Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

FUNGSI PENDIDIKAN DALAM KELUARGA (STUDI DESKRIPTIF PADA PASANGAN YANG MENIKAH MUDA DI DESA BARUGAE KECAMATAN LAMURU KABUPATEN BONE) Darwis, Arisa Darwis; Awaru, A. Octamaya Tenri
Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan Volume 4 edisi 2 Juli 2017
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.109 KB) | DOI: 10.26858/sosialisasi.v0i0.11785

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana fungsi pendidikan dalam keluarga yang menikah muda dan 2) Bagaimana dampak pernikahan usia muda terhadap pendidikan anak di Desa Barugae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu pasangan usia muda dan anak dari pasangan usia muda sebanyak 8 keluarga. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan peneliti melalui tiga tahapan kerja yaitu: reduksi kata, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengabsahan data yang digunakan yaitu member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Fungsi pendidikan dalam keluarga yang menikah muda di Desa Barugae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone mayoritas orangtua dinilai gagal dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai orangtua terutama fungsi pendidikan dalam keluarga, seperti: a) Pembinaan aqidah dan akhlak, b) Pembinaan intelektual, c) Pembinaan kepribadian dan sosial. 2) Dampak pernikahan usia muda terhadap pendidikan anak di Desa Barugae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone dilihat dari a) Segi Ekonomi, pasangan usia muda cenderung belum memiliki pekerjaan tetap sehingga anak dari pasangan usia muda mayoritas meninggalkan bangku sekolah dan lebih memilih ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. b) Segi pendidikan, keluarga yang berasal dari pernikahan usia muda memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan tentunya akan berpengaruh sikap orangtua dalam mendidik anak-anaknya, karena kurangnya bekal orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya, sehingga berdasarkan penelitian ditemukan beberapa anak tidak melanjutkan pendidikan atau putus sekolah.
Studi Kasus Teman Sebaya Dalam Pembentukan Gaya Hidup Siswa Arisa Darwis; Agung Rinaldy Malik; Burhan Burhan; Hasia Marto
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol 3 No 2 (2020): Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.488 KB) | DOI: 10.31539/kaganga.v3i2.1670

Abstract

ABSTRACT This study aims to describe the form of lifestyle, review how peer influence is in shaping the lifestyle and the negative impact of the student's lifestyle. The method in this research is qualitative research using a case study (case study). Sources of data in this study were students of SMA Negeri 1 Makassar who were selected using purposive sampling technique. The results of the study revealed that generally students make their lifestyle an effort to form an image. In addition, students seem extravagant and still depend on their parents in fulfilling their desires. Peers influence the formation of lifestyle through factors of imitation, suggestion, and sympathy. The negative impact in the formation of a lifestyle is a decrease in student achievement and motivation, changes in lifestyle that tend to be materialistic, and the formation of a pragmatic lifestyle. The conclusion of this research is that the influence of peer relations has a big impact on the student's lifestyle, so that it has more negative impacts. Keywords: Lifestyles, Peers.
IMPROVING SOCIAL SCIENCE LEARNING OUTCOMES BY USING THE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE VIIB CLASS STUDENTS SMP 4 TOLITOLI Arisa Darwis
Jurnal Madako Education Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The background of the problem in this study is the students of SMP 4 Tolitoli, the lack of students who actively participate in the learning process and tend to be passive. This study generally aims to improve the social learning outcomes of class VIIB students of SMP 4 Tolitoli. This type of research is a classroom action research. The subjects of this study were 20 students of class VIIB SMP 4 Tolitoli. The data analysis technique used is quantitative by giving value to student learning outcomes. The indicators for the success of the action are marked by a minimum of 70% of the total number of students in the good and very good categories (≥70% of the observed results). The results showed that the application of the Think Pair Share learning model in class VIIB SMP 4 Tolitoli could improve social learning outcomes. Student learning outcomes were carried out in action in the first cycle in the form of learning activities using the Think Pair Share learning model. In the first cycle, it was 45%, students were in the Less category, 40% were in the sufficient category, and 15% were in the good category. Student learning outcomes have increased in cycle II, this can be proven by the results obtained, namely 5% get enough categories, 75% get good categories, and 20% get very good categories, this means they have achieved the specified completeness.Keywords: Think Pair Share learning model, social learning outcomes
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS (STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP NEGERI 2 TOLITOLI) Tasmin A Jacub; Hasia Marto; Arisa Darwis
Tolis Ilmiah: Jurnal Penelitian Vol 2, No 2: November
Publisher : LPPM Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/jti.v2i2.126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui model problem based learning pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Tolitoli tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian Tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Tolitoli tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 35 siswa sebagai subjek penerima tindakan, sedangkan untuk subjek pelaku tindakan adalah guru IPS kelas IXA selaku guru, teman sejawat selaku subjek yang melakukan observasi proses pembelajaran, Kepala Sekolah selaku subjek sumber data. Metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes, observasi dan dokumentasi. Penelitian Tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IX A SMPN 2 Tolitoli tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa juga mengalami peningkatan yaitu sebelum Tindakan sebesar 70,88 pada siklus I sebesar 74,80 dan pada siklus II sebesar 85,37. Selain itu, presentase ketuntasan belajar siswa, yaitu sebelum tindakan sebesar 34,28%, pada siklus I sebesar 74,80% dan pada siklus II sebesar 94,28%.Kata Kunci: Problem based learning dan hasil belajar IPS siswa
Problematika Implementasi Kurikulum 2013 di Era Pandemi Covid-19 pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Widiarini Widiarini; Arisa Darwis; Mustiningsih Mustiningsih
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 7 No 3 (2022): Volume 7 Nomor 3, Agustus 2022
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.794 KB) | DOI: 10.28926/briliant.v7i3.897

