Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan pemeriksaan penting untuk mengevaluasi fungsi trombosit. Pemeriksaan ini bersifat sangat sensitif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti konsentrasi sodium sitrat, jumlah trombosit, suhu penyimpanan, dan waktu penundaan pemeriksaan. Metode pemeriksaan dapat dilakukan secara otomatis maupun manual, salah satunya menggunakan metode Velaskar. Permasalahan yang sering terjadi di laboratorium adalah penundaan pemeriksaan, yang berpotensi menyebabkan kerusakan fungsi trombosit sehingga meningkatkan persentase agregasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan persentase agregasi trombosit berdasarkan variasi waktu penundaan sampel darah sitrat pada suhu ruang (25°C). Desain penelitian yang digunakan adalah analitik eksperimental. Sampel darah vena diperoleh dari enam responden, kemudian dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan yaitu kelompok segera diperiksa (kontrol), ditunda 2 jam, 3 jam, dan 4 jam. Agregasi trombosit diperiksa menggunakan metode Velaskar dengan pewarnaan Giemsa. Data dianalisis dengan One-Way Anova dan Post-Hoc. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata persentase agregasi trombosit pada kelompok kontrol, penundaan 2 jam, 3 jam, dan 4 jam berturut-turut adalah 56,3%, 59,6%, 71,5%, dan 75,5%. Analisis One-Way Anova menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), menandakan adanya perbedaan bermakna antar kelompok. Uji Post Hoc mengungkap bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok kontrol dan penundaan 2 jam (p>0,05), sedangkan penundaan 3 dan 4 jam menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Dengan demikian, pemeriksaan agregasi trombosit masih dapat dilakukan hingga 2 jam setelah pengambilan sampel pada suhu ruang, namun penundaan lebih dari 2 jam tidak direkomendasikan karena dapat memengaruhi akurasi hasil.