Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Perbandingan Kualitas Hasil Pewarnaan MenggunakanHematoxylinEosin danEkstrak Daun Jati Sebagai Pengganti Eosin Muhamad Jumardi; Arya Iswara; Gela Setya Ayu Putri; Tulus Ariyadi
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan eosin bersifat karsinogenik apabila digunakan dalam jangka panjang secara terus menerus.Efek negatif dari penggunaan dapat menyebabkan kanker dan sisa limbah dapat merusak lingkungan.Diperlukan alternatif zat warna untuk mengurangi dampak penggunaan eosin salah satunya dengan pewarnaalami, salah satu contoh pewarna alami adalah daun jati muda. Daun jati muda memiliki kandungansenyawa pigmen antosianin yang memberikan warna merah yang memiliki kemampuan sebagaiantioksidan sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai pewarna alami hematoxylin-eosin. Tujuan untukmengetahui perbandingan kualitas hasil pewarnaan menggunakan hematoxylin-eosin dan pewarna alami.Penelitian secara eksperimental menggunakan ekstrak daun jati. Sampel yang diteliti sebanyak 24 preparatjaringan kulit dengan 4 kelompok perlakuan yaitu, 6 preparat untuk pewarnaan Hematoxylin-Eosin, 6preparat untuk pewarnaan ekstrak daun jati 2:1 (gr/mL), 6 preparat untuk pewarnaan ekstrak daun jati 1:1(gr/mL), 6 preparat untuk pewarnaan ekstrak 1:2 (gr/mL). Hasil kualitas pewarnaan yang diwarnai denganekstrak daun jati 2:1 didapatkan kualitas kurang baik sedangkan 1:1 dan 1:2 didapatkan kualitas baik denganpresentase 100%. Uji statistik dengan Kruskal-Wallis-Test diperoleh hasil (p value <0,05) sehingga terdapatperbedaan yang signifikan terhadap penggunaan Hematoksilin-Eosin dan ekstrak daun jati 1:1 dan 1:2.Ekstrak daun jati dapat digunakan sebagai pewarna dalam pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Kata Kunci : Daun Jati 2:1,1:1,1:2, Hematoxylin Eosin,  Preparat Kulit.
Sosialisasi Urgensi Pemeriksaan Golongan Darah di Masa Pandemi Pada Warga Tambak Bulusan Demak Putri, Gela Setya Ayu; Halmi, Meutya Fajri; Ardianto, Chandra Eko
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 1 No Suplemen HKN (2022): Desember
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v1iHKN.94

Abstract

Latar belakang: Golongan darah penting bagi kehidupan manusia karena berperan sebagai ciri khas khusus pada darah seseorang. Mengetahui golongan darah pada masing-masing individu sangat penting sebagai antisipasi dalam beberapa kondisi tertentu yang membutuhkan transfusi darah dari orang lain. Terlebih pada pasien COVID-19 lebih rentan mengalami anemia atau kadar hemoglobin yang dibawah normal sehingga dibutuh transfusi darah. Tujuan: Memberikan edukasi kepada masyarakat Dusun Tambak Bulusan tentang manfaat pemeriksaan golongan darah dan untuk melakukan pemeriksaan golongan darah di masa pandemi sehingga didapatkan data golongan darah warga yang akan memudahkan proses transfusi darah. Metode: Kegiatan dilakukan di Dusun Tambak Bulusan, Karangtengah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Tahapan pengabdian masyarakat terdiri dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil: Hasil pemeriksaan menunjukkan dari 60 warga terdapat semua tipe golongan darah yaitu A, B, AB dan O dengan dominasi rhesus positif. Kesimpulan: Kegiatan Sosialisasi dan pemeriksaan golongan darah dapat memberikan pengetahuan berkaitan dengan pentingnya kebermanfaatan darah dan data golongan darah warga Dusun Tambak Bulusan dapat dimanfaatkan oleh petugas untuk keperluan admnisitrasi masyarakat. Kata Kunci : golongan darah,  pandemi, sistem ABO, sosialisasi _____________________________________________________________________________________ Abstract Background: Blood type is important for human life as it provides as a special haracteristic of a person's blood. Knowing each individual's blood type is critical in anticipation of some conditions that requires blood transfusions from other persons. Furthermore, COVID-19 people are more susceptible to anemia, or low hemoglobin levels, requiring blood transfusions. Objective: To educate the community of Tambak Bulusan Village about the benefits of blood group testing and to perform blood group tests during a pandemic in order to obtain data on residents' blood groups, which will benefit in the blood transfusion process. Method: This community service activity was carried out at the Tambak Bulusan Village, Karangtengah, Demak Regency, Central Java. The stages of community service consist of preparation, implementation, and evaluation. Result: The results showed from 60 individuals, all blood groups were present, including A, B, AB, and O, with a majority of positive rhesus. Conclusion:  Socialization activities and blood group tests can educate people of Tambak Bulusan Village with knowledge about the necessity of blood and blood type data, which health center staff can use for community administration. Keywords: blood type, pandemic, ABO system, socialization
Correlation Mineral Water Consumption and Hemoglobin Levels in Adolescent Girls Putri, Gela Setya Ayu; Maolida, Nurul; Sukeksi, Andri
Jurnal Kesehatan Vol 15 No 2 (2024): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v15i2.4573

