Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KORELASI GENETIKA SIFAT PRODUKSI SEBAGAI DASAR KRITERIA SELEKSI DOMBA LOKAL DI PROVINSI LAMPUNG: GENETIC CORRELATION OF PRODUCTION TRAITS AS A BASIS OF LOCAL SHEEP SELECTION CRITERIA IN LAMPUNG PROVINCE Dian Kurniawati; Kusuma Adhianto; Akhmad Dakhlan; Teguh Rafian
Journal Animal Research and Applied Science Vol. 4 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Study Program of Animal Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/aras.v4i1.28223

Abstract

Usaha pening-katan produksi melalui peningkatan mutu genetika memerlukan seperangkat pengetahuan tentang parameter genetika sifat yang dapat diukur, yang salah satunya adalah korelasi genetika antar-sifat yang berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi nilai korelasi genetik antara berat lahir dengan berat sapih pada domba lokal di kandang percobaan Jurusan Peternakan, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan catatan data yang berupa data berat lahir dan berat sapih domba lokal yang telah dipelihara selama 5 bulan dengan jumlah 31 ekor domba (umur 150 hari) Data penunjang lainnya adalah data penimbangan berat badan selama pemeliharaan. Metode statistik yang digunakan untuk mengestimasi korelasi genetik adalah metode One Way Analysis of Variance. Penelitian menunjukkan bahwa nilai estimasi korelasi genetik antara berat awal dengan berat akhir sebesar 0,72±0,38. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi genetik antara berat lahir dengan sapi akhir temasuk positif tinggi.
PEMANFAATAN LIMBAH JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK ALTERNATIF DI DESA FAJAR BARU Teguh Rafian; Ali Husni; Muhtarudin Muhtarudin; Akhmad Dakhlan; Dian Kurniawati
Jurnal Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): JM-PKM
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jmpkm.v2i2.1132

Abstract

Fajar Baru Farmer Group is also faced with the problem of less effective and efficient maintenance management, namely feeding that does not meet the needs and nutritional balance. It is necessary to carry out feeding management that suits the needs and nutritional balance of livestock. This is to create an independent and sustainable Fajar Baru Farmer Group in the cultivation of superior seeds in South Lampung. This community service activity uses two methods, namely presentation and demonstration. The community service was held on Saturday, August 5, 2023, at the Fajar Baru Village Livestock Group Chairman's house at 10.00 WIB until completion which was attended by 33 Fajar Baru Village farmers. First, the speaker gave a presentation on the nutritional needs of goats and sheep, what substances and nutrients are needed by goats and sheep during life and breeding, what feeds can be used, and what alternative feeds can be developed at the service location. Furthermore, a demonstration of making ammoniation of rice straw waste which is widely available at the service location was carried out. The service activity went smoothly and received a good response with a request to return to conduct counseling there.  Keywords: Ammoniation, Goat, Lampung, Sheep, Urea.
SELEKSI INDUK KAMBING SABURAI BERDASARKAN NILAI MOST PROBABLE PRODUCING ABILITY BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH Arif Gian Pratama; Akhmad Dakhlan; Sulastri Sulastri; Muhammad Dima Iqbal Hamdani
JURNAL ILMIAH PETERNAKAN TERPADU Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : DEPARTMENT OF ANIMAL HUSBANDRY, FACULTY OF AGRICULTURE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.274 KB) | DOI: 10.23960/jipt.v8i1.p33-40

