Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Terapi musik lullaby dan parental holding pendekatan kombinatif untuk mengurangi nyeri skrining hipotiroid kongenital (SHK) pada neonatus Kusuma, Galuh Jatra; Annisa, Rahma; Nafratilova, Mercy
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1358

Abstract

Background: Congenital hypothyroidism (CH) is a hormonal disorder in newborns that can lead to delayed mental and physical development if not detected early. One important procedure for detecting CH is the heel prick method, which involves taking a blood sample from the baby's heel. However, this procedure is invasive and can be painful, negatively impacting the baby's physiological and psychological well-being. Effective and atraumatic pain management in newborns is crucial, including non-pharmacological interventions such as lullaby music therapy and parental holding. Purpose: To determine the effect of lullaby music therapy and parental holding, a combined approach, on reducing pain during neonatal congenital hypothyroidism (CH) screening. Method: This quantitative study used a quasi-experimental approach with a post-test-only control group design. The study was conducted at the PBM Bengkulu City from March to May 2025. The study population was newborns undergoing invasive congenital hypothyroidism screening. The sample was selected using a purposive sampling technique, resulting in 38 infants. The intervention group received lullaby music and parental carrying, while the control group received 10 minutes of swaddling. The FLACC scale was used as the instrument. Data were analyzed using univariate and bivariate Wilcoxon tests. Results: The mean pain score during congenital hyperthyroidism screening in the intervention group was 3.05 with a mean SD of 0.970 and a 95% CI of 2.58–3.52 (mild pain category), while the mean pain score during congenital hyperthyroidism screening in the control group was 6.68 with a mean SD of 1.204 and a 95% CI of 6.10–7.26 (moderate pain category). The Mann-Whitney test showed a p-value of 0.000 for the effect of lullaby music and parental carrying on pain during the heel prick procedure. Conclusion: The combination of lullaby music and parental carrying significantly reduced pain scores during the CHC procedure in infants during blood sampling. Providing lullabies and parent carrying as non-pharmacological therapies to reduce pain in infants is an effective approach for parents. Suggestion: This finding also serves as a basis for further research evaluating the effectiveness of providing lullabies and parent carrying in reducing pain during heel punctures or other invasive procedures.   Keywords: Combination Approach; Congenital Hypothyroidism (CHP) Screening; Lullaby Music Therapy; Neonate; Pain; Parent Holding.   Pendahuluan: Hipotiroid kongenital (HK) merupakan gangguan hormonal pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan mental dan fisik apabila tidak dideteksi sejak dini. Salah satu prosedur penting untuk mendeteksi HK adalah dengan metode heel stick, yaitu pengambilan sampel darah dari tumit bayi. Namun, tindakan ini bersifat invasif dan dapat menimbulkan nyeri, yang berdampak negatif pada kondisi fisiologis dan psikologis bayi. Penanganan nyeri pada bayi baru lahir penting dilakukan secara efektif dan atraumatik, salah satunya melalui intervensi non farmakologis seperti terapi musik lullaby dan parental holding. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi musik lullaby dan parental holding pendekatan kombinatif untuk mengurangi nyeri skrining hipotiroid kongenital (SHK) pada neonatus. Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen menggunakan rancangan post test only control group design. Penelitian dilaksanakan di PBM Kota Bengkulu pada bulan Maret-Mei 2025. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir yang akan di lakukan skrining hipotiroid kongenital tindakan invasif.  Pemilihan sampel menggunakan teknik perposive sampling, mendapatkan sejumlah 38 bayi. Kelompok intervensi menerima perlakuan metode musik lullaby dan metode parental holding, sedangkan kelompok kontrol menerima perlakuan metode pembedongan dalam rentang 10 menit. Instrumen yang digunakan adalah skala FLACC, Analisis data menggunakan univariat dan bivariat (uji Wilcoxon). Hasil: Skor rata-rata nyeri pada skrining hipertiroid kongenital pada kelompok intervensi sebesar 3.05 dengan SD=0.970 dan CI 95% = 2.58 – 3.52 (kategori nyeri ringan), sedangkan skor rata-rata nyeri pada skrining hipertiroid kongenital pada kelompok kontrol sebesar 6.68 dengan SD=1.204 dan CI 95% = 6.10 – 7.26 (kategori nyeri sedang). Berdasarkan uji Mann Whitney pengaruh metode musik lullaby dan parental holding terhadap nyeri saat tindakan heel stick mendapatkan p-value sebesar 0.000. Simpulan: Memberikan perlakuan kombinasi musik lullaby dan parental holding memiliki pengaruh dalam menurunkan skor nyeri tindakan SHK pada bayi saat pengambilan sampel darah. Pemberian musik lullaby dan parental holding sebagai terapi non farmakologis dalam menurunkan nyeri pada bayi merupakan tindakan efektif yang bisa dilakukan oleh orangtua. Saran: Hal ini juga menjadi landasan bagi penelitian di masa mendatang dalam mengevaluasi efektivitas pemberian musik lullaby dan parental holding untuk mengurangi nyeri selama prosedur tindakan invansif heel stick atau lainnya.   Kata Kunci: Neonatus; Nyeri; Parental Holding; Pendekatan Kombinatif; Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK); Terapi Musik Lullaby.
Pengaruh cuddle therapeutic side sitting position dan breastfeeding terhadap nyeri imunisasi bayi usia 0-12 bulan Saputri, Apreni; Annisa, Rahma; Wijaya, Andra Saferi; Septiyanti, Septiyanti; Nafratilova, Mercy
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1359

