Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT PADA KARANG TARUNA: Emergency Skill Training for Youth Group Anas Tamsuri; Aris Dwi Cahyono; Bambang Wiseno; Endah Wahyuningsih
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2020): JPM | Maret 2020
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.309 KB) | DOI: 10.33023/jpm.v6i1.582

Abstract

Pendahuluan : Keadaan gawat darurat dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat berdampak kecacatan bahkan kematian. Pertolongan pertama sangat penting sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi hal yang lebih parah atau mengalami kematian. Kegiatan Pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan bekal kepada kelompok karang taruna untuk meningkatkan pemahaman tentang gawat darurat serta meningkatkan ketrampilan pemuda karang taruna untuk memberikan bantuan hidup dasar (basic life support) sebagai pertolongan gawat darurat. Metodologi : Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan menggunakan teknik ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dalam 2 hari kegiatan. Peserta pelatihan terdiri atas 50 pemuda anggota Karang Taruna. Hasil : Setelah dilakukan pelatihan peserta menyatakan mendapat pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi mereka. Hasil pre dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, dari rata-rata nilai 34,96 (SD + 9,96), menjadi menjadi 62,48 (SD + 11,82). Hasil uji Korelasi terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Diskusi/ Kesimpulan : Pelatihan mampu merangsang indera dan motivasi belajar untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Pemuda Karang Taruna dalam memberikan pertolongan pertama gawat darurat. Kata Kunci : Karang Taruna, Pelatihan, Pertolongan Gawat Darurat
ASOSIASI VEGETASI TANAMAN RAMBATAN KETAK (Lygodium circinatum (Burm.)Sw.) di KPHL RINJANI BARAT, PULAU LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT Endah Wahyuningsih; Eny Faridah; Budiadi Budiadi; Atus Syahbudin
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 13, No 2 (2019): Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan
Publisher : Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement (CFBTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpth.2019.13.2.85-94

Abstract

Ketak (Lygodium circinatum (Burm.) Sw.) is a fern plant and its growth requires other plants as a host plant for climbing of tendrils to get light. Information of vegetation association of host plant is needed, due to it is considered to have an influence on fern growth and productivity. This data and information is important to develop a strategy of ketak cultivation. This research was aimed to determine vegetation association of ketak host plant in its habitat. The study used purposive systematic sampling by survey technique based on altitude i.e. 0-249, 250-499 and 500-750 m asl. There are 10 of observation plot with dimension of 20 m x 20 m. In each plot, an analysis of vegetation association of ketak host plant to determine association between species, type of interaction and index of association between species of ketak host plant. The results showed that the vegetation association of ketak host plants in each altitude classification which had a positive and strong association are 7 pairs species in altitude of 0-249 m asl. and altitude 250 – 499 m asl., and 10 pairs species in the altitude 500 – 750 m asl.
IDENTIFIKASI HASIL HUTAN BUKAN KAYU GENUS Amorphophallus di DESA SANTONG, KECAMATAN KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA Irwan Mahakam Lesmono Aji; Endah Wahyuningsih; Patoni Patoni
Jurnal Belantara Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Forestry Study Program University Of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.38 KB) | DOI: 10.29303/jbl.v1i2.71

Abstract

Lombok Island has an area of 163,342.99 ha comprise of Production Forest, Conservation Forest and Protected Forest. Protected forests in Lombok have non-timber forest products potential, and one of which is from genus Amorphophallus that has economic value. These plants grow naturally in the forest and have a variety of names as well as uses for these plants. The absence of clear scientific names and descriptions of these plants urge the need to study the genus Amorphophallus growing in the island of Lombok, specifically in the Santong Protection Forest area. The purpose of this study is to identify the various species of the genus Amorphophallus and give them a complete scientific description. This research was conducted for five months between June to October of 2013. The methods used in this research are the exploration method and the descriptive method. The results concluded that there are two types of the genus Amorphophallus in the Santong Protected Forest Area, which are 1. Amorphophallus muelleri Blume, 2.Amorphophallus campanulatus Blume.
HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP PENURUNAN CEMAS PADA PASIEN DIABETUS MELLITUS Endah Wahyuningsih; Eni Hidayati
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 4 (2019): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.488 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.4.2019.395-400

