Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Peran Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Kota Medan Dalam Meningkatkan Jumlah Penumpang Kereta Api di Era Pandemi Jumaidi, Jumaidi; Nurhanifah, Nurhanifah; Husna, Ade Humairoh; Rantika, Milla; Hasibuan, Yumna Wiladah; Wafa, Aulia
Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting Vol 4 No 1 (2024): Da'watuna: Journal of Communication and Islamic Broadcasting
Publisher : Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/dawatuna.v4i1.3370

Abstract

This study examines the role of humans in increasing KAI Medan passengers. This study uses a qualitative method. The results of this study show that PT KAI through its three strategic steps, namely adaptive, solutive and collaborative, has made a number of adaptations during the pandemic. We should appreciate the conditions that have been implemented, including by supporting PT KAI's condition to boost the performance of freight or passenger transportation. Keywords: Role, Public Relations, Number of Passengers
PENGARUH PENERAPAN ABSENSI DARING (ONLINE) TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BALANGAN Leony, Ghaida; Jumaidi, Jumaidi; Noorrahman, Moh. Fajar
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 1 (2024): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.1.285

Abstract

Disiplin kerja pegawai dapat dilihat dari presensi kehadiran selama kurun waktu tertentu. Absensi online merupakan suatu kebijakan dari pemerintah agar dapat menilai atau memantau kedisiplinan para pegawainya. Permasalahan yang terjadi di Sekretariat Daerah Kabupaten Balangan adalah ketidakstabilan sistem absensi dan sistem absensi masih dapat dimanipulasi, serta banyaknya kasus pelangggaran disiplin kerja yang terjadi. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dan seberapa besar Pengaruh Penerapan Absensi Daring (Online) Terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Balangan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, angket, dan dokumen, dengan sampel sebanyak 56 orang. Analisis data melalui Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Normalitas, Uji Reliabilitas, Uji Korelasi Product Moment, Analisis Regresi Linear Sederhana, Uji T Secara Parsial, dan Uji Koefisien Determinasi. Hasil penelitian berada pada kategori cukup kuat, nilai korelasinya adalah -0,472 sehingga nilai koefisien determinan ( ) = 22,3%. Kesimpulannya adalah ada pengaruh variabel X sebesar 22,3% terhadap variabel Y, selebihnya 77,7% dipengaruhi oleh variabel lain. Penerapan Absensi Daring (Online) akan dapat lebih optimal apabila Sekretariat Daerah Kabupaten Balangan lebih memperhatikan kualitas dan meninjau kembali sistem absensi daring, mengontrol pengolahan data absensi, dan meninjau kembali peraturan disiplin yang berlaku.
EFEKTIVITAS PROGRAM KELAS IBU HAMIL DAN KELAS BALITA DALAM RANGKA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA TABALONG MATI KECAMATAN AMUNTAI UTARA KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Rafei, Muhammad; Setiawan, Irza; Jumaidi, Jumaidi
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 1 (2024): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.1.297

Abstract

Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah salah satu Kabupaten Lokasi Lokus Pencegahan Stunting. Faktanya dalam pelaksanaan Program kelas ibu hamil dan kelas balita dalam rangka pencegahan Stunting di Desa Tabalong Mati Kecamatan Amuntai Utara masih terdapat permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas program kelas ibu hamil dan kelas balita serta faktor -faktor yang mempengaruhi program tersebut dalam rangka pencegahan stunting di Desa Tabalong Mati Kecamatan Amuntai Utara,Kabupaten Hulu Sungai Utara . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian Efektivitas Program Kelas Ibu Hamil dan Kelas Balita Dalam Rangka Pencegahan Stunting di Desa Tabalong Mati Kecamatan Amuntai Utara Belum efektif. Adapun aspek yang belum efektif dilihat dari aspek pengetahuan,kemampuan,pelaksanaan program, ketepatan sasaran,fasilitas,standar operational prosedur (sop), keberhasilan program, kepuasan, kesesuaian.Sedangkan aspek yang efektif meliputi tanggung jawab dan wewenang Adapun faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program kelas ibu hamil dan kelas balita terdapat dua faktor yaitu faktor penghambat seperti pendidikan atau kebiasaan orang tua,kurangnya pengetahuan para kader,serta fasilitas yang kurang, sedangkan faktor pendukung adanya kerjasama antar lintas sektor.
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS RAWAT INAP KECAMATAN HARUYAN KABUPATEN HULUS SUNGAI TENGAH Jumaidi, Jumaidi
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 2 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.2.906