Abstract

Estimasi nilai Most Probable Producing Ability (MPPA) induk kambing Saburai berdasarkan kinerja keturunannya sangat penting dalam pemilihan induk kambing. Penelitian ini dilakukan untuk memilih kinerja induk kambing Saburai terbaik berdasarkan nilai MPPA menggunakan kinerja berat lahir (BL) dan berat sapih (BS) anak kambing di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Pembibitan Kambing, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan pada April-Juni 2019. Dua puluh lima induk kambing Saburai menghasilkan 34 anak pada paritas pertama dan 33 anak pada paritas kedua digunakan dalam penelitian ini. Data BL dan BS disesuaikan terhadap jenis kelamin jantan, tipe jenis kelahiran tunggal, dan umur induk. Nilai ripitabilitas diestimasi menggunakan metode korelasi antar kelas dan digunakan untuk menghitung nilai MPPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata BL anak kambing pada paritas pertama dan kedua, masing-masing adalah 3,09 ± 0,42 kg dan 3,28 ± 0,54 kg, sedangkan rata-rata BS pada paritas pertama dan kedua, masing-masing adalah 17,20 ± 1,69 kg dan 17,36 ± 2,24 kg. Nilai ripitabilitas yang didapat untuk BL dan BS, masing-masing adalah 0,49±0,08 dan 0,55 ±0,06. Rata-rata nilai MPPA untuk BL dan BS, masing-masing adalah 3,19 ± 0,27 kg dan 17,28 ± 1,23 kg. Enam induk kambing Saburai (B2, B1, C1, A3, D3, dan C8) memiliki nilai MPPA BL dan BS lebih tinggi dari rata-rata nilai MPPA populasi. Keenam induk ini sebaiknya dipertahankan dalam populasi untuk meningkatkan mutu genetik kambing Saburai. Kata kunci: Berat lahir, Berat sapih, Induk Kambing Saburai, Nilai MPPA, Ripitabilitas.
PREVALENSI CACING HATI KAMBING SABURAI PADA UMUR YANG BERBEDA DI KELOMPOK TERNAK MAKMUR II DESA GISTING ATAS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Fitriani, Ayu; Dakhlan, Akhmad; Ermawati, Ratna; Santosa, Purnama Edy
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Mei 2024
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2024.8.2.341-346

Abstract

Penelitian mengenai prevalensi Cacing Hati pada kambing Saburai dilaksanakan pada 9-16 Oktober 2023 di Kelompok Ternak Makmur II Desa Gisting Atas, Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat prevalensi Cacing Hati pada kambing Saburai di Kelompok Ternak Makmur II. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pengambilan sampel ternak secara sensus. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu 40 sampel dari 7 peternak. Pemeriksaan sampel feses dilakukan di Laboratorium Parasitologi Balai Veteriner Lampung menggunakan uji Sedimentasi feses mamalia. Data disajikan dalam bentuk tabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi Cacing Hati pada kambing di Kelompok Ternak Makmur II yaitu 0%, artinya prevalensi Cacing Hati di Kelompok Ternak Makmur II tergolong rendah.
PENDUGAAN BOBOT TUBUH SAPI LIMPO MELALUI UKURAN TUBUH DAN VOLUME TUBUH MENGGUNAKAN PERSAMAAN REGRESI NON-LINIER DI KPT MAJU SEJAHTERA KECAMATAN TANJUNG SARI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Indonant, Hassem Muhamad; Husni, Ali; Qisthon, Arif; Dakhlan, Akhmad
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Agustus 2024
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2024.8.3.470-478

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga bobot tubuh sapi limpo melalui ukuran tubuh (panjang badan dan lingkar dada) dan volume tubuh dengan menggunakan persamaan regresi non-linier pada sapi Limpo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan kriteria umur sapi 2,5 sampai 4,5 tahun, tidak agresif dan tidak sedang bunting pada sapi betina. Peubah yang diamati yaitu panjang badan, lingkar dada, dan bobot tubuh. Data yang sudah diperoleh ditabulasi dengan program excel, kemudian data panjang badan, lingkar dada, dan volume tubuh dianalisis korelasi dan regresinya dengan bobot tubuh. Analisis korelasi dan regresi dilakukan menggunakan program R. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang badan, lingkar dada, dan volume tubuh berkorelasi sangat nyata dan berpengaruh sangat nyata terhadap perubahan bobot tubuh. Hubungan antara LD, PB, dan VT terhadap bobot tubuh memiliki nilai korelasi yang kuat masing-masing yaitu 0,90; 0,82; dan 0,89, dengan persamaan regresi berturut-turut BB = -1104,00+11,30LD-0,01LD2 (R2=0,81); BB=1108,12798-16,03415PB+0,07685PB2 (R2=0,67); dan BB = 15,85 + 0,15VT + 0,00002064VT2 (R2=0,79), serta nilai keterandalannya berturut-turut adalah 100,93%, 102%, dan 101,14%.
TINGKAT PREVALENSI CACING HATI KAMBING JAWARANDU PADA UMUR YANG BERBEDA DI KELOMPOK TERNAK MAKMUR II DESA GISTING ATAS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS Rais, Ambarwati Mirna; Dakhlan, Akhmad; Ermawati, Ratna; Santosa, Purnama Edy
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan: Agustus 2024
Publisher : Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jrip.2024.8.3.515-522

