Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Analisis Kekuatan Bending dan Tarik Pada Pengelasan Oxy-Acetelyne Menggunakan Garam Kuning Chendri Johan; Frans Robert Bethony
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 5, No 1 (2021): EDISI JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v5i1.4796

Abstract

Penelitian    ini    menggunakan    metode    eksperimental  dengan    melakukan  penelitian secara  langsung  menggunakan  mesin las oxy-acetylene pada proses penyambungan dan proses pengukuran  menggunakan  alat  uji  bending  dan  uji  tarik. Hasil pengujian proses pengelasan oxy-acetylene pada plat aluminium AA 1100 menunjukan bahwa kekuatan tarik rata-rata pada penggunaan garam kuning adalah 71,39 Mpa dengan  kekuatan bending rata-rata spesimen 58.98 Kgf hasil pengujian menunjukkan pemanfaatan garam kuning sebagai fluks pada proses pengelasan oxy acetylene dapat dilakukan.
EFEK PERSENTASE BARIUM KARBONAT DENGAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KEKERASAN BAJA KARBON AISI 2015 Frans Robert Bethony
Journal Dynamic Saint Vol. 2 No. 2 (2016): Jilid 2 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.469 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v2i2.107

Abstract

Prosesperlakuan panas merupakan salah satu proses pengerasan permukaan baja karbon AISI 2015 dengan proses difusi atom karbon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisefek persentase BaCO3sebagai bahan energizerdengan serbuk arang tempurung kelapa (SATK) pada perlakuan panas dengan metode prosespengarbonan padat (PackCarburizing Process Method)untuk meningkatkan kekerasan pada lapisan permukaan baja karbon AISI 2015. Serbuk arang tempurung kelapa dengan mesh 30 yang digunakan sebagai media penambah unsur karbon pada permukaan baja karbon AISI 2015.Persentase0, 5, 10, dan 20% berat BaCO3 dengan 100, 95, 90, dan 80% berat serbuk arang tempurung kelapa, denganspesimenbaja karbon AISI 2015 berdiameter 25 mm, tebal 15 mm. Bajakarbon AISI 2015memiliki unsur-unsur kimia sebagai berikut: 98,482% Fe; 0,194 % C; 0,152 % Si; 0,637% Mn; 0,032% P; 0,032% S; 0,095% Ni; 0,014% Mo; 0,197% Cu; 0,025% Sn; 0,134% Cr, dan unsur-unsur kimia lainnya dalam persentase tertentu. Prosespengarbonan padat dilakukan pada suhu 900oC, dengan lama waktu prosespemanasan 3 jam. Pengerasan permukaan dilakukan dengan memanaskan kembali spesimen pada suhu 840oC ditahan selama 20 menit kemudian di-quenching dengan media air padasuhu kamar. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa penambahan 20% berat BaCO3sebagai energizerdengan 80%berat arang tempurung kelapa dengan mesh 30,memberikan tebal lapisan keras pada bagian permukaan spesimen yang optimal. Padaprosespengarbonan padat dangan lama waktu pemanasan 3 jam memberikan kekerasan lapisan permukaan spesimen baja karbon AISI 2015 dapat mencapai 800 VHN atau sekitar 8 kali kekerasan awalnya.
ANALISIS SIFAT MEKANIS KOMPOSIT RESIN EPOKSI SERBUK KAYU BAYAM Frans Robert Bethony
Journal Dynamic Saint Vol. 1 No. 2 (2014): Jilid 1 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.619 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v1i2.135

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi berat komposit resin – epoksi berpenguat serbuk kayu bayam terhadap tegagan tarik dan tegangan lentur. Dalam penelitian ini digunakan serbuk gergaji (sawdust) kayu bayam dengan ukuran ? 1-2 mm. Persentase pencampuran resin – epoksi (matriks) dengan serbuk kayu bayam (filler/penguat) adalah sebesar 0 % , 5 % , 10 %, dan 15 %. Pengujian sifat mekanis pada pengujian ini adalah pengujian tegangan tarik/tensile test dan pengujian tegangan lentur/bending test. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan tegangan tarik tertinggi didapatkan pada fraksi berat 5 % sebesar 22,56 (N/mm2) dan tegangan tarik terendah didapatkan pada fraksi berat 15 % sebesar 6,41 (N/mm2). Sedangkan tegangan lentur tertinggi didapatkan pada fraksi berat 5 % sebesar 22,286 (N/mm2), dan tegangan lentur terendah didapatkan pada fraksi berat 15 % sebesar 13,032 (N/mm2).
ANALISIS PERLAKUAN PANAS BERTAHAPTERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK BAJA KARBON RENDAH Frans Robert Bethony
Journal Dynamic Saint Vol. 2 No. 1 (2016): Jilid 2 Volume 1
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.577 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v2i1.310