Abstract

Puskesmas unit pelaksana teknis dinas Kabupaten/Kota yang mana harus bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Kualitas pelayanan adalah faktor penting dimana baik buruknya suatu instansi dapat diukur dengan baik atau buruknya dapat diukur dari kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Adapun kepuasan pasien merupakan fungsi dan persepsi/kerja atas kinerja dan harapan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh. Populasi dalam penelitian adalah pasien yang pernah berobat di Puskesmas Kecamatan Haruyan pada bulan juli yang berjumlah 217 orang. Sedangkan sampel yang diperoleh setelah menggunakan teknik accidental sampling dan dihitung menggunakan rumus slovin berjumlah 79 orang. Hasil analisis data mengenai kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien diperoleh dengan nilai korelasi kedua variabel sebesar 0,724 pada signifikansi level 0,01. Hal demikian menujukkan terdapat korelasi yang kuat dan hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima karena terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel. Hubungan antar variabel positif. Artinya semakin tinggi kualitas pelayanan maka semakin tinggi kepuasan pasien, begitupula sebaliknya semakin rendah kualitas pelayanan maka semakin rendah juga kepuasan pasien. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan agar Puskesmas Kecamatan Haruyan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap karena mempunyai pengaruh langsung terhadap kepuasan pasien.
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA AIR TERJUN BATARIUS DI DESA MAMIGANG KECAMATAN HALONG KABUPATEN BALANGAN Dika, Dika; Jumaidi, Jumaidi; Dharma, Agus Surya
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 2 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.2.918

Abstract

Permasalahan terkait implementasi pengembangan destinasi pariwisata air terjun batarius meliputi kurang terawatnya fasilitas yang sudah dibangun, akses menuju tempat wisata yang hanya bisa dilakukan oleh pejalan kaki dan juga fasilitas yang belum memadai di objek wisata, kurangnya partisipasi masyarakat untuk mendukung pengembangan pariwisata dan minimnya kegiatan pemberdayaan masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui implementasi pengembangan destinasi pariwisata air terjun batarius dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi pengembangan destinasi pariwisata air terjun batarius. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ditentukan menggunakan metode snowball sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Uji kredibelitas data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, menggunakan bahan referensi, membercheck, dan analisis kasus negatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa implementasi pengembangan destinasi pariwisata air terjun batarius belum terimplementasi dengan baik dilihat dari aspek kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi, sumber daya, dan karakter institusi implementor. Faktor yang mempengaruhi meliputi faktor penghambat yakni minimnya pembinaan dan pelatihan teknis, terbatasnya anggaran, dan sulitnya akses jalan. faktor pendorong yakni tersedianya sumber daya manusia petugas pengelola destinasi pariwisata dan tingginya komitmen petugas dalam melaksanakan program.
PENGARUH PROGRAM KAMPUS MENGAJAR TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILL MAHASISWA STIA AMUNTAI Irlinda, Irlinda; Jumaidi, Jumaidi; Paulina, Siti
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 2 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.2.922

Abstract

Kampus Mengajar termasuk komponen dari Program Kampus Merdeka yang diprakarsai pemerintah, dalam memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar serta berkembang sebagai individu di luar ruang kuliah. Ada beberapa masalah dengan Program Kampus Mengajar, termasuk: pembekalan tidak sebaik yang seharusnya dilakukan melalui Zoom Meeting; banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini, yang membuat mereka kurang tertarik untuk belajar; serta banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini tetapi tidak tertarik untuk mengajar. Tujuan pennelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program kampus mengajar Studi ini menerapkan pendekatan kuantitatif serta pengumpulan data menggunakan survei, dokumentasi, dan observasi. Dengan sampel sebanyak 71 responden, populasi terdiri dari 250 responden. Probability sampling adalah metodologi yang digunakan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (learning campus) memiliki pengaruh sebesar 49,5% terhadap variabel dependen (soft skill), dengan nilai korelasi/hubungan (R) 0,704 serta nilai R Square 0,495. Hasil koefisien regresi linier sederhana adalah Y = 7,184 + 0,621 X. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, Ha diterima dan Ho ditolak karena rhitung = 8,228 > rtabel = 0,233 pada tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian, variabel (X) memengaruhi variabel (Y) secara signifikan, yang menghasilkan penerimaan Ha dan penolakan Ho. Hal ini mengindikasikan bahwasannya Program Kampus Mengajar memengaruhi pengembangan soft skill mahasiswa STIA Amuntai.
KUALITAS PELAYANAN NON PERIZINAN DI KANTOR KECAMATAN MUARA HARUS KABUPATEN TABALONG Hermawati , Hermawati; Jumaidi, Jumaidi; Mahdalina, Mahdalina
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 2 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.2.923

