Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF ANTARA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN MASIH BERSEKOLAH DI DESA Syahrin, Alif Alfi; Zakso, Amrazi; ., Rustiyarso
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 6, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.834 KB)

Abstract

Abstark: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial asosiatif antara anak putus sekolah dan masih bersekolah di Desa Pelimpaan Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas dalam bentuk kerukunan, bargaining dan nilai-nilai sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat pengumpul data yaitu panduan observasi, panduan wawancara dan alat dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bentuk kerukunan gotong-royong pesta pernikahan berjalan baik, adanya pembuatan tarup, besurong, kuli aek dan ngarak penganten dan bentuk aktivitas tolong-menolong dalam produksi hasil perkebunan dan pertanian seperti panen buah kelapa dan panen sayur sawi. Bentuk bargaining sudah cukup baik dibuktikan dengan bargaining distributif antara lain dalam pengolahan produksi kebun kelapa, selanjutnya bargaining integratif antara lain produksi hasil pertanian dan keluar pada malam minggu dan malam kamis. Bentuk nilai-nilai sosial sudah berjalan dengan baik ditandai adanya pembuatan tenda, pembuatan bangku santai, pembuatan pondok dan membantu pekerjaan kecil tetangga.   Kata Kunci : Interaksi Sosial Asosiatif, Anak Putus Sekolah, Anak Masih bersekolah Abstark: The objective of this research was to know associative social interaction between dropped-out kids and school students in Pelimpaan village Jawai subdistrict Sambas Regency in the form of communion, bargaining and social values. This research uses descriptive qualitative approach method. The techniques of data collection werw observation, interviews, and documentation. The research instruments were the directive of observation, directive of interview, and the documentation tools. The research showed the form of Concord mutual cooperation wedding is good, the making of tarup, besurong, kuli aek and ngarak penganten and forms of activity results in the production of mutual assistance plantation and agriculture such as harvesting coconuts and harvest vegetables mustard greens. The form of bargaining is good enough proven by the distributive bargaining among others in the processing of coconut production, further integrative bargaining among other agricultural production and go out on a Saturday night and thursday night. Form social values is good marked presence of manufacturing of tents, making a relaxing bench, making huts and small jobs helping neighbors.   Key words: Associative social interactions, dropped-out kids, school students
Interaksi Sosial Asosiatif Antara Anak Putus Sekolah Dan Masih Bersekolah Di Desa Syahrin, Alif Alfi
Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Vol 8, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j-psh.v8i1.22055

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi sosial asosiatif antara anak putus sekolah dan masih bersekolah di Desa Pelimpaan Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas dalam bentuk kerukunan, bargaining dan nilai-nilai sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Alat pengumpul data yaitu panduan observasi, panduan wawancara dan alat dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bentuk kerukunan gotong-royong pesta pernikahan berjalan baik, adanya pembuatan tarup, besurong, kuli aek dan ngarak penganten dan bentuk aktivitas tolong-menolong dalam produksi hasil perkebunan dan pertanian seperti panen buah kelapa dan panen sayur sawi. Bentuk bargaining sudah cukup baik dibuktikan dengan bargaining distributif antara lain dalam pengolahan produksi kebun kelapa, selanjutnya bargaining integratif antara lain produksi hasil pertanian dan keluar pada malam minggu dan malam kamis. Bentuk nilai-nilai sosial sudah berjalan dengan baik ditandai adanya pembuatan tenda, pembuatan bangku santai, pembuatan pondok dan membantu pekerjaan kecil tetangga.Kata Kunci: Interaksi Sosial Asosiatif, Anak Putus Sekolah, Anak Masih  Bersekolah.
PERJUANGAN KELAS PENGESAHAN RUU PENGHAPUSAN KEKERASAN SEKSUAL Nikodemus Niko; Atem Atem; Alif Alfi Syahrin; Alfin Dwi Rahmawan; Anggi Mardiana
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.215 KB) | DOI: 10.38043/jids.v4i2.2425

Abstract

Tulisan ini ingin menempatkan gejolak perjuangan kelas—pemikiran Karl Marx—sebagai bahan kajian analisis kritis dalam melihat upaya perjuangan pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual di Indonesia, utamanya dalam aksi mahasiswa bersama dengan rakyat pada gerakan #GejayanMemanggil, #RakyatGugatNegara dan aksi lainnya di berbagai wilayah di Indonesia. Ide utama dari esai ini adalah bahwa teori kelas Marx hadir berdasarkan filosofi pemahaman terhadap fenomena sosial; adanya pembagian kelas pada masyarakat itu sendiri. Pada studi ini dilihat adalah kelas penguasa (pemerintah; negara) dan kelas rakyat biasa. Marx berkeyakinan bahwa inklusivitas dalam masyarakat hanya dapat tercapai melalui perjuangan kelas. Tulisan ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka. Eksplorasi data sekunder dalam tulisan ini didapatkan melalui penelusuran tulisan ilmiah dan tulisan populer seperti jurnal, tulisan di koran, media daring dan buku yang terkait dengan tema dalam tulisan ini. Berdasarkan analisis data, temuan dalam kajian ini bahwa pada konteks perjuangan perempuan (secara organisasi dan individu) dan orang-orang yang memiliki kepedulian pada kekerasan seksual di Indonesia, menghadapi tantangan perjuangan kelas perempuan dalam mendesak pengesahan RUU penghapusan kekerasan seksual menjadi Undang-Undang
MAKNA HIJRAH BAGI KALANGAN REMAJA NON SANTRI: DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL Alif Alfi Syahrin; Bunga Mustika
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat Vol 16, No 1 (2020): JURNAL STUDI AGAMA DAN MASYARAKAT
Publisher : LP2M IAIN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/jsam.v16i1.1901