Abstract

Analisis perlakuan panas bertahap terhadap kekerasan dan kekuatan tarik baja karbon rendah. Seiring dengan perkembangan industri dewasa ini terutama pada bidang industri konstruksi dan rekayasa maka peranan material-material logam sangat dibutuhkan, maka dalam hal ini penulis terdorong untuk meneliti analisis perlakuan panas bertahap terhadap kekerasan dan kekuatan tarik baja karbon rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerasan dan kekuatan baja karbon rendah melalui perlakuan panas bertahap. Dalam proses perlakuan panas bertahap, variasi temperatur yang digunakan yaitu 800oC, 850oC, 900oC, dan 950oC, waktu konstan 30 menit dengan media pendingin air. Benda kerja yang digunakan dalam penilitian ini adalah baja karbon ST 37 berbentuk pejal yang diuji dengan metode pengujian DT (Destructive Test) atau pengujian dengan merusak material. Dalam pengujian kekerasan diperoleh nilai rata-rata untuk material normal adalah 55 kg/mm2, temperatur 800oC adalah 65 kg/mm2, temperatur 850oC adalah 83.33 kg/mm2, temperatur 900oC adalah 60.67 kg/mm2, temperatur 950oC adalah 60 kg/mm2. Nilai kekuatan tarik rata-rata untuk material normal adalah 513.1 N/mm2, pada temperatur 800oC adalah 990.79 N/mm2, temperatur 850oC adalah 1089.87 N/mm2, temperatur 900oC adalah 613.94 N/mm2 dan temperatur 950oC adalah 582.1 N/mm2. Dengan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa temperatur pemanasan pada proses perlakuan panas bertahap berpengaruh terhadap kekerasan dan kekuatan baja karbon rendah.
Optimasi Perendaman Air Belerang Panas Terhadap Sifat Mekanis dan Sifat Fisis Strip Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Frans Robert Bethony
Journal Dynamic Saint Vol. 3 No. 2 (2017): Jilid 3 Volume 2
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2078.568 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v3i2.424

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memberdayakan manfaat dari bambu. Bahan yang dipilih pada penelitian ini adalah bambu petung (Dendrocalamus asper) yang selama ini hanya di gunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan akan diubah menjadi material teknik, maka perlu diteliti sifat mekanis dan sifat fisisnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mangetahui optimasi perendaman air belerang panas terhadap sifat mekanis dan fisis strip bambu petung. Untuk mengetahui masing-masing sifat mekanis fisis strip bambu petung dan mengetahui fungsi secara umum dari bambu tersebut. Dalam penelitian ini, dirancang terlebih dahulu langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Pada proses selanjutnya adalah mulai dari penebangan bambu petung, pembuatan strip, pengeringan, perendaman dengan bahan perendam air belerang panas, pengujian sampel untuk mengetahui kekuatan tarik dan difoto untuk melihat perubahan-perubahan apa yang terjadi secara fisik pada sampel. Hasil pengujian dan foto mikro strip dapat dijelaskan sebagai berikut : Kekuatan tarik strip tertinggi diperoleh pada perendaman 4 minggu, yakni 138 N/mm2 sedangkan kekuatan tarik terendah terdapat pada perendaman 2 minggu yakni 114 N/mm2. Regangan tertinggi terdapat pada perendaman 6 minggu yakni 0,043% dan modulus elastisitas terting didapat pada perendaman 4 minggu yakni 0,74 GPa. Perubahan struktur mikro permukaan strip sangat signifikan, yaitu strip normal permukaannya kelihatan kasar sedangkan yang telah mengalami perendaman permukaannya halus terutama strip yang direndam selama 4 minggu. Perubahan struktur mikro selalu berkorelasi dengan kekuatan tarik strip bambu petung, yaitu semakin halus permukaan strip semakin meningkat kekuatan tariknya.
ANALISIS TEGANGAN BENDING DAN STRUKTUR MIKRO STRIP BAMBU PETUNG (DENDROCALAMUS ASPER) AKIBAT PERLAKUAN PERENDAMAN AIR BELERANG DINGIN Frans Robert Bethony
Journal Dynamic Saint Vol. 4 No. 1 (2019): Jilid 4 Volume 1
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.871 KB) | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v4i1.688