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi Cacing Hati kambing Jawarandu pada umur yang berbeda di Kelompok Ternak Makmur II, Desa Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober--November 2023. Sampel feses yang didapatkan pada penelitian ini diuji di Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan pengambilan sampel ternak secara sensus. Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu jumlah kambing Jawarandu yang terinfestasi Cacing Hati. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan melihat ada tidaknya cacing pada feses kambing Jawarandu. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat prevalensi Cacing Hati kambing Jawarandu di Kelompok Ternak Makmur II adalah 0% atau kategori rendah. Rendahnya tingkat prevalensi tersebut menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan, kandang, pakan, sanitasi, serta pengobatan dilakukan dengan baik dan rutin. Selain itu, di lingkungan kandang tidak terdapat genangan air maupun siput yang dapat menyebabkan kambing terinfestasi oleh Cacing Hati. Perbedaan umur kambing tidak berpengaruh pada tingkat prevalensi Cacing Hati pada kambing Jawarandu di Kelompok Ternak Makmur II.
PERFORMA KUANTITATIF SAPI KRUI DI PETERNAKAN RAKYAT KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT PROVINSI LAMPUNG INDONESIA: Quantitative Performance of Krui Cattle in Traditional Farmers in Pesisir Selatan District, Pesisir Barat Regency, Lampung Province, Indonesia Kurniawati, Dian; Dakhlan, Akhmad; Adhianto, Kusuma; Rafian, Teguh
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 1 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i1.1419

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tampilan kuantitatif 24 ekor sapi Krui betina berusia 18 hingga 24 bulan di peternakan rakyat Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Pengamatan dilakukan menggunakan metode survei dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Peubah yang diamati meliputi ukuran-ukuran tubuh, seperti berat badan (BB), panjang badan (PB), tinggi pundak (TP), tinggi pinggul (TPing), lebar dada (LebD), lingkar dada (LD), dalam dada (DD), lingkar pinggul (LP), lebar kepala (LK), dan panjang kepala (PK). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BB, PB, TP, TPing, LebD, LD, DD, LP, LK, dan PK sapi Krui betina berturut-turut adalah 154,23±65,70 kg, 110,64±9,36 cm, 103,72±24,28 cm, 103,43±5,57 cm, 24,86±5,15 cm, 120,80±11,2 cm, 47,67±5,33 cm, 132,73±17,27 cm, 41,00±5,00 cm, dan 17,64±1,36 cm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa performa kuantitatif sapi Krui di Peternakan Rakyat Kecamatan Krui Selatan lebih kecil dibandingkan dengan performa kuantitatif sapi lokal lainnya (sapi Bali dan sapi Madura) di Indonesia   Kata kunci: Performa Kuantitatif, Kabupaten Pesisir Barat, Peternakan Rakyat, Sapi Krui
STRUKTUR POPULASI, PERFORMA REPRODUKSI, DAN PRODUKSI KAMBING PERAH DI KABUPATEN PESAWARAN DAN LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG: Population Structure, Reproductive Performance, and Dairy Goat Production in Pesawaran and East Lampung Districts, Lampung Province Saputri, Rafida Bela; Dakhlan, Akhmad; Hartono, Madi; Qisthon, Arif
Wahana Peternakan Vol. 8 No. 2 (2024): Wahana Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Tulang Bawang Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37090/jwputb.v8i2.1469

