Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

BATIK INCUNG DAN ISLAM DI KERINCI Pitri, Nandia
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 19 No 02 (2019): Jurnal Islamika Volume 19 No 02
Publisher : Pusat Penelitian dan Pegabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1241.26 KB) | DOI: 10.32939/islamika.v19i02.450

Abstract

Artikel ini membahas tentang motif batik incung. Jenis apa batik incung itu? Apa adakah budaya dibalik motif batik incung? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan historis untuk menemukan sejarah dari batik incung. Siapa saja aktor yang melakukan perubahan budaya di Kerinci, terutama terkait dengan kemunculan motif batik incung yang berkaitan dengan islam. Berdasarkan sejarah, akan diketahui mengapa batik incung memiliki motif seperti itu. Hasil penelitian menunjukkan bahas berdasarkan sejarah Kerinci, motif batik mendapat pengaruh dari islam. Batik incung merupakan batik asli dari masyarakat Kerinci. Batik ini disebut sebagai batik incung karena kekhasannya menggunakan aksara incung sebagai motif utama. Aksara incung adalah aksara Kerinci kuno yang digunakan untuk menulis tambo, tanah wilayah suku, hukum adat, kesastraan suci, surat cinta, pantun, mantra-mantra dan kutukan yang dituliskan pada kulit kayu, tanduk kerbau, tanduk sapi, daun lontar, bambu dan kertas. Seiring dengan perkembangannya, aksara incung dijadikan sebagai motif batik di Kerinci yang dilakukan agar masyarakat mudah untuk memahami makna yang terkandung dalam aksara tersebut. Hubungan antara batik incung dengan Islam di Kerinci ini adalah ada beberapa motif incung yang digabungkan dengan unsur-unsur Islam. Motif-motif yang mengandung unsur islam, seperti kaligrafi incung, masjid agung Pondok Tinggi dan sebagainya.
Batik Incung Industry in Kerinci 1995-2017 Pitri, Nandia; Herwandi, Herwandi; Lindayanti, Lindayanti
Paramita: Historical Studies Journal Vol 31, No 1 (2021): Maritime and Socio-Economic History of Indonesia
Publisher : History Department, Semarang State University and Historian Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v31i1.18887

Abstract

Abstract: Kerinci has batik called incung developed from the beauty of incung letters (ancient Kerinci's letters). This letter was used to be used by Kerinci's ancestors to write literary works, incantation, and customary law. The medium used to write the incung letters was wood bark, bamboo, coconut leaf, and the buffalo horn. However, this research tries to discuss the development of the batik industry in Kerinci: History Perspective. The method applied in this research is one of historical research to collect, select, and test the sources of history critically so that it results in the fact of history in line with what happened in the field. The results showed that the industry's oh Incung batik started in 1995 due to the Administration of Kerinci Regency's policy as to hold a training. Meanwhile, an independent training was held by  Jaya and Iryani in Jambi, speaking of which working for three years at Batik Mas in the City of Jambi. After 3 years, they went home to develop batik with particular Kerinci. The early stage of incung batik development was not eye-catching for the local people. They still focus on agricultural matters, though, following the issuance of a leaflet of the Mayor of Sungaipenuh ordering to develop the specific motif of Kerinci, triggering the public enthusiasm in developing batik. The incung batik marketing does not only cover the area of Kerinci Regency and City of Sungaipenuh, but also it has already reached the City of Jambi, West Sumatra, Jakarta, Bandung, and Solo. Abstrak: Kerinci memiliki batik yang disebut incung yang dikembangkan dari keindahan huruf incung (huruf Kerinci kuno). Huruf ini dulunya digunakan nenek moyang Kerinci untuk menulis karya sastra, mantera, dan hukum adat. Media yang digunakan untuk menulis huruf incung adalah kulit kayu, bambu, daun kelapa, dan tanduk kerbau. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba membahas perkembangan industri batik di Kerinci dalam Perspektif Sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu metode penelitian sejarah untuk mengumpulkan, menyeleksi, dan menguji secara kritis sumber-sumber sejarah, sehingga menghasilkan fakta sejarah yang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri batik oh incung dimulai pada tahun 1995 karena adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk mengadakan pelatihan. Sedangkan pelatihan mandiri diadakan oleh Jaya dan Iryani di Jambi yang  bekerja selama tiga tahun di Batik Mas di Kota Jambi. Setelah 3 tahun, mereka pulang untuk mengembangkan batik khas Kerinci. Perkembangan awal pembatikan incung ternyata tidak begitu menarik perhatian warga sekitar. Meski begitu, mereka tetap fokus pada pertanian, menyusul keluarnya edaran dari Walikota Sungaipenuh yang memerintahkan untuk mengembangkan motif khas Kerinci sehingga memicu antusias masyarakat untuk mengembangkan batik. Pemasaran batik incung tidak hanya mencakup wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, tetapi juga sudah menjangkau Kota Jambi, Sumatera Barat, Jakarta, Bandung, dan Solo. 
Seni dan Simbolisme Budaya Masyarakat Kerinci dalam Batik Incung: Perspektif Sejarah Nandia Pitri; Herwandi Herwandi; Lindayanti Lindayanti
Galanggang Sejarah Vol 2 No 1 (2020): GALANGGANG SEJARAH: Publishing January 2020
Publisher : PAMA Aksara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.3833131