Abstract

Anemia is a global health issue that affects people of all ages, particularly adolescent girls. Adolescent girls require nutritional intake, both from food and water. According to the balanced nutrition guidelines, people (particularly adolescents and adults) require 2000 liters (or eight glasses) of water daily. Most adolescent girls barely consider their water consumption. A lack of water in the body affects the balance of minerals (salt and sugar), disrupting regular metabolic processes such as hemoglobin (Hb) level regulation. This study investigates the correlation between adolescent girls' water consumption and hemoglobin levels. This quantitative study uses a cross-sectional design to collect variable data at a certain time. The study used blood with anti-coagulants EDTA from 30 adolescent girls from Universitas Muhammadiyah Semarang. The primary data for this study are water consumption and hemoglobin levels. Results of the research show that adolescent girls' water consumption was adequate (66.7%) and low (33.3%). The average Hb level among adolescent girls was 12.4 g/dL. Adequate water consumption resulted in 3 respondents with low Hb levels and 7 with normal Hb levels. In contrast, low water consumption resulted in 2 respondents with low Hb levels and 18 with normal Hb levels. The Rank-Spearman correlation test showed sig 0.177 (p>0.05). The study concluded that there was no correlation between adolescent girl water consumption and hemoglobin levels. Food fluid intake can compensate for a lack of water consumption.
Hubungan Jumlah Monosit Dan Nilai Laju Endap Darah (LED) Terhadap Lama Pengobatan Pasien Tuberculosis : Correlation Of Monocyte Number And Erythrocyte Sedimentation Rate (Esr) Value Against To Duration Of Treatment In Tuberculosis Patients Kadarwati, Ari; Sukeksi, Andri; Putri, Gela Setya Ayu
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 1 (2023): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i1.6077

Abstract

Tuberculosis (TBC) is a bacterial infection caused by Mycobacterium tuberculosis. The duration of TBC treatment is routinely 6 months; otherwise, resistance will develop. TBC can increase leukocytes, including monocytosis as an inflammatory response and an elevated ESR. The aim of this study was to determine the relationship between the number of monocytes and the ESR value on the duration of tuberculosis treatment in patients at the Respira Lung Hospital, Yogyakarta City. The study was conducted in June and July 2023 at the Respira Pulmonary Hospital in Yogyakarta City. The study sample was 32 tuberculosis patients and blood was drawn to determine the monocyte number and ESR value. The results showed that the average number of monocytes was 7% (normal), the ESR value was 41.59 mm/hour (high) with the average duration of tuberculosis treatment for respondents was 3 months. Spearman test obtained Sig p<0.05. This study concluded that there is a correlation between the number of monocytes and the ESR value on the duration of TB treatment in patients at the Respira Lung Hospital in Yogyakarta City, with the direction of the relationship reversed.
Hubungan Hasil Pemeriksaan IgM Dan IgG Anti-Dengue Terhadap Jumlah Trombosit Pasien Dengue di RSUD Dr. Gondo Suwarno Semarang: THE CORRELATION OF ANTI-DENGUE IgM AND IgG TEST RESULTS TO THE PLATELETS NUMBER OF DENGUE PATIENTS AT RSUP DR. GONDO SUWARNO SEMARANG Gela Setya Ayu Putri; Hikmayanti Hikmayanti; Erma Lestari; Al Hidayani
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 1 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i1.7384

