Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PEMBUATAN EDIBLE FILM DARI PATI KULIT SINGKONG MENGGUNAKAN PLASTICIZER SORBITOL DENGAN ASAM SITRAT SEBAGAI CROSSLINKING AGENT Husna, Uswatun; Masrullita, Masrullita; hakim, Lukman; Sylvia, Novi; Azhari, Azhari
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 6 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-December 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i6.17135

Abstract

Kulit tanaman singkong dibuang sebagai limbah industri dan jarang dimanfaatkan. Berdasarkan kandungan di dalamnya, kulit singkong mengandung semua yang mungkin dibutuhkan seseorang untuk nutrisi: air, kalsium, magnesium, fosfor, protein, serat, karbohidrat, dan 44-59% pati. Karena kandungan pati pada kulit singkong cukup tinggi, maka dapat dibuat film yang dapat dimakan (edible film) dengan menggunakan bahan baku pati kulit singkong. Pada penelitian sebelumnya tidak ada perbandingan antara karagenan dan asam sitrat dan uji meliputi, kuat tarik, elongasi, derajat swelling, uji biodegradability dan uji pengemasan, penelitan ini melakukan perbandingan antara karagenan dan asam sitrat dan uji meliputi kuat tarik, elongasi, derajat swelling dan uji pengemasan perbandingan dengan membandingkan   karagenan dan asam sitrat. Produk makanan dapat dilapisi dan dikemas dengan menggunakan film yang dapat dimakan, yaitu lapisan tipis yang terdiri dari bahan-bahan yang dapat dimakan. Karena film yang dapat dimakan bersifat terbarukan dan dapat terurai secara hayati, film ini dapat digunakan sebagai pengganti plastik sintetis yang ramah lingkungan, yang lebih sulit terurai oleh alam. Mempelajari kondisi operasi untuk memproduksi film yang dapat dimakan dari kulit singkong adalah tujuan dari proyek ini.
PENGARUH PERBANDINGAN KONSENTRASI BAHAN BAKU PEKTIN BUAH PISANG DAN KONSENTRASI TEPUNG TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK EDIBLE FILM Ismi, Aulia; Nurlaila, Rizka; Fibarzi, Wiza Ulfa; Masrullita, Masrullita; Suryati, Suryati; Retnowulan, Sri Rahayu
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 6 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-December 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i6.16640

Abstract

Edible film ialah lapisan tipis yang dapat dikonsumsi yang terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk manusia. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi karakteristik dan kualitas edible film terhadap variasi bahan baku yaitu pektin buah pisang dan tepung tapioka. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan yaitu nenggunakan tahap pembuatan edible film dilakukan dengan cara mencampurkan dan memanaskan pektin buah pisang dan tepung tapioka terhadap masing-masing berat 4 gram dan 100 ml aquades kemudian masing-masing larutan dicampurkan dengan variasi perbandingan yang telah ditentukan kemudian dicampurkan dan diaduk hingga tercampur selama 30 menit disuhu 75°C kemudian tuang kedalam cetakan kaca dengan ukuran 19×9 cm kemudian dioven selama satu hari dengan suhu 65°C. Penelitian ini menggunakan variasi perbandingan konsentrasi pektin dan tepung tapioka pada 1:4 (v/v), 2:3 (v/v), 3:2 (v/v), 4:1 (v/v). Pada penelitian ini didapatkan nilai kuat tarik dan elongasi yaitu 12,36 Mpa dan 4,5%, pada perbandingan pektin dan tepung tapioka sebanyak 4:1 (v/v) didapatkan nilai kadar air, ketebalan dan derajat swelling berturut-turut yaitu 5,613%, 0,16 mm dan 32,328%. Berdasarkan hasil uji Fourier Transform Infra Red (FTIR) edible film dengan pektin buah pisang dan tepung tapioka memiliki kandungan dengan panjang gelombang pada 3284,21 cm-1 merupakan gugus fungsi hidroksil (-OH) dan kemudian panjang panjang gelombang 996,59 cm-1 merupakan gugus fungsi karbonil (-C=O). Hasil uji FTIR menunjukan bahwa edible film yang telah disintesis memiliki panjang gelombang yang serupa dengan bahan baku penyusunnya.
SINTESIS MEMBRAN KITOSAN PADUAN POLIETILEN GLIKOL (PEG) BM4000 Lutvia, Faiza; Meriatna, Meriatna; Suryati, Suryati; Masrullita, Masrullita; ZA, Nasrul; Zulmiardi, Zulmiardi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 4 No. 5 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - October 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i5.10255