Abstract

This study revealed the phenomenon of incung batik as an art and cultural symbolism of the Kerinci community. The symbol on batik illustrates a community identity that is a non-verbal communication tool carried out by humans. The method used in this research is the method of historical research using the cultural approach and incung batik as its medium. The results showed that Kerinci was an area that was unique in developing batik motifs using the incung script (ancient Kerinci script). This is a cultural symbol for the people of Kerinci because they are able to develop ancient scripts by making it a batik motif. The art for the Kerinci community in batik is because the community can make batik with the development of incung batik and in the Kerinci community there is also a tradition of using batik cloth at weddings. Thus, batik usage in the Kerinci community has been going on since the past.
Batik Incung dan Islam di Kerinci Nandia Pitri
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 19 No. 02 (2019): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v19i02.450

Abstract

Artikel ini membahas tentang motif batik incung. Jenis apa batik incung itu? Apa adakah budaya dibalik motif batik incung? Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan historis untuk menemukan sejarah dari batik incung. Siapa saja aktor yang melakukan perubahan budaya di Kerinci, terutama terkait dengan kemunculan motif batik incung yang berkaitan dengan islam. Berdasarkan sejarah, akan diketahui mengapa batik incung memiliki motif seperti itu. Hasil penelitian menunjukkan bahas berdasarkan sejarah Kerinci, motif batik mendapat pengaruh dari islam. Batik incung merupakan batik asli dari masyarakat Kerinci. Batik ini disebut sebagai batik incung karena kekhasannya menggunakan aksara incung sebagai motif utama. Aksara incung adalah aksara Kerinci kuno yang digunakan untuk menulis tambo, tanah wilayah suku, hukum adat, kesastraan suci, surat cinta, pantun, mantra-mantra dan kutukan yang dituliskan pada kulit kayu, tanduk kerbau, tanduk sapi, daun lontar, bambu dan kertas. Seiring dengan perkembangannya, aksara incung dijadikan sebagai motif batik di Kerinci yang dilakukan agar masyarakat mudah untuk memahami makna yang terkandung dalam aksara tersebut. Hubungan antara batik incung dengan Islam di Kerinci ini adalah ada beberapa motif incung yang digabungkan dengan unsur-unsur Islam. Motif-motif yang mengandung unsur islam, seperti kaligrafi incung, masjid agung Pondok Tinggi dan sebagainya.
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MOTIF BATIK INCUNG Nandia Pitri
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 5, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v5i3.11077