Abstract

Background: Immunization is one way to increase children's immunity to prevent diseases, especially infectious diseases. Immunization through injections can experience a direct effect, namely pain. Immunization injections, if not properly managed, can cause injuries that cause pain short-term and long-term effects on babies. One of the non-pharmacological pain managements that can be done is cuddle therapeutic side sitting position and breastfeeding. Purpose: To determine the effect of therapeutic side-sitting and breastfeeding on immunization pain scores in infants aged 0-12 months. Method: Quasi-experimental research with post-test only control group method, conducted at Sawah Lebar Community Health Center, Bengkulu City in March-April 2025. The independent variables are cuddle therapeutic side sitting position and breastfeeding while the dependent variable is immunization pain in infants. The sampling technique using total sampling obtained a total sample of 46 respondents who were divided into intervention and control groups, with inclusion and exclusion criteria. Data analysis used univariate in the form of frequency distribution and bivariate using the Mann Whitney test. Results: Mann-Whitney test showed p=0.000, meaning that there was a difference in the average pain score between the intervention group and the control group. It can be concluded that cuddle therapeutic side-sitting position and breastfeeding have a significant effect on pain scores in infants during immunization. Conclusion: Mann-Whitney test showed p=0.000, meaning that there was a difference in the average pain score between the intervention group and the control group. It can be concluded that cuddle therapeutic side-sitting position and breastfeeding have a significant effect on pain scores in infants during immunization.   Keywords: Breastfeeding; Cuddle Therapeutic; Immunization Pain; Infant; Side Sitting Position.   Pendahuluan: Imunisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak-anak guna mencegah penyakit, terutama penyakit menular. Imunisasi melalui suntikan dapat menimbulkan efek langsung, yaitu rasa sakit. Suntikan imunisasi, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan cedera yang menimbulkan rasa sakit serta efek jangka pendek dan jangka panjang pada bayi. Salah satu metode pengelolaan rasa sakit non-farmakologis yang dapat dilakukan adalah posisi duduk menyamping dengan pelukan terapeutik dan menyusui. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh cuddle therapeutic side sitting position dan breastfeeding terhadap nyeri imunisasi bayi usia 0-12 bulan. Hasil: Uji Mann-Whitney menunjukkan p-value sebesar 0.000, artinya ada perbedaan rata-rata skor nyeri antara kelompok intervensi dan kontrol, sehingga cuddle therapeutic side-sitting position dan breastfeeding berpengaruh signifikan terhadap skor nyeri pada bayi saat imunisasi. Metode: Penelitian quasi eksperimental dengan metode post-test only control group, dilaksanakan di Puskesmas Sawah Lebar, Kota Bengkulu pada bulan Maret-April 2025. Variabel independen dalam penelitian ini adalah cuddle therapeutic side sitting position  dan breastfeeding, sedangkan variabel dependen adalah nyeri imunisasi pada bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 46 partisipan, terbagi ke dalam kelompok intervensi dan kontrol sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data yang digunakan univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Mann Whitney. Simpulan: Posisi cuddle therapeutic side sitting memberikan rasa aman, stabilitas, dan kedekatan fisik antara bayi dan orang tua, sehingga dapat menenangkan bayi dan menurunkan respon nyeri.   Kata Kunci: Bayi; Breastfeeding; Cuddle Therapeutic; Nyeri Imunisasi; Side Sitting Position.
The relationship between dental caries and stunting among children in a rural Indonesian Subdistrict: Evidence from Krueng Barona Jaya, Aceh Besar Ningsih, Diana Setya; Safuni, Nani; Subhaini, Subhaini; Annisa, Rahma
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 10, No 3 (2025): September
Publisher : Department of Nutrition at the Health Polytechnic of Aceh, Ministry of Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v10i3.2395

Abstract

Stunting is a significant global health issue and is particularly prevalent in certain regions, including the Krueng Barona Jaya Subdistrict, Aceh Besar, Indonesia. One contributing factor to stunting is inadequate nutrient intake, which may be linked to oral health problems such as dental caries that impair a child’s ability to chew and consume food. This study aimed to analyze the relationship between dental caries and stunting in children aged 0 – 5 years in Krueng Barona Jaya. A cross-sectional study involving 44 children was conducted between July and October 2024. Anthropometric measurements were taken using the WHO child growth standards to assess nutritional status, and dental caries were recorded using the decayed, missing, and filled teeth (DMFT) index and assessed based on criteria established by the International Caries Detection and Assessment System (ICDAS). The results showed that 54,5% of the stunted children had to 1-3 caries (33,3%) or more than six caries (29,2%), with (79,2%) classified as having a high risk of caries.  Statistical analysis revealed a significant relationship between the number of carious teeth (p=0,006) and caries risk level (p=0,013) with stunting. These findings suggest that dental caries and a high caries risk may contribute to poor nutritional outcomes in early childhood, increasing the likelihood of stunting. Therefore, early prevention and management of dental caries are essential for reducing the prevalence of stunting.