Abstract

Pada zaman modern khususnya Indonesia kebutuhan akan material sangat dibutuhkan oleh manusia, khususnya bambu sebagai material baik bahan bangunan maupun bahan kerajinan. Maka dari itu penulis terdorong untuk meneliti dengan tujuan untuk menganalisis tegangan bending dan struktur mikro strip bambu petung (Dendrocalamus asper) akibat perlakuan perendaman air belerang dingin. Material yang diteliti pada pengujian ini adalah strip bambu petung yang dipotong menjadi 25 sampel, masing-masing terdiri dari 5 sampel yang direndam menggunakan air belerang dingin dengan variasi waktu 1, 2, 3, dan 4 hari untuk pengujian tegangan bending dan struktur mikro. Pada tabel analisis tegangan bending diperoleh nilai rata-rata untuk normal diperoleh nilai tegangan bending rata-ratanya 192 N/mm2, 1 hari diperoleh nilai tegangan bendingnya rata-ratanya 189 N/mm2, 2 hari diperoleh nilai tegangan bendingnya rata-ratanya 214 N/mm2, 3 hari diperoleh nilai tegangan bending rata-ratanya 208 N/mm2, dan 4 hari diperoleh nilai tegangan bendingnya rata-ratanya 267 N/mm2. Dengan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman air belerang dingin akan berpengaruh pada tegangan bendingnya selain 1 hari, yaitu nilai tegangan bending tertinggi 267 N/mm2 dan terendah 189 N/mm2 yang diperoleh pada perendaman selama 4 hari dan 1 hari. Terlihat berbedaan strip bambu petung pada saat sebelum melalui perlakuan hingga mendapat perlakuan dengan perendaman kedalam air belerang selama 1, 2, 3, dan 4 hari. Strip bambu petung tanpa perlakuan terlihat permukaan masih kasar dari warna serat masih terlihat kusam, perbedaan yang terjadi dengan perlakuan perendaman selama 1 hari terlihat warna serat menjadi mulai berbeda warna strip bambu petung mulai berwarna cokelat dan permukaan mulai halus, dan pada strip bambu petung dengan perlakuan 2, 3, dan 4 hari perendaman terlihat warnanya pun semakin terlihat sangat berbeda dari strip bambu petung tanpa perlakuan. Ini menujukan bahwa semakin lama perendaman akan semakin berpengaruh karena banyak air yang diserap atau yang masuk ke dalam strip dan warnya yang awalnya cerah semakin lama menjadi gelap kecokelatan.
Arang Tulang Kerbau Sumber Karbon Pack Carburizing untuk Meningkatkan Kekerasan Bola Baja Bantalan Roda Sepeda Obet Ranteallo; Yafet Bontong; Frans Robert Bethony; Dultudes Mangopo
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (886.456 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i3.6424

Abstract

Pack carburizing atau media padat bertujuan untuk meningkatkan nilai karbon baja terutama pada baja karbon rendah sehingga dengan bertambahnya nilai karbon pada baja maka meningkat pula nilai kekerasanya. Penelitian ini menggunakan bola baja (agel sepeda) sebagai objek perlakuan pack carburizing dan Arang Tulang Kerbau (ATK) sebagai sumber karbon dan Barium karbonat (BaCO3) sebagai katalis. Metode, komposisi rasio 60% ATK: 40% BaCO3, 70% ATK: 30% BaCO3, 80% ATK: 20% BaCO3, temperatur pemanasan 8500C dan 9500C, waktu tahan 2 jam dan pendinginan cepat dengan air biasa. Hasilnya, Nilai kekerasan bola baja yang paling baik pada temperatur pemanasan 8500 C berada pada komposisi rasio pack carburizing 80% ATK: 20% BaCO3 sebesar 212,77 HB, sedangkan pada temperatur pemanasan 9500 C juga komposisi rasio pack carburizing 80% ATK: 20% BaCO3 sebesar 219,84 HB.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI BONGGOL PISANG DAN AIR LERI KEPADA MASYARAKAT DI LEMBANG RANTEDADA Sallolo Suluh; Widi Kurniawan; Damaris Arrang; Riki Masero; Frans Dedi Dena; Frans Robert Bethony; Chendri Johan; Christof Geraldi Simon; Dennis Lorenzo; Petrus Sampe Lawang; Formanto Paliling; Risa Lasarus; Lery Alfriany Solo; Fikran Fikran; Nofrianto Pasae; Nitha Nitha; Yafet Bontong
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v5i1.1162

