Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kampanye KeSEMaT dalam Pelestarian Hutan Mangrove Dwihantoro, Prihatin; Rosyidi, Moch Imron
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume 12, No. 2, September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v12i2.12717

Abstract

Isu lingkungan di pesisir yang menjadi sorotan karena keberadaannya yang penting, namun kondisinya semakin kritis adalah hutan mangrove. Berawal dari kondisi hutan mangrove yang rusak dan memprihatinkan, tercetuslah gerakan kampanye pelestarian hutan mangrove yang diinisiasi oleh KeSEMaT. Keberhasilan suatu kegiatan komunikasi adalah ditentukan oleh bagaimana strategi komunikasi itu dijalankan. Berdasarkan kerangka pikir tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi komunikasi kampanye yang dilakukan oleh KeSEMaT dalam pelestarian hutan mangrove. Teori yang digunakan adalah teori perencanaan kampanye milik Anne Gregory. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif studi evaluatif. Strategi komunikasi KeSEMaT dalam pelestarian hutan mangrove telah melewati beberapa tahap yang sesuai dengan teori strategi komunikasi mulai dari analisis masalah, penetapan tujuan, sasaran, pesan, strategi dan taktik, skala waktu dan sumber daya, serta evaluasi dan tinjauan. KeSEMaT melakukan kegiatan komunikasi secara terencana dan membagi program-program komunikasi yang dievaluasi setiap program kampanye tersebut selesai dilaksanakan. Dari kegiatan kampanye yang dilakukan oleh KeSEMaT mampu memberikan informasi, menumbuhkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat, pemerintah maupun korporasi terhadap isu yang terkait dengan pelestarian ekosistem hutan mangrove yang memiliki peranan yang sangat besar dalam keberlangsungan kehidupan.
Potency Campaign Madurese Culture Through Gastronomy Diplomacy Cholil, Ahmad; Rosyidi, Moch. Imron; Handaka, Tatag
ETTISAL : Journal of Communication Vol. 9 No. 1 (2024): ETTISAL : Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v9i1.11711

Abstract

Gastronomy is a very complex cultural product. The development of gastronomic tourism contributes to strengthening local identity, and will be an important point for the development of sustainable tourism. In gastro-tourism, the main motivation for someone to travel is to get the experience of tasting food and drinks that can provide impressions and memories throughout their life. This research aims to explain the role of gastronomy in campaigning for Madurese culture. This research was conducted using the Life Story method and a gastrodiplomacy study approach. The results of the research show that the eating tradition in Madura is almost carried out on various occasions, from human births to funeral ceremonies. The tradition of eating is a space for people to gather in various elements to exchange ideas and thoughts. The potential for gastronomy as a space for Madurese cultural campaigns is still very wide open. This is related to the unique gastronomic characteristics of Madurese food and can be an interesting topic of conversation at a meeting. This research suggests that it is applicable to hold activities such as MICE-Meeting Incentive Convention and Exhibition with a food theme to become a sustainable Madurese cultural space campaign .
Meredesign Pesan Pembangunan Untuk Kesetaraan Gender di Madura (Sebuah Literatur Review) Surokim, Surokim; Rosyidi, Moch. Imron
Jurnal Audiens Vol. 5 No. 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jas.v5i4.533

Abstract

Di Madura khususnya Kabupaten Bangkalan angka buta huruf mencapai angka 76.517 di usia 15 hingga 59 tahun dari jumlah penduduk 1,3 juta. Selain itu memasuki era SDGs madura masih dirumitkan dengan permasalahan budaya Patriarki, seperti adanya upaya Raperda Poligami oleh Pemerintah Kabupaten Pamekasan pada akhir tahun 2016 serta legitimasi kyai mengenai Poligami, bahwa posisi Kyai di masyarakat madura seolah melegalkan poligami. Sehingga poin ke lima dari tujuh belas poin utama SDGs akan sulit tercapai. Di satu sisi masyarakat Madura memiliki kearifan lokal yang sangat unik mengenai kedudukan perempuan. Metode penelitian ini menggunakan studi Pustaka. Maka artkel ini berusaha memberikan solusi bagaimana mengemas pesan pembangunan dengan cara mengetahui karakter audiens. Berdasarkan kearifan lokal tersebut dirasa baik mengkomunikasikan kesetaraan gender dengan pendekatan  ecofeminism. Pembangunan dan inovasi macam apapun tidak akan bermanfaat jika tidak dikomunikasikan. Menurut Childers seorang komunikator pembangunan harus mengetahui audiens, sehingga berangkat dari perspektif itu dirasa perlu merumuskan suatu wacana pembangunan kesetaraan gender dalam bingkai ecofeminism, sehingga dapat memberikan motivasi publik Madura akan pentingnya kesetaraan gender.
The Role of Communication in Structuring Religionists and the Military for Blue Economy Development Chamidah, Nurul; Rosyidi, Moch. Imron; Putra, Andri Azis; Suwarno, Panji
Nyimak: Journal of Communication Vol 9, No 1 (2025): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/nyimak.v9i1.12598

