Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Kadar Total Fenol dan Total Flavonoid Esktrak Etanol Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius) serta Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus Chintiana Nindya Putri; Muhammad Ryan Radix Rahardhian; Dewi Ramonah
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v7i1.43465

Abstract

Fenomena resistensi antibiotik menjadi permasalahan baru dalam terapi infeksi, sehingga mendorong dilakukannya penemuan produk baru berbasis bahan alam. Daun insulin merupakan bahan alam yang berpotensi sebagai antimikroba karena mengandung metabolit sekunder seperti fenolik dan flavonoid. Jumlah kandungan senyawa tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah metode ekstraksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan metode ekstraksi maserasi dan digesti terhadap kadar total fenolik dan flavonoid, serta aktivitas penghambatan bakteri Staphylococcus aureus dari ekstrak etanol daun insulin 5%,10%,15%. Pada penelitian ini penentuan kadar fenolik dan flavonoid menggunakan spektrofotometri UV-Vis, sedangkan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 2018 menggunakan difusi agar. Hasil penelitian diperoleh data bahwa kadar flavonoid dan fenolik ekstrak daun insulin yang diekstraksi dengan maserasi lebih besar dibandingkan digesti yaitu sebesar 40,2 mg GAE/g, sedangkan pada metode digesti hanya 8,12 mg GAE/g untuk kadar fenolik. Kandungan total flavonoid ekstrak dari metode maserasi sebanyak 28,42 mg QE/g, sedangkan pada metode digesti sebanyak 11,52 mg QE/g. Pada pengujian antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 2018 diperoleh hasil bahwa ekstraksi dengan maserasi memiliki diameter daya hambat lebih besar dibandingkan digesti.
Pelatihan Pembuatan Yoghurt Labu Kuning sebagai Ide Usaha di Desa Wisata Jamalsari Kota Semarang Pada Masa Pandemi Covid-19 Arik Dian Eka Pratiwi; Dewi Fitriani Puspitasari; Dewi Ramonah; Wulandari Wulandari; Nurchasanah Nurchasanah; Dita Mayang Sari; Taufik Ardiyanto
Madaniya Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.358

Abstract

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan dampak dari banyak sektor, termasuk melemahnya bidang perekonomian di berbagai daerah. Salah satu daerah yang terdampak pandemi COVID-19 adalah Desa Wisata Jamalsari. Sektor yang paling terdampak adalah rumah tangga karena merupakan sektor yang tidak melakukan aktivitas ekonomi. Akibatnya, masyarakat harus berusaha bagaimana caranya untuk dapat bertahan dalam kondisi yang tidak menentu tersebut. Salah satu cara untuk dapat mengembangkan potensi serta kreativitas masyarakat adalah dengan cara mengikuti suatu pelatihan guna meningkatkan keterampilan. Pelatihan yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pembuatan produk makanan sehat dengan memanfaatkan hasil bumi yang terdapat di Desa Wisata Jamalsari yaitu labu kuning. Desa ini mendapat julukan sebagai Kampung Tematik Labu karena terdapat banyak budidaya tanaman labu kuning. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan terkait pembuatan produk yoghurt yang berbahan dasar susu dan labu kuning agar dapat meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengembangkan ide usaha di masa pandemi. Yoghurt labu kuning merupakan produk inovasi fermentasi berbahan dasar susu dan labu kuning. Metode pengabdian yang dilakukan dengan cara survei lapangan, rapat koordinasi tim pengabdian dengan mitra, kemudian penyuluhan dan pelatihan dengan warga. Sasaran pengabdian dapat menerima dan mengikuti pelatihan dengan sangat antusias, lancar dan tertib. Seluruh peserta sangat tertarik dengan pelatihan yang telah diberikan. Menurut warga, materi yang disampaikan juga sangat jelas dan sebagian besar tertarik untuk mengembangkan produk yoghurt labu kuning sebagai ide usaha karena alat, bahan dan proses pembuatan sangat mudah disiapkan serta dipraktikkan.
Uji Aktivitas Antijamur Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Ramonah, Dewi; Dwi Pratiwi, Ayu
Media Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 2 (2022): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v17i2.201