Abstract

Kitosan adalah polimer alami yang memiliki sifat non toksik, hidrofil, biokompatibel dan biodegradabel dan dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membran. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi membran kitosan yang dipadukan dengan Polietilen glikol berat molekul 4000/PEG 4000 (kitosan-PEG4000) dan mengkarakterisasi membrannya. Mula-mula kitosan dan PEG4000 dilarutkan dan dipadukan dengan perbandingan tertentu, kemudian larutannya diubah menjadi bentuk membran. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya tetapi dengan menggunakan kitosan sedangkan pada penelitian ini menggunakan paduan kitosan-PEG dengan komposisi yang berbeda dan waktu pengeringan yang tertentu. Membran kitosan-PEG diperoleh dengan memvariasikan perbandingan kitosan-PEG sebesar 2:8; 4:6; 6:4; dan 8:2 (v/v) dan dengan waktu pengeringa 24 jam, 48 jam, 72 jam, dengan karakterisasi membran dilakukan dengan pengujian pengembangan/swelling, , ketahanan terhadap pH dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsinya. Hasil karakterisasi membran kitosan-PEG 4000 menunjukkan bahwa semakin banyak penambahan PEG dalam membran menghasilkan membran yang memiliki kemampuan swelling tinggi,  memiliki ketahanan pH pada range 14.
Penyuluhan Teknik Penjernihan Air Baku Air Tanah Menjadi Air Bersih Dengan Proses Filtering System Di Gampong Blang Pulo Kecamatan Muara Satu Safriwardi, Ferri; Masrullita, Masrullita; Hasfita, Fikri; Suryati, Suryati; Sylvia, Novi; Zulmiardi, Zulmiardi; Hakim, Lukman
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, Oktober 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v3i2.19811

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk mensosialisasi system penjernihan air tanah menjadi air bersih dengan metode Filtering system di Gampong Blang Pulo kota Lhokseumawe. Target khusus yang ingin diharapkan dari kegiatan ini adalah masyarakat mampu melakukan pengolahan air tanah menjadi air bersih dengan harga terjangkau melalui metode filtering system serta masyarakat memahami pentingnya penggunaan air sesuai standar kesehatan. Proses penjernihan air tanah menjadi air bersih dilakukan dengan metode filtering system sehingga diperoleh kualitas air bersih sesuai dengan standar kesehatan.. Target luaran yang akan dihasilkan oleh kegiatan Pengabdian Masyarakat ini yaitu berupa informasi dan pengetahuan tentang system penjernihan air dengan metode filtering system. 
OPTIMASI KONDISI PROSES TRANSESTERFIKASI IN-SITU DARI BIJI MAHONI (SWIETENIA MAHAGONI) MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Pradesti, Salsa; Meriatna, Meriatna; Masrullita, Masrullita; Mulyawan, Rizka; Bahri, Syamsul; Zulmiardi, Zulmiardi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 1 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i1.19143

Abstract

Bahan bakar pengganti diesel yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharuhi biasanya terbuat dari minyak tumbuhan dan lemak hewan. Minyak tumbuhan mahoni mengandung 52,5%, yang merupakan minyak non pangan yang mengandung trigliserida dan dapat digunakan untuk membuat biodiesel. Transesterifikasi in situ adalah inovasi dalam produksi biodiesel yang menyederhanakan proses konvensional dengan mengombinasikan proses ekstraksi dan tranesterifikasi menjadi satu tahap. Penelitian ini sebelumnya sudah pernah dilakukan, yang belum pernah dilakukan adalah pengolahan biodiesel dari biji buah mahoni dengan menggunakan metode response surface methodology (RSM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari sifat biodiesel yang dibuat dari biji mahoni melalui proses transesterifikasi in-situ. Dengan menggunakan RSM (Response Surface Methodology), kami dapat menentukan waktu reaksi dan volume metanol yang ideal untuk transesterifikasi in-situ biodiesel dari biji mahoni. Variabel bebas yang dipelajari adalah variasi volume pelarut (800,900,1000 ml) dan waktu reaksi transesterifikasi in situ (60,120,180 menit) dan diamati hasil optimasinya terhadap yield, densitas, bilangan asam dan viskositas. Yield paling optimal didapat pada variasi volume pelarut dan waktu reaksi 1000 ml dan 180 menit yaitu 28,492%. Hasil GC-MS biodiesel minyak biji mahoni yaitu asam linoleat sebesar 26,76% dan 19,96%, asam oleat 19,31% dan asam stearat sebesar 15,86%.
PEMBUATAN BAHAN DASAR LULUR SCRUBBER DENGAN PENAMBAHAN AROMA TERAPI DARI NILAM Sitorus, Sarifah; Masrullita, Masrullita; Sulhatun, Sulhatun; Sylvia, Novi; Fibarzi, Wiza Ulfa; Nurmalita, Nurmalita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 2 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-Mei 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i2.19179