Abstract

Various kinds of religious contents were widely circulated in social media with various kinds of covers to attract users, especially the millennial generation as active users of social media. Especially for non-santri teenagers who had a high curiosity in religious insight. The method used was a qualitative research with descriptive research. Data collection techniques used were non-participant observation, in-depth interviews and documentation. The informants in this study were Muslim teenagers who were still studying. The findings indicated that their favorite social media were Instagram, What’s up, and YouTube. The impact of utilizing social media was to add religious insight to Muslim adolescents who were obtained the materials before and the obstacles faced by adolescents when deciding to ‘hijrah ‘; that was,  there were acts of bullying and were considered to only follow trends. The conclusion was the use of social media among non-santri teenagers is one way to answer curiosity about religious insight. Therefore, they realized new understanding in the form of ‘hijrah’. This condition was increasingly supported by the widespread of contents in social media and the presence of routine religious teachings in various mosques considered to represent the meaning of ‘hijrah’.
The Socio-Political Approach in Viewing the Vaccination Programs in Indonesia Desca Thea Purnama; Asrul Nur Iman; Alif Alfi Syahrin; Khosiruddin Khosiruddin; Nikodemus Niko
Kawanua International Journal of Multicultural Studies Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : State Islamic Institute of Manado (IAIN) Manado, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.76 KB) | DOI: 10.30984/kijms.v2i1.13

Abstract

The current COVID-19 pandemic has led to more social segregation among the world’s people, including in Indonesia. This pandemic has created social, economic, and political inequality. The turning point for getting out of this pandemic is when the COVID-19 vaccine is discovered. This article discusses how politics plays a role in the vaccination program in Indonesia. The vaccination program has already started to be implemented in January 2021, following the issues of an emergency use approval (EUA) permit by Indonesia’s Food and Drug Supervisory Agency (Indonesia: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)) and a halal (sacred) fatwa by the Indonesian Ulema Council (Indonesian: Majelis Ulama Indonesia (MUI)). At some stages of policy implementation, the government has not even been able to provide valid data related to the vaccination program. In this article, researchers explore the problems emerging concerning the COVID-19 vaccination program. Furthermore, researchers analyze the political agenda that is possible to become a health, social, and economic policy intervention in the corridor of the perspective of sociology.
Etnopedagogi Berlandaskan Nilai-Nilai Rumah Betang dalam Pembelajaran Sosiologi Alif Alfi Syahrin; Bunga Mustika
ENTITA: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ejpis.v2i2.3923

Abstract

Betang house is a traditional house of Dayak ethnicity which has various values that behavein life. Betang house values are part of the character of the Indonesian people so that theycan be implemented in sociology subjects based on ethnopedagogy.This research uses aliterature study method based on various relevant documents. The results of this studyindicate that in implementing the values of betang houses in class X, XI and XI materials canmake students have character that is sourced from the values of local wisdom in their area,especially in West Kalimantan Province.Furthermore, the use of learning models in sociologysubjects is the use of learning models that are tailored to each material taught to studentssuch as the material in class X and XII used models of lecture and discussion learning.Whilethe class XI material uses the role playing learning model in material about community andmulticultural groups as an effort to provide students with an understanding of local wisdomand efforts to revitalize the values of the Betang house towards social life.
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERLANDASKAN NILAI-NILAI MODERASI BERAGAMA BAGI PESERTA DIDIK Alif Alfi Syahrin; Muhammad Idris; Achmad Agung Saputra
Prosiding Conference on Research and Community Services Vol 5, No 1 (2023): Fifth Prosiding Conference on Research and Community Services
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sekolah menjadi salah satu tempat untuk menyemai nilai-nilai moderasi beragama bagi peserta didik. Hal ini perlu dilakukan sebab berbagai macam penyebaran pemahaman ekstremisme maupun liberalisme dapat memberikan dampak negatif bagi peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa. Penanaman nilai-nilai moderasi beragama tidak selalu hanya dapat dilakukan pada mata pelajaran berbasis agama, namun juga dapat dilakukan pada mata pelajaran umum lainnya seperti mata pelajaran sosiologi. Mata pelajaran sosiologi merupakan mata pelajaran yang membahas mengenai realitas kehidupan masyarakat sudah sepatutnya dapat menjadi mata pelajaran yang dapat menyampaikan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat. Tulisan ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus.  Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Temuan dalam penelitian ini bahwa terdapat berbagai macam materi ajar mata pelajaran sosiologi yang memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai moderasi beragama serta dalam proses pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran konvensional dan modern. Nilai-nilai moderasi beragama yang dipahami oleh peserta didik berdasarkan dengan pemahaman terhadap mata pelajaran agama Islam, dan berdasarkan falsafah Islam Berkemajuan yang diajarkan dalam Kemuhammadiyahan dan dalam konteks hubungan sosial berdasarkan pada pemahaman mata pelajaran sosiologi. Kesimpulan dalam tulisan ini adalah dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi dapat dilakukan internalisasi nilai-nilai moderasi beragama bagi peserta didik berdasarkan materi ajar.
Pembelajaran Sosiologi Abad 21: Urgensi Asesmen Autentik bagi Peserta Didik Syahrin, Alif Alfi
FOUNDASIA Vol. 14 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v14i2.65104

