, dapat menyebabkan myasis dan diare. Mikroorganisme pada lalat  dapat mencemari makanan dan menyebabkan makanan tersebut tidak dapat  dimakan  karena  beracun, oleh karena itu diperlukannya pengendalian yang tepat dalam membasmi keberadaan lalat. Alternatif pilihan adalah menggunakan insektisida nabati karena ramah lingkungan dan tidak mengakibatkan resistensi. Salah satu tanaman  yang diduga berpotensi sebagai  insektisida nabati adalah kemangi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan dan konsentrasi terbaik dari ekstrak daun kemangi sebagai pembasmi lalat rumah yang dibuat menjadi makanan pembasmi lalat rumah dalam bentuk agar-agar. Desain penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu dengan menggunakan rancangan faktorial dengan 3 perlakuan dan diulang sebanyak 9 kali yang dimana  waktu pengamatan dilakukan setiap 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Adapun perlakuan yang dimaksud antar lain konsentrasi ekstrak dalam agar 20%, 30% dan 40% . Dari penelitian ini didapatkan hasil jumlah rata-rata lalat yang mati setelah diberi perlakuan selama 24 jam adalah konsentrasi 20% sebanyak 7 ekor (33,3%), konsentrasi 30% sebanyak 9 ekor (43,8%), dan konsentrasi 40% sebanyak 10 ekor (50,5%). Kesimpulan dari penelitian Ekstrak daun kemangi dengan variasi konsentrasi yang paling efektif dalam membasmi lalat rumah adalah perlakuan dengan persentase paling tinggi yaitu 40% pada waktu 24 jam dengan kematian lalat sebesar 50,5%. Peneliti selanjutnya agar menggunakan konsentrasi ekstrak daun kemangi yang lebih tinggi dari 40% sehingga dapat membasmi lalat lebih optimal.
EFEKTIVITAS KULIT SINGKONG, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI KARBON AKTIF: THE EFFICACY OF CASSAVA PEEL, SUGARCANE BAGASSE, AND KAPOK BANANA PEEL AS ACTIVATED CARBON Fara Chitra; Nuri Andriani; Hendra Budi Sungkawa
GEMA KESEHATAN Vol. 15 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : POLTEKKES KEMENKES JAYAPURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47539/gk.v15i1.325

Abstract

Limbah cair percetakan merupakan hasil dari kegiatan industri percetakan yang dapat mencemari lingkungan air dan tanah dengan cara melepaskan nitrat dan logam-logam berat yang terkandung didalamnya salah satunya yaitu timbal. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar timbal (Pb) adalah dengan menggunakan adsorben. Adsorben yang paling banyak digunakan adalah karbon aktif. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan karbon aktif seperti kulit singkong, amapas tebu dan kulit pisang kepok yang mengandung selulosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas karbon aktif terhadap penurunan kadar timbal limbah cair percetakan yang dibuat dengan variasi bahan yaitu kulit singkong, ampas tebu dan kulit pisang kepok. Desain penelitian ini berbentuk Pre-Experimental Design dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom untuk menentukan kadar timbal (Pb) pada limbah cair percetakan. Populasi pada penelitian ini adalah limbah cair percetakan yang dihasilkan dari sembilan percetakan yang berada di Kabupaten Sintang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 27 sampel yang terdiri dari limbah cair percetakan yang belum ditambahkan karbon aktif dan limbah cair percetakan yang sudah ditambahkan dengan karbon aktif yang dibuat dari kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu. Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan penambahan karbon kulit singkong, karbon ampas tebu dan karbon kulit pisang kepok didapatkan presentase penurunan sebesar  82,35%, 64,70% dan 52,94% dari kadar timbal (Pb) sebelum perlakuan. Penurunan kadar timbal (Pb) yang paling baik adalah dengan penambahan karbon aktif kulit singkong dengan presentase penurunan sebesar 82,35% dari rata-rata kadar timbal (Pb) 0,17 mg/L menjadi 0,03 mg/L. Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai signifikasi dengan p-value = 0,000.  Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu sebagai karbon aktif dalam menurunkan kadar timbal limbah cair percetakan. Kata kunci: Pencemaran lingkungan,  Kadar timbal, Kulit singkong, Ampas tebu, Karbon aktif   Printing liquid waste is the result of printing industry activities which can pollute the water and soil environment by releasing nitrates and heavy metals contained therein, one of which is lead. Efforts that can be made to reduce levels of information (Pb) are to use adsorbents. The most widely used adsorbent is activated carbon. Several materials can be used as active carbon materials, such as cassava peels, sugarcane pulp, and kapok banana peels containing cellulose. This study aimed to compare the effectiveness of activated carbon in reducing lead levels in printing liquid waste made with various materials, namely: cassava peel, sugarcane bagasse, and kapok banana peel. The research design is a Pre-Experimental Design with the Atomic Absorption Spectrophotometry method to determine the levels of lead (Pb) in printing wastewater. The population in this study was printing liquid waste generated from nine printing houses in Sintang District. The number of samples used was 27 consisting of printing liquid waste that had not been added activated carbon and printing liquid waste that had been added with activated carbon made from cassava peels, kapok banana peels, and sugarcane bagasse. The results showed that with cassava peel carbon, bagasse carbon, and kapok banana peel carbon, the percentage of lead (Pb) before treatment decreased by 82.35%, 64.70%, and 52.94%. The best reduction in lead (Pb) levels was the addition of activated carbon from cassava peels, with a reduction percentage of 82.35% from an average lead (Pb) content of 0.17 mg/L to 0.03 mg/L. Based on the ANOVA test, a significance value was obtained with p-value = 0.000. It was concluded that there were differences in the effectiveness of cassava peels, kapok banana peels, and bagasse as activated carbon in reducing lead levels in printing wastewater. Keywords: Environmental pollution, Lead content, Cassava peel, Sugarcane bagasse, Activated carbon
Synthesis of Nanosilica from Padas Stone to Reduce The Total Organic Carbon of Palm Oil Waste Shofiyani, Anis; Chitra, Fara; Rahmalia, Winda; Rudiyansyah, R.; Alimuddin, Andi Hairil
Jurnal ILMU DASAR Vol 20 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.996 KB) | DOI: 10.19184/jid.v20i1.8679

