Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Keterlibatan Kader dalam Keberlangsungan Program Kesehatan Masyarakat (Studi Literatur) Zahra Anggita Pratiwi
Pena Medika Jurnal Kesehatan Vol 11, No 2 (2021): PENA MEDIKA JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pmjk.v11i2.1644

Abstract

Kader berada dalam posisi unik antara masyarakat dan sistem kesehatan. Meskipun kader ditempatkan sebagai tim garis depan perpanjangan tan-gan program pemerintah di tengah masyarakat, namun belum ada praktik terbaik dalam pelaksanaan program berbasis masyarakat. Penelitian ini bertujuan memberikan rekomendasi deskriptif model keterlibatan kader terbaik dalam pelaksanaan program kesehatan. Penelitian ini merupakan kajian sejumlah literatur terkait yang menitikberatkan pendekatan ma-syarakat. Keberhasilan program terkait pada sumber daya terlatih dan supervisi yang baik. Performa dan motivasi kader juga bukan bagian ter-pisah dari keberlangsungan program. Sementara, sistem renumerasi kader merupakan faktor pertimbangan lain. Kader terlibat dalam layanan kesehatan masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk pengembangan diri, semangat kontribusi perbaikan kesehatan, pemanfaatan waktu luang yang lebih baik, dan kepercayaan mendapat pahala dari Tuhan. Penelitian ini fokus pada rekomendasi dua hal penting. Pertama, perlu penyusunan model praktis terbaik program berbasis masyarakat. Kedua, perlu advokasi penghargaan dan dukungan untuk peran kader dalam keberlangsungan program.
Perbedaan ketersediaan makanan dan lingkungan rumah pada anak obesitas dan tidak obesitas A Fahmy Arif Tsani; Fillah Fithra Dieny; Zahra Anggita Pratiwi
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 7, No 1 (2022): May
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v7i1.386

Abstract

Obesity incidence in children, especially primary school children, is increasing. This obesity can be caused by environmental factors: availability of food at home and the home environment or home environment such as the physical environment, exposure to screen time, mother knowledge, and maternal behaviour in providing feeding practices. This study aims to determine the difference between food availability and home environment for obese and non-obese children. The design of this research was case-control conducted with the subject of elementary school-age children in Yogyakarta city. The research was conducted in March-November 2017. Samples were chosen by the multistage sampling method. Subjects were grouped into children with obese nutritional status as a case (n=71) and children with normal nutritional status as control (n=71) based on the BFA index. The data were collected by anthropometric measurements, interviewing, and filling out Home Environment Survey questionnaires on children and their parents. Data analysis using Mann Whitney statistical test, Spearman test, McNemar test, and logistic regression. Food availability showed significant mean differences in case and control groups (p <0,05). Other environmental factors showed no significant differences, but in the case group, the mother's feeding scores were less healthy than the control group; the average duration of case group screen time was higher than 20 minutes than the control group; higher physical environmental support scores control group than case groups. In conclusion, food availability had significant mean differences in both groups.
Penentuan titik potong skor sindroma metabolik remaja dan penilaian validitas diagnostik parameter antropometri: analisis Riskesdas 2013 Zahra Anggita Pratiwi; Mubasysyir Hasanbasri; Emy Huriyati
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 14, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijcn.25590

Abstract

Background: The risk of death caused by non-communicable diseases is related to metabolic syndrome. Metabolic syndrome not only occurs in adults, but also occurs in adolescents. The problem of metabolic syndrome in adolescents shows the importance of early detection and management. Early detection of metabolic syndrome in adolescents can be done through non-invasive approaches such as anthropometric measurements. However, the definition of metabolic syndrome has so far not reached an agreement.Objective: This study aims 1) To know the intersection points of adolescent metabolic syndrome 2) To know the best anthropometry parameters for detecting metabolic syndrome in adolescents.Method: This study used cross sectional design, using Riskesdas 2013 survey data. The sample size of this study was 3273 adolescents aged 15-24 years. The analysis using receiver operating characteristic curve (ROC) indicated the accuracy of the score to diagnose metabolic syndrome, supported by area under the curve (AUC) results. The best parameters were seen from the largest AUC values, taking into account the sensitivity and specificity values.Results: The metabolic syndrome scores in general for Indonesian adolescents=2.21 (sensitivity=83%, specificity=84%). Specific cutoff point for women=2.02 (sensitivity=84%, specificity=85%), and for males=2.40 (sensitivity=86%, specificity=82%). The best anthropometric parameters for detecting metabolic syndrome in adolescents are abdominal circumference (AUC=0.77; sensitivity=71%, specificity=67%).Conclusion: Abdominal circumference has the best validity and can be used for early detection of the risk of metabolic syndrome in adolescents
Pengalaman mahasiswa sebagai volunteer untuk belajar program kesehatan di komunitas Dian Mawarni; Zahra Anggita Pratiwi; Hafidhotun Nabawiyah; Anggita Purnamasari
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.44919