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur populasi, performa reproduksi, dan produksi kambing perah di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Timur, Provinsi Lampung. Penelitian dilaksanakan dari Januari hingga April 2023. Penelitian survei studi kasus ini menggunakan sampel yang ditentukan secara snowball sampling. Peubah yang diamati yaitu struktur populasi, angka kebuntingan, litter size, service per conception, mortalitas pascapartus dan pra-sapih, serta produksi susu. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian di Kabupaten Pesawaran menunjukkan bahwa struktur populasi kambing perah yaitu anak jantan 0,00%, anak betina 100,00%, kambing jantan muda 0,00%, kambing betina muda 100,00%, kambing dewasa jantan 0,00% dan kambing dewasa betina 100,00%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa angka kebuntingan, litter size, mortalitas pascapartus dan pra sapih, serta service per conception berturut-turut yaitu 100,00%, 2,00, 14,29%, 7,14%, dan 1,00; produksi susu kambing PE dan Jawarandu berturut-turut yaitu 0,97 dan 0,53 liter/ekor/hari. Di Kabupaten Lampung Timur struktur populasi kambing perah yaitu anak jantan 66,67%, anak betina 33,33%, kambing jantan muda 20,00%, kambing betina muda 80,00%, kambing dewasa jantan 12,70%, dan kambing dewasa betina 87,30%. Angka kebuntingan, litter size, mortalitas pascapartus, mortalitas pra sapih, dan service per conception berturut-turut yaitu 83,7%; 1,8; 3,3%; 39,1%; dan 1,1; dan produksi susu kambing Sapera, kambing Saanen, Anglo Nubian, Alpine, dan PE berturut-turut yaitu 1,2; 2,0; 1,2; 1,0; dan 0,58 liter/ekor/hari. Kata kunci: Kambing perah, produksi, reproduksi, struktur populasi
Genetic Evaluation and Selection Response of Birth Weight and Weaning Weight in Male Saburai Goats Akhmad Dakhlan; Arif Qisthon; Muhammad Dima Iqbal Hamdani
Jurnal Agripet Vol 22, No 1 (2022): Volume 22, No. 1, April 2022
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v22i1.21062