Abstract

Padas stone is one of the natural mineral containing 67.5% of SiO2 compounds. In this research, synthesis of nanosilica was carried out by sol-gel method asistanced by 2.45 GHz microwave radiations with low (10%), medium (50%) and high (100%) power at 30 and 60 minutes of contact times. It was analyzed by XRD, BET, FTIR spectrophotometry and SEM. The synthesized silica was then used as absorbent for total organic carbon (TOC) of palm oil waste. The results show that the synthesized silica was a mixture of cristobalite and quartz type minerals according to ICDD No. 00-003-0271 and 01-083-287. The surface area and silicon dioxide contains are 12.174 m2/g and 76.325% for silica without microwave assistance (SiO2-TPMW); 12.796 m2/gand 86.385% for silica with 30 minutes on 10% microwave assistance(SiO2 -MW 10A); 12.735 m2/gand 86.254% for silica with 60 minutes on 10% microwave assistance (MW 10B); 13,659 m2/gand 87.211% for MW 50A; 13,583 m2/g and 86.684% for MW 50B;7.883 m2/gand 57.527% for MW 100A; also 8.752 m2/g and 37.725% for MW 100B, respectively. The use of silica as an absorbent of TOC shows the effectiveness of 62.89% (TPMW); 63.68% (MW 10A); 62.96% (MW 10B); 65.25% (MW 50A); 64.61% (MW 50B); 62.37% (MW 100A) and 61.18% (MW 100B) from the initial TOC of 1520 mg/L. Keywords: synthesis, nanosilica, padas stone, total organic carbon, oil waste.
EFEKTIFITAS PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI SMA NUSANTARA INDAH SINTANG KECAMATAN SINTANG TAHUN 2023 Nurhayati, Nurhayati; Susilawati, Susilawati; Fara Chitra
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 3 No 1 (2024): Journal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v3i1.291

Abstract

Permasalahan sampah tidak hanya terjadi di dalam rumah tangga, tetapi juga di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peyuluhan dengan motode ceramah tehadap tingkat pengetahuan dan sikap siswa tentang pengelolaan sampah di sekolah SMA Nusantara Indah Sintang. Rancangan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan bantuan instrumen daftar pertanyaan (kuesioner). Dimana sampel adalah total populasi yang berjumlah 94 orang, diukur pengetahuan dan sikap tentang pengelolaan sampah di SMA Nusantara Indah Sintang, kemudian di beri penyuluhan dengan metode ceramah, setelah itu di ukur kembali pengetahuan dan sikapnya. Hasil Penelitian ini adalah 57,45 % pengetahuan baik dan 95,74% sikap baik sebelum di beri penyuluhan dengan metode ceramah, dan 92,55% pengetahuan baik dan 100% sikap baik setelah di beri penyuluhan dengan metode ceramah. Kesimpulan penelitian ini, adalah metode ceramah dalam penyuluhan masih efektif digunakan. Dengan nilai pengetahuan Asymp sig (2-tailed) 0,000<0,005 dan sikap dengan nilai Asymp sig (2-tailed) 0,000<0,005.
UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA SISWA SMK DESA SUNGAI AMBAWANG KUALA, KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG, KABUPATEN KUBURAYA Sunarsieh, Sunarsieh; Suharno, Suharno; Chitra, Fara
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i1.1936

Abstract

Remaja merupakan kelompok yang memiliki potensi besar untuk berperan sebagai agen perubahan dalam mengatasi masalah stunting. Dengan semangat, idealisme, dan kreativitas yang tinggi, mereka dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pencegahan stunting melalui inovasi dan partisipasi aktif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa SMK Darul Dakwah terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), dan pencegahan stunting. Metode yang digunakan adalah penyuluhan yang dilakukan melalui sesi interaktif. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 116,05%. Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan terkait PHBS dan stunting dapat diterima dengan baik oleh siswa dan efektif dalam meningkatkan pemahaman mereka. Disarankan agar ada kerjasama lebih lanjut dengan instansi terkait, seperti Puskesmas Sungai Ambawang dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, untuk memperluas dampak dan keberlanjutan program ini
GAMBARAN PENERAPAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK Dea Natania Salsabilla; Taufik Anwar; Fara Chitra
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 4 No 1 (2025): Journal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v4i1.388