Abstract

Tanaman kemiri mempunyai banyak manfaat bagikehidupan manusia karena hampir semua bagiantanaman dapat dimanfaatkan. Didalam biji kemirimemiliki kandungan minyak yang tinggi yaitu sekitar35%-65% dari berat bijinya. Minyak kemiri digunakanuntuk mengurangi rambut rontok, menjaga kesehatanrambut dan menjaga kelembaban kulit selain itu ampas kemiri memiliki aroma yang khas dan teksturyang sangat lembut sehingga ampas kemiri dapatdiolah menjadi produk yang berguna bagi masyarakat, salah satunya adalah lulur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji mengkaji proses pembuatanlulur ampas kemiri dan pengaruh waktu pengadukanterhadap produk lulur yang dihasilkan. Proses pembuatan lulur menggunakan bahan baku kemiri, aquadest, propil paraben, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben 24, parfum nilam, asamstearat dan kertas perkamen. Variabel tetap yaitu asamstearate, trietanolamin , propilen glikol, metil paraben, propil paraben, parfum nilam, minyak zaitun, dan suhupenyimpanan. Sementara itu, variabel bebas yaitu berat ampas kemiri (20 gram, 30 gram, 40 gram, 50 gram) dan waktu pengadukan (2 menit, 4 menit, 6 menit dan 8 menit). Sampel yang telah didapatkemudian diuji, yang meliputi pengujian organoleptik, pengukuran pH, uji daya sebar dan uji stabilitas. Hasil penelitian didapat bahwa lulur dengan kondisioptimum terbaik adalah lulur pada run 2,3,6 dan 7 (konsentrasi 20,30 gram dengan waktu pengadukan 4 dan 6 menit). Hasil yang didapat telah memenuhistandar organoleptik (tidak bau tengik dan tekstursemi padat) dan standart daya sebar (5-7 cm) adalahlulur dengan konsentrasi 20 gram dan 30 gram yaitumemiliki tekstur semi padat dengan daya sebar 5-6,1 cm. 
Pengaruh Penambahan Ekstrak Pegagan (Centella Asiatica (L). Urb) dan Decyl Glucoside terhadap Karakteristik dan Aktivitas Bakteri Staphylococcus Aureus pada Sabun Pembersih Wajah Allawiyah, Annisa Zaen; Suryati, Suryati; Nurlaila, Rizka; Masrullita, Masrullita; Sulhatun, Sulhatun; Julinawati, Julinawati
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 1 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i1.19568

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk analisa karakteristik sabun pembersih wajah anti bakteri Staphyloccocus Aureus dari ekstrak pegagan dan decyl glucoside. Metode ekstraksi pegagan akan menggunakan teknik ekstraksi maserasi. Ekstrak pegagan divariasikan 10%, 15%, 20%, 25%, dan decyl glucoside 10%, 15%, 20% dan 25%. Karakteristik produk akan dievaluasi densitas, viskositas, stabilitas busa dan aktivitas bakteri Staphyloccocus Aureus pada sabun.. Hasil penelitian ini memiliki 16 sampel yang telah diuji dan menghasilkan sabun cair wajah yang memenuhi standart SNI menurut densitas, viskositas dan stabilitas busa. Sabun wajah diuji aktivitas hambat bakterinya terhadap 4 sampel terbaik terhadap bakteri Staphyloccocus aureus yaitu  pada konsentrasi 10% menghasilkan nilai hambat sebesar 12,5 mm, pada 15% yaitu 14 mm, pada konsentrasi 20% yaitu 15mm dan pada konsentrasi 25% yaitu 24 mm. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap industri perawatan kulit yang semakin mendukung tren penggunaan produk alami dan berkelanjutan.
Pengolahan Pala di Dusun Alue Ie Mudek Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Masrullita, Masrullita; Meriatna, Meriatna; wusnah, Wusnah; Safriwardy, Ferri Safriwardy; Hasfita, Fikri; Zulmiardi, Zulmiardi; Nurlaila, Rizka
Jurnal Malikussaleh Mengabdi Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Malikussaleh Mengabdi, April 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jmm.v4i1.22210