Abstract

Demam berdarah (DD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Salah satu gejala klinis pasien DD adalah trombositopenia. Trombositopenia terjadi akibat reaksi antigen-antibodi dan aktivitas sistem komplemen, karena sel imun melepaskan IgM dan IgG pada trombosit. Untuk infeksi virus dengue, hasil tes IgG/IgM muncul sebagai IgG(+) dan IgM(+) atau IgG(+) dan IgM(-). Namun kenyataannya, banyak hasil tes yang tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien dan jumlah trombosit di lapangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG antidengue terhadap jumlah trombosit pasien dengue. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional. Data sekunder digunakan dari 82 data rekam medis pasien terinfeksi Dengue di RSUD dr. Gondo Suwarno Semarang bulan Januari-Desember 2023. Data yang diambil adalah hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG antidengue dan jumlah trombosit pasien. Hasil pemeriksaan Anti-dengue didapatkan hasil positif paling banyak pada IgG (+) dengue yaitu sebanyak 52 respoden (64%). Disusul dengan IgM (+) dan IgG (+) yaitu sebanyak 27 responden (33%), dan IgM (+) 3 responden (3%). Rata-rata jumlah trombosit yaitu 65.679 sel/mm3. Uji korelasi spearman didapatkan semua hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG Anti-dengue mempunyai hubungan yang bermakna terhadap jumlah trombosit (p-value<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan hasil pemeriksaan serologi IgM dan IgG anti-dengue terhadap jumlah trombosit pasien dengue.
Pencegahan Penyakit Tidak Menular Pada Lansia Melalui Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Desa Penyangkringan, Weleri, Kendal Putri, Gela Setya Ayu; Agita, Serly; Romantir, Maya; Putri, Aisya
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 4 (2024): Oktober
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penyakit tidak menular (PTM) atau disebut penyakit degeneratif adalah tipe penyakit yang muncul akibat penurunan atau perubahan fungsi sel-sel pada tubuh. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga PTM banyak muncul pada lanjut usia seperti hipertensi dan diabetes. Tujuan: Melakukan penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan skrining PTM pada warga lansia untuk meningkatkan kesadaran warga khususnya lansia terhadap resiko PTM. Metode: Kegiatan dilakukan di Balai Desa Penyangkringan, Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah dengan sasaran kegiatan adalah seluruh lansia yang tinggal di Desa Penyangkringan RT 01 RW 03. Tahapan kegiatan meliputi pendekatan, persiapan, penyuluhan tentang PTM dan pemeriksaan kesehatan berupa cek tekanan darah dan cek gula darah, serta evaluasi. Hasil: Dari 26 partisipan terdapat peningkatan nilai rerata sebesar 35 poin (40,2%) pada warga lansia setelah pemaparan materi. Rerata tekanan darah partisipan 160/94mmHg (tekanan darah tinggi), sedangkan rerata gula darah adalah 179g/dL (gula darah tinggi). Kesimpulan: Terjadi peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang PTM. Tekanan darah dan gula darah warga lansia di Desa Penyangkringan didominasi dengan hasil diatas nilai normal dengan rerata 160/94mmHg untuk tekanan darah dan 179g/dL untuk gula darah. Kata kunci: gula darah, lansia, penyakit tidak menular, tekanan darah ______________________________________________________________________ Abstract Background: Noncommunicable diseases (NCDs), often known as degenerative diseases, are diseases that develop as a result of a decrease or change in the activity of cells in the body. As people age, their physiological capabilities decline, resulting in the appearance of several NCDs such as hypertension and diabetes. Objective: Conduct health education and PTM screening examinations for elderly residents to raise awareness of the risks of PTM among residents, particularly the elderly. Method: The program was held at the Penyangkringan Village Hall in Weleri District, Kendal Regency, Central Java Province, to reach out to all elderly residents of Penyangkringan Village RT 01 RW 03. The activity stages included approach, preparation, NCD education, health tests such as blood pressure and blood glucose checks, and evaluation. Result: After receiving the educational materials, 26 participants' average score increased by 35 points (40.2%). The individuals' average blood pressure was 160/94mmHg (high blood pressure), and their average blood glucose level was 179g/dL (high blood glucose). Conclusion: There was an increase in knowledge after health education about NCDs was carried out. The elderly residents of Penyangkringan Village has blood pressure and blood sugar levels that are above normal, with an average of 160/94mmHg for blood pressure and 179g/dL for blood glucose. Keywords: blood sugar, elderly, noncommunicable disease, blood pressure
Differences in Hemoglobin Levels in Patients with Thalassemia Major and Minor at Sultan Agung Semarang Islamic Hospital Sari, Sri Mayang; Saptaningtyas, Ragil; Putri, Gela Setya Ayu; Sukeksi, Andri
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 2 No October (2024): Proceeding of The 1st International Seminar on Public Health and Sports (IS
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/prosidingfkm.v2iOctober.630