Abstract

The development of Indonesia’s Blue Economic Zone relies on effective communication structures to facilitate coordination among key stakeholders. However, the interaction between religious leaders and the military in this process presents structural challenges that impact collaboration efforts. Using Giddens’ Structuration Theory as a framework, this study examines how communication dynamics shape the roles of these two groups in the Blue Economy’s development.This qualitative case study was conducted across six Indonesian provinces, involving informants from the TNI, religious leadership, and local communities. Findings indicate that collaboration remains weak, as discussions rarely prioritize joint efforts—accounting for less than 50% of total deliberations. Moreover, differing interpretations of economic development create contrasting discourses: the military emphasizes security and strategic control, while religious leaders focus on ethical stewardship and community welfare. This structural disconnect hinders cohesive policy-making and implementation.To bridge this gap, the study suggests the establishment of an ad hoc communication task force to foster structured dialogue and legitimacy between these actors. These findings contribute to the understanding of communication in multi-stakeholder governance and highlight the need for adaptive institutional structures in Blue Economy initiativesKeywords: Structuration, Religionist and Military, Development Communication ABSTRAKPengembangan Zona Ekonomi Biru di Indonesia bergantung pada struktur komunikasi yang efektif untuk memfasilitasi koordinasi di antara para pemangku kepentingan utama. Namun, interaksi antara pemuka agama dan militer dalam proses ini menghadirkan tantangan struktural yang berdampak pada upaya kolaborasi. Dengan menggunakan Teori Strukturasi Giddens sebagai kerangka analisis, penelitian ini mengkaji bagaimana dinamika komunikasi membentuk peran kedua kelompok tersebut dalam pengembangan Ekonomi Biru. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif yang dilakukan di enam provinsi di Indonesia, dengan informan yang terdiri dari anggota TNI, pemuka agama, dan komunitas lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kolaborasi masih lemah, di mana diskusi terkait pengembangan Ekonomi Biru jarang menempatkan kerja sama sebagai prioritas utama—tercatat bahwa kolaborasi hanya dibahas dalam kurang dari 50% dari total diskusi yang dilakukan. Selain itu, terdapat perbedaan interpretasi mengenai konsep pembangunan ekonomi, di mana militer lebih menitikberatkan pada aspek keamanan dan kontrol strategis, sedangkan pemuka agama lebih berfokus pada pengelolaan etis serta kesejahteraan masyarakat. Ketidaksinambungan struktural ini menghambat perumusan kebijakan yang kohesif serta implementasi program secara efektif. Untuk menjembatani kesenjangan ini, penelitian ini merekomendasikan pembentukan gugus tugas komunikasi ad hoc guna mendorong dialog yang lebih terstruktur serta membangun legitimasi antara kedua aktor tersebut. Temuan ini memberikan kontribusi dalam pemahaman komunikasi dalam tata kelola multi-pemangku kepentingan serta menekankan perlunya struktur kelembagaan yang adaptif dalam inisiatif Ekonomi Biru.Kata Kunci:  Ekonomi Lokal, Komunikasi Kewirausahaan, Mitos, Pariwisata Berkelanjutan, Wisata Religi.
Kolaborasi Citizen Media dan Content Creator dalam Promosi Wisata Madura Surokim, Surokim; Rosyidi, Moch. Imron
Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Vol. 17 No. 1 (2025): Komuniti : Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi, Maret 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v17i1.6666

