Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pengelolaan Reklamasi Lahan Pascatambang Nikel di Sulawesi Tenggara Menggunakan Fitoremediasi (Studi Kasus: PT. X) Savitri, Asri Ramadhani; Ipung Fitri Purwanti
Jurnal Serambi Engineering Vol. 10 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Law No. 3 of 2020 on Mineral and Coal Mining states that reclamation is an activity that must be carried out during mining operations in order to repair, restore and improve the quality of the environment and ecosystems so that they can function again according to their mission. Phytoremediation can serve as an alternative solution in reclamation activities that is cost effective, efficient and environmentally friendly. This research aims to determine the efficiency of nickel reduction using Sengon (Paraserianthes falcataria), while calculating and analysing the financial requirements and risk management involved. Nickel post-mining soil was placed in 25x25 cm polybags and four-month-old Sengon was planted. The plants were maintained with fertiliser and humic substances and watered daily. Nickel levels in the soil were measured using atomic absorption spectrophotometry (AAS). The results showed that reactor H0P0 (100% post-mining soil) successfully removed 72.5% of the nickel.
Fitotreatment Limbah Cair Tahu Rumahan Menggunakan Tumbuhan Genjer (Limnocharis Flava L.) secara Vertikal Subsurface Flow Suci, Bamara Untsa Cita; Purwanti, Ipung Fitri
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.147047

Abstract

Saat ini, produksi tahu masih berkembang pada industri skala rumahan. Akibatnya, sebagian besar produsen belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) sehingga air limbah tahu langsung dibuang ke badan air. Padahal limbah cair tahu mengandung konsentrasi COD yang tinggi dan melebihi baku mutu sehingga menyebabkan pencemaran tanah dan air. Oleh karena itu, diperlukan alternatif untuk menangani permasalahan pencemaran limbah cair tahu yang murah, cepat, dan ramah lingkungan dengan fitotreatment subsurface flow constructed wetland menggunakan tumbuhan Limnocharis flava L.Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menguji karakteristik awal air limbah dengan parameter utama COD dan parameter pendukung pH dan temperatur. Penelitian dilanjutkan dengan propagasi, aklimatisasi, dan Range finding test (RFT). Setelah itu, dilakukan penelitian utama selama 21 hari subsurface flow constructed wetland (SSF CW) aliran vertikal dan pemberian pupuk NPK. Nilai konsentrasi limbah cair tahu yang dapat diterima Limnocharis flava L. saat Range Finding Test (RFT) adalah 20%. Konsentrasi akhir dan efisiensi removal COD dengan dan tanpa pupuk NPK aliran vertikal SSF adalah 152 mg/L dan 136 mg/L; 80% dan 83,4%. Nilai pH dengan dan tanpa pupuk NPK aliran vertikal SSF adalah 7 dan 7,1.
EFEKTIVITAS PERMEABLE REACTIVE BARRIER (PRB) BERBASIS BIOCHAR TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT SEMEN UNTUK REMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM TIMBAL II (PB2+) Choiri, Muhammad Ishthilakhul; Purwanti, Ipung Fitri; Tangahu, Bieby Voijant; Titah, Harmin Sulistiyaning; Mashudi, Mashudi; Mangkoedihardjo, Sarwoko
Purifikasi Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v24i1.501

Abstract

Pencemaran air tanah oleh logam berat timbal (Pb) berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Logam berat Pb merupakan salah satu polutan yang disoroti karena bersifat toksik, persisten, dan bioakumulatif. Berbagai metode telah dikembangkan untuk remediasi air tanah tercemar Pb, tetapi sebagian besar memakan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama. Sebagai alternatif, teknologi Permeable Reactive Barrier (PRB) menawarkan pendekatan pasif in-situ yang efisien untuk mengurangi kadar logam berat dalam air. Implementasi PRB sudah beberapa kali digunakan dalam mereduksi berbagai kontaminan seperti Cr, Zn, Cu, Pb dan As. Hingga saat ini PRB terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam remediasi air tanah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas PRB berbahan biochar tempurung kelapa dengan perekat semen dalam meremediasi air tanah berkadar Pb 100 mg/L dengan memvariasikan ketebalan (2 cm dan 4 cm). Reaktor beraliran vertikal dioperasikan selama 24 jam untuk mengamati performa penyisihan. Hasil menunjukkan bahwa PRB dengan ketebalan 2 cm menghasilkan efisiensi penyisihan tertinggi, yakni 99,9% dalam waktu detensi 6 jam, melalui mekanisme adsorpsi, presipitasi, dan interaksi ionik. Presipitasi Pb(OH)2 berperan penting pada pH basa yang dihasilkan oleh hidrasi semen, meskipun kondisi ini memerlukan pengaturan pH efluen sebelum dilepas ke lingkungan. Temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan PRB berbasis biochar-semen secara lebih luas, termasuk optimasi media, pengujian skala lapangan, dan penerapan pada sistem pengolahan air tercemar lainnya.
The Effect of Aeration and Chlorella vulgaris Initial Cell Density on Mercury Removal Dienullah, R Mohammad Alghaf; Titah, Harmin Sulistiyaning; Pratikno, Herman; Purwanti, Ipung Fitri; Wardhani, Widhowati Kesoema
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 20, No 1 (2025): May 2025
Publisher : :Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resources, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.921

Abstract

Research on Chlorella vulgaris is vital due to its rapid growth and versatile habitat adaptability. C. vulgaris is a fast-growing green microalga used for phycoremediation of heavy metals such as mercury which is usually found in gold mining wastewater. This research aims to determine the best mercury removal efficiency with variations in aeration rate, medium concentration, and C. vulgaris inoculum concentration. This research was conducted by cultivating C. vulgaris and examining its response to various parameters in an artificial mercury (II) chloride (HgCl2) solution. Moreover, other parameters such as cell density, pH, temperature, bicarbonate, and dissolved oxygen were monitored over a seven-day experimental period. The highest removal efficiency (61.34%) at a mercury concentration of 0.3 mg/L was found in the variant with a walne medium dose of 1 mL/L, inoculum concentration of 10%, and aeration rate of 3 L/min. This study confirmed the potential of C. vulgaris as an effective agent for heavy metal removal, particularly mercury, and contributed to bioremediation.