Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Sosial dan Sains

Analisis Penggunaan Alat Keselamatan Kerja dalam Proses Bongkar Muat Pupuk Phonska di Kapal MV. Gresik Niaga Ferdiansyah, Moch. Alif Wirdan; Sitepu, Firdaus; Rahmawati, Maulidiah; Purba, Damoyanto
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 12 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i12.31841

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan teknologi dan kemajuan pesat dalam industri pelayaran, penggunaan jasa transportasi laut untuk pengiriman barang mengalami peningkatan yang signifikan. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan juga meningkat, perhatian khusus terhadap keselamatan kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan yang dapat menghambat operasi dan membahayakan pekerja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan alat keselamatan kerja dalam proses bongkar muat di kapal MV. Gresik Niaga, dengan fokus pada kepatuhan terhadap Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Penelitian ini juga mengkaji faktor-faktor penghambat penggunaan alat keselamatan di kapal. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang melibatkan observasi langsung, wawancara dengan kru kapal, dan dokumentasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat keselamatan kerja di kapal MV. Gresik Niaga belum sepenuhnya memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970. Banyak pekerja tidak memakai alat keselamatan seperti helm dan sepatu keselamatan, sehingga meningkatkan risiko cedera. Kesimpulan: Ketersediaan alat keselamatan sering kali tidak memadai, dengan kondisi yang usang atau rusak. Lemahnya pengawasan serta penerapan SOP juga memperburuk keselamatan kerja di kapal, yang menjadikannya rentan terhadap kecelakaan. Faktor-faktor penghambat lainnya termasuk kondisi alat keselamatan yang tidak memadai, kurangnya kesadaran dan disiplin pekerja, lemahnya penegakan prosedur keselamatan, serta keterbatasan jumlah alat pelindung diri yang tersedia. Masalah ini semakin parah dengan pelatihan yang tidak rutin atau tidak efektif, sehingga keselamatan kerja di kapal tidak dapat terjamin dengan baik.
Penerapan Latihan Keadaan Darurat dalam Upaya Persiapan Menangani Keadaan Darurat di Kapal Afif Burhanuddin, M. Faishal; Widyaningsih, Upik; Rahayu, Trisnowati; Purba, Damoyanto
Jurnal sosial dan sains Vol. 4 No. 12 (2024): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v4i12.31855

Abstract

Latar Belakang: Emergency drill merupakan kegiatan untuk melatih keterampilan serta kesigapan crew kapal pada saat penanganan keadaan darurat. Penerapan kegiatan tersebut mengacu pada peraturan internasional SOLAS 1974 (Safety of Life at Sea), dan peraturan internasional lainnya. Tujuan: Penelitian ini akan menjelaskan tentang pentingnya emergency drill untuk kesigapan awak kapal pada saat penanganan keadaan darurat diatas kapal MT. Swordfish. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan emergency drill untuk crew mengacu pada peraturan internasional SOLAS 1974 (Safety of Life at Sea), dan peraturan internasional lainnya. Serta untuk mengetahui faktor penghambat penerapan emergency drill dalam upaya persiapan menangani keadaan darurat. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh peneliti dengan melakukan observasi dan wawancara ketika berada di kapal. Sedangkan, data sekunder diperoleh peneliti dari beberapa dokumentasi dan peraturan pada konvensi internasional yaitu SOLAS 1974 sebagai penunjang referensi. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan latihan keadaan darurat diatas kapal MT. Swordfish masih terlihat dibeberapa aspek belum sesuai dengan peraturan internasional yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) seperti SOLAS 1974 (Safety of Life at Sea) dan peraturan internasional lainnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor penghambat diantaranya yaitu kesadaran dan latar belakang pendidikan crew yang berbeda, waktu pelaksanaan yang kurang, belum diadakannya safety meeting secara rutin dan miskomunikasi antara pihak kapal dan pihak darat. Kesimpulan: Maka dari itu, pihak-pihak terkait perlu mengambil langkah tegas dan solutif. Perlunya diadakan safety meeting secara rutin serta efisiensi waktu agar dialokasikan untuk penerapan latihan keadaan darurat. Hal tersebut bertujuan sebagai upaya persiapan menangani keadaan darurat diatas kapal.