Abstract

Background: One of the genetic diseases that is usually detected in children is thalassemia. World Health Organization (WHO) states that thalassemia is the most common hereditary disease in the world and has been recognized as a world health problem. Indonesia is one of the countries in the world's thalassemia belt. Thalassemia major is the most severe clinical condition of thalassemia. Thalassemia minor can also be called a carrier trait and does not show clinical symptoms. Supporting examinations can be carried out with simple laboratory tests, one of which is measuring hemoglobin levels. This study aimed to determine the differences in hemoglobin levels in patients with thalassemia major and thalassemia minor at RSI Sultan Agung Semarang. Method: The type of research used was cross-sectional, with a sample size of 48 people. Hemoglobin level data was obtained from the medical records of Sultan Agung Semarang Islamic Hospital. The data distribution is normal, so the difference test is tested using the independent t-test. Result: The average hemoglobin levels in patients with thalassemia major and thalassemia minor are 5.7 mg/dL and 10.6 mg/dL. The independent t-test shows a significance value of 0.00 (<0.05). Conclusion: There are differences in hemoglobin levels in thalassemia major and thalassemia minor patients at Sultan Agung Semarang Islamic Hospital, although hemoglobin levels in both thalassemia major and minor patients are still below the reference value.
Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) Pada Lansia Melalui Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan di Desa Penyangkringan, Weleri, Kendal Putri, Gela Setya Ayu; Agita, Serly; Romantir, Maya; Putri, isya; Handayani, Sri Puji
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) atau disebut penyakit degeneratif adalah tipe penyakit yang muncul akibatpenurunan atau perubahan fungsi sel-sel pada tubuh. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologismengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga PTM banyak muncul pada lanjut usia sepertihipertensi dan diabetes. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melakukan penyuluhan kesehatan danpemeriksaan skrining PTM pada warga lansia untuk meningkatkan kesadaran warga khususnya lansiaterhadap resiko PTM. Kegiatan dilakukan di Balai Desa Penyangkringan, Kecamatan Weleri KabupatenKendal, Provinsi Jawa Tengah dengan sasaran kegiatan adalah seluruh lansia yang tinggal di DesaPenyangkringan RT 01 RW 03. Tahapan kegiatan meliputi pendekatan, persiapan, penyuluhan tentangPTM dan pemeriksaan kesehatan berupa cek tekanan darah dan cek gula darah, serta evaluasi. Dari 26partisipan terdapat peningkatan nilai rerata sebesar 35 poin (40,2%) pada warga lansia setelah pemaparanmateri. Rerata tekanan darah partisipan 160/94mmHg (tekanan darah tinggi), sedangkan rerata gula darahadalah 179g/dL (gula darah tinggi). Kesimpulan yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan pengetahuansetelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang PTM. Tekanan darah dan gula darah warga lansia di DesaPenyangkringan didominasi dengan hasil diatas nilai normal dengan rerata 160/94mmHg untuk tekanandarah dan 179g/dL untuk gula darah.  Kata Kunci : PTM, lansia, gula darah, tekanan darah
