Tujuan penelitian menganalisis pembatalan perkawinan akibat ketidaksesuaian kesepakatan pada masyarakat adat Mandar, dengan fokus studi di Kecamatan Wonomulyo. Dalam tradisi Mandar, perkawinan bukan hanya merupakan ikatan antara dua individu, tetapi juga simbol persatuan antar keluarga yang didasarkan pada kesepakatan bersama. Namun, dalam beberapa kasus, ketidaksesuaian terhadap bentuk, substansi, atau pelaksanaan kesepakatan dapat memicu pembatalan perkawinan, baik secara adat maupun melalui mekanisme hukum formal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis-sosiologis, melalui wawancara mendalam terhadap tokoh adat, pasangan yang terlibat, dan pihak pemerintah setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatalan perkawinan sering kali berdampak pada hubungan sosial antarkeluarga, pengembalian harta benda, dan status sosial individu. Selain itu, tanggung jawab atas pembatalan perkawinan dibebankan kepada pihak yang dianggap melanggar atau tidak memenuhi unsur kesepakatan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya regulasi lokal yang mengakomodasi hukum adat Mandar dalam koridor hukum nasional, serta perlunya edukasi masyarakat mengenai konsekuensi hukum dari pembatalan perkawinan yang tidak sesuai prosedur. The research objective is to analyse the annulment of marriage due to disagreement or incompatibility of agreements within the Mandar indigenous community, with a case study in Wonomulyo District. In Mandar tradition, marriage is not merely a union between two individuals but a symbol of alliance between families founded on mutual agreement. However, in practice, disagreement regarding the form, content, or implementation of the marriage agreement may lead to annulment, either through customary law or formal legal mechanisms. This study uses a qualitative method with a socio-legal approach, employing in-depth interviews with customary leaders, involved couples, and local government officials. The findings reveal that annulment of marriage often results in social tension between families, return of assets, and disruption to individual social status. Furthermore, responsibility for the annulment typically falls on the party deemed to have breached the agreement. The study recommends the development of local regulations that accommodate Mandar customary law within the framework of national law, as well as community education regarding the legal consequences of annulment outside proper procedures.