Abstract

Tujuan: Mahasiswa menghabiskan waktu belajar di lapangan hanya saat kuliah kerja nyata atau praktik kerja lapangan saja. Sementara untuk mampu mengelola program kesehatan penduduk, mahasiswa membutuhkan “jam terbang” lebih banyak. Paper ini berargumen bahwa partisipasi sebagai volunteer memberi kesempatan mahasiswa untuk belajar program kesehatan secara langsung. Paper ini juga menguraikan tantangan yang dihadapi mahasiswa. Poin yang ditekankan: Kesempatan menjadi volunteer bukan hal baru di kalangan mahasiswa. Contoh-contoh pengalaman mahasiswa menjadi volunteer yang sudah ada cukup beragam seperti relawan saat situasi bencana, petugas lapangan untuk program dari pemerintah dan universitas, tenaga pendamping lembaga swadaya masyarakat lokal, nasional, dan NGO internasional. Aktivitas volunteer memberi tiga pembelajaran berharga bagi mahasiswa. Pertama, praktik mengorganisasi program kesehatan sebagai refleksi dari materi perkuliahan, Kedua, latihan  bekerja dalam tim untuk membangun community engagement,  ketiga, dekat dengan penduduk dapat membangkitkan jiwa humanis mahasiswa untuk peduli pada komunitas. Ada dua tantangan utama yang dihadapi mahasiswa saat menjadi volunteer. Pertama, bekerja sama dengan profesi kesehatan lain karena membutuhkan strategi kolaborasi interprofesi untuk menjadi tim pelaksana program yang solid, kedua, kendala berkomunikasi dengan penduduk setempat terutama bagi mahasiswa yang belum mempunyai pengalaman sebelumnya.Simpulan: Program volunteer mahasiswa dapat digunakan sebagai praktik belajar sekaligus membantu tenaga kesehatan dalam mengelola program kesehatan penduduk. Universitas perlu membuat program volunteer saat libur semester dan bermitra dengan pemerintah dan swasta agar menerima mahasiswa untuk bergabung.  
Snack Calorie Intake, Breakfast Frequency, and Nutritional Status in Adolescence Zahra Anggita Pratiwi; Emy Huriyati; Toto Sudargo
Bulletin of Culinary Art and Hospitality Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Poor eating habit is one of the causes of obesity in adolescents. A balanced diet is achieved every day, beginning with breakfast. Breakfast is often termed the most important meal of the day because it provides the food and energy we need for all upcoming activities. Snack consumption is thought to have an association with breakfast habits. People who do not tend to have breakfast replace it with snack consumption. This study has two main objectives: the first is to discover differences in adolescent characteristics, snack calorie intake, and total energy based on breakfast frequency, and the second is to discover differences in breakfast frequency based on adolescent nutritional status. It was a descriptive cross-sectional study in which proportionate stratified random sampling was used to select 140 adolescents. This study found that there was a significantly higher proportion of female adolescents who rarely had breakfast than male adolescents (p equal to 0.014; p less than 0.05). It showed that adolescents who rarely eat breakfast have a higher average energy snack than those who eat breakfast frequently. Obese adolescents were likely to eat breakfast, although this is not statistically significant. The researchers suggest a need for specific promotion for female adolescents regarding healthy breakfasts because this study found that female adolescents are more dominant in not having breakfast.
Pengetahuan dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri Vresty Puji Lestari; zahra anggita pratiwi; nafilah nafilah
NUTRITURE JOURNAL Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v1i3.3751