Abstract

Destinasi  wisata dan kawasan Madura memiliki prospek bagus dan cukup potensial untuk dipasarkan melalui media komunikasi digital. Selama ini komunikasi pemasaran dan medium masih belum atraktif dan massif dalam menjangkau konsumen yang lebih luas. Melalui pengembangan content creator dan citizen media pemasaran kawasan dan pariwisata Madura diyakini akan lebih efektif. Penelitian ini menggunakan riset aksi. Pendekatan  yang akan dilakukan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif menggunakan studi kasus. Riset ini juga menjadi  riset pengembangan dan akan menghasilkan pengembangan kapasitas para pelaku content creator dan citizen media online Madura digital. Hasil penelitian menunjukkan media komunikasi warga (citizen media)  yang dikembangkan ini sifatnya interaktif dinamis berkelanjutan. Dengan memanfaatkan media grup wa, facebook, dan youtube sebagai media pematik utama.  Dalam konteks pengembangan konten kreator wisata Madura maka yang dilakukan adalah dengan membuat komunitas sadar wisata dan mendorong gerakan aktivism wisata yang akan menjadi pioner para content creator didalam mengisi content creatif melalui facebook dan youtube. Langkah awal adalah dengan membuat grup wa dan fb untuk menjadi kanal besar berbagai laporan dan liputan yang sifatnya naratif. Kemudian link youtube untuk kanal yang sifatnya audio vidual. Media warga citizen media publisitas selanjutkan dikembangkan sebagai media massa berbasis online secara dinamis dan berkelanjutan dengan bertumpu pada partisipasi netizen report diantaranya adalah 1) konsumen media dapat berkomunikasi dengan reporter atau kontributor yang didukung oleh teknologi Web 2.0 secara umum 2) setiap post memiliki bagian komentar dimana konsumen media dapat memberikan pendapat mereka 3) Disetiap artikel, terdapat nama dan kontak reporter sehingga konsumen media bisa bertanya, memberikan kritik atau koreksi 4) Terdapan ikon bola mata untuk menunjukkan sudah berapa kali artikel tersebut dibaca Penguatan kapasitas content creator Madura dan pengembangan citizen media online Madura sebagai pusat gagasan dan ide warga Madura secara berkelanjutan. Selain itu juga menjadi salah satu pelaksanaan program MBKM. Riset ini penting dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan kapasitas pelaku content creator dan pengembangan media online digital warga Madura.   Tourist destinations in the Madura region have good prospects and are quite potential to be marketed through digital communication media. So far, marketing communication and conventional mediums are still not attractive and massive in reaching a wider range of consumers. Through the development of content creators and citizen media, Madura regional marketing and tourism are believed to be more effective. The approach carried out in this study is a qualitative approach using case studies. The results of the study show that the citizen media developed is interactive, dynamic and sustainable. By utilizing the media of the WhatsApp group, Facebook, and Youtube as the main promotional media. In the context of the development of Madura tourism content creators, what is done is to create a tourism awareness community and encourage the tourism activism movement which will be a pioneer for content creators in filling in creative content through Facebook and YouTube. The first step is to create social media such as WhatsApp and Facebook group to become a large channel for various reports and coverage that are narrative in nature. Then the Youtube link for the channel is audio visual. Citizen media publicity media will continue to be developed as a dynamic and sustainable online-based mass media based on the participation of netizens. The results of this research are expected to increase the capacity of content creators and digital citizen media in Madura.
Menakar Faktor Penyebab Lenght Of Stay Wisatawan dari Perspektif Social Media Rosyidi, Moch Imron
Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 2 (2025): Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/interaksi.v9i2.22309

Abstract

Peningkatan jumlah wisatawan Sumenep pada tahun 2023 naik hingga 300% namun data menunjukkan lama tinggal wisatawan di sumenep tidak berkorelasi dengan jumlah wisatawan dan berdampak pada pemasukan asli daerah yang tidak optimal. Hal ini menjadi alasan menjadikan kajian penting tentang bagaimana suatu destinasi wisata dapat menciptakan daya tarik untuk tinggal lebih lama (length of stay). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh pilihan media dengan lama tinggal wisatawan gastronomi. menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif melalui pendekatan regresi, dengan melakukan wawancara dan uji pengaruh melalui respondent yang ditentukan yakni, sejumlah 80 audiens yang menikmati kuliner Sumenep dan tertarik datang dengan promosi media. Hasil regresi linier sederhana menunjukkan bahwa R² adalah 0.557, yang berarti bahwa 55.7% variansi dalam length of stay dijelaskan oleh variabel Pilihan Media. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa R² adalah 0.650, yang berarti 65% variansi dijelaskan oleh kombinasi variabel media digital.
Interpersonal communication patterns of Aisyiyah in cultural da'wah activities in isolated tribal communities Rasyid, Erwin; Sugiantoro, Hari Akbar; Julijanti, Dinara Maya; Rosyidi, Moch Imron; Setiawan, Achdiar Redy
Jurnal Komunikasi Vol. 19 No. 2 (2025): VOLUME 19 NO 2 APRIL 2025
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol19.iss2.art12