Abstract

Kegiatan Penerapan Ipteks bagi masyarakat (IbM) ini bertujuan untuk memberikan keterampilan tentang pengolahan daging buah pala menjadi beberapa jenis olahan pangan sebagai makanan tambahan atau jajanan Berbasis Teknologi Tepat Guna. Pengabdian akan dilaksanakan di Dusun Alue Ie Mudek Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara dengan sasaran mitra: Petani pala (Mitra 1) dan Kelompok PKK Dusun Alue Ie Mudek Gampong Teupin Rusep Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara (Mitra2). Kedua mitra ini akan diperkenalkan teknologi pengolahan sirup pala dan wajik pala. Perlakuan yang akan diterapkan dalam IbM ini terdiri dari sosialisasi dan pengenalan teknologi pembuatan sirup pala dimana daging buah pala yang ada di dusun Alue Ie Mudek sangat melimpah dan danging buah pala tersebut tidak dimanfaatkan dibuang begitu saja. Realisasi penerapan kegiatan ini akan dilakukan melalui sosialisasi manfaat sirup pala sebagai makanan tambahan dan untuk dijadikan usaha sampingan, serta pengenalan teknologi olahan daging buah pala menjadi sirup pala dan wajik pala. Program olahan buah pala berbasis teknologi tepat guna akan dilakukan beberapa kegiatan yaitu: pembekalan teori, pengenalan teknologi, pelatihan, dan pengujian. Daging buah pala dari mitra 1 akan dimanfaatkan oleh mitra 2, dan saling bekerja sama dalam memproduksi sirup pala dan wajik pala. Sosialisasi menjelaskan tentang: pengolahan produk daging buah pala menjadi sirup dan wajik, peluang bisnis dan manfaat ekonomis produk. Selain itu perlu juga dikaji lebih lanjut tentang pegembangan produk sirup pala dan wajik pala sebagai salah satu produk usaha baru istri-istri kelompok petani pala dan kelompok PKK.
The Mechanical Properties of Bismuth-based Ceramic Nanocomposite Nurmalita, Nurmalita; Fikri, Ahmad; Masrullita, Masrullita; Sylvia, Novi; Fazira, Zetta; Jalaluddin, Jalaluddin; Ginting, Zainuddin
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 5, No 3 (2025)
Publisher : Malikussaleh University, Aceh, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52088/ijesty.v5i3.1086

Abstract

This research investigated a Bismuth-based ceramic nanocomposite material with the stoichiometric composition Bi?.?Pb?.?Sr?Ca?Cu?O_y (abbreviated as B(P)SCCO-2223), synthesized via the solid-state reaction method. The fabrication process involved compound composition calculations and powder metallurgy using several high-purity oxide precursors, with bismuth oxide as the primary component. Heat treatment in the form of sintering was conducted at 846?°C for durations of 32 and 34 hours to examine its effects on the material’s physical properties. Scanning Electron Microscopy (SEM) analysis revealed layered grain structures with the presence of pores at grain boundaries. Energy Dispersive X-ray (EDX) analysis confirmed that the target 2:2:2:3 elemental ratio was achieved across all samples. X-ray Diffraction (XRD) analysis showed that the sample sintered for 34 hours exhibited the largest grain size of 48.07?nm. The holding time of 34 hours during the sintering process has provided sufficient opportunity for the crystal grains to grow larger. Scanning electron microscopy photos also show that longer sintering times make the empty space between the grains smaller because the crystal grains are closer together, followed by the pore size becoming smaller. This sample also demonstrated the highest oriented phase percentage (58.12%) and the lowest impurity level (6.05%). Mechanical properties, evaluated using Vickers microhardness testing, indicated that the 34-hour sintered sample had superior performance, with a Vickers hardness of 0.905?GPa, Young’s modulus of 74.2?GPa, yield strength of 0.301?GPa, fracture toughness of 5.17, surface energy of 0.18?J, and a brittleness index of 0.175. Overall, the study concluded that the physical properties of the ceramic nanocomposite improved with increased sintering duration.
Impact and Bending Tests of Coconut Palm and Thorny Bamboo Laminated Beams for Wooden Ship Keel Construction Ikramullah, Firza; Safriwardy, Ferri; Suryadi, Suryadi; Putra, Reza; Faisal, Faisal; Masrullita, Masrullita
Electronic Journal of Education, Social Economics and Technology Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : SAINTIS Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33122/ejeset.v6i1.403

Abstract

Impact and bending tests were conducted on laminated beams made from coconut palm and thorny bamboo to evaluate their potential as alternative materials for wooden ship keels. The study compared the shock load and bending strength of laminated beams with three-layer variations (3, 5, and 7), arranged in a carvel pattern. Testing followed ASTM D6110-10 for impact and ASTM D143 for bending, with moisture content kept below 18% per BKI standards. Results showed that impact strength increased with more layers, from 0.144 J/mm² (3 layers) to 0.248 J/mm² (7 layers). Bending strength also improved, from 14.37 MPa (3 layers) to 38.32 MPa (7 layers). However, the materials fell into Strength Class IV-V under Indonesian Classification Board standards, making them unsuitable as solid wood alternatives for ship keels due to insufficient strength.