Abstract

Kebijakan pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan (daring) yang telah ditetapkan pemerintah merupakan upaya mencegah penyebaran pandemi COVID-19. Namun, upaya implementasi pembelajaran daring tersebut tidak lepas dari berbagai macam masalah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui berbagai macam masalah baik yang dihadapi guru maupun siswa dalam pembelajaran selama pandemic Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperolah ddengan observasi, wawancara dan dokumen analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kurtilas yang meliputi pelaksanaan pembelajaran, penilaian dan ketuntasan belajar tidak bisa berjalan sesuai dengan pedoman pada pembelajaran tatap muka. Kendala pembelajaran kurtilas secara daring dialami oleh guru dan peserta didik. Problematika yang dialami oleh guru meliputi penggunaan teknologi pembelajaran dan pelaksanaan penilaian. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik selama pembelajaran daring adalah berkurangnya interaksi, berkurangnya motivasi dan kurang kondusifnya lingkungan belajar.
Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata Arsitektur Kota melalui Pelatihan Bahasa Inggris dan Visual Storytelling Marsa, Ivan Fachrul; Abidah, Andi; Malik, Agung Rinaldy; Darwis, Arisa; Mansyur, Mansyur
ABDI NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2025): ABDI NUSANTARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : PT Media Edukasi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64198/abdinusantara.v1i2.25

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemandu wisata arsitektur kota dalam menghadapi wisatawan asing dengan membekali mereka keterampilan bahasa Inggris tematik serta teknik penyampaian narasi visual. Kegiatan ini dilakukan melalui pelatihan intensif yang mencakup pengajaran kosakata arsitektur dalam bahasa Inggris, pengenalan metode visual storytelling, serta praktik langsung di kawasan bersejarah Kota Makassar. Peserta yang terdiri dari pemandu wisata lokal dan mahasiswa tingkat akhir, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepercayaan diri, penguasaan kosakata teknis, dan kreativitas dalam menyampaikan cerita arsitektur menggunakan media visual. Hasil pelatihan ini menunjukkan bahwa kombinasi pelatihan bahasa dan teknik penyampaian visual efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan wisata, terutama dalam mempromosikan budaya dan warisan arsitektur Kota Makassar kepada wisatawan asing. Program ini mendukung profesionalisme pemandu wisata lokal dalam menghadapi tantangan globalisasi pariwisata dan mempermudah komunikasi antarbudaya.
Islamic Boarding Schools and Digital Education: Redefining Roles in the Context of Makassar Thahir, Mustain; A, Darmawati; Mana, Rivai; Salam, Supardi; Darwis, Arisa
International Journal of Education, Vocational and Social Science Vol. 4 No. 04 (2025): International Journal of Education, Vocational and Social Science( IJVESS)
Publisher : Cita konsultindo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/ijevss.v4i04.2277

Abstract

Islamic boarding schools (pesantren) have long been central to Indonesia’s educational and cultural landscape, serving as custodians of Islamic learning and community values. However, the rise of digital education has prompted pesantren to reconsider their roles in preparing students for the demands of the 21st century. This study explores how pesantren in Makassar negotiate the integration of digital technologies while preserving their traditional functions. Using a qualitative case study design, data were collected through semi-structured interviews, classroom observations, and document analysis across three pesantren with varying levels of digital readiness. Thematic analysis revealed four key findings: first, pesantren exhibit different levels of digital readiness shaped by institutional resources and leadership commitment; second, teaching practices are gradually shifting toward blended pedagogies where digital tools complement traditional halaqah methods; third, challenges such as infrastructural gaps, digital literacy disparities, and cultural resistance continue to limit adoption; and fourth, pesantren are redefining their identity as hybrid institutions that combine religious tradition with technological innovation. These findings underscore that pesantren in Makassar are not merely adapting to digital transformation but actively reshaping their educational mission. Policy support, teacher training, and community collaboration are essential to ensure inclusive and context-sensitive digital integration within pesantren.