Abstract

Fenomena masalah dalam penelitian ini, proses yang rumit, penjelasan tentang prosedur tahapan alur belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kualitas Pelayanan Non Perizinan Di Kantor Kecamatan Muara Harus Kabupaten Tabalong, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan Purposive sampling dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Uji kridebilitas data yaitu perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, trigulasi, dan menggunakan bahan referensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan Non Perizinan Di Kantor Kecamatan Muara Harus Kabupaten Tabalong cukup baik terlihat dari indikator: Pertama, Bukti Langsung (Tangible), sarana dan prasarana kurang baik karena perlu adanya peningkatan. Keberadaan pegawai sudah cukup baik karena kemampuannya dalam menjalankan tugas. Sarana komunikasi kurang baik karena terdapat kendala penyampaian informasi. Kedua, Kehandalan (Reliability), kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan sudah cukup baik, karena pegawai memiliki kompetensi. Ketiga, Ketanggapan (Responsiviness), merespon kebutuhan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan sudah cukup baik, karena sudah dilayani dengan baik. Petugas melakukan pelayanan dengan tanggap sudah cukup baik, karena petugas sangat tanggap dalam memberikan solusi atau menjawab pertanyaan. Keempat, Jaminan (Assurance). Melayani dengan baik sudah cukup baik, karena petugas memahami tanggung jawab. Melayani dengan sikap ramah, sopan santun sudah cukup baik, karena petugas berkomitmen untuk memastikan pelayanan yang adil. Tidak diskriminatif cukup baik karena petugas melayani tanpa membeda-bedakan. Kelima, Empati (Empathy), kemudahan dalam melakukan hubungan sudah cukup baik, karena telah memberikan dampak positif bagi masyarakat. Komunikasi yang baik sudah cukup baik, karena merupakan kunci utama dalam pelayanan publik. Memahami kebutuhan pelanggan sudah cukup baik, karena harus memberikan pelayanan yang berkualitas. Faktor pendukung yakni: Sumber Daya Manusia yang Berkualitas. Tidak Ada Sistem Diskriminasi. Faktor penghambat yakni: Keterbatasan jumlah pegawai pada saat tertentu. Keterbatasan anggaran untuk peningkatan infrastruktur. Kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait prosedur pembuatan dokumen. Disarankan Kepada Kepala Kecamatan Muara Harus Kabupaten Tabalong, peningkatan fasilitas dan sarana perlengkapan, pemeliharaan fasilitas yang ada dan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait prosedur pembuatan dokumen penting.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PEMANDU PELAYARAN KAPAL TONGKANG DI SUNGAI KALINAPU DESA KALANIS KABUPATEN BARITO SELATAN Gudavi, Akhmad; Affrian, Reno; Jumaidi, Jumaidi
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 2 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.2.948

Abstract

Latar belakang permasalahan penelitian ini adalah adanya karyawan pemandu yang tidak melaksanakan kebijakan keselamatan kerja, Kurangnya ketersediaan fasilitas (alat perlindungan diri) dan Tidak adanya (SOP) dalam penyelenggeraan (K3). Penelitian ini bertujuan guna mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pemandu Pelayaran Kapal Tongkang di Sungai Kalinapu Desa Kalanis Kabupaten Barito Selatan dan Faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data diambil dari penarikan purposive sampling yang berjumlah 9 orang informan. Setelah data terkumpul lalu di analisis dengan kondensasi data, penyajian data dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Uji kridibilitas data penelitian ini yaitu perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi dan melakukan member check. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masih belum terimplementasi dengan baik dilihat dari aspek yakni: Pertama; Anggaran tergolong kurang baik karena terbatas dan belum mencukupi. Kedua; Fasilitas tergolong kurang baik dan belum sepenuhnya disediakan oleh instansi terkait. Ketiga; Sikap pelaksana tergolong kurang baik dan sebagian saja yang menerima. Keempat; (SOP) tergolong tidak baik karena belum dimiliki oleh instansi terkait. Kelima; Koordinasi Antar Lembaga tergolong kurang baik dan jarang dilakukan karena tidak ada tindak lanjutnya usulan yang dilakukan oleh instansi terkait. Sedangkan kegiatan yang sudah sesuai dan sudah berjalan dengan baik yaitu Pertama; Kejelasan sudah disampaikan dengan jelas sebelum aktivitas dilakukan. Kedua; Konsistensi sudah disampaikan dengan konsisten setiap kali sebelum aktivitas dilakukan. Ketiga; Staf sudah tergolong baik karena sudah memadai dan tercukupi. Faktor Penghambat Pertama yaitu; Kurangnya ketersediaan anggaran. Kedua yaitu; Kurangnya Koordinasi antar lembaga. Faktor Pendukung Pertama yaitu: Adanya komunikasi antar petugas. Kedua yaitu: Adanya Penyelenggaraan yang sudah dilakukan dengan konsisten. Ketiga yaitu: Jumlah staf yang sudah tercukupi. Agar penerapan (K3) berjalan optimal, disarankan kepada: Direktur disarankan untuk mengalokasikan anggaran guna menyediakan fasilitas (K3) yang lengkap bagi seluruh karyawan, serta meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait melalui pertemuan rutin dan sosialisasi (K3). Kepala Pelaksana dan Petugas lainnya diharapkan tidak hanya mengkoordinasikan proses pemanduan, tetapi juga keselamatan kerja dan melaporkan potensi bahaya kerja. Masyarakat juga diharapkan berperan aktif dengan merekomendasikan dan meminta perusahaan membuat aturan (K3) yang jelas, mendorong terciptanya lingkungan kerja yang aman, serta meminta perusahaan untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan (K3) secara berkala
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA (STUDI KASUS PADA PASAR UNGGAS) Linda, Linda; Jumaidi, Jumaidi; Urahmah, Nida
Al Iidara Balad Vol. 6 No. 2 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.6.2.949