Abstract

Anxiety is a feeling of subjectivity to a mental tension that arises as a common reaction of the inability to categorize problems or individuals feeling insecure (Hawari, 2011). Most of the Lapas residents experienced anxiety over their future when they were out of prison. Anxiety arises because of the perception of convicts that people have a poor view of the inmates so that it can affect its future (Sadock, 2010). The problems in the community are many people who oppose/have a bad view of the former convicts so that ex-convicts felt his life was unwanted in society. Negative views of the community will adversely affect the psychic condition of a former convict. These things can give a negative effect on inmates (Kartono, 2011). This research aims to be aware of the conception and anxiety of the existing youth in the prison (prison) Class 1 and Semarang. Using a descriptive correlation study, a cross sectional cut-off, the uptake with the total sampling method as much as 240 respondents. Data retrieval using questionnaires, analyses statistic using UNIVARIIC and bivariate analyses. The results of this study are the minimum age of study respondents 16 years and a maximum age of 23 years with a standard deviation of 1,802. A total of 211 respondents (87.9%) Muslim and 29 respondents (12.1%) Non-Islamic religion. Most of the respondents were 221 respondents (92.1%) Have a good self-economy, and 19 respondents (7.9) have less good self-economis. Category of respondents ' anxiety level as much as 193 respondents (80.4%) Has a low anxiety rate, and 47 respondents (19.6%) have high anxiety levels. A meaningful relationship between self-esteem against adolescent anxiety in the Class 1 prison of Kedungpane in Semarang.
Peningkatan Kesadartahuan Terhadap Hutan Pantai Nipah Sebagai Habitat Penyu di Desa Malaka Kabupaten Lombok Utara Maiser Syaputra; Febriana Tri Wulandari; Endah Wahyuningsih; Hairil Anwar
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 4 (2022): Oktober-Desember 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i4.2542

Abstract

Hutan pantai sebagai habitat Penyu di Desa Malaka tengah menghadapi ancaman akibat aktivitas pembangunan fisik di wilayah tersebut. Keberadaan bangunan fisik di pinggir pantai menyulitkan Penyu untuk naik dan bertelur, selain itu faktor keberadaan manusia, kondisi lampu dan pencahayaan serta kebisingan juga menurunkan peluang naiknya Penyu untuk bertelur. Apabila tidak dikendalikan maka akan berdampak terhadap kelestarian satwa ini. Salah satu jalan keluar dari permasalahan ini adalah peningkatan kesadartahuan masyarakat terhadap hutan pantai melalui kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan pendekatan partisipatif menggunakan metode FGD. Hasil dari kegiatan ini adalah 1. Peserta mendapatkan pengetahuan akan karakteristik habitat peneluran penyu di Pantai Nipah desa Melaka. 2. Pantai Nipah dibagi ke dalam 3 sistem zonasi meliputi zona perlindungan habitat Penyu memiliki komposisi 40 % dari panjang pantai, zona penangkaran sebesar 30% serta zona pemanfaatan terbatas 30%.
Penerapan Teknologi Pengelolaan Limbah Berkelanjutan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, NTB Andi Tri Lestari; Hairil Anwar; Diah Permatasari; Endah Wahyuningsih; Maiser Syaputra; Pande Komang Suparyana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 4 (2022): Oktober-Desember 2022
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v5i4.2617