Abstract

Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang paling sering terjadi pada manusia yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jamur ini merupakan flora normal yang paling sering ditemukan di rongga mulut, kulit, saluran pencernaan, saluran reproduksi. Pencegahan kandidiasis didalam mulut dapat dicegah menggunakan obat kumur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa sediaan obat kumur ekstrak daun srikaya (Annona squamosa L.) konsentrasi 1%, 5% dan 10% mempunyai daya antijamur terhadap Candida albicans. Ekstrak daun srikaya diekstraksi dengan metode remaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak kental yang diperoleh kemudian dilakukan uji bebas etanol dan dilanjutkan dengan skrining fitokimia serta uji Kromatografi Lapis Tipis. Pengujian aktivitas antijamur ditandai dengan adanya zona bening disekitar sumuran yang akan diukur diameternya menggunakan jangka sorong. Hasil uji karakteristik fisik sediaan obat kumur ekstrak daun srikaya telah memenuhi persyaratan uji fisik pada uji pH dan uji viskositas. Hasil diameter zona bening pada pengujian antijamur sediaan obat kumur konsentrasi 1%, 5%, 10% dan kontrol positif didapatkan rerata berturut – turut sebesar 3,610±0,1547 mm; 7,550±0,1322 mm; 9,460±0,1596 mm; dan 12,335±0,1353 mm. Uji satistika menunjukkan bahwa hasil berdistribusi normal dan homogen. Uji anava satu jalan menunjukkan hasil diameter zona bening semua konsentrasi dan kontrol positif terdapat perbedaan yang signifikan.
Determination of total phenolic and flavonoid content of Andrographis paniculata, Zingiber officinale and their combinationsis Ramonah, Dewi
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.213

Abstract

Sambiloto herbs and red ginger are herbal plants that have been empirically used as medicine. The phenolic and flavonoid compounds in sambiloto herbs and red ginger are efficacious as drugs because they have antioxidant activity. This study aims to determine the total phenolic and flavonoid content of the extracts of sambiloto herbs, red ginger and their combination. Both plants were maceration using ethanol-water 96% v/v at ration 1:5 for 5 days. The extracts of sambiloto herbs and red ginger screened for phytochemicals and thin layer chromatography test showed that contained alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, steroids and triterpenoids. In addition, sambiloto herb extract contains androgafolid (Rf 0,66) and red ginger extract contains gingerol (Rf 0,41) and shogaol (Rf 0,89). Continued, the total phenolic and flavonoid content were determined using visible spectrophotometry method.). The highest total phenolic of ethanol extract with combination sambiloto herb : red ginger (1:2) of 153,817 ± 1,474 mg GAE/g. The highest total flavonoid of ethanolic extract with sambiloto herbs of 10,257 ± 0,047 mg QE/g. Based on this research, both extracts have phenolic and flavonoid compounds that have potential as antioxidants.
Pembuatan Sirup Maklanjaku (Madu Klanceng, Jahe, Kurma) Sebagai Antioksidan Alami Pada Peternak Madu Klenceng Adhityasmara, Dhimas; Syukur, Mighfar; Ramonah, Dewi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v7i2.6299

Abstract

Kelurahan Gunungpring, Kec. Muntilan Kota Magelang merupakan salah satu kelurahan yang terletak dilereng gunung Merapi. Kondisi geografis desa yang masih banyak hutan mengakibatkan warga mempunyai pekerjaan sampingan sebagai peternak madu. Pada peternak madu yang ada di kelurahan Gunungpring dalam hal penyarian masih menggunakan metode konvensional. Produk yang dijual masih dalam madu (bahan mentah) hal ini mengakibatkan nilai produk hanya bernilai kurang tinggi. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengedukasi peternak madu. Pengabdian ini dibagi menjadi beberapa tahap. Pada tahap ini dilakukanah proses pelatihan peternak madu untuk membuat produk turunan yaitu Sirup “Maklanjaku”. Sirup “Maklanjaku” merupakan singkatan dari (Madu Klanceng Jahe dan Kurma). Diharapkan madu yang tadinya bernilai biasa saja dengan dibuat produk turunan seperti sirup, menjadikan madu mempunyai nilai tambah baik secara ekonomi maupun secara khasiat untuk Kesehatan. Pencampuran jahe dan kurma dikarenakan khasiatnya sebagai anti oksidan dan dapat sebagai obat herbal berbagai macam penyakit. Hasil dari pengabdian masyrakat ini adalah telah dibuatnya sirup dengan formula yang telah diformulasikan dengan bahan yaitu madu Klanceng, jahe dan kurma.
DETERMINASI TOTAL FLAVONOID, TOTAL FENOLIK, DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN INSULIN (Smallanthus Sonchifolius) DENGAN METODE PERKOLASI Ramonah, Dewi; Rahardhian, Muhammad Ryan Radix; Putri, Chintiana Nindya
Media Farmasi Indonesia Vol. 15 No. 1 (2020): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.674 KB) | DOI: 10.53359/mfi.v15i1.143