Hubungan Jumlah Eritrosit Dengan Nilai Laju Endap Darah Pada Perokok Konvensional Wulandari, Try; Sukeksi, Andri; Putri, Gela Setya Ayu
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rokok konvensional mengandung kurang lebih 4.000 senyawa kimia, salah satunya adalah karbon monoksida yang dapat menyebabkan suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh terganggu akibat karbon monoksida yang berikatan dengan eritrosit, sehingga menyebabkan tubuh merangsang hormon eritropoietin untuk memproduksi lebih banyak eritrosit. Peningkatan jumlah eritrosit menyebabkan eritrosit lebih mudah menempel satu sama lain, sehingga memudahkan terbentuknya rouleaux dan mengakibatkan pengendapan eritrosit menjadi lebih cepat, sehingga meningkatkan nilai laju endap darah. Penelitian menggunakanpenelitian kuantitatif. Populasi yang diteliti dalam penelitian adalah mahasiswa DIV analis kesehatan angkatan 2021 dan 2022 Universitas Mohammadiyah Semarang. Pengambilan sampel dilakukan secarapurposive sampling sebanyak 30 sampe. Hasil penelitian menunjukkan hasil jumlah eritrosit pada perokokkonvensional diperoleh 4,5 - 5,5 sebanyak 22 responden (73,33%), sedangkan hasil jumlah eritrosit >5,5sebanyak 8 responden (26,67%) dan hasil nilai LED pada perokok konvensional diperoleh <= 10 sebanyak23 responden (76,67%), sedangkan nilai LED >10 sebanyak 7 responden (23,33%). Korelasi antara jumlaheritrosit dengan LED pada perokok konvensional dengan menggunakan uji statistik  Pearson diperoleh hasilp-value sebesar 0,000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara jumlah eritrositdengan LED pada perokok konvensional.  Kata Kunci : Jumlah eritrosit, laju endap darah, dan merokok.
Efektifitas Minyak Kenanga (Cananga Odorata) sebagai Agen Deparafinisasi pada Pewarnaan Hematoxylin-Eosin Putri, Gela Setya Ayu; Diyanah, Dina; Iswara, Arya
Jaringan Laboratorium Medis Vol 6, No 1 (2024): May 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v6i1.10824

Abstract

Histological staining usually requires deparaffinization before starting the staining process. Deparaffinization is a paraffin removal step that often uses a xylol solution. Deparaffinization with xylol has disadvantages, including being toxic, harmful to the human body, and hazardous to the environment. A safer alternative to xylol is required. Ylang-ylang oil, which contains β-caryophyllene, is non-polar and can be used as a substitute for xylol. This study aimed to compare the staining quality of guinea pig liver tissue slides with and without heating as a deparaffinization agent in hematoxylin-eosin (HE) staining. The research set up a quasi-experimental approach using samples of guinea pig liver tissue slides. The sample size was calculated using the Federer formula (n-1) (t-1) ≥ 15, resulting in a total sample of 27 slides divided into three treatment groups: xylol, ylang-ylang oil with and without heating. The Kruskal-Wallis test was used to examine the data. The quality staining of guinea pig liver slides deparaffinized with xylol was 100% good, and deparaffinization of ylang-ylang oil with heating was 100% good, whereas deparaffinization with ylang-ylang oil without heating was 11.1% less good, and the quality was good with an 88.9%. The normality test indicated that the data were not normally distributed (p0.05). The Kruskal-Wallis test was then used.