Abstract

Penelitian ini bertujuan memberikan alternatif penilaian autentik pada mata pelajaran Sosiologi berbasis Kurikulum Merdeka Belajar. Saat ini mata pelajaran sosiologi diidentikan dengan mata pelajaran hafalan bagi peserta didik. Untuk itu perlu diterapkannya penilaian autentik. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran mata pelajaran Sosiologi bagi peserta didik dipahami sebagai pembelajaran mata pelajaran yang tidak hanya sekedar menekankan pemahaman mengenai konsep, namun juga keterampilan dalam kreativitas hingga kemampuan beradaptasi dalam menghadapi tantangan pendidikan abad 21. Berbagai macam penerapan penilaian autentik dalam bentuk penilaian kinerja, penilaian projek, penilaian produk, penilaian portofolio dan tes uraian memberikan gambaran bahwa setiap bentuk penilaian memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga dapat dikolaborasikan dengan setiap materi dalam mata pelajaran sosiologi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengasah keterampilan peserta didik berdasarkan keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21.Kata kunci: Pembelajaran Sosiologi, Asesmen Auntentik,  Abad 21
KERUKUNAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL PASCA KONTESTASI POLITIK IDENTITAS SAAT PILKADA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT TAHUN 2018 Alfi Syahrin, Alif; Noviani, Fitri; Irwan Nur; Idris, Muhammad
Harmoni Vol. 22 No. 1 (2023): Januari-Juni 2023
Publisher : Research and Development Center for Guidance for Religious Societies and Religious Services, the Research and Development and Education and Training Agency of the Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia (MORA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32488/harmoni.v1i22.676

Abstract

Kerukunan menjadi konsep yang ideal bagi masyarakat multikultural untuk menjalani kehidupan bersama dan melakukan kerja sama. Pada penyelenggaraan Pilkada Gubernur Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018, nuansa politik identitas begitu kental dalam masyarakat multikultural di Kabupaten Sintang. Kentalnya politik identitas yang merebak dalam kehidupan masyarakat multikultural dapat mengganggu kerukunan yang sudah terjalin pada masyarakat multikultural di Kabupaten Sintang. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan jalinan kerukunan yang sudah ada dan tetap terjaga dalam masyarakat multikultural walaupun semakin kentalnya politik identitas dalam kalangan masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu kondensasi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara hasil perolehan suara Pilkada tahun 2018 dengan faktor kesamaan agama di Kabupaten Sintang, kerukunan dalam masyarakat multikultural tetap terjaga dalam bentuk adanya aktivitas gotong-royong, tolong menolong dan kumpul bersama. Faktor-faktor yang melatarbelakangi tetap terjalin kerukunan dalam masyarakat multikultural yaitu adanya asas kebermanfaatan bersama, sudah saling mengenalnya antar kelompok masyarakat dan adanya peran organisasi kesukuan. Kesimpulan bahwa politik identitas dianggap sebagai suatu keniscayaan dalam kehidupan, namun hal tersebut tidak diumbar di khalayak umum agar tidak melahirkan perpecahan dalam keberagaman. Dengan begitu, kerukunan yang sudah terjalin menjadi tidak terganggu dengan adanya pilihan politik berdasarkan identitas.
Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema Suara Demokrasi dalam Memperkuat Partisipasi Siswa melalui Pemilihan OSIS Darmawan, Wewen; Syahrin, Alif Alfi
Jurnal Global Futuristik Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Global Futuristik : Kajian Ilmu Sosial Multidisipliner
Publisher : CV Global Research Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59996/globalistik.v2i2.569

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema suara demokrasi dalam penguatan partisipasi siswa di SMA Negeri 9 Pontianak melalui pemilihan OSIS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan daya menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan ketua OSIS di SMA Negeri 9 Pontianak telah berhasil menerapkan prinsip demokrasi P5 suara demokrasi. Proses pemilihan yang sama dengan pemilihan umum, disertai dengan kampanye dan pemungutan suara, telah meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan sekolah. Selain itu, kegiatan ini juga telah memberdayakan siswa untuk menjadi agen perubahan dan pemimpin masa depan melalui pengembangan kemampuan berpikir kritis, komunikasi dan kepemimpinan. Implikasi dari penelitian ini dapat menjadi model yang efektif untuk penguatan partisipasi siswa di sekolah. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan praktik pembelajaran demokrasi di lingkungan sekolah, serta mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.