Abstract

Tujuan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kebersihan dan Keindahan Lingkungan Pasar yaitu untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pedagang mengenai pentingnya menjaga lingkungan, agar lingkungan tersebut selalu terlihat bersih dan indah. Terdapat beberapa permasalahan dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kebersihan dan Keindahan Lingkungan Pasar Unggas yang sudah berjalan cukup lama, antara lain sebagai berikut: banyaknya pedagang yang meletakkan barang dagangan pada tempat yang tidak sesuai dengan fungsinya, tidak adanya sanksi administratif terhadap para pedagang yang tidak menjaga kebersihan dan keindahan dilingkungan pasar tersebut, adanya pedagang dan masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Mengkaji bagaimana Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kebersihan dan Keindahan Lingkungan Pasar Unggas dan faktor yang mempengaruhinya adanya implementasi yang bersangkutan atau yang ingin dijalankan mengenai peraturan daerah ini. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Serta metode dokumentasi, wawancara, dan observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian mengenai Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kebersihan dan Keindahan Lingkungan Pasar Unggas sudah masih belum terimplementasi dengan baik karena masih ada masyarakat dan pedagang yang belum mengetahui adanya peraturan daerah ini, dan dari pihak terkait tidak ada melakukan sosialisasi secara langsung disana.
KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DI KABUPATEN BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Rahim, Aulia; Jumaidi, Jumaidi; Norrahman, Moh. Fajar
Al Iidara Balad Vol. 7 No. 1 (2025): Al Iidara Balad
Publisher : PPPM STIA Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36658/aliidarabalad.7.1.1319

Abstract

Penelitian ini berdasarkan permasalaan yang tditemui penulis yaitu: Pertama, Kesediaan dan kualitas alat saatmelakukan kunjungan lapangan. Kedua, Kurangnya disiplin pegawai. Ketiga, Pegawai tidak mampu memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, potensi manfaat dari sistem digital yang diterapkan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan, cukup baik karena hasil dari penelitian menurut Hal teori kinerja Menurut Robbins (Kristanti dan Pangastuti 37:2019) yaitu: Pertama, indikator kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas cukup baik karena sebagian pegawai negeri sipil kurang mempunyai kemampuan yang cocok di teknologi terbaru atau inovasi baru, sehingga pegawai kurang dapat menyelesaikan tugasnya. Kedua, indikator kreativitas pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan sudah baik karena pegawai mempunyai kreativitas. Ketiga, indikator jumlah tugas yang diselesaikan dalam periode tertentu sudah baik, karena pegawai berusaha menyelesaikan pekerjaan. Keempat, indikator Kedisiplinan pegawai dalam kehadiran cukup baik karena pegawai masih ada keterlambatan dalam kurun waktu ssebulan. Kelima, indikator Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan sudah baik karena pegawai bekerja sesuai tugas dan fungsinya. Keenam, indikator Standar Operasional Prosedur (SOP) sudah baik. Ketujuh, Penggunaan sumber daya anggaran sudah baik karena pegawai memaksimalkan anggaran yang ada. Kedelapan, Indikator penggunaan sarana dan prasarana cukup baik, Kesembilan, indikator inisiatif pegawai dalam mengambil tindakan atau keputusan sudah baik. Kesepuluh, Kepercayaan diri pegawai dalam menjalankan tugaas dan tanggung jawab sudah baik. Adapun faktor penghambat yaitu, Pertama, Kurangnya inovasi dalam pelaksanaan Program. Kedua, minimnya pelatihan pelatihan dan pengembangan kompetensi. Sedangkan faktor pendukung yaitu, Pertama, Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Kedua, perencaan anggaran yang baik.