Abstract

Organic farming is increasingly in demand because it prioritizes sustainability and environmentally friendly principles. Liquid organic fertilizer made from banana tubers and leri water is an alternative that is environmentally friendly and easy to produce. However, knowledge and skills in making liquid organic fertilizer still need to be improved among the community, especially in areas such as Lembang Rantedada. This study was carried out through direct assistance and training activities for the community in Lembang Rantedada with a practical and participatory approach, involving the community in every stage of fertilizer production, from raw material preparation to the fermentation and storage process. The result of this mentoring activity is an increase in community knowledge and skills in making liquid organic fertilizer. Communities can use locally available banana stems and water to produce organic fertilizer that is beneficial for their agriculture. Apart from that, awareness is also created about the importance of using organic fertilizer in supporting sustainable agriculture and environmental preservation. Assistance in making liquid organic fertilizer from banana stems and leri water to the community in Lembang Rantedada is an effective step in increasing the independence and sustainability of local agriculture. By increasing knowledge and skills, communities can utilize local resources more optimally and support environmentally friendly agricultural practices
Optimasi Perendaman Air Belerang Panas Terhadap Sifat Mekanis dan Sifat Fisis Strip Bambu Petung (Dendrocalamus asper) Frans Robert Bethony; Chendry Johan; Fransiskus Fresly
Jurnal Dynamic Saint Vol 6 No 1 (2021): Jilid 1 Volume 6
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47178/dynamicsaint.v6i1.2392

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memberdayakan manfaat dari bambu. Bahan yang dipilih pada penelitian ini adalah bambu petung (Dendrocalamus asper) yang selama ini hanya di gunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan akan diubah menjadi material teknik, maka perlu diteliti sifat mekanis dan sifat fisisnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mangetahui optimasi perendaman air belerang panas terhadap sifat mekanis dan fisis strip bambu petung. Untuk mengetahui masing-masing sifat mekanis fisis strip bambu petung dan mengetahui fungsi secara umum dari bambu tersebut. Dalam penelitian ini, dirancang terlebih dahulu langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Pada proses selanjutnya adalah mulai dari penebangan bambu petung, pembuatan strip, pengeringan, perendaman dengan bahan perendam air belerang panas, pengujian sampel untuk mengetahui kekuatan tarik dan difoto untuk melihat perubahan- perubahan apa yang terjadi secara fisik pada sampel.
Analisis Pengaruh Kecepatan Spindle dan Variasi Pahat HSS terhadap Kekasaran Permukaan Baja ST 42 dalam Proses Bubut Konvensional dengan Metode Taguchi Paliling, Formanto; Simon, Christof Geraldi; Sudirman, Zainal; Lazarus, Risa; Bethony, Frans Robert; Jhoy, Zerial
JURNAL CRANKSHAFT Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Crankshaft Vol.7 No.2 (2024)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/cra.v7i2.12721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kecepatan spindle dan variasi pahat High-Speed Steel (HSS) terhadap kekasaran permukaan baja ST 42 selama proses bubut konvensional dengan metode Taguchi. Dalam metode penelitian ini, tinjauan literatur dilakukan untuk menetapkan kerangka kerja, diikuti dengan persiapan peralatan dan bahan serta pelaksanaan proses pemesinan yang sesuai. Analisis hasil menunjukkan bahwa faktor jenis pahat (Faktor A) memiliki pengaruh signifikan terhadap kekasaran permukaan, khususnya dengan pahat HSS Bohler Molibdenum 2 menunjukkan kinerja terbaik. Sementara itu, faktor kecepatan spindle (Faktor B) juga berpengaruh signifikan, di mana peningkatan kecepatan spindle menyebabkan peningkatan kekasaran permukaan. Dengan demikian, kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan karakteristik kualitas hasil pemesinan, disarankan untuk menggunakan pahat HSS Bohler Molibdenum 2 pada kecepatan spindle 500 rpm sebagai pengaturan faktor proses yang optimal. Dengan demikian, metode Taguchi telah membantu dalam merumuskan rekomendasi praktis untuk meningkatkan kualitas pemesinan baja ST 42 dalam proses bubut konvensional.