Abstract

Kunjungan wisatawan meningkat drastis pada gelaran Wolrd Superbike (WSBK) 2021 dan diasumsikan akan bertambah pada gelaran MotoGP 2022 mendatang. Pertambahan jumlah wisatawan tidak hanya menimbulkan dampak positif namun juga dampak negatif pada lingkungan seiring dengan bertambahnya timbulan sampah. Salah satu upaya pengelolaan sampah yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan teknologi tepat guna agar pengolahan sampah lebih efektif dan efisien. Pelatihan pengelolaan sampah berkelanjutan dengan menerapkan teknologi tepat guna diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah di KEK Mandalika. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terlaksana pada tanggal 2 September 2022. Kegiatan ini diawali dengan penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan limbah berkelanjutan dengan menerapkan teknologi tepat guna diharapkan dapat meningkatkan kesadartahuan masyarakat sehingga dapat berperan aktif dalam pengelolaan sampah di KEK Mandalika. Setelah materi selesai disampaikan kemudian dilanjutkan dengan praktek pengolahan sampah yang ada di lokasi pengabdian. Pengolahan sampah dilakukan dengan Teknologi Tepat Guna menggunakan prototipe pyrolysis portable melalui metode TSC-Pyrolysis untuk mengubah sampah menjadi menjadi bahan bakar minyak. Peserta pelatihan sangat antusias dan ingin terlibat langsung pada setiap proses kegiatan.
PELATIHAN TEKNOLOGI PENINGKATAN KETAHANAN BAHAN BAKU TERHADAP ORGANISME PERUSAK PADA PRODUK KERAJINAN DI DESA KARANG SIDEMEN, NUSA TENGGARA BARAT Andi Tri Lestari; Febriana Tri Wulandari; Endah Wahyuningsih
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2020): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.596 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i4.2203

Abstract

Produk kerajinan Kelompok Wanita Tani (KWT) Karang Sidemen berbahan dasar bambu. Bahan baku berupa bambu sering kurang optimal karena kerentanannya terhadap organisme perusak terutama jamur pelapuk, rayap kayu kering dan kumbang bubuk kayu kering. Kerusakan pada bambu dapat terjadi pada bahan baku, barang kerajinan yang sudah jadi, bahkan yang sudah sampai di tangan konsumen. Oleh karena itu maka perlu dilakukan upaya pencegahan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui teknologi peningkatan ketahanan bahan baku terhadap organisme perusak. Selain dapat meningkatkan ketahanan bambu terhadap organisme perusak kegiatan ini juga dapat menambah nilai jual produk kerajinan sehingga diperlukan optimalisasi kualitas dan nilai produk kerajinan tersebut melalui pelatihan. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan kualitas produksi sehingga para pengrajin dapat berkembang baik secara kualitas maupun nilai ekonomi produk kerajinannya. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa anggota KWT Karang Sidemen sangat kooperatif dalam pelaksanaan pelatihan ini dan mampu melaksanakan kegiatan pengawetan bambu dengan baik. Anggota KWT Karang Sidemen menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengabdian dari Jurusan Kehutanan Universitas Mataram dan berharap ada kegiatan tindak lanjut terkait pengawetan bahan baku bambu untuk produk kerajinan yang akan bersentuhan langsung dengan makanan.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LEBAH MADU TRIGONA SP DENGAN KAYU DADAP (ERYTHRINA VAREIGATA L) SEBAGAI BAHAN BAKU STUP LEBAH, DI DESA PENDUA, KEC. KAYANGAN, KAB. LOMBOK UTARA, NTB Endah Wahyuningsih; Febriana Tri Wulandari; Andi Tri Lestari
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2020): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.493 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i4.2223