Abstract

Abstrak: Motif batik Incung dalam motif batik yang hanya terdapat di wilayah Kerinci (Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh) yang menjadikan batik ini menjadi batik khas dari wilayah Kerinci. Motif batik Incung ini merupakan sebuah karya unik yang mereoresentasikan karakter dari masyarakat wilayah Kerinci itu sendiri. Karakter dan filosofi dari masyarakat Kerinci tang tervisualisasikan melalui motif ini membawa nilai pandidikan karakter yang sarat akan nilai kebaikan. Penelitian ini mengkaji tentang nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam motif batik Incung. Metode penelitian yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yang menggunakan data wawancara dengan pencipta motif batik untuk melihat motivasi instrinsik karya, pengamatan terhadap batik dan didukung dengan data keoustakaan. Analisis data menggunakan pendekatan hermeneutika, yakni menafsirkan ekspresi yang tampak dalam visual batik Incung. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa batik Incung memuat nilai karakter. Penelitian ini diharapkan dapan menginspirasi para pendidik dan perupa untuk dapat menyelipkan nilai pendidikan karakter dalam karya seni, dan bagi para pembaca untuk dapat memahami makna filosofis batik Incung. Abstract:  The Incung batik motif in batik motifs is only found in the Kerinci area (Kerinci Regency and Sungai Penuh City) which makes this batik a typical batik from the Kerinci region. This Incung batik motif is a unique work that represents the character of the people of the Kerinci region itself. The character and philosophy of the Kerinci society, which is visualized through this motif, brings the value of character education which is full of good values. This study examines the value of character education contained in the Incung batik motif. The research method used in this study is a qualitative descriptive method, which uses interview data with the creators of batik motifs to see the intrinsic motivation of the work, observations of batik and supported by literary data. Data analysis uses a hermeneutic approach, which is to interpret the expressions that appear in the visuals of Incung batik. The results of the study show that the Incung batik contains character values. This research is expected to inspire educators and artists to be able to insert the value of character education in works of art, and for readers to be able to understand the philosophical meaning of Incung batik.
Kota Sungaipenuh sebagai Kota Sentral Batik Incung Nandia Pitri
HISTORIA : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 8, No 1 (2020): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.902 KB) | DOI: 10.24127/hj.v8i1.2439

Abstract

Penelitian ini menjelaskan hubungan antara batik incung dengan Kota Sungaipenuh. Kota Sungaipenuh merupakan salah satu kota penghasil batik di Indonesia. Kota Sungaipenuh sebagai pusat pengembangan kerajinan batik incung. Batik incung di Kota Sungaipenuh digunakan oleh masyarakat sebagai aset ekonomi dan identitas budaya. Batik incung adalah batik khas Kota Sungaipenuh dengan menjadikan aksara incung (aksara Kerinci kuno) sebagai motif batiknya. Adanya penggunaan motif aksara incung menjadikan batik incung di Kota Sungaipenuh memiliki keunikan dengan mengembangkan kearifan lokal masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan masyarakat Kota Sungaipenuh memiliki rasa bangga terhadap batik sebagai sesuatu yang indah untuk dijadikan sebagai karya seni. Sehingga, mereka memiliki kewajiban untuk membangkitkan serta mengembangkan batik incung. Selain itu, motif tulisan Kota Sungaipenuh yang dituliskan dalam aksara incung juga dijadikan sebagai motif batik di daerah ini. Hal ini juga disebabkan karena Kota Sungaipenuh menjadi sentral atau pusat pengembangan batik incung. Pengembangan motif pada batik incung di Kota Sungaipenuh juga berkaitan dengan adanya budaya setempat, karena generasi muda belum mengenal aksara incung secara keseluruhan, maka dijadikan sebagai motif batik untuk memperkenalkan kembali aksara incung kepada masyarakat setempat terkhususnya kepada generasi muda.
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SEKOLAH Ageng Satria Pamungkas; Nandia Pitri; Gusnidar Gusnidar; Megi Afroka; Mukhtar Zaini Dahlan; Joni Wilson Sitopu
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.20693

Abstract

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. keberhasilan pendidikan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMPN 2 Banjarnegara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru, baik secara parsial maupun simultan. Hal ini terbukti dari kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana dan prestasi belajar siswa yang berjalan dengan baik dan sesuai standar kinerja guru. Tanggapan atau respon guru terhadap pendekatan kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah cukup baik. Oleh karena itu, kinerja guru dapat ditingkatkan melalui peningkatan peran kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Top of Form
ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT KERINCI Nandia Pitri; Nelvia Susmita
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.20751