Abstract

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang berkhasiat sebagai pengobatan. Salah satunya adalah daun insulin yang mengandung senyawa fenolik golongan flavonoid, dimana senyawa tersebut memiliki potensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa ekstrak etanol daun insulin (EDI) dengan metode perkolasi pada skrining fitokimia, kromatografi lapis tipis (KLT), determinasi total phenolic content (TPC), total flavonoid content (TFC), dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Sthapylococcus aureus. Hasil skrining fitokimia dan TLC membuktikan bahwa, EDI mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, saponin dan steroid. Nilai TPC 6,7315±0,15 mg/g Gallat Acid Equivalent (GAE), Nilai TFC 66,1857±13,34 mg/g Quercetin Equivalent (QE), Aktivitas antibakteri terhadap bakteri Sthapylococcus aureus pada konsentrasi 5, 10 dan 15 % berturut-turut adalah 1,632±0,00; 1,957±0,00; dan 2,528±0,02 . Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa EDI memiliki potensi sebagai sumber fenolik golongan flavonoid dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Sthapylococcus aureus, potensi terbesar pada EDI konsentrasi 15 %. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan pemurnian dan karakterisasi senyawa bioaktif untuk aplikasi industri makanan, nutraceutical dan farmasi.
Exploring the α-Amylase Inhibitory Potential of Peronema canescens Jack: An In Vitro and In Silico Study Rahardhian, Muhammad Ryan Radix; Aryanti, Ninda; Susilawati, Yasmiwar; Sumiwi, Sri Adi; Putri, Chintiana Nindya; Ramonah, Dewi; Suharsanti, Ririn
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 32 No. 3 (2025): May 2025
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.32.3.712-726

Abstract

Hyperglycemia in individuals with type 2 diabetes mellitus is primarily driven by the rapid hydrolysis of starch by the enzyme α-amylase in the pancreas and the breakdown of oligosaccharides by α-glucosidase in the intestine. Peronema canescens Jack. (PC) has shown promise as a potential antidiabetic agent. This study aimed to evaluate the total flavonoid, phenolic, and α-amylase inhibitory activity of extracts and fractions derived from PC leaves using both in vitro and in silico approaches. The ethanol extract of PC leaves was fractionated through liquid-liquid extraction using n-hexane, ethyl acetate, and water as solvents. Preliminary phytochemical screening of the extracts and fractions identified the presence of alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids/triterpenoids. The n-hexane fraction exhibited the highest total flavonoid content, averaging 203.37±4.38 mg QE/gram, while the ethyl acetate fraction demonstrated the highest total phenolic content, averaging 147.04±0.79 mg GAE/gram. Furthermore, the ethyl acetate fraction showed the strongest α-amylase inhibitory activity, with an average inhibition rate of 70.38±1.26%. In silico analysis, combined with GC-MS identification, suggested that three compounds, bis(2-ethylhexyl) phthalate, myristyl oleate, and 14 beta H-pregna may contribute to the observed α-amylase inhibitory activity. These findings highlight the potential of PC as a source of natural antidiabetic agents.
PENGARUH KADAR EKSTRAK BUMBU BRIYANI TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN KOLESTEROL SECARA INVITRO BESERTA KADAR FENOLIK DAN FLAVONOIDNYA Wildan, Achmad; Mutiara, Erlita Verdia; Ramonah, Dewi
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i1.4405