Abstract

ABSTRACT. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi parameter genetik (heritabilitas, korelasi genetik) dan nilai pemuliaan serta menggunakan parameter-parameter tersebut untuk mengestimasi respon seleksi dan respon seleksi sifat berkorelasi untuk bobot lahir dan bobot sapih kambing Saburai jantan. Data bobot lahir dan bobot sapih 90 cempe jantan kambing Saburai (data dari tahun 2017-2018) yang dihasilkan dari sembilan ekor pejantan dan 45 ekor induk digunakan dalam penelitian ini. Heritabilitas, korelasi genetik dan fenotipik diestimasi menggunakan data saudara tiri sebapak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas estimasi untuk bobot lahir dan bobot sapih adalah termasuk kategori sedang (masing-masing 0,300,08 dan 0,220,07). Korelasi genetik antara bobot lahir dan bobot sapih dikategorikan sebagai positif tinggi (0,420,06), sedangkan korelasi fenotip antara kedua sifat ini adalah 0,10 (rendah) dan korelasi lingkungan 0,56 (tinggi). Respon seleksi meningkat dengan meningkatnya intensitas seleksi, berkisar antara 0,11 kg sampai 0,28 kg untuk bobot lahir dan antara 0,60 kg sampai 1,54 kg untuk bobot sapih, pada proporsi seleksi antara 50% sampai 5%. Respon seleksi sifat-sifat berkorelasi yang diharapkan terhadap seleksi bobot lahir secara langsung berdampak pada bobot sapih berkisar antara 0,29 kg hingga 0,75 kg pada proporsi seleksi 50% sampai 5%. Heritabilitas sedang dan korelasi genetik yang positif antara bobot lahir dan bobot sapih menunjukkan bahwa seleksi untuk salah satu dari dua sifat ini bisa berhasil dan peningkatan bobot lahir akan meningkatkan bobot sapih kambing Saburai jantan juga. Seleksi tidak langsung yaitu seleksi bobot lahir akan berdampak pada respon seleksi bobot sapih yang lebih rendah dibandingkan dengan seleksi langsung terhadap bobot sapih.(Evaluasi genetik dan respon seleksi bobot lahir dan bobot sapih pada kambing Saburai jantan)ABSTRAK. This research aimed to estimate genetic parameters (heritability, genetic correlation) and breeding value and used these parameters to estimate selection responses and correlated response to selection of birth and weaning weight of male Saburai goats. Data of birth and weaning weight of ninety male Saburai kids (2017-2018) generated from nine bucks and 45 does were used in this study. Heritability, genetic and phenotypic correlation were estimated using paternal half-sib data. The results showed that heritability estimates for birth and weaning weight were moderate category (0.300.08 and 0.220.07, respectively). Genetic correlation between birth and weaning weight was categorized as a high positive value (0.420.06), while phenotype correlations between the two traits were 0.10 (low), and environmental correlations were 0.56 (high). Responses to selection increased with increasing selection intensity ranging from 0.11 kg to 0.28 kg and 0.60 kg to 1.54 kg for birth and weaning weight, respectively, at 50% to 5% selection proportion. The response of the selection of correlated traits expected to direct birth weight selection impacted on weaning weight ranged from 0.29 kg to 0.75 kg at a selection proportion of 50% to 5%. The moderate heritability and positive genetic correlation between birth and weaning weight suggested that selection for any of these two traits should be successful and improving birth weight will improve the weaning weight of male Saburai goats as well. However, indirect selection (birth weight selection) will impact on the lower response for weaning weight compared to direct selection for weaning weight.
Quantitative Performance of Krui Cattle in Traditional Farming in Krui Selatan and Pesisir Selatan District, Pesisir Barat Regency, Lampung Kurniawati, Dian; Dakhlan, Akhmad; Adhianto, Kusuma; Rafian, Teguh
AGRITROPICA : Journal of Agricultural Sciences Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agritropica.8.1.1-6

Abstract

The objective of this study was to evaluate the quantitative performance of thirty-six Krui cattle aged 18 to 36 months, raised on a traditional farm located in the Krui Selatan and Pesisir Selatan district, Pesisir Barat Regency, Lampung. A survey method using purposive sampling was employed to collect the samples. Body measurements, including body weight (BW), body length (BL), chest width (CW), chest circumference (CC), chest depth (CD), and hip circumference (HC), were recorded. The collected data were analysed descriptively. The findings revealed that BW, BL, CW, CC, CD, and HC of the Krui cattle in Krui Selatan District were: 175.40 ± 41.77 kg, 111.18 ± 5.74 cm, 28.18 ± 2.56 cm, 138.55 ± 16.88 cm, 52.73 ± 8.19 cm, and 18.00 ± 1.41 cm, respectively. At the same time, the Krui cattle's BW, BL, CW, CC, CD, and HC in Pesisir Selatan District were 154.23 ± 65.70 kg, 110.64 ± 9.36 cm, 24.86 ± 5.15 cm, 120.80 ± 11.2 cm, 47.67 ± 5.33 cm, and 17.64 ± 1.36 cm, respectively. This study concludes that the quantitative performance of Krui cattle in Traditional Farming in Krui Selatan District is greater than that of Krui cattle in Pesisir Selatan District. Still, more miniature compared to other local cattle breeds (Madura cattle, Bali cattle, Aceh cattle, Ongole grade cattle, and Jabres cattle) in Indonesia.