Abstract

Cerita rakyat merupakan salah satu media yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana membangun karakter positif pada anak melalui nilai-nilai moral dan pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita. Data penelitian ini adalah cerita rakyat Kerinci yng diperoleh dari hasil merekam dan dokumen tertulis. Artikel ini didasarkan pada penelitian deskriptif kualitatif yang mengidentifikasi nilai-nilai pembentuk karakter dalam cerita rakyat Kerinci. Pengumpulan data dilakukan teknik rekam catat dan mengidentifikasi data berupa kata kunci yang berkaitan dengan nilai-nilai pembentuk karakter dalam cerita. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita rakyat Kerinci sangatlah baik untuk membentuk karakter manusia sejak dini. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita rakyat Kerinci dapat memberikan sumbangsi pada dunia saat ini dikarenakan nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam cerita rakyat Kerinci merupakan nilai pendidikan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga sangat cocok untuk ditanamkan pada diri. dalam cerita rakyat Kerinci khususnya pada dongeng dan legenda nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam dongeng dan legenda Kerinci yaitu religious, mandiri, nasionalis, integritas, gotong royong, kerja keras, tidak memaksanakan kehendak, kerja sama dan CintaDamai
PENGUATAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL PADA PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL AKSARA INCUNG Nandia Pitri; Ogi Sandria
EDU RESEARCH Vol 5 No 1 (2024): EDU RESEARCH
Publisher : IICLS (Indonesian Institute for Corporate Learning and Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47827/jer.v5i1.164

Abstract

Incung script is an ancient script native to the Kerinci community that contains a long historical meaning. This script is the local wisdom of the Kerinci people which contains tembo and karang mindu as well as mantras. This script is also used to write literature, and customary laws written on bark, buffalo horns, bamboo and palm leaves. The values contained in the Incung script serve as a basis for character building. The values contained can also be a reinforcement of attitudes in learning at school, contributing to building better student character. Therefore, character building is very important to be carried out through learning, especially through strengthening character values sourced from local wisdom carried out in the process of learning history at school. This is very relevant because history learning has an important role in the character building process that seeks to educate students to have more reflective thinking and meaningful learning. The method used in this research is descriptive-qualitative with a literature study approach and methodological review between local content learning related to character building strategies and value education. This article consists of three steps, as follows: 1) Conducting a literature study and methodological review, 2) Analyzing the literature data and proposing new ideas, 3) reporting the results of the analysis. This article describes an innovative form of local content learning that is integrated with strengthening the local wisdom values of the Sungai Penuh community so that it can contribute to student character building. The strengthened local wisdom values integrated are religion, responsibility, courage, independence, honor, care, intellectual, tolerance, movement, and solidarity. In summary, this paper formulates another strategy in value education through local content learning that is relevant to the goal of building better student character.
Menelisik Nilai- Nilai dan Implementasi Pendidikan Karakter Tradisi Kenduri Sko Suku Kerinci Serta Relevansinya Dalam Pengajaran Muatan Lokal di SMP Vornika, Megi; Pitri, Nandia
Jurnal Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah Vol. 9 No. 4 (2024): Regular Issue
Publisher : STKIP Pesisir Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34125/jkps.v9i4.612

Abstract

This study aims to examine the character values in the Kenduri Sko tradition of the Kerinci Tribe and analyze its implementation in teaching local content in junior high schools. Kenduri Sko tradition, as one of the local cultural heritages, is rich in values such as gotong royong, independence, togetherness, and religiosity, which are relevant in character education. This study used a qualitative approach with the methods of participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. The results showed that the values of Kenduri Sko have strong relevance to the Pancasila Learner Profile in the Merdeka Curriculum, especially in the aspects of gotong royong, independence, and global diversity. The implementation of these values in Local Content teaching is carried out through project-based learning methods and reflective activities, which involve students directly in understanding and applying these values. The novelty of this research lies in integrating the values of Kenduri Sko tradition into formal teaching in junior high school, which has not been studied much before. This research makes an important contribution in developing local wisdom-based character education and offers an implementation model that can be applied in the context of education in other areas rich in local culture.