Abstract

Hiperkolesterol atau kadar kolesterol yang tinggi dalam darah menjadi faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan stroke.. Penurunan kadar kolesterol dapat menggunakan obat sintetik atau menggunakan herbal yang dikonsumsi sehari hari sebagai pelengkap masakan. Bumbu biryani merupakan bumbu masakan dari Timur Tengah yang kaya akan kandungan rempah-rempah seperti kunyit, jinten, kapulaga, kayu manis, cengkeh dan sebagainya. Kandungan senyawa fenolik dan flavanoid yang tinggi di dalam bumbu biryani diduga memberikan kontribusi besar dalam penurunan kadar kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruhdari ekstrak bumbu biryani terhadap penurunan kadar kolesterol secara in vitro, dan mengetahui kandungan senyawa fenolik dan flavonoid bumbu biryani. Metode remaserasi menggunakan etanol 96% untuk mengekstraksi bumbu biryani. Penetapan kadar fenolik total dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu, penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode Alumunium Klorida, penetapan kadar kolesterol dilakukan menggunakan metode Liebermann Burcard kandungan fenolik total dalam ekstrak bumbu biryani sebesar 114,7663 mg GAE/g, kadar flavonoid total ekstrak bumbu biryani sebesar 81,4624 ± 5,8558 mg QE/g, dan ek strak bumbu biryani dengan konsentrasi 700 bpj dapat menurunkan kolesterol sebesar 45,73%. Ekstrak bumbu biryani mengandung senyawa – senyawa antioksidan seperti fenolik dan flavonoid yang berperan dalam penurunan kadar kolesterol. Kata kunci: biryani, fenolik total,flavonoid total, kolesterol
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUMBU BIRYANI SECARA INVITRO BESERTA SKRINING FITOKIMIANYA Wildan, Achmad; Mutiara, Erlita Verdia; Ramonah, Dewi
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i2.5522

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghalangi terjadinya proses oksidasi atau menghambat radikal bebas, sehingga atom yang mempunyai elektron tidak berpasangan (radikal) berikatan dengan radikal lain sehingga menjadi stabil. Antioksidan dapat diperoleh salah satunya dari bumbu yang dikonsumsi sehari hari sebagai pelengkap masakan. Bumbu biryani merupakan bumbu masakan dari Timur Tengah yang kaya akan kandungan rempah-rempah seperti kunyit, jinten, kapulaga, kayu manis, cengkeh dan sebagainya. Bumbu biryani mempunyai kandungan senyawa fenolik dan flavanoid yang tinggi. Kandungan senyawa tersebut diduga memberikan kontribusi besar dalam menghambat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui kandungan senyawa fitokimia yang terkandung dalam bumbu biryani dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak bumbu biryani secara in vitro. Metode remaserasi menggunakan etanol 96% untuk mengekstraksi bumbu biryani. Skrining fitokimia dilakukan secara kromatografi lapis tipis (KLT) dan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) digunakan dalam uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bumbu biryani memiliki kandungan senyawa fenolik, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan alkaloid. Nilai aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol bumbu biryani dinyatakan sebagai EC50 adalah 11147,4527 ppm.Kata kunci: aktivitas antioksidan, biryani, DPPH, radikal bebas, skrining fitokimia
Pengembangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Sebagai Sumber Obat Tradisional di Desa Ngawurejo, Kelurahan Kentengsari, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah Wulandari Wulandari; Arik Dian Eka Pratiwi; Dewi Fitriani Puspitasari; Dewi Ramonah; Nurchasanah Nurchasanah
Madaniya Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.1216

Abstract

Desa Ngawurejo terletak di Kelurahan Kentengsari, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini dapat dikatakan jauh dari fasilitas Kesehatan seperti puskesmas dan apotek, yakni memerlukan waktu 30 menit untuk menuju ke apotek terdekat menggunakan kendaraan bermotor. Desa ini memiliki tingkat kesuburan yang bagus, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menanam berbagai macam tanaman obat keluarga untuk menunjang kebutuhan pengobatan atau kesehatan masyarakat. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat Desa Ngawurejo untuk lebih mengetahui tanaman obat sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan Kesehatan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini diawali dengan survei lapangan. Pelaksanaan pengabdian diawali dengan sambutan-sambutan, lalu dilanjutkan dengan penyampaian materi, tanya jawab dengan peserta, pengisian kuesioner dan penyerahan tanaman toga kepada masyarakat. Acara pengabdian diikuti oleh 23 peserta dari anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Selama acara berlangsung, peserta antusias dengan informasi yang disampaikan dilihat dari banyaknya peserta yang memberikan timbal balik dengan memberikan pertanyaan kepada pemateri. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah bahwa masyarakat belum mengetahui secara luas manfaat tanaman obat keluarga.