Claim Missing Document
Check
Articles

AKTIVITAS BAKTERI Pseudomonas aeruginosa DENGAN PENAMBAHAN EKOENZIM PADA PROSES DEGRADASI POPOK SEKALI PAKAI Syahputri, Sufi Amir; Mayasari, Ulfayani; Nasution, Rizki Amelia
Jurnal Biogenerasi Vol. 9 No. 1 (2024): Terbit volume 9 nomor 1 tahun 2024
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v9i1.3687

Abstract

Popok sekali pakai (diapers) merupakan sampah anorganik yng sulit untuk diurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan penambahan ekoenzim dalam mendegradasi popok sekali pakai. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non-faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah P0= Kontrol, P1= Bakteri Pseudomonas aeruginosa (5%), P2= Ekoenzim (5%), P3= Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Ekoenzim (5%). Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan digunakan uji Anova dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf signifikasi α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan pengurangan berat kering popok sekali pakai pada perlakuan P0= 3.7%, P1 = 41.8%, P2 = 50.1% dan P3 = 59.1%. Pada hasil pengurangan ukuran popok sekali pakai pada perlakuan P0 = 0.08, P1 = 0.09, P2 = 0.19 dan P3 = 0.2. Aktivitas bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan penambahan ekoenzim mampu mendegradasi popok sekali pakai pada pengurangan berat kering popok sekali pakai tetapi tidak mampu dalam mengurangkan ukuran pada degradasi popok sekali pakai. Kata Kunci: degradasi, Pseudomonas aeruginosa, ekoenzim
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM GELATINASE DI MUARA PANTAI LUBUK TUKKO TAPANULI TENGAH Purba, Gusmita Enda Lorenza; Rasyidah, Rasyidah; Mayasari, Ulfayani
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 16 No. 1 (2024): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v16i1.3072

Abstract

Gelatinase enzyme is an enzyme that plays an important role in the food and non- food industries. Gelatinase enzymes can come from animals, plants and microorganisms. This study aims to determine whether there are bacteria that produce gelatinase enzymes, and the characterization of gelatinase enzyme-producing bacteria found in the estuary of Lubuk Tukko Beach, Tapanuli Tengah. The research was carried out from September to November 2021 at UPT Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan Daerah Jl. Williem Iskandar, Medan. This research was divided into several stages, namely isolation and inoculation, gelatin test, gram stain test, dan biochemical test. Isolation of bacteria found 15 pure isolates and it was known that seven of the pure isolates were bacteria producing gelatinase enzymes with isolate codes SS141, SS144, SS241, SS342, SS353, SS361 and SS363. The results obtained were characterized by gram staining and biochemical tests and obtained the results of 1 bacterial isolate of the genus Micrococcus with code SS361 and other bacterial isolates of the genus Bacillus.
UTILIZATION OF KECOMBRANG FRUIT PEEL (Etlingera elatior (Jack) RMSm) AS A MOUTHWASH TO PREVENT MOUTH ULCERS AND DENTAL CARIES Rahmadina, Rahmadina; Mayasari, Ulfayani
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 11 No. 2 (2024)
Publisher : BRIN - Badan Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jbbi.2024.8591

Abstract

Kecombrang fruit is used by the community as a food ingredient but actually the skin of this kecombrang fruit can be used as a mouthwash for the development of dental caries. This study aims to evaluate the preparation of mouthwash formulations with the addition of kecombrang fruit peel extract. The work procedure starts from extraction, phytochemical testing, antimicrobial testing of extracts, and evaluation of mouthwash preparations. The results contained secondary metabolites in the form of alkaloids, fla-vonoids, tannins, and saponins. Evaluation of mouthwash preparation with pH test is 5.0-5.6, organoleptic test which does not change significantly, viscosity test at 20% and 30% concentration is 1.0193 cP and 1.0061 cP, and antimicrobial test with inhibi-tion diameter on Streptococcus mutans and Candida albicans is 11.3 mm and 11.1 mm. In conclusion, mouthwash with added extracts can inhibit the growth of microbes that cause mouth ulcers and tooth decay.
Optimasi formula salep ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) sebagai antijamur terhadap Candida albicans dan Malassezia fur fur secara in-vitro Siagian, Irvina; Mayasari, Ulfayani; Nasution, Rizki Amelia
Filogeni: Jurnal Mahasiswa Biologi Vol 5 No 3 (2025): September-Desember
Publisher : Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/filogeni.v5i3.56860

Abstract

Daun sirih hijau adalah salah satu tanaman herbal yang mudah ditemukan dan dibudidayakan di lingkungan masyarakat. Jamur Candida albicans dan Malassezia furfur merupakan penyebab infeksi yang paling umum di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas salep yang diformulasikan dari ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan C. albicans dan M. furfur secara in-vitro. Dua teknik eksperimen digunakan dalam penelitian ini: difusi sumur dan difusi Kirby-Bauer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sirih hijau mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, terpenoid, steroid, tanin, dan saponin. Ekstrak dari daun sirih hijau mempunyai daya hambat kuat hingga sangat kuat terhadap C. albicans (zona hambat 27,4 ± 3,074 mm) dan M. furfur (25,8 ± 4,010 mm) pada konsentrasi 50%. Sebaliknya, salep ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan konsentrasi 25% dan 50% hanya menunjukkan daya hambat lemah, yaitu 2,4 ± 0,556 mm dan 7,8 ± 0,378 mm terhadap C. albicans, serta 2,0 ± 1,006 mm dan 4,9 ± 1,761 mm terhadap M. furfur. Penurunan khasiat salep diduga akibat terbatasnya difusi dan stabilitas senyawa aktif selama formulasi. Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih hijau berpotensi menjadi antijamur alami yang efisien, namun khasiatnya berkurang bila digunakan sebagai salep.