Abstract

Pengembangan budidaya lebah madu trigona sudah banyak dilakukan masyarakat. Akan tetapi pengembangannya masih terdapat sedikit kendala dan permasalahan, salah satunya adalah ketrampilan dan teknologi yang terbatas, serta peralatan budidaya yang belum standar sehingga mempengaruhi hasil produksi madunya. Salah satu komponen peralatan budidaya madu adalah kotak lebah (stup). Bahan baku pembuatan kotak lebah atau stup memberikan pengaruh terhadap produksi madu baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Jenis kayu sebagai bahan baku stup berpengaruh terhadap produksi madu yang dihasilkan lebah madu trigona. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah upaya meningkatkan produktivitas lebah madu Trigona sp dengan menggunakan bahan kayu dadap (Erythrina Vareigata L) di kelompok tani lebah madu pendua, Desa Pendua, Kec. Kayangan, Kab. Lombok utara. Metode yang dilakukan yaitu metode partisipasif dengan memberikan penyuluhan tentang pembuatan stup dengan bahan baku kayu dadap, serta peran partisipasi kelompok tani lebah madu Pendua. Hasil pengabdian adalah terdapat peningkatan produksi madu yang dihasilkan dengan menggunakan bahan baku stup kayu dadap dan cara pemindahan koloni lebah trigona. Trigona mulai memproduksi kantong madu diperlukan waktu 1,5 bulan, sehingga diperkirakan setelah 3 bulan bisa dipanen, dimana sebelumnya masa panen memerlukan waktu 4 bulan. Rekomendasi yang diberikan yaitu selain menggunakan kayu dadap sebagai bahan baku stup, perlu ditunjang pula dengan diversifikasi sumber pakan lebah juga, sehingga akan lebih meningkatkan produksi madunya.
Efektivitas Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Kunjungan Ekowisata di Kawasan Oi Marai Resort Kawinda To’i Taman Nasional Tambora Khusnul Hayati; Hairil Anwar; Endah Wahyuningsih
Journal of Mandalika Literature Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze the Effectiveness of Marketing Mix on the Level ofEcotourism Visits in the Oi Marai Area, a tourist attraction in Kawinda To'i Village,Tambora District, Bima Regency. Marketing, which includes a marketing mix strategy, isused as the main tool to attract tourists, focusing on products, prices, places, andpromotions. Using a descriptive research method, researchers selected 48 respondentsconsisting of tourists and area managers using the Purposive Sampling technique. Based onthe results of the study, it was found that the level of effectiveness of Oi Marai tourismmarketing was very high, with an effectiveness ratio reaching 90% and above in 2019-2020and increasing to 100% and above in 2021-2022. Partially and simultaneously, all elementsof the marketing mix were proven to have a significant influence on the level of tourist visits,with a significant value of less than 0.05. These results indicate that the marketing strategyimplemented in Oi Marai was successful in attracting tourist visits and increasing theeffectiveness of local tourism.
Kualitas Lingkungan pada Tegakan Mangrove di Blok Hutan Mondulambi, Taman Nasional Manupeu Tanah Daru: Environmental Quality in Mangrove Stands in Mondulambi Forest Block, Manupeu Tanah Daru National Park Endah Wahyuningsih; Clarita Wihelmina Sulastri; Irwan Mahakam Lesmono Aji; Andi Tri Lestari
PERENNIAL Vol 20 No 2 (2024): Vol. 20 No. 2, Oktober 2024
Publisher : Forestry Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v20i2.35755

Abstract

Mangrove ecosystems are dynamic and vulnerable to external factors such as temperature, pH, and salinity. Changes in the quality of the environment and external conditions of the mangrove ecosystem can affect the arrangement of vegetation, species diversity, and the health and vulnerability of an ecosystem. The research aims to determine the environmental quality of external factors in the mangrove ecosystem by incorporating supporting data such as biota associations and pollutants. Measurement of environmental quality is carried out on plots of systematically dispersed samples representing ecosystems. The quality of the environment is measured using several parameters, such as temperature, salinity, pH, substrate thickness, and stagnation height, and the data is analyzed using observational and quantitative descriptive methods. The environmental quality conditions of the mangrove ecosystems in the Mondulambi Block, RPTN (National Park Management Resort) Kambatawundut, SPTN (Section of National Park Management) II Lewa, Manupeu Land Daru National Park cover salinity values ranging from 20-30 ‰ (ideal), soil pH ranges from 5-6.5 (tends to be more acidic), water pH ranges from 6-7.5 (optimal), the soil temperature ranged between 25-28°C, the water temperature ranging between 26-29°C (tendered to be lower), the lowest substrate thickness of about 2 cm and the highest thickness of 80 cm, the highest standoff height of about 9 cm, and the lowest standoff heights of around 2 cm. The results of this study describe the conditions of an ecosystem intended to be ideal.