Abstract

Latar belakang: Perubahan biologis, psikologis dan sosial menjadikan remaja menjadi kelompok rentan dan perlu perhatian khusus. Status gizi optimal secara tidak langsung dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik. Sementara, keteraturan siklus menstruasi dianggap sebagai faktor penting kesehatan reproduksi. Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dan status gizi dengan siklus menstruasi remaja putri. Metode: Penelitian observasional analitik ini menggunakan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple non random. Data tingkat pengetahuan gizi diperoleh dari kuesioner pengetahuan gizi dengan kategori baik dan kurang. Status gizi dikategorikan berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (IMT per U). Karakteristik siklus menstruasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu normal dan tidak normal. Kuesioner siklus menstruasi dibuat dalam bentuk google form dan dilakukan secara daring. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan tingkat signifikansi p kurang dari 0,05. Hasil: Responden dalam penelitian ini sebanyak 88 siswa SMA Negeri 1 Kroya. Penelitian menemukan sebanyak 55 persen responden memiliki pengetahuan gizi yang kurang baik. Mayoritas status gizi responden pada penelitian ini adalah gizi baik (66 persen). Penelitian menemukan sebanyak 9 persen responden adalah status gizi lebih. Penelitian menemukan bahwa lebih dari 70 persen responden memiliki siklus menstruasi yang tidak normal. Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara pengetahuan dengan siklus menstruasi pada remaja putri dan tidak ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Simpulan:. Pengetahuan gizi dan status gizi tidak berhubungan secara statustik dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMAN 1 Kroya. Mayoritas responden memiliki pengetahuan gizi yang kurang, sehingga penting dilakukan upaya promosi gizi seimbang pada remaja putri untuk dapat meningkatkan pengetahuan gizi.
Pengaruh Pelatihan Gizi Berbasis Komunikasi Perubahan Perilaku terhadap Pengetahuan Gizi Tim Pendamping Keluarga di Lokus Stunting Kota Malang Hapsari, Indri; Palupi, Fitria Dhenok; Hakimah, Nurul; Hadisuyitno, Juin; Fajar, Ibnu; tapriadi, tapriadi; pratiwi, zahra anggita
NUTRITURE JOURNAL Vol. 3 No. 1 (2024): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i1.4394

Abstract

Pendahuluan: Stunting merupakan masalah gizi pada anak terutama dibawah usia lima tahun (balita). Salah satu pilar Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting adalah Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku (Pilar 2). Komunikasi perubahan perilaku di level desa melibatkan Tim Pendamping Keluarga yang merupakan ujung tombak untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga memicu adopsi perilaku positif untuk mencegah stunting terutama di periode 1000 HPK. Partisipasi aktif dalam Pelatihan Gizi Berbasis Komunikasi Perubahan Perilaku dapat meningkatkan kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai konselor Stunting. Tujuan : Mengevaluasi perubahan pengetahuan gizi pada tim pendamping keluarga setelah melakukan pelatihan gizi berbasis komunikasi perubahan perilaku (Behaviour Change Communication). Metode Penelitian : Penelitian dilakukan pada bulan September – Desember 2022 pada 10 lokus stunting di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain quasi experiment. Sampel adalah semua tim pendamping keluarga yang terdiri dari kader KB dan kader posyandu pada 10 lokus stunting kota malang sejumlah 118 orang. Model pelatihan gizi ini menggunakan pembelajaran dalam bentuk focus grup discussion. Analisis statistik menggunakan uji t-test untuk data tingkat pengetahuan dan uji Mc Necmar untuk analisis jawaban benar tiap pertanyaan. Hasil Penelitian : Proporsi jawaban benar dari 8 pertanyaan meningkat signifikan setelah pelatihan (p<0.05) dan ada 2 pertanyaan terkait penyimpanan ASI dan kelancaran ASI yang belum meningkat secara signifikan (p>0.05). Rata-rata skor pengetahuan gizi sebelum pelatihan sebesar 50.42 ± 15.1 66.6 ± 17.79. Pada akhir pelatihan skor pengetahuan gizi meningkat secara signifikan p = 0,0001 dengan peningkatan 16.6. Proporsi peserta dengan pengetahuan gizi kategori tinggi meningkat dari 5.1% menjadi 33.9% dan kategori rendah menurun dari 32.2% menjadi 11%. Kesimpulan : Model edukasi berbasis komunikasi perubahan perilaku dapat meningkatkan pengetahuan gizi secara signifikan, sehingga dapat diaplikasikan untuk pendekatan penanganan stunting secara individu.
Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Inovasi Produk Minuman Kaya Antioksidan Pratiwi, Zahra Anggita; Auryna, Talitha Anindya Shafa; Ningrum, Ratna Ayu Kusuma; Zahroh, Ardiana Auliya; Goldiana, Fitria Iriane
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) 2024: Membangun Masyarakat Berkelanjutan melalui Penerapan Teknologi di Era Society 5.0
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang merupakan komoditas unggul Indonesia dan tidak dipengaruhi oleh musim. Seiring dengan banyaknya jenis makanan olahan dari buah pisang khususnya di Desa Sidodadi, Kabupaten Malang menyebabkan banyak pula limbah kulit pisang yang dihasilkan. Kulit pisang umumnya hanya dijadikan sebagai pakan ternak, pupuk, dan dibuang oleh masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mitra dalam pengolahan limbah kulit pisang menjadi minuman kulit pisang. Dengan menggunakan metode perencanaan, pelaksanaan berupa penyuluhan dan pelatihan, serta evaluasi, pengabdian ini bertujuan untuk menciptakan produk inovatif berupa minuman kulit pisang kaya antioksidan serta mendukung konsep ‘zero waste product’. Dalam pelaksanaannya, masyarakat Desa Sidodadi mampu memproduksi minuman kulit pisang yang berpotensi dijadikan sebagai produk unggulan lokal. Hasil kegiatan menunjukkan antusias mitra sasaran dalam setiap proses, serta umpan balik dari mitra sasaran yang dinilai positif. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah pengedukasian kepada masyarakat diharapkan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga serta menimbulkan kesadaran dalam pemanfaatan limbah menjadi suatu produk pangan bernilai ekonomis. Kata kunci— pisang, minuman, kulit pisang, limbah
MEMBANGUN KESADARAN DAN KETERAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA BAGI SISWA SDN 1 MALANGSUKO UNTUK MENCIPTAKAN KEPEDULIAN SOSIAL Manasikhana, Dita Arina; Fadhilah, Annisa Nurul; Meysi, Nadia Putri; Rahmatullah, Okta Haydar; Manshurin, Muhammad Abial; Pratiwi, Zahra Anggita
Jurnal Graha Pengabdian Vol 6, No 2 (2024): JUNI
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um078v6i22024p%p