Abstract

This study aims to analyze the interpersonal communication patterns employed by PDA Banggai in their cultural dakwah activities directed at indigenous and isolated communities. The research adopts a case study approach. Data collected through in-depth interviews and document analysis. Data were thematically analyzed to identify PDA Banggai's interpersonal communication strategies. The findings indicate that PDA Banggai applies an adaptive form of interpersonal communication that emphasizes trust-building, the use of local languages, and collaboration with stakeholders. This approach is rooted in the values of Al-Ma’un, integrating religious messages with cultural contexts. The success of cultural dakwah hinges on context-sensitive interpersonal communication that respects local traditions. These findings offer insights into faith- and culture-based empowerment strategies among indigenous and marginalized communities
MENAKAR NEW MEDIA SEBAGAI RUANG PUBLIK DALAM KONTEKS KEBHINEKAAN DI MAGELANG Dwihantoro, Prihatin; Rosyidi, Moch. Imron; Husna, Aftina Nurul
PAWITRA KOMUNIKA : Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora Vol 1 No 2 (2020): Volume 1 Nomor 2 Desember 2020
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Majapahit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi pengguna internet terutama media sosial di Indonesia sangat besar. Dengan banyaknya pengguna tersebut mengakibatkan besarnya potensi kegaduhan nasional. Apalagi, munculnya berbagai elemen masyarakat yang intoleran dan penyebar hoaks semakin menambah kegaduhan nasional di sosial media, serta mengancam kebhinekaan. Keadaan tersebut mendorong pemerintah untuk melakukan langkah-langkah dalam menghadapi perpecahan negara. Seperti tindakan pada momentum tertentu pemerintah melakukan upaya pembatasan internet dengan tujuan menjaga stabilitas negara. Tindakan tersebut tentu mendapat respon beragam baik positif maupun negatif. Berdasarkan berbagai hal tersebut penelitian ini ingin melihat, bagaimana peran new media sebagai ruang publik dalam merespon ancaman kebihnekaan. Teori yang digunakan adalah Ruang Publik dari Jurgen Habermas, dimana internet harusnya bisa menjadi ruang komunikasi guna menciptakan rasionalitas publik dalam mewujudkan Demokrasi Deliberatif. Metode penelitian ini menggunakan mix methode studi pustaka dan deskriptif kuantitatif, dengan responden berjumlah 25 orang yang dipilih secara purposif untuk disebar di wilayah Magelang sebagai sebuah studi pendahuluan. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT, untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan/ancaman dari new media. Hasil kajian menunjukkan kekuatan berupa jumlah dan lama pengguna internet dapat dimaksimalkan. Kelemahan berupa kualitas dan karakteristik pengguna. Potensi adanya sarana prasarana, jangkauan, kedekatan. Ancaman yang dapat dilihat ada dua yakni manifest berupa hoaks dan hasutan, serta laten berupa tidak terakomodasinya kebutuhan masyarakat.
Futurologi Desa di Era Digital, Sebuah Gagasan dalam Merespon Revolusi Informasi Pratama, Melyno Denis; Alaudin, Irfan Dhiya; Setiawan, Surya Rizki; Rosyidi, Moch. Imron
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 11th University Research Colloquium 2020: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam kehidupan berbangsa, yang harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya.. Merespons hal tersebut pemuda di tingkat desa dapat dipotimalkan perannya melalui karang taruna. Maka dibutuhkan ruag publik untuk mengejawantahkan konsep yang akan menjadi jembatan mengoptimalkan pemuda desa dan menekan kenakalan remaja. Pemanfaatan teknologi internet dirasa mampu untuk memberikan sumbangsih pada probelmatika tersebut. Berangkat dari pemikiran Jurgen Habermas tentang Ruang Publik, perlu rasanya menciptakan milenial corner ditingkat desa di era saat ini, disana akan terjadi banyak sinergi antara pemuda desa dengan para perangkat desa. Disamping itu pemuda akan semakin mudah mengakses informasi yang dapat dimaksimalkan warga desa kelak
Reading Political Intrigue In A Book “Pesan Dari 8 Negeri” Rosyidi, Moch. Imron; Sofyan, Imam
ARISTO Vol 11 No 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v11i2.6134

Abstract

Pesan Dari 8 Negeri is a fairly comprehensive book on political reflection. It starts with a story from the west with the story of Brutus as a symbol of political stupidity which becomes a common thread that political events are indeed very dynamic. Interestingly, the term Brutus syndrome appears to distinguish this book from several other references that discuss politics. In addition, the phrase judl explicitly shows that politics is the culture of society by choosing the phrase "country" rather than "state". In addition, politics in the historical aspect can be displayed in a flowing language style that is effectively attached to the reader's mind.