Abstract

Hygiene sanitasi makanan diperlukan untuk melindungi makanan dari kontaminasi maupun mikroorganisme penular penyakit. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 Hygiene Sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Rumah Sakit Dr.Soedarso merupakan rumah sakit terbesar yang ada di kota Pontianak dengan jumlah pasien pada tahun 2023 sebanyak 2099 orang. Rumah Sakit ini adalah salah satu unit kesehatan masyarakat yang perlu diperhatikan keadaan sanitasi dalam penanganan makanan di rumah sakit. karena orang sakit rentan terhadap penyakit sehingga perlu diawasi higiene sanitasi makanan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan hygiene sanitasi makanan dan jumlah angka kuman pada peralatan makanan pada pasien di RSUD Dr.Soedarso. Setelah dilakukan penelitian dari 6 prinsip makanan sudah memenuhi persyaratan kesehatan dari pemilahan bahan makanan diperoleh sebesar 100%, penyimpanan bahan makanan 94%, pengolahan bahan makanan 91%, penyimpanan makanan jadi 100%, pengangkutan makanan jadi 100%, penyajian makanan jadi 100%, dan personal hygiene sanitasi makanan 100%. Penelitian Hygiene sanitasi makanan dapat di kategorikan dengan baik karena 6 penerapan hygiene sanitasi makanan sudah sesuai dengan Permenkes RI NO 1096, 2011.
GAMBARAN PERSONAL HYGIENE PENJAMAH MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARIT HAJI HUSIN II KOTA PONTIANAK Nurul Huda; Iswono; Taufik Anwar; Susilawati; Fara Chitra
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 4 No 2 (2025): Jurnal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v4i2.438

Abstract

Penjamah makanan adalah seorang yang terlibat dalam satu rangkaian proses pengolahan makanan mulai dari persiapan, pemasakan, pendinginan, penyimpanan, pemanasan kembali dan penyajian makanan, dalam proses pengolahan makanan seseorang penjamah makanan dituntut untuk menerapkan personal hygiene yang baik agar tidak terjadi kontaminasi pada makanan yang diolah. Pada kebanyakan kasus, makanan terkontaminasi bukan secara sengaja tetapi karena perilaku kecerobohan penjamah makanan, penjamah makanan tidak menerapkan personal hygiene dan sanitasi selama bekerja. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan personal hygiene penjamah makanan pada rumah makan di wilayah kerja Puskesmas Parit Haji Husin II Kota Pontianak. Jenis penelitian ini adalah Deskriftif dengan pendekatan Observasional, yaitu melihat gambaran mengenai Personal hygiene penjamah makanan, seperti penerapan personal hygiene pada rumah makan. Hasil penelitian menunjukkan personal hygiene penjamah makanan yaitu 57 responden (87,69%) memenuhi syarat dan 8 responden (12,31%) tidak memenuhi syarat. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa personal hygiene diwilayah kerja Puskesmas Parit Haji Husin II Kota Pontianak sebagian besar sudah memenuhi persyaratan personal hygiene sebanyak 87,69%. Dari 65 penjamah makanan yang terdiri dari 33 rumah makan, penjamah makanan yang memenuhi syarat personal hygiene sebanyak 57 responden (87,69%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 8 responden (12,31%).
KOMBINASI EKSTRAK BUNGA KENANGA (Cananga odorata) dan SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) TERHADAP KEMATIAN NYAMUK Aedes sp. Izzatul Yajidah; Hajimi; Fathmawati; Yulia; Fara Chitra
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 4 No 2 (2025): Jurnal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v4i2.439

Abstract

Tanaman bunga kenanga (Cananga odorata) dan serai wangi (Cymbopogon nardus) memiliki potensi sebagai tanaman yang mampu membunuh nyamuk Aedes sp.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas konsentrasi kombinasi ekstrak bunga kenanga (Cananga odorata) dan serai wangi (Cymbopogon nardus) terhadap kematian nyamuk Aedes sp.. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment Design), dimana kombinasi esktrak bunga kenanga dan ekstrak serai wangi dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% disemprotkan ke nyamuk kemudian dilakukan pengamatan selama 24 jam. Analisis data penelitian ini dengan One Way Anova dan Post hoc untuk melihat perbedaan antar konsentrasi kemudian dilakukan analisis probit untuk melihat LC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 10% kombinasi ekstrak bunga kenanga dan serai wangi menunjukkan perbedaan dengan kontrol, nilai LC50 setelah kontak 24 jam adalah 16,76%. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah kombinasi ekstrak bunga kenanga (Cananga Odorata) dan serai wangi (Cymbopogon Nardus) efektif untuk mematikan nyamuk Aedes sp. dengan konsentrasi 16,76%. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menaikkan konsentrasi dan rentang antar konsentrasi.