Abstract

Situasi darurat seperti kecelakaan atau cedera berpotensi untuk terjadi di lingkungan sekolah selama aktivitas belajar. Cedera atau kecelakaan yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan dampak yang lebih besar, sehingga diperlukan perawatan darurat sebagai upaya untuk meminimalisir dampak yang terjadi. Pengenalan konsep dasar pertolongan pertama di SDN 1 Malangsuko bertujuan untuk memberikan pemahaman pertolongan pertama sejak usia dini untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi berbagai kejadian darurat. Sosialisasi dilakukan dengan metode interaktif yang melibatkan gambar ilustrasi, video, dan alat pertolongan pertama. Selain itu, siswa memperagakan secara langsung tindakan penanganan terhadap luka, pingsan, dan beberapa keadaan darurat lainnya sesuai materi yang disampaikan. Hasil evaluasi melalui sesi tanya jawab menunjukkan bahwa 90% dari keseluruhan siswa dapat memahami konsep dasar pertolongan pertama dan beberapa cara penanganan pada situasi darurat. Dengan membangun kesadaran sosial sejak dini, diharapkan anak-anak dapat menjadi individu yang lebih peduli dan tanggap terhadap situasi darurat yang terjadi.
Seni pemanfaatan limbah plastik melalui ecobrick sebagai upaya pengelolaan sampah berkelanjutan di sekolah Utomo, Muhammad Andry Prio; Witjoro, Agung; Rakhmawati, Yunita; Lelitawati, Mardiana; Lestari, Sri Rahayu; Maslikah, Siti Imroatul; Daniarsih, Ajeng; Pratiwi, Zahra Anggita; Nirbaya, Arindra; Rudianto, Rony
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 6 No 3 (2023)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v6i3.19418

Abstract

Sampah plastik masih menjadi pokok permasalahan dalam krisis lingkungan. Plastik juga menjadi penyumbang terbesar dalam kategori sampah anorganik. Pencemaran lingkungan oleh sampah plastik tidak hanya merusak tekstur permukaan tanah, tapi juga beresiko menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), jantung dan kanker. Ecobrick menjadi salah satu alternatif metode penanganan sampah plastik ramah lingkungan. Tujuan pengabdian adalah untuk mengenalkan pengelolaan sampah berkelanjutan di lingkungan sekolah melalui ecobrick. Pelatihan ini dilakukan menggunakan metode learning service, dengan memberikan pembelajaran polusi plastik di lingkungan dan pelatihan pembuatan ecobrick. Pada akhir pelatihan peserta diminta untuk mengisi kuesioner. Kegiatan diikuti oleh 40 siswa perwakilan kelas VIII SMP Islam Maarif 2 Sukun. Hasil pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang polusi plastik di lingkungan dan ecobrick sebagai alternatif mengurangi sampah plastik di lingkungan yang awalnya 57,5% menjadi 100%, 95% peserta berminat untuk memanfaatkan ecobrick dikemudian hari, 70% peserta ingin melanjutkannya sebagai peluang usaha. Peserta menilai kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan sangat baik.